Penulisan karya ilmiah pustakawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN Syahid) Jakarta

(1)

PENULISAN KARYA ILMIAH PUSTAKAWAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(UIN SYAHID) JAKARTA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

Oleh

Tari Eka Miyanti

107025103262

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Tari Eka Miyanti

Penulisan Karya Ilmiah Pustakawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN Syahid) Jakarta

Pekerjaan atau tugas yang dilakukan oleh Pustakawan UIN Syahid Jakarta terbagi menjadi dua kelompok yaitu: tugas yang sesuai dengan jabatannya dan tugas yang tidak sesuai dengan jabatannya. Keduanya mempengaruhi kinerja masing-masing pustakawan, bagi yang sesuai dengan jabatannya akan lebih fokus dalam bekerja, sebaliknya bagi yang tidak sesuai akan banyak membuat pekerjaan terbengkalai. Hal ini juga yang mempengaruhi pustakawan UIN Syahid Jakarta untuk menulis sebuah karya tulis ilmiah mengenai perpusdokinfo. Dalam penelitian ini Pustakawan UIN Syahid Jakarta yang melakukan penulisan karya ilmiah hanya 2 orang pustakawan dari 14 orang pustakawan yang dijadikan responden. Faktor-faktor yang mendukung pustakawan untuk menulis karya ilmiah adalah: angka kredit, menyebarkan pengetahuan baru, menumbuhkan pola pikir ilmiah, financial, terkenal, bersaing dengan ilmu lain, dan memanfaatkan waktu luang.

Selain faktor pendukung tersebut, terdapat pula alasan pustakawan yang tidak menulis karya ilmiah yaitu: tidak memiliki skills menulis, waktu kerja yang padat, tidak ada pelatihan, tidak diwajibkan, tidak percaya diri, dan malas. Sedikitnya pustakawan yang menulis karya ilmiah dalam penelitian ini, sehingga penulis hanya mengetahui 1-2 tulisan ilmiah saja yang mampu dipublikasikan, dari 5-8 tulisan yang telah dihasilkan oleh responden. Manfaat yang mampu pustakawan rasakan dari hasil penulisan karya ilmiah tersebut adalah: kenaikan jabatan, memperoleh ilmu pengetahuan baru, membuka wawasan, menambah

pendapatan, mengembangkan perpusdokinfo, meningkatkan prestasi, kepuasan


(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT, Tuhan yang telah memberikan segala nikmat dan karuni-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW, sang pengantar jalan manusia menuju cahaya kebenaran Ilahi juga semoga tetap tercurahkan kepada sahabat, keluarga dan para pengikutnya yang senantiasa merindukan wajahnya yang agung nan indah.

Penulis juga tak lupa mengucapkan terimakasih kepada:

1. Orang tua, yaitu ayah saya Pak Kamtori yang selalu memberikan nasehat, dan untuk Ibuku Suminarti yang senantiasa mendoakan saya siang dan malam, serta keluargaku terimakasih atas do’a dan dukungannya. Kalian semua sangat berarti buat saya.

2. Ibu Alfida, MLIS selaku pembimbing skripsi saya yang dengan sabar memberikan pengarahan dan komentar untuk penyelesaian skripsi ini. 3. Dekan Fakultas Adab dan Humaniora Bapak Prof. Dr. Oman

Fathurrahman, M.Hum, yang telah mmberikan kesempatan lagi bagi penulis untuk menyelesaikan penulisan ini.

4. Ketua dan Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan Bapak Pungki Purnomo, MLIS dan Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si yang senantiasa memberikan dukungan kepada saya dan motivasi agar terus melanjutkan penulisan skripsi ini.


(7)

5. Suami saya Mas Darsono, Amd yang selalu menemani dalam mencari informasi dan yang selalu mendoakan saya agar dapat menyelesaikan tulisan skripsi ini.

6. Anakku tercinta Askari Muhammad Maherdika Dardak, yang selalu membuat bunda semangat dalam mengerjakan skripsi ini.

7. Para responden penelitian saya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terimakasih telah meluangkan waktunya untuk menjawab pertanyaan yang penulis berikan.

8. Buat sahabat dan teman-teman semua angkatan 2007 terimakasih atas dukungan, semangat dan ide-ide yang telah diberikan untuk penulisan skripsi saya ini.

Dalam penulisan skripsi ini penulis telah berusaha melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Penulis menyadari akan adanya kekurangan-kekurangan dengan hasil tulisan ini. Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun penulis harapkan demi penyempurnaan penulisan skripsi ini, dan penulis berharap semoga hasil karya tulis ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi teman-teman calon pustakawan lainnya.

Jakarta, Juli 2014


(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan dan Pembatasan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 5

1. Tujuan Penelitian ... 5

2. Manfaat Penelitian... 6

D. Definisi Istilah ... 6

E. Metode Penelitian ... 7

1. Lokasi Penelitian ... 8

2. Populasi dan Sampel ... 8

3. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ... 9

4. Teknik Analisa Data ... 9

F. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II TINJAUAN LITERATUR A. Pustakawan ... 13

1. Pengertian Pustakawan ... 13


(9)

3. Kegiatan Jabatan Fungsional Pustakawan ... 18

B. Karya Tulis Ilmiah ... 22

1. Pengertian Karya Tulis Ilmiah ... 22

2. Jenis-jenis Karya Tulis Ilmiah ... 24

3. Tujuan dan Fungsi Karya Tulis Ilmiah ... 25

C. Penulisan Karya Ilmiah bagi Pustakawan ... 26

D. Penelitian Sebelumnya ... 28

BAB III GAMBARAN UMUM A. Sejarah Singkat Perpustakaan UIN Syahid Jakarta ... 31

B. Visi, Misi, dan Tujuan Perpustakaan ... 34

1. Visi Perpustakaan ... 34

2. Misi Perpustakaan ... 35

3. Tujuan Perpustakaan ... 36

C. Struktur Organisasi Perpustakaan ... 36

1. Struktur Organisasi Perpustakaan Utama ... 36

2. Struktur Organisasi Perpustakaan Fakultas ... 38

D. Profil Pustakawan UIN Syahid Jakarta ... 39

E. Nama-nama Publikasi Ilmiah yang Diterbitkan oleh UIN Syahid Jakarta ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Pustakawan UIN Syahid Jakarta ... 41

B. Kegiatan Pustakawan UIN Syahid Jakarta Sesuai dengan Jabatan Fungsional ... 44


(10)

C. Tanggapan Pustakawan UIN Syahid Jakarta Terhadap

Penulisan Ilmiah ... 49

D. Faktor Pendukung dan Intensitas Penulisan Karya Ilmiah yang Dilakukan Pustakawan UIN Syahid Jakarta... 55

1. Faktor-Faktor Pendukung Penulisan Karya Ilmiah ... 55

2. Intensitas Penulisan Karya Ilmiah ... 65

E. Manfaat Penulisan Karya Ilmiah bagi Pustakawan UIN Syahid Jakarta ... 70

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 74

B. Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 76


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 01 Nama-Nama Jurnal UIN Syahid Jakarta ... 40

Tabel 02 Daftar Responden yang Akan Diwawancarai ... 42

Tabel 03 Kegiatan Pustakawan UIN Syahid Jakarta ... 45

Tabel 04 Tanggapan Pustakawan Terhadap Penulisan Karya Ilmiah... 49

Tabel 05 Pernyataan Pustakawan untuk Melakukan Penulisan Karya Ilmiah ... 52

Tabel 06 Faktor-Faktor Pendukung Penulisan Karya Ilmiah Pustakawan UIN Syahid ... 55

Tabel 07 Alasan Pustakawan Tidak Menulis Karya Ilmiah ... 61


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 01 Struktur Organisasi Perpustakaan Utama UIN Syahid Jakarta ... 37

Gambar 02 Struktur Organisasi Perpustakaan Fakultas ... 38

Gambar 03 Skema Kegiatan Pustakawan UIN Syahid Jakarta ... 48

Gambar 04 Skema Alur Faktor Pendukung Penulisan Karya Ilmiah ... 59

Gambar 05 Skema Faktor-Faktor Penghambat Penulisan Karya Ilmiah ... 64

Gambar 06 Skema Penulisan Karya Ilmiah yang Dihasilkan Responden ... 67

Gambar 07 Skema Keseluruhan tentang Penulisan Karya Ilmiah Pustakawan UIN Syahid Jakarta ... 73


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Tugas Pembimbing

2. Surat Izin Penelitian dari Fakultas

3. Surat Izin Wawancara Kepada Pustakawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Daftar Nama-Nama Pustakawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 5. Daftar Pertanyaan Wawancara Penulis kepada Responden

6. Rincian Kegiatan Pustakawan dan Angka Kreditnya 7. Riwayat Hidup Penulis


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini membuat pustakawan harus berperan aktif dalam bidang keilmuannya. Di samping itu perkembangan tersebut sangat mendukung pustakawan meningkatkan peranannya dalam mendayagunakan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi, dan melaksanakan kegiatan fungsional pustakawan. Dalam hal ini pustakawan merupakan pejabat fungsional yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat berwenang untuk melakukan kegiatan kepustakawanan pada unit-unit perpustakaan, dokumentasi, dan informasi serta bidang kepustakawanan lainnya.1

Pustakawan yang kita ketahui adalah merupakan tenaga profesional yang dalam kehidupan sehari-hari berkecimpung dengan dunia buku.2 Oleh karena itu, tak diragukan lagi jika pustakawan adalah orang yang terinformasi dengan baik, dan juga mempunyai kesempatan untuk meneliti informasi dan menyebarkannya. Sehingga pada saat yang bersamaan pustakawan juga akan menghasilkan sebuah karya ilmiah seperti ilmuwan-ilmuwan lainnya yang sesuai dengan bidangnya masing-masing.

1

Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 132/KEP/M.PAN/2002 pasal 1 ayat 1.

2

Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993), h. 159


(15)

Menitikberatkan pada kegiatan fungsional pustakawan, dalam mengembangkan profesi pustakawan tersebut maka akan kita ketahui bahwa hal yang terpenting adalah membuat karya tulis atau karya ilmiah. Tulisan tersebut harus di bidang perpustakaan, dokumentasi, dan informasi, serta menyusun kumpulan tulisan untuk dipublikasikan (artikel dalam suatu jurnal atau majalah ilmiah). Hal ini tercantum pada Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 132/KEP/M.PAN/2002 pasal 5 bagian e ayat 1 dan 5.

