Kolaborasi Dan Produktivitas Peneliti Pada Jurnal Penelitian Karet Periode Tahun 2005-2014

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Amabile, Teresa M.et.al. 2001. Academic-Practitioner Collaboration In Management Research: A case Of Cross-Profession Collaboration. The Academy of Management Journal. Vol.44, no.2

http://e-resources.perpusnas.go.id/library.php?id=00001 (diakses 11 Maret,2015)

Anom S.2012.Kolaborasi Peneliti Bidang Sains : Sebuah Kajian Bibliometrik

Pada Makara Seri Sains Dan Jurnal Matematika Dan Sains Tahun 2010.

Skripsi. Universitas Indonesia

Arikunto, Suharsimi. 2013.cet.15. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

B.Mustafa. 2007. Hukum Lotka Produktivitas Pengarang. http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/32132

Czajkowski, Joyce M. 2008. Leading Successful Internstitutional Collaboration Using The Collaboration Success Measurement Model. http://www.chairacademy.com/conference/2007/papers/leading_successf ul_interinstitutional_collaborations.pdf (diakses 21 Maret 2015)

Farida, Mutia.2010. Kolaborasi dan Produktivitas Pengarang Bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi : Studi Kasus Pada Jurnal Online D-Lib Magazine dan Jurnal Information Research Tahun 2006-2009.Skripsi.Universitas Sumatera Utara

Handoyo, Setiowiji dan Putera, Prakoso Bhairawa. 2012. Tingkat Kolaborasi Peneliti Pada Program Insentif “Semi Top-Down” Kementerian Riset Dan Teknologi Tahun 2008-2010. Warta Kebijakan Iptek Manajemen Litbang. Vol.10, no.2 (diakses 17 Februari 2015)

Kartz, J.S and Martin,B.R. 1997. What is research collaboration. In research policy, http://www.sussex.ac.uk/Users/sylvank/pubs/Res_col9.pdf (diakses 2 Februari,2015 )

Lee, Sooho and Barry Bozeman. 2005. The Impact of Research Collaboration on Scientific Productivity. Social Studies of Science. Vol.35, no.5 http://eresources.perpusnas.go.id/library.php?id=10000&key=The+Impac t+of+Research+Collaboration+on+Scientific+Productivity+Sooho+Lee+a nd+Barry+Bozeman (diakses 12 Maret 2015)


(2)

Lewis, Jenny M. 2013. Research Collaboration : Meanings, Models, &

Disciplinary Differences.

https://mro.unimelb.edu.au/sites/default/files/public/odvcr/lewis-interact2013.pdf (diakses 18 Februari 2015)

Prihanto, Igif G. 1996. Kajian Kolaborasi Peneliti Bidang Kedirgantaraan Tahun 1975-1994. Tesis. Universitas Indonesia.

Purnomowati, Sri. Pola kepengarangan dan pola sitiran tiga judul majalah Indonesia bidang ilmu perpustakaan dan informasi. http://purnomowati.blogspot.com/2006/10/pola-kepengarangan-dan-pola-sitiran_31.html ( diakses pada hari kamis 26 Februari 2015 ).

Rains, Joanne W. 2006. Collaborative Research: Encyclopedia Of Nurshing Research. New York: Springer Publishing Company. Proquest Nursing Allied Health Source (diakses 9 Maret 2015)

Rufaidah, Vivit Wardah. 2010. Produktivitas Publikasi Peneliti Badan Litbang Pertanian. Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol.19, no.1 http://pustaka.litbang.pertanian.go.id/publikasi/pp191101.pdf (diakses 20 Februari,2015)

Sormin, Remi. 2009. Kajian Korelasi Antara Korelasi Peneliti Dan Produktivitas Peneliti Lingkup Badan Litbang Pertanian. Jurnal Perpustakaan

Pertanian Vol.18, no.1

http://pustaka.litbang.pertanian.go.id/publikasi/pp181091.pdf (diakses 31 Januari,2015)

Surtikanti, Ratih. 2004. Kajian Kolaborasi Interdisipliner Peneliti Di Indonesia: Studi Kasus Pada Program Riset Unggulan Terpadu I-VII. Tesis. Univeristas Indonesia.

