51
M. Hubungan yang menyatakan Perbandingan
Hubungan perbandingan terdapat dalam kalimat majemuk bertingkat yang klausa subordinatif dan klausa utamanya mempunyai unsur yang sama yang tarafnya
sama ekuatif atau berbeda komparatif. Klausa subordinatif perbandingan selalu mengalami pelepasan. Unsur yang dilesapkan adalah unsur yang menyatakan sifat
yang terukur yang ada pada klausa utama dan klausa subordinatif. Hubungan perbandingan terbagi atas dua jenis yaitu : hubungan ekuatif dan hubungan
komparatif.
1 Hubungan Ekuatif
Hubungan ekuatif muncul bila hal atau unsur pada klausa subordinatif dan klausa utama yang diperbandingkan sama tarafnya. Bentuk yang digunakan untuk
menyatakan hubungan ekuatif adalah sama…. dengan atau bentuk se-. Dalam bahasa batak Toba hubungan ekuatif ditandai dengan kata sarupa
‘sama’.
Contoh :
a Sarupa do timbo ni itona tu anggina.
‘Tinggi badan abangnya sama dengan adiknya’. b
Sarupa do ganjang ni obukna tu anakna. ‘Panjang rambutnya sama dengan anaknya’.
Universitas Sumatera Utara
52
2 Hubungan Komparatif
Hubungan komparatif muncul bila hal atau unsur pada klausa subordinatif dari klausa utama diperbandingkan berbeda tarafnya. Bentuk yang digunakan untuk
menyatakan hubungan komparatif adalah lebihkurang… daripada. Dalam bahasa batak Toba hubungan ekuatif ditandai dengan subordinator sian
‘daripada’.
Contoh :
a. Ummalo do halak huta sian halak na i kota.
‘Lebih pintar orang itu dari yang di kota’. b.
Lamoto do anggi nai sian kakakna. ‘Lebih bodoh adiknya dari kakaknya’.
c. Umbagak do anakna sian omakna.
‘Lebih cantik dia dari ibunya’. d.
Tumimbo do badanna sian itona. ‘Lebih tinggi badannya daripada kakaknya’.
3 Pelesapan
Penggabungan dua klausa baik secara subordinatif maupun koordinatif dapat mengakibatkan terdapatnya dua unsur yang sama dalam satu kalimat. Pengulangan
unsur yang sama itu merupakan suatu redundansi dari segi informasi. Salah satu alat sintaktis untuk mengurangi taraf redundansi itu adalah pelesapan atau elipsis, yaitu
penghilangan unsur tertentu dari satu kalimat atau teks.
Contoh :
Universitas Sumatera Utara
53
a Ala ni marsahit, Si Jonaha laho marubat.
‘ Karena sakit , Si Jonaha pergi berobat’. Contoh kalimat yang mengalami unsur pelesapanpenghilangan di atas adalah
hasil pelesapan dari Ala ni marsahit si Jonaha, si Jonaha laho marubat. b
Laho do nasida tu pesta i, alai dongan nasida daong. ‘ Mereka pergi ke pesta itu, tetapi teman mereka tidak’.
Contoh kalimat yang mengalami unsur pelesapanpenghilangan di atas adalah hasil pelesapan dari Laho do nasida tu pesta i, alai dongan nasida daong ro tu pesta
i. c
Mardalani sude nasida dungi mulak ma tu huta. ‘Mereka semua berjalan kemudian pulang ke kampung’.
Contoh kalimat yang mengalami unsur pelesapanpenghilangan di atas adalah hasil pelesapan dari
Mardalani sude nasida dungi mulak ma sude nasida tu huta.
Universitas Sumatera Utara
54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Dari data yang dikumpulkan dan kemudian dianalisis dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut :
1. Hubungan antarklausa pada kalimat majemuk dihubungankan dengan cara
koordinasi dan subordinasi. Kalimat majemuk setara dihubungkan dengan konjungsi koordinatif meliputi : jala, dohot, huhut, laos, alai, manang, nang, ro
di, alai tutu do nian, eh. Kalimat majemuk bertingkat dihubungkan dengan konjungsi subordinatif meliputi : nang, manang, songon, agia pe, na, atik pe,
nang pe, agia pe, alai, tung pe, anggiat, molo, anggo, sanga, gabe, andorang, tingki dan lain-lain
2. Hubungan semantis pada kalimat majemuk setara yang dibedakan atas hubungan
penjumlahan, hubungan perlawanan dan hubungan pemilihan.
3. Hubungan semantis yang terjadi pada kalimat majemuk bertingkat terdiri dari 13
bagian meliputi : hubungan yang menyatakan waktu, syarat, pengandaian, tujuan, konsesif, pembandingan, sebabalasan, hasilakibat, cara, alat, komplementasi,
atribut, dan perbandingan.
Universitas Sumatera Utara