Karya tulis ilmiah itu sendiri adalah suatu tulisan yang membahas suatu masalah. Pembahasan itu dilakukan berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang didapat dari suatu penelitian, baik penelitian lapangan, tes laboratorium, ataupun kajian pustaka dan dianalisis berdasarkan pemikiran ilmiah. Pemikiran ilmiah adalah pemikiran yang logis dan empiris.3

Bahkan telah Allah firmankan dalam Al-Qur’an tentang tulis menulis seperti pada QS Al-‘Alaq ayat 4-5 yang artinya adalah: “Yang mengajarkan tulis menulis dengan qalam (4). Dia mengajarkan manusia sesuatu yang tidak diketahui (5).”4

Dari ayat di atas maksudnya adalah bahwa kiranya manusia mampu untuk melakukan kegiatan tulis menulis dengan hal-hal yang baik sehingga, dengan kegiatan tulis menulis ilmu pengetahuan akan terus berkembang dan mampu meningkatkan kemaslahatan umat. Dengan kegiatan tulis menulis juga dapat mengajarkan kepada manusia lainnya untuk mengetahui apa yang sebelumnya

3 Totok Djuroto dan Bambang Suprijadi, Menulis artikel dan Karya Ilmiah (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2007), h. 12-13 4


(16)

tidak mereka ketahui. Sehingga dengan kegiatan tulis menulis pustakawan juga dapat mengamalkan makna dari ayat tersebut untuk kemajuan pengetahuan tentang ilmu perpustakaan dan kepustakawanan.

Karya ilmiah juga berarti sebuah komunikasi ilmiah dalam masyarakat ilmiah yang dicatat atau pula dapat dipublikasikan. Artikel ilmiah seorang peneliti atau ilmuwan yang mengandung informasi ilmiah, yang secara terbuka dapat diuji kebenarannya, kesahihannya, relevansinya, dan bobotnya oleh peneliti lain, ilmuwan lain yang sebidang (peer group), bahkan oleh masyarakat ilmiah pada umumnya.5

Di balik teori di atas terdapat pengalaman empirik penulis yang membuat penulis tertarik pada kegiatan penulisan ilmiah yang dilakukan oleh pustakawan ini yaitu:

1. Ketika penulis ingin membuat makalah, paper, dan tugas lainnya, sangat sulit menemukan tulisan pustakawan yang up to date, khususnya pustakawan yang ada di UIN Syahid Jakarta;

2. Kejenuhan penulis menggunakan referensi lama atau tulisan yang telah lama diterbitkan;

3. Banyaknya informasi yang diperoleh dari internet daripada dari buku ataupun artikel.

Dari hal-hal tersebut di atas sangat memungkinkan bagi pustakawan dalam membuat sebuah karya ilmiah yang sangat berperan dalam pengembangan profesi

5

Gunawan Wiradi. Etika Penulisan Karya Ilmiah (Bandung: Yayasan Akatiga, 2002), h. 2


(17)

pustakawan tersebut pada khususnya dan mengembangkan ilmu kepustakawanan yang telah diperoleh agar dapat dimanfaatkan oleh khalayak ramai.

Ironisnya, banyak anggapan yang mengemukakan bahwa, pada kenyataannya banyak sekali pustakawan yang tidak mempublikasikan hasil penelitian ilmiah mereka melalui sebuah karya yang dapat dinikmati oleh orang banyak, dalam hal ini hanya untuk kepentingan kenaikan jabatan saja. Keadaan demikian, secara tidak langsung dapat menghambat perkembangan ilmu kepustakawanan saat ini, terutama di lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (selanjutnya disingkat UIN Syahid). Namun, untuk membuktikan pendapat ini perlu diadakan sebuah penelitian kepada pustakawan yang berada di lingkungan UIN Syahid itu sendiri mengenai “Penulisan Karya Ilmiah Pustakawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (UIN Syahid).”

B. Perumusan dan Pembatasan Masalah

Pada latar belakang terdapat informasi-informasi yang menunjukkan bahwa pengembangan profesi pustakawan juga dapat didukung pula oleh penulisan karya ilmiah dibidang perpustakaan, dokumentasi, dan informasi yang mereka hasilkan tersebut, baik secara individu atau secara kolektif . Hal tersebut juga telah dijelaskan oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara pada tahun 2002 (amandemen dari tahun 1998).

Pokok penelitian ini terfokus pada pustakawan yang menghasilkan karya ilmiah melalui penelitian yang mereka jalani. Jadi, penelitian ini dibatasi hanya pada penulisan karya ilmiah yang telah dihasilkan oleh pustakawan yang hanya


(18)

berada di lingkungan UIN Syahid baik pustakawan terampil, maupun pustakawan ahli yang telah diterbitkan oleh UIN Syahid maupun penerbit lain (di luar lingkungan UIN Syahid).

Pertanyaan-pertanyaan yang akan dicoba untuk dijawab melalui penelitian ini adalah:

1. Bagaimana intensitas penulisan karya ilmiah pustakawan UIN Syahid khususnya yang telah dipublikasikan?

2. Faktor-faktor apa yang mendukung pustakawan UIN Syahid melakukan penulisan karya ilmiah tersebut?

3. Apakah manfaat yang diperoleh dari hasil penulisan karya ilmiah tersebut?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penenelitian

Penelitian yang dilakukan ini memiliki beberapa tujuan yang diharapkan dapat dicapai oleh penulis yaitu sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui intensitas pustakawan UIN Syahid melakukan penelitian dalam suatu bidang tertentu yang kelak menghasilkan sebuah karya ilmiah.

b. Untuk mengetahui alasan apa yang melatarbelakangi pustakawan UIN Syahid dalam penulisan karya ilmiah.

c. Untuk mendapatkan gambaran manfaat yang diperoleh oleh pustakawan UIN Syahid ketika melakukan penulisan sebuah karya ilmiah.


(19)

2. Manfaat Penelitian

Adapun di samping tujuan yang ingin dicapai tersebut, penulis juga mengharapkan manfaat yang dapat dihasilkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Mendapatkan informasi tentang kegiatan fungsional pustakawan. b. Mendapatkan pengetahuan yang lebih tentang penulisan karya ilmiah

yang telah dihasilkan pustakawan tersebut.

c. Menjadikan penulisan karya ilmiah sebagai sarana dalam pengembangan ilmu pengetahuan, pengembangan profesi, dan penyebaran informasi secara luas.

D. Definisi Istilah

Berikut ini akan dijelaskan beberapa istilah yang digunakan dalam penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pustakawan adalah pegawai negeri sipil yang berijazah di bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi yang diberi tugas secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan perpustakaan dan dokumentasi pada unit-unit perpustakaan instansi pemerintah dan atau unit tertentu lainnya.6

2. Penulisan Ilmiahadalah karya tulis berupa kajian ilmiah, penelitian ilmiah dan rancangan karya nyata yang bernilai ilmiah, baik untuk publikasi

6

Sumarsih, “Profesi Pustakawan:Tantangan dan Peluang.” Buletin FKP2T (Forum Komunikasi Perpustakaan Perguruan Tinggi Negeri), Th IV, No.1 Januari-Juni 1999, h. 34, (ejournal isjd.lipi.go.id diakses pada Senin 7 Maret 2011, Pukul 10.23 WIB)


(20)

dalam jurnal, skripsi, tesis ,atau disertasi yang keseluruhannya bersifat dapat diuji kembali kebenarannya dalam kehidupan nyata.7

3. Publikasi atau terbitan adalah suatu kegiatan mengenalkan atau menarik barang dan jasa agar memperoleh perhatian masyarakat luas.8

4. Karya adalah suatu hasil yang diciptakan oleh seseorang atau secara bersama dengan orang lain, dalam hal ini misalnya buku, artikel, lagu-lagu dan lain-lain yang hak ciptanya dilindungi undang-undang.9

E. Metode Penelitian

Jenis metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif yaitu sebuah penelitian yang memaparkan sebuah situasi atau peristiwa. Metodologi penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat suatu deskripsi, gambaran/lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.10

Tujuan menggunakan penelitian ini adalah membuat gambaran atau lukisan secara faktual dan akurat mengenai fakta, sifat, serta hubungan antara fenomena yang digali dalam rangka menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi pada keintensitasan pustakawan UIN Syahid dalam penulisan karya ilmiah.

7

Ananda Santoso dan A.R.Al-Hanif. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Surabaya: Alumni, 1993), h. 390.

8

Sutarno NS, Kamus Perpustakaan dan Informasi (Jakarta: Jala Permata, 2008),h. 177

9

Sutarno NS, Kamus Perpustakaan dan Informasi, h. 90

10


(21)

1. Lokasi Penelitian

Di dalam pelaksanaan penelitian ini penyusun mengambil lokasi objek penelitian di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, sesuai dengan apa yang penyususn teliti yaitu “Penulisan Karya Ilmiah Pustakawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta”

2. Populasi dan Sampel

Populasi adalah karakteristik sejumlah subjek atau individu yang memiliki sifat yang sama dalam suatu wilayah yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah pustakawan UIN Syahid yang berjumlah 30 orang. Sedangkan sampel adalah bagian populasi yang ingin diteliti. Oleh karena itu, sampel harus dilihat sebagai suatu pendugaan terhadap populasi dan bukan populasi itu sendiri.11] Oleh karena itu, penulis menggunakan teknik pengambilan sampel random berstrata (stratified random), yaitu metode pemilihan sampel yang diaplikasikan pada populasi yang berstrata (berlapis-lapis). Sampel diambil dari tiap-tiap lapis atau strata dari populasi tersebut dengan cara mengelompokkan pustakawan UIN Syahid sesuai dengan jabatan dan golongan pustakawan tersebut, kemudian penulis memilih responden dengan mengocok nama-nama yang telah dikelompokkan itu dengan terlebih dahulu mencoret nama-nama pustakawan yang telah pensiun dan yang telah menjadi dosen atau staf pengajar, sehingga penulis memperoleh 14 responden untuk diwawancarai pada penelitian ini.

11

Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Aplikasi (Jakarta: Rajawali Press, 2010), h. 119


(22)

3. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa melakukan wawancara mendalam (depth interview) kepada responden tersebut yaitu pustakawan yang akan diteliti, dengan menggunakan draft pertanyaan wawancara (terlampir).

Selain itu juga, meminta data yang dapat dijadikan bukti keabsahannya kepada responden tersebut. Baik berupa bukti-bukti hasil penulisan karya ilmiah yang telah dilakukan sehingga penulis akan mengetahui produk tulisan yang telah dihasilkan oleh pustakawan tersebut.

4. Teknik Analisa Data

Pada bagian pertama, proses analisa dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara dengan responden, observasi lapangan, dan sebagainya. Data-data tersebut tidak lain hanyalah kumpulan kata-kata mentah yang masih perlu dibaca, dipelajari dan ditelaah lebih lanjut. Untuk mengubah kata-kata mentah tersebut menjadi bermakna kemudian mengadakan reduksi data.

Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga akhirnya dapat ditarik kesimpulan-kesimpulan. Penyajian data sebagai sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penarikan kesimpulan dapat dilakukan tergantung pada besarnya


(23)

data kumpulan-kumpulan catatan dilapangan, pengkodean, penyimpanan, kecakapan penelitian.