Sutardji. 2011. Kajian Artikel Tanaman Pangan Pada Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan. Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol.20, no.1 http://pustaka.litbang.pertanian.go.id/publikasi/pp201111.pdf (diakses 12 Maret,2015)

---. 2012 Produktivitas Publikasi Peneliti Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan Dan Umbi-Umbian. Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol.21, no.1 (april).


(3)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian bersifat kuantitatif dimana terfokus kepada seseuatu hal yang dapat diukur dengan nyata menggunakan angka-angka sehingga dapat dengan mudah dipahami.

Hasil penelitian diungkapkan secara deskriptif untuk memberikan gambaran tentang subjek penelitian yaitu, mengenai tingkat kolaborasi dan produktivitas peneliti pada Jurnal Penelitian Karet periode tahun 2005-2014.

3.2. Unit Analisis

Unit analisis adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian (Arikunto, 2013:87). Unit analisis dalam penelitian ini adalah seluruh artikel yang dimuat pada Jurnal Penelitian Karet periode tahun 2005-2014.

Dalam rentang tahun 2005-2014 ada 145 artikel pada Jurnal Penelitian Karet dengan perincian pada tabel di bawah ini:

Tabel Jumlah Artikel Pada Jurnal Penelitian Karet Periode Tahun 2005-2014

No Vol.(no), Tahun Terbit Jumlah Artikel

1.

23(1), 2005 6 Artikel

23(2), 2005 6 Artikel

2.

24(1), 2006 6 Artikel


(4)

3.

25(1), 2007 8 Artikel

25(2), 2007 7 Artikel

4.

26(1), 2008 8 Artikel

26(2), 2008 8 Artikel

5.

27(1), 2009 7 Artikel

27(2), 2009 7 Artikel

6.

28(1), 2010 7 Artikel

28(2), 2010 7 Artikel

7.

29(1), 2011 7 Artikel

29(2), 2011 7 Artikel

8.

30(1), 2012 6 Artikel

30(2), 2012 5 Artikel

9.

31(1), 2013 7 Artikel

31(2), 2013 9 Artikel

10.

32(1), 2014 10 Artikel

32(2), 2014 11 Artikel

Berdasarkan tabel di atas maka total keseluruhan artikel pada Jurnal Penelitian Karet berjumlah 145 artikel.

3.3. Instrument Penelitian

Instrument penelitian dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi dengan cara mengumpulkan judul-judul dari keseluruhan artikel yang ada pada Jurnal Penelitian Karet periode tahun 2005-2014.


(5)

3.4. Teknik Analisis Data

Data yang sudah dikumpulkan kemudian diolah dengan cara dilakukan pemrosesan data atau analisis data. Analisis data dilakukan dengan berbagai tahapan yang harus dilakukan secara berurutan. Adapun tahapan tersebut sebagai berikut:

3.4.1. Penentuan Kolaborasi

a. Mencatat artikel pada Jurnal Penelitian Karet periode tahun 2005-2014.

b. Pembuatan tabel

Dalam tabel ini akan dikelompokkan Nm dan Ns beserta jumlahnya, kemudian dihitung pula nilai C pertahun.

c. Tabel rekapitulasi

Tabel ini memuat total keseluruhan Nm dan Ns setiap tahunnya serta dihitung nilai C.

d. Penentuan tingkat kolaborasi

Penentuan tingkat kolaborasi peneliti pada Jurnal Penelitian Karet periode tahun 2005-2014 dengan penerapan formulasi menurut Subramanyam dikutip oleh Prasetyadi dan Nugroho (2014, 7) sebagai berikut:

C

� � +��


(6)

Di mana:

C = Tingkat kolaborasi peneliti suatu disiplin ilmu, dengan nilai berada pada interval 0 sampai dengan 1, atau [0, 1]

Nm = Total hasil penelitian dari peneliti suatu disiplin ilmu pada

tahun tertentu yang dilakukan secara berkolaborasi

N

s

= Total hasil penelitian dari peneliti suatu disiplin ilmu pada tahun tertentu yang dilakukan secara individual

