6
BAB II TINJAUAN TEORITIS
Tinjauan teoritis dibuat dengan maksud untuk memaparkan beberapa dari hasil-hasil penelitian yang sudah ada pada sebelumnya, dan diharapkan bisa
membantu di dalam memecahkan permasalahan pada penelitian ini.
2.1 Kolaborasi Penelitian
2.1.1. Definisi Kolaborasi Penelitian
Penerapan kolaborasi pada kegiatan penelitian berawal dari kenyataan bahwa peneliti tidak mampu melakukan kegiatan penelitian secara individu. Hal
ini dipengaruhi oleh kompleks dan rumitnya masalah penelitian pada saat ini yang
memerlukan adanya suatu kerjasama kolaborasi dengan peneliti lainnya.
Prihanto 1996, 28 mendefinisikan, “kolaborasi penelitian berlangsung
bila dua peneliti atau lebih bekerja sama dalam sebuah kegiatan, masing-masing memberikan sumbangan sumber daya dan usaha baik intelektual maupun fisik”.
Kolaborasi di dalam penelitian bisa dikatakan sebagai suatu aktivitas peneliti dengan saling memberikan kontribusi baik kontribusi yang sifatnya
teoritis berupa ide, pandangan, pendapat, gagasan, dan komentar, serta memberikan kontribusi yang sifatnya teknis berupa keikutsertaan dalam proses
penelitian. Kartz dan martin 1997, 7 mendefinisikan
“a research collaboration could be defined as the working together of researchers to achieve the common
goal of producing new scientific knowledge”. Yang artinya kolaborasi penelitian
Universitas Sumatera Utara
7
merupakan pekerjaan yang dilakukan bersama-sama oleh para peneliti untuk mencapai tujuan bersama dalam menghasilkan suatu ilmu pengetahuan baru
bersifat ilmiah. Kolaborasi pada suatu penelitian dapat dikatakan sebagai suatu profesi
bagi para peneliti yang dilakukan secara bersama dengan rekan peneliti lainnya untuk dapat menciptakan suatu ilmu pengetahuan yang baru bersifat ilmiah sesuai
dengan tujuan yang telah disepakati bersama. Amabile et al. 2001, 419 menafsirkan
“suggest three dimensions, that can be used to describe research collaboration: 1 the profession of the
participants, 2 the institutional affiliation, and 3 the organisational level of the collaboration”. Artinya kolaborasi penelitian dapat digambarkan dengan tiga
dimensi yaitu profesi partisipan, 2 afiliasi antar institusilembaga, dan 3 level organisasi dari kolaborasi.
Sonnenwald dikutip oleh Amabile et.al. 2001, 419 “further add 4 the
disciplinary focus and 5 the geographical focus”. Artinya Sonnenwald menambahkan lagi 2 dimensi yang menggambarkan kolaborasi penelitian yaitu
disiplin ilmu dan geografis. Melihat dari 5 dimensi ini menunjukkan bahwa kolaborasi di dalam
penelitian merupakan kerjasama yang dilakukan antar peneliti yang berasal dari lembaga, negara, disiplin ilmu yang sama maupun berbeda.
Rains 2006, 91 mendefinisikan, “Collaborative research involves
cooperation of individuals agencies, and organizations in the planning, implementation, evaluation, and dissemination of research activities”. Yang
Universitas Sumatera Utara
8
artinya kolaborasi penelitian melibatkan kerjasama individu, lembaga, dan organisasi di dalam perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan penyebaran kegiatan
penelitian. Pelaksanaan kolaborasi penelitian bukan hanya menghubungkan antar
peneliti tetapi juga menghubungkan peneliti dengan lembaga dan organisasi dalam mendukung kegiatan penelitian baik di dalam perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi, dan penyebaran hasil penelitian kepada masyarakat luas. Dari beberapa pemaparan mengenai pengertian kolaborasi penelitian di
atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa kolaborasi penelitian sebenarnya merupakan suatu kegiatan penelitian yang menghubungkan antar peneliti,
lembaga, negara, bahkan antar disiplin ilmu dengan saling memberikan kontribusi baik pengetahuan maupun tenaga untuk mencapai tujuan bersama dalam hal
menciptakan suatu ilmu pengetahuan yang baru bersifat ilmiah.
2.1.2. Faktor-Faktor Kolaborasi Penelitian