Langkah selanjutnya adalah menyusunnya dalam satuan-satuan dengan merinci kompleksitas data menjadi bagian-bagian yang kemudian dikategorisasikan menjadi berbagai tipologi pada langkah berikutnya, sambil melakukan pengkodean. Kategorisasi dibuat berdasarkan pada kategori emik, yaitu struktur atau pola konseptual dari responden yang sedang diteliti. Dengan demikian peneliti tinggal memakai kategori-kategori yang telah ada.

Pada bagian kedua, membandingkan analisa masing-masing subyek penelitian untuk menarik benang merah yang menunjukan persamaan dan karakteristik khas pada masing-masing kasus. Dan pada bagian akhir, dari semua data yang diperoleh selanjutnya dibuat kesimpulan atas data-data yang bersifat umum dan memperhatikan pada data-data yang bersifat khusus. Teknik perbandingan yang berkelanjutan ini berlangsung dengan melalui tahapan, yaitu:

a. Membandingkan butir-butir yang mungkin dimasukkan pada setiap kategori.

b. Menggabungkan kategori-kategori beserta cirri-cirinya. c. Memberikan pembatasan pada masing-masing kategori, dan

d. Kategori-kategori tersebut kemudian dijadikan determinan pola-pola sebagai temuan penelitian.

Penelitian tersebut dapat diselesaikan dan dapat diperoleh suatu laporan yang telah disusun dengan sistematika penulisan yang lebih dapat dipahami. Dalam penulisan ini pula, penulis menggunakan buku pedoman yaitu: ”Pedoman


(24)

Akademik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2009-2010”12

F. Sistematika Penulisan

Penulisan ini terdiri dari 5 BAB, dan tiap bab terdiri dari sub bab sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan yang membahas tentang latar belakang, tujuan penelitian, pembahasan dan perumusan masalah, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II Membahas mengenai pengertian, pustakawan, jabatan fungsional, penulisan ilmiah, dan hal-hal yang berkaitan.

Bab III Membahas mengenai sejarah UIN Syahid, jumlah pustakawan beserta jabatan-jabatan mereka, dan beberapa informasi tentang publikasi yang rata-rata menerbitkan tulisan para pustakawan

Bab IV Membahas tentang masalah inti penelitian yaitu penulisan karya ilmiah pustakawan UIN Syahid.

Bab V Pada bab ini diuraikan kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan penulisan karya ilmiah pustakawan UIN Syahid.

12

Komaruddin Hidayat, dkk, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ( Jakarta: UIN Press, 2009).


(25)

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. Pustakawan

1. Pengertian Pustakawan

Tidak semua orang yang bekerja di perpustakaan dapat disebut pustakawan. Adapun definisi pustakawan menurut organisasi pustakawan Indonesia (IPI) adalah orang yang memberikan layanan/jasa kepada masarakat sesuai dengan misi yang diemban oleh badan induknya berdasarkan Ilmu Perpustakaan.13

Banyak ilmuwan yang memberikan batasan pada kata pustakawan. Dari sekian banyak batasan pengertian pustakawan, ada dua yang penulis cermati, yaitu batasan yang diberikan oleh Prof. Sulistyo-Basuki dan yang tercantum dalam Bab I Pasal I ayat 8 Undang-Undang No. 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan yang berisi bahwa, Pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan.

Kemudian yang kedua adalah pengertian pustakawan yang terdapat dalam BAB I Pasal I Ayat 1 Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 132/KEP/M.PAN/2002 yang menyatakan bahwa, Pustakawan adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab,

13

Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpusakaan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993), h.6


(26)

wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan kepustakawanan pada unit-unit perpustakaan, dokumentasi dan informasi instansi pemerintah atau unit tertentu lainnya

Menurut Hernandono pustakawan adalah “Pegawai Negeri Sipil yang berijazah di bidang perpustakaan, dokumentasi, dan informasi yang diberi tugas secara penuh oleh pejabat yang berwenang, untuk melakukan kegiatan perpustakaan dan dokumentasi pada unit-unit perpustakaan instansi pemerintah atau unit tertentu lainnya”. 14

Persyaratan pendidikan formal di bidang ilmu perpustakaan mengacu kepada jabatan atau orang yang bertanggung jawab atas manajemen kerja perpustakaan, sedangkan orang yang tidak mempunyai pendidikan formal ilmu perpustakaan bisa disebut tenaga penunjang dan staf administrasi, karena itulah tenaga pustakawan dapat dibedakan menjadi dua kelompok tenaga kerja, yaitu tenaga profesional dan tenaga nonprofessional.15

Selain itu Pustakawan seperti halnya komponen lain di masyarakat, menjadi salah satu pihak yang berkepentingan dalam upaya penyebaran informasi masyarakat. Terutama, dalam menuju masyarakat metropolitan yang informatif di era globalisasi informasi. Demikian disampaikan Dra Pinky Saptandari MA, Ketua Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga, dalam makalah seminar berjudul “Akses Informasi dan Pemberdayaan Masyarakat”,di Hotel Sahid Surabaya.

14

Hernandono, Perpustakaan dan Kepustakawanan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999), h.12

15

Iskandar Sulaiman, “Mencari Falsafah Kepustakawanan Indonesia”. Al-Maktabah, III, I (April 2001), h. 42


(27)

Pustakawan setidaknya dapat memberi warna bagaimana memberdayakan masyarakat. Bagaimana potensi lain di luar media massa sebagai panglima informasi dikembangkan, untuk mengimbangi media massa yang tidak selalu mencerdaskan dan memberdayakan masyarakat,”ujar Pinky.16

Dengan demikian penulis mampu mengambil kesimpulan bahwa apa yang dimaksud dari pustakawan yang memiliki kompetensi adalah pustakawan yang memiliki kecakapan, keterampilan, dan pengetahuan yang baik dalam segala hal. Pustakawan dituntut untuk mampu mengesuai teknologi informasi dan kemampuan komunikasi yang baik sehingga dalam memberikan pelayanan kepada pemustaka akan dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya. Selanjutnya, dikatakan bahwa pustakawan mempunyai tugas adalah tugas untuk memberikan pelayanan, penyebarluasan informasi, dan mampu mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pustakawan memiliki wewenang yaitu pustakawan mampu menyebarluaskan informasi melalui perpustakaan yang dikelolanya dengan cara yang dianggap dapat mewujudkan tujuan perpustakaan itu sendiri. Pustakawan juga memiliki wewenang untuk tidak menyebarkan informasi jika itu dianggap dapat merugikan kehidupan bangsa. Kemudian pustakawan memiliki hak, yaitu hak untuk memperoleh kehidupan yang layak. Baik sebagai manusia social ataupun sebagai profesional yang pustakawan emban.

Namun, di lain sisi pustakawan masih mendapatkan apresiasi yang rendah oleh masyarakat. Padahal, pustakawan sebagai pengelola pusat

16

“Pustakawan Berperan dalam Penyebaran Informasi Masyarakat,” Kompas Jawa


(28)

informasi memiliki peran yang besar dalam menentukan tingkat minat baca masyarakat, mulai dari pelayanan kepada pengunjung, pengadaan buku, pengelolaan katalog, sirkulasi, tata letak buku, dan desain interior perpustakaan. Rendahnya apresiasi terhadap pustakawan ini berkaitan dengan rendahnya minat masyarakat mengunjungi perpustakaan. Saat ini masyarakat cenderung memilih internet untuk sumber informasi karena lebih cepat, lengkap, dan mudah untuk dikunjungi dari pada perpustakaan.17

Seiring waktu pula perpustakaan telah berkembang konsepnya tak lagi sekadar merupakan rak dengan jajaran buku, melainkan sebagai resources center atau sumber daya informasi. Karena itu, tenaga pustakawan juga harus semakin kompeten, bukan sekadar penjaga buku.

Sedangkan yang dimaksud Pustakawan menurut Perpustakaan UIN Syahid yaitu berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 132/KEP/M.PAN/12/2002 tentang jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya pada bab I pasal 1, yang disebutkan bahwa pustakawan adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, dan wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan kepustakawanan kepada unit-unit perpustakaan dokumentasi, dan informasi, instansi pemerintahan atau unit tertentu lainnya.

Dari beberapa penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pustakawan adalah seseorang yang telah menjadi pegawai negeri sipil dengan latar belakang pendidikan tentang ilmu perpustakaan atau

17


(29)

sejenisnya, dan memiliki keterampilan, kecakapan dan pengetahuan dalam melakukan kegiatan-kegiatan kepustakawanan tempat ia bekerja, dalam hal ini pada unit-unit perpustakaan, pusat dokumentasi baik pada instansi pemerintahan maupun swasta.

2. Peran dan Tugas Pustakawan a. Peran Pustakawan

Pustakawan perguruan tinggi mengemban tanggung jawab yang besar atas keberadaan dan kelangsungan hidup perpustakaan di lingkungan perguruan tinggi. Hal ini di karenakan pustakawan adalah orang yang mengelola perpustakaan dan orang yang paling mengerti dalam hal penelusuran informasi sesuai dengan kebutuhan para pengguna (user). Selain itu, pustakawan mampu mengklasifikasi, nengfiling dokumen file, lokasi koding bahkan menyimpan informasi dalam bentuk database.

Pustakawan perguruan tinggi harus mampu bertindak profesional dalam menjalankan tugasnya dan mengambil keputusan baik dalam pemecahan suatu masalah, maupun dalam hal lainnya yang berkaitan dengan penyebaran informasi dan ilmu pengetahuan. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa perpustakaan perguruan tinggi adalah sarana penunjang yang utama dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi.


(30)

b. Tugas Pustakawan

Tugas pustakawan adalah melaksanakan kegiatan utama dalam lingkungan unit perpustakaan, yang meliputi kegiatan pengadaan, pengolahan bahan pustaka, pendayagunaan dan pemasyarakatan informasi baik dalam bentuk cetak, karya rekam maupun multimedia, serta pengkajian atau kegiatan lain untuk pengembangan perpustakaan termasuk pengembangan profesi.

3. Kegiatan Jabatan Fungsional Pustakawan

Menurut BAB II Pasal 3 Ayat 2 Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 132/KEP/M.PAN/2002 menyebutkan bahwa jabatan fungsional itu merupakan jabatan karier yang hanya dapat diduduki oleh seseorang yang telah menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Jabatan funsional pustakawan dapat dibagi menjadi dua yaitu:

a. Jabatan Fungsional Pustakawan Tingkat Terampil, yaitu pustakawan yang memiliki dasar pendidikan untuk pengangkatan pertama kali serendah-rendahnya diploma perpusdokinfo atau diploma bidang lain yang disetarakan.

b. Jabatan Fungsional Pustakawan Tingkat Ahli, yaitu pustakawan yang memiliki dasar pendidikan untuk pengangkatan pertama kali


(31)

serendah-rendahnya Sarjana Strata 1 (S1) perpusdokinfo atau sarjana bidang lain yang disetarakan.18

Keduanya memiliki tugas yang berbeda dalam menjalankan kegiatan jabatan fungsional yang mereka emban. Secara rinci tugas kedua jabatan tersebut telah diatur dalam Bab II Pasal 4 Ayat 1 dan 2 Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 132/KEP/M.PAN/2002.