Dalam hal ini besarnya nilai nilai C yang merupakan tingkat kolaborasi peneliti tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

a. Apabila nilai C = 0 maka dapat dikatakan bahwa hasil penelitian pada bidang tersebut seluruhnya dilakukan secara individual (peneliti tunggal).

b. Apabila nilai C lebih besar dari nol dan kurang dari setengah (0 < C < 0,5) maka dapat dikatakan bahwa hasil penelitian yang dilakukan secara individual lebih besar dibandingkan dengan yang dilakukan secara kolaborasi.

c. Apabila nilai C = 0,5 maka penelitian yang dilakukan secara individual sama banyaknya dengan yang dilakukan secara kolaborasi.

d. Apabila nilai C lebih besar dari 0,5 dan kurang dari 1 (0,5 < C < 1) dapat dikatakan bahwa hasil penelitian yang dilakukan secara


(7)

individual lebih sedikit dibandingkan yang dilakukan secara kolaborasi.

e. Apabila nilai C = 1 maka penelitian pada bidang tersebut seluruhnya dilakukan secara kolaborasi.

3.4.2. Penentuan Produktivitas Peneliti

Dalam penelitian ini, penulis melakukan evaluasi peneliti dengan melihat jumlah artikel yang dihasilkan oleh mereka dengan menggunakan Hukum Lotka. Analisis data untuk mengetahui produktivitas peneliti dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Membuat tabel yang memuat jumlah penelitian yang dihasilkan oleh para peneliti dengan menggunakan Straight Count =

Senior Count = Primary count. Cara ini digunakan dengan

alasan bahwa peneliti yang pertama dicantumkan pada Jurnal Penelitian Karet dianggap paling besar memberikan kontribusi pada kegiatan penelitian.

2. Membuat tabel distribusi pengamatan dan distribusi teoritis Lotka. Selanjutnya distribusi pengamatan diubah menjadi linear agar bisa mendekati hukum Lotka. Caranya yang bisa dilakukan yaitu membuat tabel dengan kolom x; y; X = log ; Y = log ; XY; XX. Dalam distribusi frekuensi, x merupakan simbol yang melambangkan banyaknya artikel yang disumbangkan oleh penulis dan y merupakan simbol yang melambangkan banyaknya penulis yang memberikan


(8)

kontribusi x artikel. Selanjutnya hitung nilai n dengan persamaan (II.5). Nilai C dihitung dengan persamaan (II.9) dan persamaan (II.10).


(9)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Jurnal Penelitian Karet

Jurnal Penelitian Karet merupakan salah satu publikasi dari Pusat Penelitian Karet. Jurnal Penelitian Karet memuat artikel ilmiah pada dibidang karet yang dilakukan oleh peneliti Pusat Penelitian Karet maupun peneliti dari instansi lainnya. Jurnal ini merupakan artikel ilmiah yang menyatukan peneliti dari Indonesia dengan peneliti dari negara lain untuk menyelesaikan permasalahan di dalam membudidaya tanaman karet. Karet merupakan salah satu komoditas perkebunan yang baik dalam konteks ekonomi masyarakat dan juga sumber penghasil devisa bagi negara terbesar ke-2 setelah Kelapa Sawit.

Instansi dari luar Pusat Penelitian Karet yang terlibat di dalam Jurnal Penelitian Karet antara lain sebagai berikut :

Tabel 1 : Daftar Nama Instansi Terlibat Pada Jurnal Penelitian Karet Periode Tahun 2005-2014

No Nama Instansi

1 USU

2 UI

3

Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (GAPKINDO) Cabang SUMUT

4 Pusat Penelitian Teh dan Kina

5 Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia

6 IPB

7 Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia

8 Universitas Jambi

9 ITB


(10)

11 BPTP

12 PT. Swakarsa Sinar Sentosa

13 Balai Pengkajian dan Penerapan Teknologi

14 UGM

15 CIRAD/TERA

16 PT.Badja Baru

17 LRPI

18 ICRAF

19 IRD

20 PT.Global Deourub Industry

4.2. Perkembangan Jurnal Penelitian Karet Perioode Tahun 2005-2014

Jumlah artikel yang dihasilkan oleh peneliti pada Jurnal Penelitian Karet mengalami perkembangan setiap tahunnya. Berdasarkan grafik di bawah ini menunjukkan bahwa perkembangan artikel dari peneliti yang dipublikasikan pada Jurnal Penelitian Karet periode tahun 2005-2014 mengalami fluktuasi. Fluktuasi merupakan suatu keadaan dimana artikel pada Jurnal Penelitian Karet tidak berada pada posisi yang stabil dimana ada beberapa tahun mengalami peningkatan dan penurunan.


