Umur Responden Jenis Kelamin Tingkat Pendidikan

1. Umur Responden

Menurut Hernanto 1984 Umur merupakan faktor yang mempengaruhi seseorang produktif atau tidak produktif, seseorang dikatakan produktif jika berumur antara 15 sampai 64 tahun dan dikatakan tidak produktif jika berumur antara 0 sampai 14 tahun dan 65 tahun ke atas. Dari tabel 5.1 dapat diketahui bahwa usia responden terdiri dari usia produktif dan usia non produktif. Usia terendah responden adalah 36 tahun, usia tertinggi 66 tahun, sedangkan rata-ratanya adalah 49. Dengan melihat kelompok umur responden di atas, maka dapat dikatakan sebagian besar responden tergolong dalam usia produktif. Usia yang masih produktif biasanya masih mempunyai semangat yang lebih besar dibandingkan usia yang non produktif, sehingga usia produktif sangat potensial untuk lebih meningkatkan peran sertanya dalam setiap kegiatan.

2. Jenis Kelamin

Jenis kelamin responden seluruhnya adalah laki-laki. Anggota kelompok tani sebagian besar memang kaum laki-laki, kalaupun ada perempuan jumlahnya sangat kecil. Jabatan dalam kelompok tani pun seluruhnya diduduki oleh laki-laki. Keaktifan laki-laki juga lebih baik daripada perempuan dalam pertemuan kelompok, hal ini karena kaum laki- laki selalu yang diandalkan dalam kelompok tani. Tabel 5.1 menunjukkan bahwa 40 petani responden 100 persen adalah berjenis kelamin laki-laki. Hal ini juga menunjukkan bahwa dalam kegiatan usahatani, laki-laki lebih banyak berperan.

3. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan petani akan mempengaruhi cara berpikir dalam menjalankan usahataninya, yaitu dalam rasionalitas usaha, dan kemampuan memanfaatkan setiap kesempatan ekonomi yang ada Hernanto, 1984. Dari tabel 5.1 dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan seseorang juga berpengaruh terhadap tingkat adopsi inovasi. Pendidikan responden dalam penelitian ini beragam mulai dari SDSR hingga perguruan tinggidiploma. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan responden yang terbanyak adalah SD, sehingga tingkat pendidikan responden masih tergolong rendah. Tingkat pendidikan yang rendah dapat disebabkan oleh keadaan ekonomi responden yang kurang mampu. Meskipun sebagian besar responden hanya sampai pada pendidikan dasar namun memiliki kemampuan untuk membaca dan menulis yang baik, setidaknya hal ini dapat menunjang kelancaran aktivitas kelompok, misalnya dalam hal administrasi. Semua anggota dapat dengan mudah memantau transparansi keuangan maupun kesekretariatan. Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia, umumnya semakin tinggi tingkat pendidikan biasanya pola berpikir juga akan semakin maju.

4. Status dalam Kelompok Tani