Pustakawan yang telah mampu menjalankan tugas dengan baik dan penuh tanggung jawab maka akan dapat menaikkan jabatan fungsionalnya dengan melalui suatu penilaian dari unsur dan sub unsur jabatan fungsional pustakawan tersebut dan diberikan angka kredit untuk setiap penilaian.

Berikut adalah penjabaran unsur dan sub unsur kegiatan pustakawan yang dapat dinilai angka kreditnya adalah :

1. Pendidikan, meliputi:

a. Pendidikan sekolah dan memperoleh ijazah atau gelar;

b. Pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang kepustakawanan serta memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP) atau Sertifikat.

2. Pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi bahan pustaka/sumber informasi, meliputi:

a. Pengembangan koleksi; b. Pengolahan bahan pustaka;

18

Perpusakaan Nasional RI, Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya (Jakarta: Perpusnas RI, 2010), h.2.


(32)

c. Penyimpanan dan pelestarian bahan pustaka; d. Pelayanan informasi.

3. Pemasyarakatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi, meliputi: a. Penyuluhan;

b. Publisitas; c. Pameran.

4. Pengkajian dan pengembangan perpustakaan, dokumentasi dan informasi, meliputi:

a. Pengkajian;

b. Pengembangan Perpustakaan;

c. Analisis/kritik karya kepustakawanan;

d. Penelaahan pengembangan di bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi.

5. Pengembangan profesi, meliputi:

a. Membuat karya tulis/karya ilmiah di bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi;

b. Menyususn pedoman/petunjuk teknis perpustakaan, dokumentasi dan informasi;

c. Menerjemah/menyadur buku dan bahan-bahan lain di bidang perpustakaan,dokumentasi dan informasi;

d. Melakukan tugas sebagai ketua kelompok/koordinator pustakawan atau memimpin unit perpustakaan;

e. Menyusun kumpulan tulisan untuk dipublikasikan;


(33)

6. Penunjang tugas pustakawan, meliputi: a. Mengajar;

b. Melatih;

c. Membimbing mahasiswa dalam penyusunan skripsi, tesis atau disertasi yang brhubungan dengan perpustakaan, dokumentasi dan informasi;

d. Memberikan konsultasi teknis sarana dan prasarana perpustakaan, dokumentasi dan informasi;

e. Mengikuti seminar, lokakarya, dan pertemuan bidang kepustakawanan;

f. Menjadi anggota organisasi profesi kepustakawanan; g. Melakukan lomba kepustakawanan;

h. Memperoleh penghargaan/tanda jasa; i. Memperoleh gelar kesarjanaan lainnya; j. Menyunting pertemuan risalah ilmiah;

k. Keikutsertaan dalam Tim Penilai Jabatan Pustakawan.19

Hal-hal yang tersebut di ataslah yang dapat mempengaruhi jabatan fungsional seorang pustakawan. Namun, yang menjadi perhatian penulis hanya pada penulisan karya ilmiah yang berkaitan dengan perpustakaan, dokumentasi dan informasi. Menurut Subag Layanan Umum Perpustakaan Utama UIN Syahid Bapak. Drs. Anwar Syamsudin, MM mengatakan bahwa penulisan karya ilmiah adalah sub unsur yang sangat besar perannya dalam

19

Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 132/KEP/M.PAN/2002. BAB III Pasal 5


(34)

menyumbangkan angka kredit pustakawan dalam penilaian jabatan fungsional mereka.

B. Karya Tulis Ilmiah

1. Pengertian Karya Tulis Ilmiah

Penulisan karya ilmiah bukanlah kata baru dalam dunia pendidikan di Indonesia, Karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu masalah. Pembahasan itu dilakukan berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang didapat dari suatu penelitian, baik penelitian lapangan, tes laboratorium, ataupun kajian pustaka. Kemudian dalam memaparkan dan menganalisis datanya harus berdasarkan pemikiran ilmiah.20

Selain itu, menurut Ahmad Faliullah “Karya ilmiah atau tulisan ilmiah adalah karya seorang ilmuwan (yang berupa hasil pengembangan) yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang diperoleh melalui kepustakaan, kumpulan pengalaman, dan pengetahuan orang lain sebelumnya.”21

Adapun pendapat lain mengemukakan bahwa karya tulis ilmiah merupakan suatu produk dari kegiatan ilmiah. Karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu permasalahan. Pembahasan itu dilakukan berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang diperoleh melalui suatu penelitian. Karya tulis ilmiah melalui penelitian ini menggunakan metode ilmiah yang sistematis untuk memperoleh jawaban

20

Totok Djuroto dan Bambang Suprijadi, Menulis artikel dan Karya Ilmiah, h. 12-13

21

http://www.fali.unsri.ac.id/index.php/menu/42 diakses pada 9 Desember 2012 Pukul 10:32


(35)

secara ilmiah terhadap permasalahan yang diteliti. Untuk memperjelas jawaban ilmiah berdasarkan penelitian, penulisan karya tulis ilmiah hanya dapat dilakukan sesudah timbul suatu masalah, yang kemudian dibahas melalui penelitian dan kesimpulan dari penelitian tersebut.22

Sedangkan menurut Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 mengartikan bahwa karya tulis ilmiah di bidang perpusdokinfo adalah karya berupa laporan hasil kegiatan ilmiah atau tinjauan atau ulasan ilmiah bidang perpusdokinfo yang disajikan dengan menggunakan kerangka isi, aturan dan format tertentu yang membahas suatu pokok bahasan dengan menuangkan gagasan-gagasan tertentu melalui identifikasi dan deskripsi permasalahan, analisis permasalahan dan saran-saran pemecahannya.23

2. Jenis-Jenis Karya Tulis Ilmiah

Karya tulis ilmiah berdasarkan kadar keilmiahannya dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu:

a. Karya Tulis Ilmiah Murni

Karya tulis ilmiah murni memiliki tujuan tertentu dalam penulisannya dan bersifat akademis. Selain itu juga karya tulis ilmiah murni memiliki

22

http://www.m-edukasi.web.id/2012/06/pengertian-karya-tulis-ilmiah.html diakses pada 17 Desemper 2012 Pukul 11:03

23

Perpustakaan Nasional RI, Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya (Jakarta: Perpustakaan Nasional, 2010), h. 56


(36)

jangkauan pembaca yang terbatas pada kaum ilmuwan atau akademisi. Berikut beberapa contoh tulisan ilmiah murni, adalah sebagai berikut:

 Makalah

 Naskah publikasi

 Laporan akhir yang dibuat untuk tujuan akademis

b. Karya Tulis Ilmiah Populer

Karya tulis ilmiah populer merupakan karya tulis ilmiah yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat umum, dan tema-tema yang diangkat adalah tema yang mudah dipahami secara umum oleh masyarakat luas, misalnya tentang kesehatan, kecantikan, politik, daan lain-lain. Berikut beberapa contoh tulisan ilmiah populer, adalah sebagai berikut:

 Esai

 Tajuk rencana

 Opini

 Resensi buku

 Artikel24

3. Tujuan dan Fungsi Karya Tulis Ilmiah a. Tujuan Karya Tulis Ilmiah

Pada umumnya karya tulis ilmiah mempunyai tujuan yang sama yaitu agar gagasan penulis karya ilmiah itu dapat dipelajari, lalu didukung atau

24


(37)

ditolak oleh pembaca. Namun terdapat juga tujuan khusus yang mendasari penulisan karya ilmiah tersebut seperti, tulisan tersebut mampu memberikan informasi dan ilmu pengetahuan bagi pembacanya, memperkuat pendapat sebelumnya yang telah ada, juga sebagai penemuan baru dalam bidang keilmuan tertentu.

b. Fungsi Karya Tulis Ilmiah

Fungsi karya tulis ilmiah terbagi menjadi tiga yaitu, yang pertama sebagai penjelasan (explanation) yaitu memberikan definisi yang jelas dan lugas mengenai suatu permasalahan yang sedang diteliti, kedua sebagai ramalan (prediction) yaitu, memberikan perkiraan yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan berdasarkan pada fakta-fakta ilmiah yang telah terjadi saat ini, dan yang terakhir sebagai kontrol (control) yaitu, memeriksa dan mengawasi penemuan-penemuan atau tulisan sehingga tulisan ilmiah tersebut mampu dianggap layak atau tidak untuk disebarluaskan kepada pembaca.25

25


(38)

C. Penulisan Karya Ilmiah Bagi Pustakawan

Karya para ilmuwan yang menghasilkan ilmu pengetahuan membuka peluang kepada pustakawan, untuk dapat memberdayakan informasi dan menyebarluaskannya. Para ilmuan tersebut mampu menyediakan informasi baru melalui penelitian yang kemudian dipublikasikan untuk kebutuhan khalayak ramai.

Belajar dari hal tersebut di atas, Iskandar Sulaiman selaku Pustakawan Perpustakaan Utama UIN Syahid yang mengutip dari Prabowo Tjitropranoto (1995) mengemukakan bahwa pustakawan harus mampu melaksanakan penelitian dibidang perpustakaan untuk menentukan inovasi baru sebagai alternatif pemecahan masalah berdasarkan kajian, analisis atau penelitian ilmiah, yang pada akhirnya penelitian ini dituangkan dalam sebuah karya tulis ilmiah.26

Dengan kata lain bahwa penulisan karya ilmiah yang dilakukan pustakawan dapat memberikan pemecahan-pemecahan masalah yang sering dialami oleh pustakawan dalam mengelola perpustakaan. Karena, secara tidak langsung pustakawan akan mampu mengeluarkan inovasi-inovasi baru dalam karya tulis yang dihasilkan tersebut.

Selain itu menurut Drs.Anwar Syamsuddin, MM pustakawan yang rajin dan mampu menciptakan suatu karya tulis ilmiah akan dapat mengembangkan potensi pustakawan yang ada di Indonesia. Maksudnya, ialah bahwa pustakawan tidak akan di pandang sebagai ilmu melaikan sebagai profesi yang sangat mulia. Selain alasan yang telah diungkapkan sebelumnya bahwa penulisan karya ilmiah

26

Iskandar Sulaiman. “Upaya Memberdayakan Pustakawan dalam Melaksanakan Kegiatan Fungsional Pustakawan” Al-Maktabah IV, No. 1( April 2002), h. 47.