(11)

Gambar 1 Total Hasil Penelitian Dari Peneliti Tiap Tahun Pada Jurnal Penelitian Karet Periode Tahun 2005-2014

Pada tahun 2005-2006 konstan dimana jumlah artikel tetap berada pada posisi 12 artikel. Tahun 2006-2007 jumlah artikel mengalami peningkatan dari 12 hingga mencapai 15 artikel. Tahun 2007-2008 jumlah artikel mulai mengalami peningkatan dari 15 hingga mencapai 16 artikel. Tahun 2008-2009 jumlah artikel mengalami penurunan dari 16 hingga mencapai 14 artikel. Tahun 2009-2011 konstan dimana jumlah artikel tetap berada pada posisi 14 artikel. Tahun 2011-2012 jumlah artikel mengalami penurunan dari 14 hingga mencapai 11 artikel. Tahun 2012-2013 jumlah artikel mengalami peningkatan dari 11 hingga mencapai 16 artikel. Tahun 2013-2014 jumlah artikel mengalami peningkatan dari 16 hingga mencapai 21 artikel.

Jumlah artikel pada Jurnal Penelitian Karet terbanyak terjadi pada tahun 2014 yaitu berjumlah 21 artikel. Jumlah artikel pada Jurnal Penelitian Karet

12 12

15 16

14 14 14

11 16

21

0 5 10 15 20 25

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Tahun Terbit

Juml

ah

Ar

ti

ke


(12)

periode tahun 2005-2014 mengalami penurunan sebanyak 2 kali yaitu terjadi pada tahun 2009 dan tahun 2012.

Jumlah artikel pada Jurnal Penelitian Karet periode tahun 2005-2014 mencapai 145 artikel. Setiap artikel mengandung beberapa subjek. Pada penulisan ini hanya menggunakan subjek primer/utama. Adapun subjek yang diteliti oleh peneliti pada Jurnal Penelitian Karet periode tahun 2005-2014 antara lain sebagai berikut:

Tabel-2 : Kategori Subjek Pada Jurnal Penelitian Karet Periode Tahun 2005-2014

No Subjek

1 Plants, Cultivated 2 Farm Mechanization 3 Latex-Processing

4 Economic-Sociological Aspect 5 Plant Breeding

6 Plant Genetics 7 Soil Fertility 8 Plant Disease 9 Agroforestry 10 Waste Management 11 Farm-Valuation 12 Soil Analysis 13 Soil Management 14 Soils and Climate

Berdasarkan tabel-2 di atas diperoleh subjek yang paling sering diteliti yaitu Plants, Cultivated atau biasa dikenal dengan Budidaya Tanaman. Hal ini membuktikan bahwa budidaya tanaman karet lebih sulit dilakukan dibandingkan pada komoditas perkebunan lainnya. Alasan ini yang medorong peneliti terus


(13)

melakukan penelitian dan membagikan kepada masyarakat luas bagaimana teknik/cara yang bisa dilakukan di dalam budidaya tanaman karet.

4.3. Tingkat Kolaborasi Peneliti Pada Jurnal Penelitian Karet Periode Tahun 2005-2014

Tingkat kolaborasi peneliti pada Jurnal Penelitian Karet periode tahun 2005-2014 dibuat dengan maksud untuk mengetahui tingkat kolaborasi peneliti pada Jurnal Penelitian Karet. Untuk melihat besarnya tingkat kolaborasi (C) peneliti pada Jurnal Penelitian Karet dengan cara data yang sudah ada dirinci tiap tahunnya, kemudian nilai C diinterpretasikan dengan petunjuk yang ada pada Bab III halaman 28.

