Instrumentasi dan Bahan Penelitian

commit to user 30

H. Instrumentasi dan Bahan Penelitian

1. Alat-alat yang digunakan a. Kandang mencit 4 buah masing-masing untuk 9 ekor mencit. b. Timbangan hewan. c. Timbangan obat. d. Alat bedah hewan percobaan scalpel , pinset, gunting, jarum, meja. e. Sonde lambung. f. Alat untuk pembuatan preparat histologi. g. Mikroskop cahaya medan terang. h. Gelas ukur dan pengaduk. i. Kamera digital 2. Bahan yang digunakan a. Aspirin. b. Makanan hewan percobaan pellet. c. Aquades. d. Air PAM. e. Bahan untuk pembuatan preparat histologi dengan pengecatan HE. f. Kacang hijau

I. Cara Kerja

1. Dosis dan pengenceran kacang hijau Kacang hijau yang digunakan dalam penelitian ini adalah kacang hijau yang bagus berwarna hijau dan masih segar yang bisa didapatkan di commit to user 31 pasar. Untuk pembuatan larutan, dilakukan di Laboratorium Histologi FK UNS. Perhitungan kacang hijau : Untuk dosis kacang hijau pada mencit, menggunakan faktor konversi dosis untuk manusia dengan berat badan 70 kg pada mencit dengan berat badan 20 gr adalah 0,0026 Ngatidjan, 1991. Menurut Agustin dalam bukunya yang berjudul Pengobatan Tradisional, dosis tepung kacang hijau yang digunakan untuk manusia adalah satu sendok makan 15 ml atau 18 gr untuk manusia dengan berat badan 70 kg. Nilai konversi 0,0026 untuk mencit maka 18 x 0,0026 = 0,05 gr untuk mencit dengan berat badan 20 gr. Kacang hijau dicuci, dihancurkan tanpa air, kemudian ditimbang. 3 gr kacang hijau dilarutkan dengan 15 ml air sehingga untuk 0,05 gr didapatkan 0,25 ml larutan kacang hijau. Kemudian, untuk mengetahui dosis yang paling efektif dalam memperbaiki kerusakan sel epitel mukosa lambung dipakai dosis 2 kalinya yaitu 0,50 ml larutan kacang hijau. Jadi, dalam penelitian ini dipakai dua dosis kacang hijau, yaitu dosis pertama 0,05 gr20grBB dan dosis kedua 0,1 gr20grBB. 2. Dosis dan pengenceran aspirin Dosis aspirin yang diketahui dapat merusak mukosa lambung tikus adalah 600 mgkgBB Sangelorang, 1998. Nilai konversi dari tikus ke commit to user 32 mencit adalah 0,14. Jadi, dosis untuk mencit adalah 0,14 x 600 = 84 mgKgBB atau untuk mencit dengan berat badan 20 gr = 1,7 mg aspirin Aspirin 500 mg dilarutkan dalam aquadest hingga 59 ml. Dalam 1 ml larutan aspirin mengandung 8,5 mg aspirin. Dosis pemberian aspirin peroral adalah 1,7 mg20 gr berat badan mencit. Jumlah yang diberikan yaitu 0,20 ml = 84 mgkgBB mencit setiap kali pemberian. Aspirin ini diberikan pada kelompok perlakuan 1, 2, dan 3. Preparat aspirin yang telah dilarutkan dalam aquades ini diberikan satu kali sehari. 3. Persiapan mencit Mencit diadaptasikan selama tujuh hari di Laboratorium Histologi Fakultas Kedokteran UNS, Surakarta. Sesudah adaptasi, keesokan harinya dilakukan penimbangan untuk menentukan dosis dan dilakukan perlakuan. 4. Pengelompokan Subjek Pada minggu kedua mulai dilakukan percobaan. Selanjutnya subjek dikelompokkan menjadi empat kelompok secara random, dan masing- masing kelompok terdiri dari 9 mencit. Adapun pengelompokan subjek adalah sebagai berikut: KK = Kelompok kontrol diberi aquades 0,20 ml peroralmencit dan aquades 0,25 ml setiap hari selama 9 hari berturut-turut. Kemudian dilanjutkan aquades 0,25 ml dari hari ke-11 hingga hari ke-13 b. KP 1 = Kelompok perlakuan I diberi aspirin 84 mgkgBB mencit dan aquades 0,25 ml perhari pada hari ke-1 hingga ke-3 perlakuan commit to user 33 dan dilanjutkan pemberian aquades 0,25 ml pada hari ke-4 hingga ke-6 perlakuan. c. KP 2 = Kelompok perlakuan II diberi aspirin 84 mgkgBB mencit 1xhari diberikan 2 jam setelah makan dan kacang hijau peroral dosis I yaitu 0,05 gr20grBB mencit pada hari ke-1 hingga ke-3 perlakuan dan dilanjutkan pemberian kacang hijau 0,05 gr20grBB pada hari ke-4 hingga ke-6 perlakuan. d. KP 3 = Kelompok perlakuan III diberi aspirin 84 mgkgBB mencit 1xhari diberikan 2 jam setelah makan dan kacang hijau peroral dosis II yaitu 0,10 gr20grBB mencit pada hari ke-1 hingga ke- 3 perlakuan dan dilanjutkan pemberian kacang hijau 0,10 gr20grBB pada hari ke-4 hingga ke-6 perlakuan. 