Comparative Advantage Landasan Teori

2.1.6 Comparative Advantage

Keunggulan komparatif adalah suatu keunggulan yang dimiliki oleh suatu organisasi untuk dapat membandingkannya dengan yang lainnya. Dengan mengacu arti tersebut, kami berpendapat, bahwa keunggulan komparatif, adalah keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh organisasi seperti SDM, fasilitas, dan kekayaan lainnya, yang dimanfaatkan untuk mencapai tujuan organisasi atau perpaduan keunggulan beberapa organisasi untuk mencapai tujuan bersama. Contoh, beberapa instansilembaga pemerintahan, dengan memanfaatkan segala keunggulan yang dimilikinya, dan mereka mempunyai satu tujuan bersama, yakni untuk mewujudkan visi dan misi yang telah dibuatnya bersama-sama. Istilah comparative advantage keunggulan komparatif, mula-mula dikemukakan oleh David Ricardo 1917 saat membahas perdagangan antara dua negara. Dalam teori tersebut, Ricardo membuktikan bahwa apabila ada dua negara yang saling berdagang dan masing-masing negara mengkonsentrasikan diri untuk mengekspor barang yang bagi negara tersebut memiliki keunggulan komparatif, maka kedua negara tersebut akan beruntung. Dalam ekonomi regional, keunggulan komparatif suatu komoditi bagi suatu daerah adalah bahwa komoditi itu lebih unggul secara relatif dengan komoditi lain di daerahnya. Pengertian unggul dalam hal ini adalah dalam bentuk perbandingan dan bukan dalam bentuk nilai tambah riil. Dengan kata lain, keunggulan komparatif adalah suatu kegiatan ekonomi yang menurut perbandingan lebih menguntungkan bagi pengembangan daerah. Pengetahuan akan keunggulan komparatif suatu daerah dapat digunakan para penentu kebijakan untuk mendorong perubahan struktur perekonomian daerah ke arah sektor yang mengandung keunggulan komparatif. Jadi, apabila sektor yang memiliki keunggulan komparatif bagi suatu daerah telah diketahui lebih dahulu, pembangunan sektor itu dapat disegerakan tanpa menunggu tekanan mekanisme pasar yang sering berjalan lambat. Faktor-faktor yang bisa membuat suatu daerah memiliki keunggulan komparatif dapat berupa kondisi alam, yaitu sesuatu yang sudah given tetapi dapat juga karena usaha-usaha manusia. Faktor-faktor yang dapat membuat suatu wilayah memiliki keunggulan komparatif dapat dikelompokan sebagai berikut: a. pemberian alam, yaitu karena kondisi alam akhirnya wilayah itu memiliki keunggulan untuk menghasilkan suatu produk tertentu; b. masyarakatnya menguasai teknologi mutakhir; c. masyarakatnya menguasai keterampilan khusus; d. wilayah itu dekat dengan pasar; e. wilayah dengan aksesibilitas yang tinggi; f. daerah setra dari suatu kegiatan sejenis; g. daerah aglomerasi dari berbagai kegiatan; h. upah buruh yang rendah dan tersedia dalam jumlah yang cukup serta didukung oleh keterampilan yang memadai dan mentalitas yang mendukung; i. mentalitas masyarakat yang sesuai untuk pembangunan; j. kebijakan pemerintah, antara lain menciptakan salah satubeberapa faktor yang menciptakan keunggulan seperti yang disebutkan di atas. Berdasarkan teori Heckscher-Ohlin atau disingkat dengan Teori H-O adalah sebuah teori yang menjelaskan mengenai hubungan perdagangan internasional dengan mekanisme bilateral. Secara fundamental, teori ini berorientasi pada teori keunggulan komparatif David Ricardo comparative advantage . Model daripada teori Heckscher-Ohlin yang telah dikembangkan oleh Eli Heckscher dan Bertil Ohlin tersebut menegaskan bahwasannya kegiatan ekspor dan impor suatu Negara berdasarkan faktor produksi. Teori perdagangan internasional H-O ini merupakan sebuah tinjauan matematis yang dimana kelangkaan suatu produk di negara lain akan menjadi parameter bagi suatu negara dalam melakukan kegiatan mengimpor komoditas yang faktor produksinya itu sendiri dinilai relatif langka dan mahal, begitu juga dengan kegiatan mengekspor komoditi suatu negara yang dimana hal tersebut didasarkan pada faktor produksi nya yang relatif murah dan juga melimpah secara intensif Mufriana, 2014. Keunggulan Komparatif merupakan ukuran daya saing keunggulan potensial dalam artian daya saing yang akan dicapai apabila perekonomian tidak mengalami distorsi sama sekali. Komoditas yang memiliki keunggulan komparatif dikatakan juga memiliki efisiensi secara ekonomi. Selanjutnya Simatupang 1995 mengemukakan bahwa untuk meningkatkan daya saing produk pertanian dapat dilakukan dengan strategi pengembangan agribisnis melalui koordinasi vertikal sehingga produk akhir dapat dijamin dan disesuaikan preferensi konsumen akhir. Implementasinya di lapangan oleh pelaku agribisnis dilakukan dengan membangun kelembagaan kemitraan usaha dalam berbagai pola kemitraan usaha. Terkait dengan konsep keunggulan komparatif adalah kelayakan ekonomi dan keunggulan kompetitif. Kelayakan finansial melihat manfaat proyek atau aktivitas ekonomi dari sudut lembaga atau individu yang terlibat dalam aktivitas tersebut, sedangkan analisa ekonomi menilai suatu aktivitas atas manfaat bagi masyarakat secara keseluruhan. Keunggulan komparatif berubah karena faktor yang mempengaruhinya diantaranya adalah ekonomi dunia, lingkungan domestik dan teknologi.

2.1.7 Kota Budaya