4.3.1. Tingkat Kolaborasi Peneliti Pada Jurnal Penelitian Karet Tahun 2005

Tingkat kolaborasi peneliti pada Jurnal Penelitian Karet tahun 2005 bisa dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3 : Kolaborasi Peneliti pada Jurnal Penelitian karet Tahun 2005 Jumlah Peneliti

Individu (Ns)

Jumlah Peneliti Berkolaborasi

(Nm)

Tingkat Kolaborasi Peneliti

(C)

Persentase

7 5 0,42 42%

Dari tabel-3 di atas dapat diketahui bahwa total keseluruhan artikel pada Jurnal Penelitian Karet tahun 2005 sebanyak 12 artikel. Jumlah ini terdiri atas 7


(14)

artikel dihasilkan oleh peneliti individu (Ns) dan 5 artikel dihasilkan oleh peneliti kolaborasi (Nm).

Besarnya tingkat kolaborasi (C) peneliti pada Jurnal Penelitian Karet tahun 2005 adalah 0,42 dengan persentase 42%. Tingkat kolaborasi (C) berada di antara

(0 < C < 0,5) artinya nilai C lebih besar dari nol dan kurang dari setengah. Berdasarkan nilai C yang telah diperoleh dengan menggunakan formulasi tingkat kolaborasi peneliti dapat dikatakan bahwa hasil penelitian dari peneliti lebih besar dilakukan secara individual dibandingkan dengan yang dilakukan secara kolaborasi. Dengan demikian, peneliti tidak memerlukan bantuan dari peneliti lainnya maupun dari disiplin ilmu lainnya di dalam kegiatan penelitian.

4.3.2. Tingkat Kolaborasi Peneliti Pada Jurnal Penelitian Karet Tahun 2006

Tingkat kolaborasi peneliti pada Jurnal Penelitian Karet tahun 2006 bisa dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4 : Kolaborasi Peneliti pada Jurnal Penelitian karet Tahun 2006 Jumlah Peneliti

Individu (Ns)

Jumlah Peneliti Berkolaborasi

(Nm)

Tingkat Kolaborasi Peneliti

(C)

Persentase

2 10 0,83 83%

Dari tabel-4 di atas dapat diketahui bahwa total keseluruhan artikel pada Jurnal Penelitian Karet tahun 2006 sebanyak 12 artikel. Jumlah ini terdiri atas 2

artikel dihasilkan oleh peneliti individu (Ns) dan 10 artikel dihasilkan oleh peneliti kolaborasi (Nm).


(15)

Besarnya tingkat kolaborasi (C) peneliti pada Jurnal Penelitian Karet tahun 2006 adalah 0,83 dengan persentase 83%. Tingkat kolaborasi (C) berada di antara

(0,5 < C < 1) artinya nilai C lebih besar dari setengah dan kurang dari satu. Berdasarkan nilai C yang telah diperoleh dengan menggunakan formulasi tingkat kolaborasi peneliti dapat dikatakan bahwa hasil penelitian dari peneliti lebih besar dilakukan secara kolaborasi dibandingkan dengan yang dilakukan secara individual. Dengan demikian, peneliti memerlukan bantuan dari peneliti lainnya maupun dari disiplin ilmu lainnya di dalam kegiatan penelitian.

4.3.3. Tingkat Kolaborasi Peneliti Pada Jurnal Penelitian Karet Tahun 2007

Tingkat kolaborasi peneliti pada Jurnal Penelitian Karet tahun 2007 bisa dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5 : Kolaborasi Peneliti pada Jurnal Penelitian karet Tahun 2007 Jumlah Peneliti

Individu (Ns)

Jumlah Peneliti Berkolaborasi

(Nm)

Tingkat Kolaborasi Peneliti

(C)

Persentase

4 11 0,73 73%

Dari tabel-5 di atas dapat diketahui bahwa total keseluruhan artikel pada Jurnal Penelitian Karet tahun 2007 sebanyak 15 artikel. Jumlah ini terdiri atas 4

artikel dihasilkan oleh peneliti individu (Ns) dan 11 artikel dihasilkan oleh peneliti kolaborasi (Nm).