5. Penelitian Pendahuluan Pada penelitian pendahuluan, mencit telah diadaptasikan selama 7 hari, kemudian mencit ditimbang berat badannya. Perlu diketahui, mencit yang digunakan untuk penelitian ini tidak termasuk dengan mencit yang digunakan untuk perlakuan nantinya. Setelah 2 jam dipuasakan sehabis makan, mencit diberi aspirin dengan dosis 84 mgkgBB kemudian ditunggu selama 2 jam untuk mengetahui sejauh mana kerusakan yang telah ditimbulkan setelah diinduksi aspirin. Setiap 1 jam, seekor mencit dikorbankan dan dilihat lambungnya untuk menentukan derajat kerusakan lambung yang dipakai pada perlakuan nantinya. commit to user 34 Hasil dari penilitan ini didapatkan kerusakan mukosa lambung derajat ringan pada mencit pertama yang dikorbankan 1 jam setelah pemberian aspirin. Sedangkan pada mencit yang dikorbankan setelah 2 jam pemberian aspirin mengalami kerusakan mukosa lambung derajat berat. 6. Cara Kerja dan Perlakuan Pada perlakuan sesungguhnya, mencit yang sudah dikelompokkan kemudian diadaptasikan terhadap lingkungan Laboratorium Histologi FK UNS selama 7 hari serta diberi makan dan minum secara ad libitum dan pada hari ke-8 dilakukan penimbangan untuk menentukan dosis dan dilakukan perlakuan. Kemudian sampel dibagi menjadi 4 kelompok, dengan masing-masing kelompok 9 ekor dengan cara random. Kelompok kontrol diberi aquadest per oral selama 13 hari. Kelompok perlakuan 1 diberi Aspirin dengan dosis 84 mgKg BB peroral dan aquades 0,25 ml perhari selama 3 hari dimulai dari hari pertama hingga hari ke-3 perlakuan dilanjutkan pemberian aquades 0,25 ml pada hari ke-4 hingga ke-6 perlakuan. Kelompok perlakuan 2 diberi aspirin dengan dosis 84 mgKg BB peroral 2 jam setelah makan di siang hari dan 1 jam kemudian diberikan kacang hijau 0,05 gr20grBB 1xhari diberikan sejak hari pertama hingga hari ke-3 perlakuan, kemudian dilanjutkan pemberian kacang hijau 0,05 gr20grBB pada hari ke-4 hingga ke-6 perlakuan. Kelompok perlakuan 3 diberi aspirin dengan dosis 84 mgKg BB peroral 2 jam setelah makan commit to user 35 dan 1 jam kemudian diberikan kacang hijau 0,10 gr20grBB sejak hari pertama hingga hari ke-3 perlakuan, dan dilanjutkan pemberian kacang hijau 0,10 gr20grBB pada hari ke-4 hingga ke-6 perlakuan. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilakukan, pemberian kacang hijau dilakukan setelah 1 jam pemberian aspirin karena dalam waktu 1 jam mukosa lambung mencit akan mengalami kerusakan ringan dan dalam waktu 2 jam akan mengalami kerusakan berat. commit to user 36 Aquades 0,25 ml Aquades 0,25 ml Kacang hijau 0,05 gr20grBB Kacang hijau 0,10 gr20grBB Dilanjutkan hingga hari ke-13 penelitian, kemudian hewan dikorbankan dan dibuat preparat Dipuasakan 2 jam setelah pemberian pakan Sampel 36 ekor mencit Kelompok Kontrol Kelompok Perlakuan I Kelompok Perlakuan III Kelompok Perlakuan II Diadaptasikan selama 7 hari, dengan pemberian pakan dan air minum dari PAM Aspirin dosis 84KgBB Perlakuan dilanjutkan sampai hari ke-10 penelitian Aquades 0,2 ml Hari ke-8 ditimbang BB untuk menentukan dosis dan perlakuan ditunggu sekitar 1 jam Aquades 0,25 ml Aquades 0,25 ml Kacang hijau 0,05 gr20grBB ml20grBB Kacang hijau 0,10 gr20grBB Skema Pemberian perlakuan : Gambar 3.2 Skema Alur Penelitian : diulang selama 3 hari perlakuan commit to user 37 7. Pengukuran hasil Setelah perlakuan selesai, pada hari ke-14 semua hewan percobaan dikorbankan dengan cara dislokasi vertebra cervical. Kemudian lambung pada bagian kurvatura minor diambil untuk selanjutnya dibuat preparat dengan potongan transversal. Tiap 1 hewan uji dibuat menjadi 3 preparat dengan ketebalan 7-10 mikron. Preparat dibuat dengan pengecatan HE dengan metode parafin. Pengamatan preparat dengan perbesaran 100x untuk mengamati seluruh lapang pandang.

J. Teknik analisis data