(39)

menyumbangkan poin angka kredit yang tinggi dalam jabatan fungsional, dengan penulisan karya ilmiah juga pustakwan akan terus belajar untuk dapat memajukan perpustakaan yang mereka kelola.27

Jadi, dalam hal ini penulis menyimpulkan bahwa penulisan karya ilmiah yang dilakukan oleh pustakawan adalah suatu bentuk untuk menciptakan inovasi baru, guna menyebarluaskan informasi, memberikan solusi dalam menyosialisasikan perpustakaan, dokumentasi dan informasi sebagai pusat ilmu pengetahuan, juga mengasah keterampilan ilmiah pustakawan untuk menunjang jabatan fungsional pustakawan itu sendiri pada khususnya.

D. Penelitian Sebelumnya

Pada penelitian sebelumnya penulis belum menemukan judul yang serupa dengan apa yang penulis tulis saat ini. Namun, terdapat beberapa poin-poin yang hampir sama dalam sebuah tulisan yang ditulis oleh Pergola Irianti dalam artikelnya yang berjudul “Profesi Pustakawan dan Kemandirian” yang di tulis di Buletin Perpustakaan Nomer 25 yang terbit pada tanggal 1 Desember 1997.

Dalam penelitiannya Pergola Irianti mengatakan bahwa profesi pustakawan telah ditetapkan pemerintah sebagai jabatan fungsional. Dengan jabatan fungsional tersebut pustakawan dituntut untuk, memiliki pendidikan, keahlian, dan keterampilan di bidang perpustakaan yang didapat melalui pendidikan formal, penataran atau diklat dan sebagainya. Selain itu juga, pustakawan harus memiliki

27

Wawancara penulis dengan Drs. Anwar Syamsuddin, MM pada tanggal 10 Februari 2012


(40)

kemandirian yaitu mampu memimpin diri sendiri tanpa adanya pengaruh dari orang lain, menggunakan ilmu pengetahuan, menyebarkan dan melakukan penelitian kembali mengenai ilmu pengetahuan tertentu, serta berperilaku dinamis yaitu selalu mengikuti perkembangan dan tuntutan profesi, juga mampu menyesuaikan diri dngan perkembangan sosial dan iptek.

Pergola Irianti menyebutkan salah satu cara pustakawan mengembangkan ilmu pengetahuan dalam penyusuaian diri dibidang sosial, dapat dilakukan dengan melakukan penilitian ilmiah yang kemudian dituangkan dalam tulisan karya ilmiah. Dengan demikian pustakawan juga mampu melakukan tugasnya sebagai penyebar informasi dan ilmu pengetahuan yang baru.

Selain tulisan dari Pergola Irianti, penulis juga menemukan beberapa poin yang sama pada artikel yang di tulis oleh Sumarsih dengan judul “Profesi Pustakawan: Tantangan dan Peluang” yang diterbitkan oleh Buletin FKP2T, Th IV, No. 1 Januari-Juni 1999. Di dalam tulisannya Sumarsih menerangkan tentang beberapa definisi perpustakaan dan pustakawan, pustakawan menurut Surat Edaran Bersama/SEB Mendikbud dan Kepala BAKN Nomor 53469/MPK/1988 dan Nomor 15/SE/1988 tentang jabatan fungsional pustakawan adalah Pegawai Negeri Sipil yang berijazah di bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi yang diberi tugas secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan perpustakaan dan dokumentasi pada unit-unit perpustakaan instansi pemerintah dan atau unit tertentu lainnya.

Menurut Sumarsih, pustakawan memiliki beberapa kewajiban diantaranya adalah sebagai berikut:


(41)

1. Setiap pustakawan harus tahu tentang tugas-tugasnya;

2. Setiap pustakawan harus berwawasan luas, terampil dalam melaksanakan tugas dan meningkatkan pengetahuan;

3. Setiap pustakawan harus mampu berpikir dinamis dan berprestasi.

Pustakawan yang berwawasan luas akan senantiasa membaca dan melakukan penelitian kembali dengan demikian pustakawan tersebut mampu meningkatkan pengetahuannya sebagai individu yang berpikir dinamis. Prestasi yang dapat diperoleh oleh pustakawan dari pola pemikiran tersebut adalah mampu menyebarkan pengetahuannya kepada khalayak ramai, baik dengan cara melakukan penulisan karya ilmiah tentang pengetahuan dan aspek sosial lain atau membantu user untuk menemukan informasi yang dikehendaki.

Karya tulis ilmiah adalah peluang baru bagi pustakawan untuk mengembangkan keterampilan pustakawan dalam menyebarkan informasi. Untuk mampu bersaing dengan kemajuan teknologi dan arus globalisasi pustakawan juga mampu menulis dalam bulletin-buletin, media massa, atau bahkan artikel elektronik. Hal ini diharapkan mampu mengembangkan perpustakaan tempat ia bekerja atau bahkan mengembangkan diri melalui kenaikan jabatan fungsionalnya sebagai pustakawan.


(42)

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Singkat Perpustakaan UIN Syahid Jakarta

Perpustakaan UIN Syahid pada awalnya merupakan peralihan nama dari perpustakaan IAIN Jakarta, yang didirikan seiring dengan berdirinya IAIN itu sendiri, yaitu sejak berdirinya ADIA (Akademi Dinas Ilmu Agama) pada tanggal 1 Juni 1957. Pada waktu itu kondisi perpustakaan masih sangat sederhana, hanya terdiri dari satu ruangan dengan koleksi sebanyak 2000 eksemplar (eks), dan hanya dikelola oleh seorang pegawai.

Pada tahun 1960-1964 Perpustakaan IAIN Jakarta dipimpin oleh Drs. A. Syadali. Di bawah kepemimpinannya perpustakaan sudah mulai dikelola secara lebih sistematis. Pada periode tersebut, koleksi buku diklasifikasikan menurut DDC (Dewey Decimal Classification). Di samping itu sistem peminjaman juga sudah mulai tertib, dan jumlah pegawainya ada 4 orang.

Tahun 1964-1971 Perpustakaan IAIN Jakarta dikepalai oleh Ny. Nabilah Lubis, beliau adalah sarjana muda ilmu perpustakaan dari Universitas Cairo, Mesir. Pada masanya perpustakaan IAIN banyak menerima sumbangan buku dari berbagai lembaga, khususnya kedutaan Mesir dan Saudi Arabia sehingga pada Januari 1969 jumlah koleksi menjadi 1.320 judul dan 10.999 eks buku, 23 skripsi, dan 310 eks majalah.

Selanjutnya, pada tahun 1971-1983 Perpustakaan IAIN Jakarta dipimpin oleh Ny. Dra. Hj. Halimah Madjid, di bawah kepemimpinannya perpustakaan


(43)

ditata lebih teratur dan menempati ruang yang lebih luas (gedung Aula Madya saat ini). Pada masa inilah puncak prestasi perpustakaan berhasil diraih, tepatnya pada tahun 1980 Perpustakaan IAIN Jakarta tercatat sebagai perpustakaan perguruan tinggi terbaik se-DKI Jakarta.

Berikutnya pada tahun 1983-1984, perpustakaan IAIN dipimpin oleh Drs. M. Kailani Eryono, alumni Jurusan Ilmu Perpustakaan dari Universitas Indonesia. Pada masanya Perpustakaan IAIN Jakarta berkembang dengan cukup pesat. Selanjutnya pada tahun 1984-1998 Drs. Zaenal Arifin Toy MLIS, menjadi kepala perpustakaan IAIN Jakarta. Pada masanya perpustakaan sempat pindah ke gedung baru berlantai tiga di Jl. Kertamukti No.5 Pisangan Ciputat. Di bawah kepemimpinan beliau telah dibentuk Sekretariat Kerjasama Perpustakaan (SKP) yang anggotanya terdiri dari seluruh perpustakaan IAIN dan STAIN di Indonesia. Selanjutnya SKP ini diubah namanya menjadi Jaringan Perpustakaan Perguruan Tinggi Islam (JPPTI) yang dideklarasikan di Surabaya pada tahun 2003.

Periode berikutnya 1998-2000, perpustakaan IAIN dipimpin oleh Dra. M. Djuhro S. Beliau juga seorang sarjana ilmu perpustakaan dari Universitas Indonesia. Pada masa kepemimpinannya perpustakaan kembali pindah ke gedung yang lebih baru yang dibangun di atas tanah eks gdung Sanggar Pravitasari. Degan demikian lokasi perpustakaan dan kampus menjadi lebih dekat. Pada tahun 2001-2006, seiring dengan berubahnya status IAIN Menjadi UIN (SK Presiden no 31 tanggal 20 Mei 2002), maka secara otomatis nama perpustakaan pun ikut berubah yaitu menjadi “Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta”. Perpustakaan Utama UIN Syahid dipimpin oleh Dr. H. Udjang Tholib, MA. Berbagai perbaikan telah dilaksanakan, antara lain perbaikan


(44)

gedung dan perlengkapannya, penerapan sistem otomasi, penerapan sistem keamanan koleksi dengan sensormatic, penambahan jenis layanan seperti warnet, audio visual, dan lain sebagainya.

Perkembangan selanjutnya, pada tahun 2004 bekerjasama dengan Kedutaan Amerika Serikat, Perpustakaan Utama UIN Syahid telah membuka American Corner (Amcor). Hingga tahun 2009 Perpustakaan Utama UIN Syahid telah melakukan upaya perubahan sistem otomasi berbasis web dengan nama TULIS (The Technology of UIN for Library and Information System).

Selain dari Perpustakaan Utama, maka ada beberapa perpustakaan fakultas yang tersebar di lingkungan UIN Syahid. Perpustakaan fakultas ini merupakan bagian dari sistem pembelajaran di lingkungan fakultas, dan karenanya menjadi basis pembelajaran, yang berfungsi sebagai Library and Learning Resources Center (LLRC).

Pengembangan perpustakaan fakultas ini sekali lagi merupakan kebijakan strategis Rektor IAIN Syahid Jakarta tahun 1998, yakni meningkatkan standarisasi fasilitas sarana dan prasarana pendidikan di lingkungan kampus. Program kebijakan rektor tersebut diantaranya adalah mendiikan serta mengembangkan perpustakaan di masing-masing fakultas.

Dalam pengembangannya terdapat beberapa perpustakaan fakultas di lingkungan UIN Syahid yang berperan sebagai working library (perpustakaan kerja), dimana fungsinya adalah memberikan layanan kepada masing-masing sivitas akademika fakultas. Di lingkungan UIN Syahid perpustakaan fakultas tersebut antara lain adalah:


(45)

 Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)

 Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora (FAH)

 Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum (FSH)

 Perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK)

 Perpustakaan Fakultas Dirasat Islamiyah (FDI)

 Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF)

 Perpustakaan Fakultas Sains dan Teknologi (FST)

 Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK)

 Perpustakaan Fakultas Psikologi

 Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

 Perpustakaan Sekolah Pascasarjana

B.Visi, Misi, dan Tujuan Perpustakaan 1. Visi Perpustakaan

Perpustakaan sebagai lembaga penyedia informasi senantiasa berupaya untuk menjadi sumber referensi terkemuka dalam berbagai ilmu pengetahuan terutama dalam bidang kajian keislaman. Perpustakaan (baik perpustakaan utama maupun perpustakaan fakultas) karenanya mengemban amanah pencerdasan bangsa melalui perannya sebagai penyedia berbagai informasi bagi masyarakat sivitas akademika UIN Syahid Jakarta.