Besarnya tingkat kolaborasi (C) peneliti pada Jurnal Penelitian Karet tahun 2007 adalah 0,73 dengan persentase 73%. Tingkat kolaborasi (C) berada di antara


(16)

(0,5 < C < 1) artinya nilai C lebih besar dari setengah dan kurang dari satu. Berdasarkan nilai C yang telah diperoleh dengan menggunakan formulasi tingkat kolaborasi peneliti dapat dikatakan bahwa hasil penelitian dari peneliti lebih besar dilakukan secara kolaborasi dibandingkan dengan yang dilakukan secara individual. Dengan demikian, peneliti memerlukan bantuan dari peneliti lainnya maupun dari disiplin ilmu lainnya di dalam kegiatan penelitian.

4.3.4. Tingkat Kolaborasi Peneliti Pada Jurnal Penelitian Karet Tahun 2008

Tingkat kolaborasi peneliti pada Jurnal Penelitian Karet tahun 2008 bisa dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 6 : Kolaborasi Peneliti pada Jurnal Penelitian karet Tahun 2008 Jumlah Peneliti

Individu (Ns)

Jumlah Peneliti Berkolaborasi

(Nm)

Tingkat Kolaborasi Peneliti

(C)

Persentase

5 11 0,69 69%

Dari tabel-6 di atas dapat diketahui bahwa total keseluruhan artikel pada Jurnal Penelitian Karet tahun 2008 sebanyak 16 artikel. Jumlah ini terdiri atas 5

artikel dihasilkan oleh peneliti individu (Ns) dan 11 penelitian dihasilkan oleh peneliti kolaborasi (Nm).

Besarnya tingkat kolaborasi (C) peneliti pada Jurnal Penelitian Karet tahun 2008 adalah 0,69 dengan persentase 69%. Tingkat kolaborasi (C) berada di antara

(0,5 < C < 1) artinya nilai C lebih besar dari setengah dan kurang dari satu. Berdasarkan nilai C yang telah diperoleh dengan menggunakan formulasi tingkat


(17)

kolaborasi peneliti dapat dikatakan bahwa hasil penelitian dari peneliti lebih besar dilakukan secara kolaborasi dibandingkan dengan yang dilakukan secara individual. Dengan demikian, peneliti memerlukan bantuan dari peneliti lainnya maupun dari disiplin ilmu lainnya di dalam kegiatan penelitian.

4.3.5. Tingkat Kolaborasi Peneliti Pada Jurnal Penelitian Karet Tahun 2009

Tingkat kolaborasi peneliti pada Jurnal Penelitian Karet tahun 2009 bisa dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 7 : Kolaborasi Peneliti pada Jurnal Penelitian karet Tahun 2009 Jumlah Peneliti

Individu (Ns)

Jumlah Peneliti Berkolaborasi

(Nm)

Tingkat Kolaborasi Peneliti

(C)

Persentase

1 13 0,93 93%

Dari tabel-7 di atas dapat diketahui bahwa total keseluruhan artikel dari peneliti yang dipublikasikan pada Jurnal Penelitian Karet tahun 2009 sebanyak 14 artikel. Jumlah ini terdiri atas 1 artikel dihasilkan oleh peneliti individu (Ns) dan 13 artikel dihasilkan oleh peneliti kolaborasi (Nm).

Besarnya tingkat kolaborasi (C) peneliti pada Jurnal Penelitian Karet tahun 2009 adalah 0,93 dengan persentase 93%. Tingkat kolaborasi (C) berada di antara

(0,5 < C < 1) artinya nilai C lebih besar dari setengah dan kurang dari satu. Berdasarkan nilai C yang telah diperoleh dengan menggunakan formulasi tingkat kolaborasi peneliti dapat dikatakan bahwa hasil penelitian dari peneliti lebih besar dilakukan secara kolaborasi dibandingkan dengan yang dilakukan secara


(18)

individual. Dengan demikian, peneliti memerlukan bantuan dari peneliti lainnya maupun dari disiplin ilmu lainnya di dalam kegiatan penelitian.

4.3.6. Tingkat Kolaborasi Peneliti Pada Jurnal Penelitian Karet Tahun 2010

Tingkat kolaborasi peneliti pada Jurnal Penelitian Karet tahun 2010 bisa dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 8 : Kolaborasi Peneliti pada Jurnal Penelitian karet Tahun 2010 Jumlah Peneliti

Individu (Ns)

Jumlah Peneliti Berkolaborasi

(Nm)

Tingkat Kolaborasi Peneliti

(C)

Persentase

3 11 0,79 79%

Dari tabel-8 di atas dapat diketahui bahwa total keseluruhan artikel dari peneliti yang dipublikasikan pada Jurnal Penelitian Karet tahun 2010 sebanyak 14 artikel. Jumlah ini terdiri atas 3 artikel dihasilkan oleh peneliti individu (Ns) dan 11 artikel dihasilkan oleh peneliti kolaborasi (Nm).

Besarnya tingkat kolaborasi (C) peneliti pada Jurnal Penelitian Karet tahun 2010 adalah 0,79 dengan persentase 79%. Tingkat kolaborasi (C) berada di antara

(0,5 < C < 1) artinya nilai C lebih besar dari setengah dan kurang dari satu. Berdasarkan nilai C yang telah diperoleh dengan menggunakan formulasi tingkat kolaborasi peneliti dapat dikatakan bahwa hasil penelitian dari peneliti lebih besar dilakukan secara kolaborasi dibandingkan dengan yang dilakukan secara individual. Dengan demikian, peneliti memerlukan bantuan dari peneliti lainnya maupun dari disiplin ilmu lainnya di dalam kegiatan penelitian.


(19)

4.3.7. Tingkat Kolaborasi Peneliti Pada Jurnal Penelitian Karet Tahun 2011

Tingkat kolaborasi peneliti pada Jurnal Penelitian Karet tahun 2011 bisa dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 9 : Kolaborasi Peneliti pada Jurnal Penelitian karet Tahun 2011 Jumlah Peneliti

Individu (Ns)

Jumlah Peneliti Berkolaborasi

(Nm)

Tingkat Kolaborasi Peneliti

(C)

Persentase

4 10 0,71 71%

Dari tabel-9 di atas dapat diketahui bahwa total keseluruhan artikel dari peneliti yang dipublikasikan pada Jurnal Penelitian Karet tahun 2011 sebanyak 14 penelitian. Jumlah ini terdiri atas 4 artikel dihasilkan oleh peneliti individu (Ns) dan 10 artikel dihasilkan oleh peneliti kolaborasi (Nm).

Besarnya tingkat kolaborasi (C) peneliti pada Jurnal Penelitian Karet tahun 2011 adalah 0,71 dengan persentase 71%. Tingkat kolaborasi (C) berada di antara

(0,5 < C < 1) artinya nilai C lebih besar dari setengah dan kurang dari satu. Berdasarkan nilai C yang telah diperoleh dengan menggunakan formulasi tingkat kolaborasi peneliti dapat dikatakan bahwa hasil penelitian dari peneliti lebih besar dilakukan secara kolaborasi dibandingkan dengan yang dilakukan secara individual. Dengan demikian, peneliti memerlukan bantuan dari peneliti lainnya maupun dari disiplin ilmu lainnya di dalam kegiatan penelitian.


(20)

4.3.8. Tingkat Kolaborasi Peneliti Pada Jurnal Penelitian Karet Tahun 2012

Tingkat kolaborasi peneliti pada Jurnal Penelitian Karet tahun 2012 bisa dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 10 : Kolaborasi Peneliti pada Jurnal Penelitian karet Tahun 2012 Jumlah Peneliti

Individu (Ns)

Jumlah Peneliti Berkolaborasi

(Nm)

Tingkat Kolaborasi Peneliti

(C)

Persentase

3 8 0,73 73%

Dari tabel-10 di atas dapat diketahui bahwa total keseluruhan artikel dari peneliti yang dipublikasikan pada Jurnal Penelitian Karet tahun 2012 sebanyak 11 artikel. Jumlah ini terdiri atas 3 artikel dihasilkan oleh peneliti individu (Ns) dan 8 artikel dihasilkan oleh peneliti kolaborasi (Nm).