Perpustakaan dalam upayanya mencerdaskan kehidupan bangsa mepunyai visi terwujudnya perpustakaan riset dan perpustakaan kerja yang unggul, handal dan terdepan sebagai pusat sumber informasi dalam pengkajian, pengembangan pengintegrasian, dan penerapan, ilmu-ilmu pengetahuan yang


(46)

berorientasi pada nila-nilai keislaman, kemanusiaan, dan keindonesiaan dalam jaringan informasi nasional dan internasional.

2. Misi Perpustakaan

a. Menyediakan koleksi yang lengkap dalam bidang keislaman dan bidang-bidang umum, sebagai pendukung kegiatan perkuliahan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

b. Menyediakan berbagai layanan yang tepat, akurat dan cepat dalm rangka memenuhi kebutuhan informasi bagi seluruh sivitas akademika UIN Syahid Jakarta.

c. Mengebangkan pemanfaatan perpustakaan secara efektif oleh seluruh sivitas akademika dengan melaksanakan beberapa program information literacy.

d. Mengembangkan layanan jarak jauh untuk seluruh sivitas akademika UIN Syahid dan masyarakat di luar UIN.

e. Membangun kerjasama yang efektif dengan masyarakat kampus dan institusi atau organisasi lain baik di dalam maupun di luar negeri.

f. Mengembangkan kualitas SDM prpustakaan agar mampu menjalankan profesinya sesuai perkembangan zaman.

g. Mengembangkan pengadaan dan pemanfaatan koleksi non cetak dan perpustakaan online.

h. Mengembangkan layanan informasi berbasis web bagi sivitas akademika UIN Syahid.


(47)

j. Menjalin hubungan kerjasama nasional dan internasional.

k. Mendokumentasikan dan menyediakan akses karya sivitas akademika.

3. Tujuan Perpustakaan

Secara umum tujuan perpustakaan UIN Syahid baik Perpustakaan Utama maupun Perpustakaan Fakultas adalah mendukung keberhasilan semua aktivitas Tri Dharma Perguruan Tinggi yang berlangsung di UIN, baik dalam bidang pengajaran dan pendidikan, penelitian maupun pengabdian pada masyarakat.28

C. Struktur Organisasi Perpustakaan

1. Struktur Organisasi Perpustakaan Utama

Secara organisasi kepala perpustakaan utama bertanggungjawab langsung kepada rektor melalui pembantu rektor bidang akademik. Dalam pelaksanaan tugas-tugas operasional, kepala perpustakaan utama dibantu oleh wakil kepala, tiga sub bagian yaitu, sub bagian umum, sub bagian layanan teknis, dan sub bagian layanan umum, serta dibantu oleh kepala-kepala urusan dan kelompok pustakawan. Sub bagian layanan teknis membawahi kepala-kepala urusan (Kaur) seperti kaur pengadaan dan pengembangan koleksi, kaur pengolahan, kaur pemeliharaan, dan kaur pustakawan dan SDM koleksi. Sedangkan sub bagian layanan umum membawahi kaur sirkulasi, kaur referensi, kaur layanan khusus dan kerjasama serta kaur otmasi, ICT dan Multimedia. Untuk lebih jelasnya struktur organisasi tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

28

Nuryudi, dkk., Buku Pedoman Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2009 (Ciputat: 2009), h. 2-5


(48)

Gambar 01

Struktur Organisasi Perpustakaan Utama UIN Syahid Jakarta

2. Struktur Organisasi Perpustakaan Fakultas

Di dalam struktur organisasi, perpustakaan fakultas berada di masing-masing fakultas, dan bertanggung jawab langsung kepada dekan melalui pembantu dekan bidang akademik. Dalam pelaksanaan tugas-tugas perpustakaan, kaur perpustakaan fakultas dibantu staf perpustakaan bidang pengadaan, pegolahan, dan pelayanan. Hubungan antara perpustakaan fakultas dengan perpustakaan utama bersifat koordinatif. Untuk lebih jelasnya struktur organisasi tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini:


(49)

Gambar 02

Struktur Organisasi Perpustakaan Fakultas.

D. Profil Pustakawan UIN Syahid Jakarta

Dalam mendukung kegiatan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan UIN Syahid Jakarta menyediakan perpustakaan, sebagai unit yang mempunyai peran strategis, dalam mewujudkan komitmen sebagai Universitas Riset (Research University) dan Universitas Kelas Dunia (World Class University), karena perpustakaan merupakan pusat sumber belajar dan sarana penelitian.

Dengan peran strategis tersebut, penggunaan perpustakaan perlu didukung oleh kemampuan teknik-teknik yang efisien dan efektif dalam mencari informasi yang dibutuhkan oleh pemakainya. Untuk mewujudkan itu semua perpustakaan


(50)

dikelola oleh Pustakawan. Pustakawan, berperan penting dalam mengembangkan informasi, fasilitas dan layanan yang terdapat di perpustakaan.

Pustakawan tersebut, tersebar di semua fakultas yang terdapat di UIN Syahid Jakarta dan di Perpustakaan Utama UIN Syahid Jakarta, dengan jumlah keseluruhan + 30 orang (keterangan terlampir).

Pustakawan ini juga mengemban tugas yang berperan aktif dalam penelitian ilmiah, sehingga tak sedikit pustakawan yang mampu menerbitkan tulisan kaya ilmiah tersebut sehingga dapat disebarluaskan kepada segenap civitas akademika UIN Syahid Jakarta khususnya, dan masyarakat pada umumnya.

Tugas dan kewajiban pustakawan UIN Syahid Jakarta telah dijelaskan pada BAB sebelumnya.

E. Nama-nama Publikasi Ilmiah yang Diterbitkan oleh UIN Syahid Jakarta

Sebagai pemenuhan dan penunjang bagi Universias Riset, UIN Syahid Jakarta sangat konsen terhadap usaha penerbitan jurnal-jurnal sebagai media publikasi ilmiah bagi civitas akademika. Penerbitan jurnal dilakukan dalam rangka menunjang kegiatan pendidikan, penelitian dan komunikasi, baik internal maupun eksternal demi terwujudnya Research University.

Berikut ini daftar nama-nama jurnal yang diterbitkan oleh UIN Syahid Jakarta adalah sebagai berikut:29

29

Komaruddin Hidayat, dkk, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, h. 37


(51)

Tabel 01

Nama-Nama Jurnal UIN Syahid Jakarta

No. Nama Jurnal Penerbit Mulai Terbit Frekuensi

1 Buletin UIN Humas UIN 1973 12x

2 Mimbar UIN 1980 4x

3 Al-Maktabah Perpustakaan 1989 3x

4 Al-Turats Fakltas Adab 1995 3x

5 Al-Ashri Madrasah Pembangunan 1995 4x

6 Institut Lembaga Kemahasiswaan 1995 2x

7 Studia Islamika PPIM 1997 3x

8 Refleksi Fakultas Ushuluddin 1998 3x

9 Didaktika Islamika

Fakultas Tarbiyah 1999 3x

10 Ahkam Fakultas Syariah 1999 3x

11 Dakwah Fakultas Dakwah 1999 2x

12 Narasi Lembaga Penelitian 1999 2x

13 Fajar LPM 1999 2x

14 Kordinat Kopertais 1999 2x

15 Harkat Pusat Studi Wanita 1999 2x

16 Indo Islamika Sekolah Pascasarjana 2000 2x

17 Tazkiya Fakultas Psikologi 2001 2x

18 Al-Zahra Fakultas Dirasat Islamiyah 2001 2x


(52)

Dari daftar tersebut dapat diketahui bahwa sivitas akademika UIN Syahid Jakarta, tentu dapat menuangkan hasil penelitian mereka dan mempublikasikannya di salah satu jurnal yang telah ada tersebut, gunanya adalah untuk mampu menyebarkan ilmu pengetahuan dan informasi yang bermanfaat kepada sivitas akademika yang lain. Dengan demikian, tentu tujuan menjadi Universitas Riset dapat terwujud.


(53)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dijelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan mengenai penulisan ilmiah pustakawan UIN Syahid Jakarta.

Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dengan melakukan wawancara kepada 14 responden (pustakawan) di perpustakaan Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Hasil wawancara yang penulis lakukan kepada pustakawan tersebut untuk selanjutnya dianalisis dan dibahas dalam bab ini, setelah melalui pemisahan dan pengelompokkan yang dilakukan terhadap data-data yang diperlukan dalam karya tulis ini.

A. Analisa Pustakawan UIN Syahid Jakarta

Telah kita ketahui bahwa pustakawan memiliki peran penting dalam kemajuan pendidikan di Indonesia, pustakawan adalah garda terdepan dalam mengelola informasi dan ilmu pengetahuan yang ada. Pustakawan dituntut untuk senantiasa lebih cepat mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan saat ini, serta menyebarluaskannya. Banyak sekali alasan yang mampu membuat pustakawan itu dinyatakan sebagai gerbang para peneliti dan pembaca untuk mendapatkan informasi yang mereka butuhkan. Begitupun dengan pustakawan yang ada di UIN Syahid, banyaknya perpustakaan yang tersebar di lingkungan UIN Syahid tentu dikelola oleh banyak pustakawan yang kompeten di bidangnya masing-masing.


(54)

Pustakawan UIN Syahid terdiri dari 30 orang, pustakawan tersebut terdiri dari 18 laki-laki dan 12 perempuan.

Dari keseluruhan pustakawan tersebut, penulis hanya mengambil 14 responden yang terdiri dari 9 orang pustakawan laki-laki dan 5 orang pustakawan perempuan, yang telah melalui seleksi berstrata secara random, dengan terlebih dahulu mencoret nama-nama pustakawan yang telah menjadi dosen di UIN Syahid dan yang telah pensiun. Dalam hal ini responden diambil sesuai dengan golongan atau pangkat dalam jabatan fungsional responden tersebut. Hasil dari penyeleksian tersebut di peroleh data responden sebagai berikut:

Tabel 02.

Daftar Responden yang Diwawancarai

NAMA JABATAN

PANGKAT / GOLONGAN H. Abdullah Hamri, S.AG Pustakawan Madya Pembina (IV/a) Drs. Andi Baharuddin, S.IP,

M.Pd

Pustakawan Muda Penata Tk. I (III/d)

Drs. Anwar Syamsuddin, MM Pustakawan Madya Pembina Utama Muda (IV/c)

Dra. Ida Darawat Pustakawan Muda Penata Tk.I (III/d)

Jambiha Pustakawan Pertama Penata Muda (III/a)

Kusaeri Pustakawan Penyelia Penata (III/c)

Drs. Mahfudz A. Junaidy Pustakawan Utama Pembina Utama Madya (IV/d)


(55)

Mariani, SE. Pustakawan Madya Pembina (IV/a) Dra. Miswarti Yaunin Pustakawan Muda Penata Tk.I (III/d)

Nurhadi Pustakawan Penyelia Penata (III/c)

Nurhasanah, S.Pd Pustakawan Pertama Penata Tk.I (III/b)

Supiani, S.IP Pustakawan Madya Pembina (IV/a)

Yusnimar, S.IP Pustakawan Madya Pembina (IV/a)

Zuhri, S.IP Pustakawan Pertama Penata Muda TK.I (III/b)

Pustakawan-pustakawan inilah yang menjadi responden dalam penelitian ini, yang kemudian dilakukan wawancara mendalam kepada para responden tersebut. Responden bertugas diberbagai perpustakaan fakultas yang ada di UIN Syahid, dan beberapa bagian di Perpustakaan Utama UIN Syahid. Kemudian selanjutnya penulis akan menyebutkan responden 1 sampai dengan responden 14, penyebutan tersebut tidak disesuaikan dengan nomor urut pada tabel di atas. Alasannya adalah penulis ingin tetap menjaga kerahasiaan identitas responden agar tulisan ini tetap objektif tanpa memandang responden mana yang memberikan pernyataan baik atau buruk kepada penulis.


(56)

B. Kegiatan Pustakawan UIN Syahid Jakarta Sesuai dengan Jabatan Fungsional

Kegiatan pustakawan yang dilakukan sama dengan tanggung jawab yang mereka emban setiap hari. Pustakawan UIN Syahid melakukan kegiatan rutin sesuai dengan tempat/posisi mereka bekerja. Maksudnya adalah jika pustakawan tersebut bertugas dibagian referensi maka, pustakawan tersebut harus mampu merawat koleksi yang ada di bagian referensi dengan baik, serta menyediakan layanan fotokopi untuk para user. Begitupun yang mendapat bagian sirkulasai, maka pustakawan tersebut harus mampu memberikan pelayanan yang baik kepada para user, baik yang hendak meminjam koleksi ataupun yang hendak mengembalikan koleksi Perpustakaan Utama UIN Syahid.

Pustakawan yang bertugas di fakultas (Kaur Perpustakaan Fakultas) maka akan melaksanakan kewajiban yang berhubungan dengan kegiatan perpustakaan yang terdapat di fakultas. Pustakawan yang di fakultas dapat dibantu oleh asisten pustakawan atau dikerjakan seorang diri, mulai dari proses pengadaaan, pengolahan, pengorganisasian, sampai pada pelayanan kepada user. Dengan demikian, bahwa pustakawan harus mampu meng-update informasi dan ilmu pengetahuan agar mampu memberikan pelayanan terbaik kepada user.

Dalam kegiatan pustakawan ini, penulis telah melakukan observasi langsung ke lapangan, bahwa memang hampir keseluruhan dari responden pustakawan tersebut melakukan kegiatan sesuai dengan yang telah ditugaskan kepadanya, atau dengan kata lain sesuai dengan yang telah di tetapkan oleh kepala Perpustakaan Nasional RI dalam buku “Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional


(57)

Pustakawan dan Angka Kreditnya”. Namun, di perpustakaan fakultas yang hanya memiliki seorang pustakawan, hal ini akan menjadi tugas yang berlapis atau ganda, karena responden tersebut mengerjakan seluruh kegiatan yang ada di perpustakaan seorang diri.

Pustakawan yang memiliki tugas ganda tersebut, setiap harinya dituntut untuk memiliki kecepatan bekerja, mengetahui kebutuhan user, memberikan pelayanan prima, dan mampu untuk mengorganisasi koleksi yang ada di perpustakaan seorang diri. Akibatnya adalah membuat banyak sekali pekerjaan yang terbengkalai dan menumpuk di ruang kerja responden tersebut, hal itu juga berimbas kepada pelayanan kepada user yang kurang maksimal. Untuk lebih mengetahui pernyataan responden, berikut ini penulis telah menyajikannya dalam sebuah tabel hasil wawancara tentang kegiatan Pustakawan UIN Syahid Jakarta, adalah sebagai berikut:

Tabel 03

Kegiatan Pustakawan UIN Syahid Jakarta

No Kegiatan

Pustakawan

Jawaban Responden

1. Kegiatan Pustakawan yang telah SESUAI dengan buku pedoman

dari Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia

Responden 1 : “Saya bekerja sesuai dengan apa yang telah menjadi tanggung jawab saya pada bidang yang saya emban.”

Responden 2:“Saya melakukan kegiatan perpustakaan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan untuk saya kerjakan saja.”


(58)

Responden 3 : “Setiap jabatan memiliki tangggung jawab pekerjaan yang telah ditetapkan, jadi saya setiap hari melakukan pekerjaan itu.”

Responden 4 : “Tentu saja saya bekerja sesuai dengan tanggung jawab yang telah diberikan kepada saya,………”

Responden 5: “…..Kegiatan pustakawan selalu sesuai dengan tugas yang telah diberikan kepadanya, sehingga pustakawan ahli ataupun terampil selalu mengerjakan tugas tersebut sehari-hari……”

Responden 6: “……. sudah diatur mengenai pekerjaan pustakawan sesuai dengan jabatan yang dimilikinya. Jadi sudah tentu saya mematuhi aturan tersebut.”

Responden 7: “Kegiatan fungsional yang dilakukan tentu sesuai dengan jabatan saya……….”

Responden 8: “Ya sudah tentu saya mengerjakan sesuai dengan tanggung jawab yang telah ditentukan sesuai dengan jabatan fungsional saya.”

Responden 9 : “Setiap pekerjaan yang saya lakukan telah sesuai dengan ketentuan dari buku panduan dan yang telah ditetapkan sesuai dengan


(59)

jabatan saya.”

Responden 10 : “Ya tentunya, segalanya kebutuhan perpustakaan adalah tanggung jawab saya……..” Responden 11: “……menuntut untuk melakukan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan yang berlaku, saya melakukan hal itu….”

2 Kegiatan Pustakawan yang dilakukan secara

GANDA atau melebihi

kewajiban pada Jabatan Fungsional Pustakawan tersebut.

Responden 12: ”….. tanggung jawab kerja yang saya lakukan adalah mengerjakan seluruh pekerjaan ini seorang diri, jadi walaupun jobdes saya hanya mengawasi, tetapi karna tidak adanya asisten, jadi ya, semua pekerjaan yang ada di perpustakaan ini saya kerjakan sendirian,….” Responden 13: “……semua saya lakukan seorang diri tanpa adanya bantuan dari pihak lainnya.” Responden 14 : “….namun karna saya sendiri di perpustakaan ini, sehingga semua tanggung jawab pekerjaan yang ada di perpustakaan ini, saya kerjakan seorang diri.”

Dari tabel di atas jelas bahwa Pustakawan UIN Syahid Jakarta lebih mengutamakan kewajiban bekerja sesuai dengan tanggung jawab yang telah diberikan kepada masing-masing pustakawan, dan juga yang telah sesuai dengan jabatan fungsional mereka.


(60)

Dalam penelitian ini, kegiatan yang telah responden lakukan sebagian besar telah sesuai dengan buku panduan yang ada. Namun, dengan masih adanya responden yang memiliki tugas lebih dari seharusnya, tentu hal ini akan mengganggu keefektifan waktu bekerja. Hal ini terlihat ketika penulis mewawancarai di ruangan kerja masing-masing responden (responden12, 13, dan 14), banyak sekali koleksi perpustakaan yang belum diolah dengan baik, atau masih terbengkalai di ruangan kerja responden.

Kinerja yang seperti itu dapat banyak menyita waktu dan tenaga, seperti terlihat pada skema kegiatan Pustakawan UIN Syahid Jakarta berikut ini:

Gambar 03.

Skema Kegiatan Pustakawan UIN Syahid Jakarta

Jadi, dari hasil wawancara tersebut kita ketahui bahwa dalam penelitian ini Pustakawan UIN Syahid Jakarta, telah melakukan dan berusaha memenuhi tugas harian mereka dengan baik. Bagi responden yang bekerja seorng diri di perpustakaan fakultas, juga terus berusaha untuk menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya, walaupun diketahui masih terdapat banyak kekurangan dalam

Kegiatan yang Sesuai dengan

posisi/jabatan pustakawan

Pustakawan akan lebih fokus bekerja dan menyelesaikan tugasnya.

Efektif waktu dan tenaga, serta target kerja dapat terpenuhi dan selesai tepat waktu,

mampu melayani userdengan baik.

Kegiatan yang tidak sesuai/

kegiatan ganda yang dilakukan

pustakawan

Pustakawan akan sulit untuk berkonsentrasi dalam bekerja, karena juga harus melayani

para user,menyusun koleksi, dll

Banyak pekerjaan yang terbengkalai, membutuhkan waktu yang lebih lama dalam menyelesaikan tugas, pelayanan tidak prima.


(61)

menyediakan pelayanan yang baik kepada para user, khususnya yang terdapat di fakultas tersebut.

Pelayanan yang kurang memadai itu, telah di jelaskan pada skema di atas bahwa, bagi responden yang bertugas hanya satu tugas saja setiap harinya maka tentu hasilnya akan lebih optimal, dibandingkan dengan responden yang mengerjakan seluruh tugas di perpustakaan seorang diri.

C. Tanggapan Pustakawan UIN Syahid Jakarta Terhadap Penulisan Karya Ilmiah

Penulisan ilmiah merupakan kegiatan yang berperan penting dalam menunjang kenaikan angka kredit pustakawan dalam meningkatkan jabatan fungsional mereka.

Berbagai uraian para responden menanggapi perihal peran penulisan ilmiah ini diantaranya adalah terdapat pada tabel di bawah ini:

Tabel 04

Tanggapan Pustakawan Terhadap Penulisan Karya Ilmiah No Tanggapan Pustakawan Jawaban Responden

1. Sebatas Keinginan Responden 1: “Saya sangat berkeinginan untuk membuat tulisan ilmiah tentang pusdokinfo,……”

2. Penting Responden 2: “Penulisan karya ilmiah


(62)

Responden 3: “Penting sekali untuk bisa menulis karya ilmiah, karena untuk naik golongan, menambah wawasan, dan sebagai koleksi ilmu pengetahuan.”

Responden 5: “Penulisan karya ilmiah itu penting dilakukan,……..”

Responden 7: ”……. melakukan penelitian untuk membuat sebuah karya tulis ilmiah. walaupun tak dipungkiri kegiatan itu juga penting,…….”

Responden 8: “Penulisan karya ilmiah itu memang penting untuk kemajuan dan peningkatan kemampuan dan ilmu pengetahuan juga jabatan fungsional saya,……..”

Responden 9: “Kegiatan itu memang penting untuk meningkatkan pengetahuan pustakawan,……”

Responden 10: “Menurut saya penting untuk dapat menulis karya ilmiah……”

Responden 11: “Penulisan karya ilmiah tentang pusdokinfo memang penting untuk pustakawan,…….”


(63)

ilmiah tentang pusdokinfo,

Responden 13: “Sepengetahuan saya bahwa penulisan karya ilmiah memang penting, dan syarat untuk kenaikan pangkat pustakawan.” Responden 14 berujar: “Tak dipungkiri penulisan karya ilmiah itu penting, dan sebagai alat ukur pengetahuan kita,….”

3. Kewajiban Responden 4: “ Saya golongan 3d mau ke 4a.

Jika mau naik golongan memang diwajibkan untuk menulis karya ilmiah……”

Responden 6: “Saya rasa itu sudah menjadi kewajiban dan saya sangat menyukai kegiatan tulis menulis, apalagi yang bersifat ilmiah dan khusus perpusdokinfo, karena banyak keuntungan yang saya peroleh dari kegiatan itu……”

Kegiatan penulisan karya ilmiah yang dilakukan oleh para responden, hanya pada saat ingin melakukan kenaikan jabatan fungsional saja. Hal ini terlihat dari jawaban para responden yang sebagian besar menyatakan pentingnya penulisan karya ilmiah untuk kenaikan jabatannya. Namun, dari tabel di atas terdapat pula pustakawan yang hanya memberikan tanggapan bahwa responden


(64)

tersebut sangat berkeinginan untuk menulis. Pernyataan ini menunjukkan bahwa responden tersebut belum menulis karena hanya sebatas keinginan saja.

Selain itu, terdapat pula yang menyatakan sebagai kewajiban, namun dari dua pernyataan tersebut jelas sekali perbedaan kewajibannya, yaitu responden 4 menulis karna itu syarat wajib untuk naik golongan, itu berarti menjalankan kewajiban atas perintah yang responden dapatkan. Sedangkan responden 6 merasa bahwa penulisan ilmiah merupakan kewajiban bagi dirinya ataupun kebutuhan, sehingga responden tersebut senantiasa memiliki waktu untuk menulis karya ilmiah disela-sela waktu kerja yang padat, tanpa harus diperintah terlebih dahulu.

Setelah mengetahui berbagai tanggapan pustakawan di atas, terdapat pertanyaan yang timbul yaitu: Apakah seluruh responden tersebut melakukan penulisan karya ilmiah tentang perpusdokinfo? Berikut ini adalah jawaban dari responden yang menyatakan bahwa mereka melakukan penulisan karya ilmiah atau tidaknya:

Tabel 05

Pernyataan Pustakawan untuk Melakukan Penulisan Karya Ilmiah

No. Pernyataan Hasil Wawancara

1. YA Responden 6: “Iya saya menulis….. tulisan

saya baik berupa buku, artikel dalam jurnal, buku pedoman pusdokinfo, dll…..” Responden 9: “…..dari merasa penting itu saya melakukan kegiatan penulisan karya ilmiah, baik yang rutin saya terbitkan


(65)

ataupun yang tidak, dalam hal ini adalah untuk dokumentasi pribadi.”

2. TIDAK Responden 1: “….tidak pernah memiliki

waktu lengang, jadi saya ga jadi untuk menulis karya ilmiah.”

Responden 2: “…belum pernah menulis karya ilmiah. Sibuk banget…”

Responden 3: “…tidak bisa menulis karya ilmiah dengan baik.”

Responden 4: “Belum memiliki kesempatan untuk menulis karya ilmiah…..”

Responden 5: “…saya belum memiliki keterampilan untuk menulis, jadi saya tidak pernah menulis karya ilmiah.”

Responden 7: “Tidak menulis, lebih penting lagi bagi saya untuk mengerjakan kewajiban saya sehari-hari di sini.”

Responden 8: “Tidak melakukan penulisan ilmiah karena menurut saya pembacanya sedikit…”

Responden 10: “…selama ini belum menulis karya ilmiah, karena perpustakaan masih mengerjakan pekerjaan teknis saja.”


(66)

Responden 11: “Saya rasa hanya mahasiswa jurusan Ilmu Perpustakaan saja peminatnya, lebih baik saya mengerjakan tugas saya dari pada menulis.”

Responden 12: “…saya kurang berminat untuk menulis karena lingkup pembacanya sedikit”

Responden 13: “ ….tidak menulis karya ilmiah karena tidak berminat saja.”

Responden 14: “ Banyak tugas harian jadi tidak bisa untuk menulis karya ilmiah…..”

Dari tabel di atas diketahui bahwa pada kenyataannya hanya 2 responden saja yang menjawab bahwa memang mereka melakukan kegiatan penulisan karya ilmiah tentang perpusdokinfo, sisanya 12 responden tidak melakukan kegiatan tersebut, meskipun para responden tersebut sebelumnya menyatakan pentingnya menulis karya ilmiah.

Hal ini tentu sangat disayangkan sekali, karena ternyata dalam penelitian ini mengetahui bahwa hanya 2 dari 14 responden yang menulis, bukti menjawab pertanyaan penulis mengenai pengalaman penulis yang jarang menemukan tulisan tentang Ilmu Perpustakaan yang up to date, khususnya yang ditulis oleh Pustakawan UIN Syahid Jakarta itu sendiri, baik dalam jurnal Al-Maktabahnya ataupun buletin yang ada di UIN.


(67)

D. Faktor Pendukung dan Intensitas Penulisan Karya Ilmiah yang Dilakukan Pustakawan UIN Syahid Jakarta

1. Faktor-Faktor Pendukung Penulisan Karya Ilmiah

Faktor-faktor pendukung yang melatarbelakangi pustakawan untuk melakukan kegiatan penulisan karya ilmiah, merupakan faktor pendorong terciptanya penelitian baru tentang pusdokinfo. Responden yang telah penulis wawancarai menyatakan bahwa sangatlah penting bagi setiap pustakawan untuk menulis karya ilmiah baru, namun bila dilihat dari intensitas penulisan ilmiah para responden, jelas bahwa hanya sedikit pustakawan yang mampu untuk menulis sebuah karya ilmiah.

Berikut ini uraian hasil wawancara kepada responden yang menjawab tentang latar belakang mereka jika seluruh responden tersebut bersedia melakukan kegiatan penulisan karya ilmiah dibidang perpusdokinfo adalah:

Tabel 06

Faktor-Faktor Pendukung Penulisan Ilmiah Pustakawan UIN Syahid No Faktor-Faktor Pendukung Pernyataan Wawancara

1. Angka Kredit Responden 1: “ Angka kreditnya

yang lumayan tinggi mampu meningkatkan jabatan saya, …..” Responden 4: “ …..angka kreditnya terbilang tinggi


(68)

faktor yang melatarbelakangi saya menulis karya ilmiah yaitu: yang utama adalah angka kreditnya, ….” Responden 7: “Jika saya menulis karya ilmiah maka hal yang paling mendorong saya untuk menulis adalah jumlah angka kreditnya,….” Responden 8: “…. yang mendukung untuk menulis adalah angka kredit jadi biar bisa naik pangkat.”

Responden 9: “Dapat meningkatkan angka kredit jika ingin naik pangkat…….”

Responden 10: “Angka kredit yang dihasilkan adalah faktor pendorong utama”

Responden 13: “….. juga untuk keuntungan pribadi yang utama yaitu angka kredit yang didapat….” Responden 14: “Faktor utama yang mendasari pustakawan menulis adalah angka kredit jabatan fungsionalnya, ….”


(69)

baru menulis membuat kita memiliki pengetahuan baru……”

Responden 3: “….. merupakan cerminan diri yang mampu menerima pengetahuan baru dan menyebarkan informasi baru” Responden 6: “…. menambah pengetahuan, ingin menjawab sendiri masalah baru yang ada,….” Responden 14: “…. dan ingin menyebarkan informasi baru.” 3. Menumbuhkan pola pikir

ilmiah

Responden 5: “Dengan menulis karya ilmiah mampu menumbuhkan pola pikir ilmiah baik bagi penulis ataupun kepada pengguna lainnnya.”

Responden 9: “…. memberikan nuansa ilmiah dalam kehidupan sehari-hari,

Responden 13: “….. menulis karya ilmiah tentu saya mengharapkan ada perubahan pada pola pikir pembacanya dan penulisnya…” 4. Persaingan dengan ilmu lain Responden 9: “….. ingin bersaing


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Penulis adalah anak pertama dari pasangan suami istri Pak Kamtori dan Ibu Suminarti. Lahir di desa kecil bernama Srikaton yang ada di Kabupaten OKU, Sumatera Selatan, pada tanggal 28 Juli 1989. Kakak tertua dari Tommy Umbara dan Fitria Wahyu Putri Maylani ini, menyelesaikan pendidikan dasarnya di Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama Belitang BK 3 pada tahun 2001, kemudian sekolah menengah pertamanya diselesaikan di SMP Negeri 2 Buay Madang pada tahun 2004, keduanya berada di OKU Timur Sumatera Selatan. Kemudian pendidikan menengah atasnya selesai pada tahun 2007 di MA. Raudlatul Muta’allimin Jakarta Timur. Penulis kemudian kuliah di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan mengambil Jurusan Ilmu Perpustakaan.

Berpisah dengan keluarga untuk menuntut ilmu sudah penulis lakukan sejak duduk dibangku kelas IV SD. Kemandirian dalam menghadapi kehidupan di perantauan, telah ia tanamkan sejak dini. Kuliah sambil bekerja penulis lakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup di Jakarta. Sifat mandiri dan bekerja keras itulah yang penulis tanamkan kepada kedua adik tercintanya. Banyak organisasi yang telah diikuti oleh penulis selama masih di bangku kuliah seperti menjadi Sekretaris Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Fakultas Adab dan Humaniora pada tahun 2009. Menjadi Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Sriwijaya (HIMASRI) pada tahun 2010. Penulis juga mengikuti paduan suara Lamyuzard pada tahun 2010.Penulis juga pernah bekerja sebagai pustakawan muda Pusat Informasi Zakat di Indonesia Magnificience of Zakat (IMZ) Dompet Dhuafa pada tahun 2010-2011. Setelah itu penulis bekerja sebagai salah satu staf di bagian Arsip Digital Pusat Informasi Kompas di Kompas Gramedia Group, ditahun 2012.

Pada tanggal 1 November 2012, penulis melepaskan masa lajangnya dan kemudian menikah dengan laki-laki asal Pekalongan yang bernama Darsono, dari pernikahan itu Alhamdulillah penulis dikaruniai seorang putera yang diberi nama Askari Muhammad Maherdika Dardak, yang lahir pada 6 Juni 2014.

Untuk kritik dan saran penulis dapat dihubungi melalui: e-mail: tariekamiyanti01@gmail.com HP: 0853-1083-1025