Besarnya tingkat kolaborasi (C) peneliti pada Jurnal Penelitian Karet tahun 2012 adalah 0,73 dengan persentase 73%. Tingkat kolaborasi (C) berada di antara

(0,5 < C < 1) artinya nilai C lebih besar dari setengah dan kurang dari satu. Berdasarkan nilai C yang telah diperoleh dengan menggunakan formulasi tingkat kolaborasi peneliti dapat dikatakan bahwa hasil penelitian dari peneliti lebih besar dilakukan secara kolaborasi dibandingkan dengan yang dilakukan secara individual. Dengan demikian, peneliti memerlukan bantuan dari peneliti lainnya maupun dari disiplin ilmu lainnya di dalam kegiatan penelitian.


(21)

4.3.9. Tingkat Kolaborasi Peneliti Pada Jurnal Penelitian Karet Tahun 2013

Tingkat kolaborasi peneliti pada Jurnal Penelitian Karet tahun 2013 bisa dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 11 : Kolaborasi Peneliti pada Jurnal Penelitian karet Tahun 2013 Jumlah Peneliti

Individu (Ns)

Jumlah Peneliti Berkolaborasi

(Nm)

Tingkat Kolaborasi Peneliti

(C)

Persentase

3 13 0,81 81%

Dari tabel-11 di atas dapat diketahui bahwa total keseluruhan artikel dari peneliti yang dipublikasikan pada Jurnal Penelitian Karet tahun 2013 sebanyak 16 artikel. Jumlah ini terdiri atas 3 artikel dihasilkan oleh peneliti individu (Ns) dan 13 artikel dihasilkan oleh peneliti kolaborasi (Nm).

Besarnya tingkat kolaborasi (C) peneliti pada Jurnal Penelitian Karet tahun 2013 adalah 0,81 dengan persentase 81%. Tingkat kolaborasi (C) berada di antara

(0,5 < C < 1) artinya nilai C lebih besar dari setengah dan kurang dari satu. Berdasarkan nilai C yang telah diperoleh dengan menggunakan formulasi tingkat kolaborasi peneliti dapat dikatakan bahwa hasil penelitian dari peneliti lebih besar dilakukan secara kolaborasi dibandingkan dengan yang dilakukan secara individual. Dengan demikian, peneliti memerlukan bantuan dari peneliti lainnya maupun dari disiplin ilmu lainnya di dalam kegiatan penelitian.


(22)

4.3.10.Tingkat Kolaborasi Peneliti Pada Jurnal Penelitian Karet Tahun 2014

Tingkat kolaborasi peneliti pada Jurnal Penelitian Karet tahun 2014 bisa dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 12 : Kolaborasi Peneliti pada Jurnal Penelitian karet Tahun 2014 Jumlah Peneliti

Individu (Ns)

Jumlah Peneliti Berkolaborasi

(Nm)

Tingkat Kolaborasi Peneliti

(C)

Persentase

4 17 0,81 81%

Dari tabel-12 di atas dapat diketahui bahwa total keseluruhan artikel dari peneliti yang dipublikasikan pada Jurnal Penelitian Karet tahun 2014 sebanyak 21 artikel. Jumlah ini terdiri atas 4 artikel dihasilkan oleh peneliti individu (Ns) dan 17 artikel dihasilkan oleh peneliti kolaborasi (Nm).

Besarnya tingkat kolaborasi (C) peneliti pada Jurnal Penelitian Karet tahun 2014 adalah 0,81 dengan persentase 81%. Tingkat kolaborasi (C) berada di antara

(0,5 < C < 1) artinya nilai C lebih besar dari setengah dan kurang dari satu. Berdasarkan nilai C yang telah diperoleh dengan menggunakan formulasi tingkat kolaborasi peneliti dapat dikatakan bahwa hasil penelitian dari peneliti lebih besar dilakukan secara kolaborasi dibandingkan dengan yang dilakukan secara individual. Dengan demikian, peneliti memerlukan bantuan dari peneliti lainnya maupun dari disiplin ilmu lainnya di dalam kegiatan penelitian.


(23)

4.4. Rekapitulasi Tingkat Kolaborasi Peneliti Pada Jurnal Penelitian Karet Periode Tahun 2005-2014

Tingkat kolaborasi peneliti pada Jurnal Penelitian Karet periode tahun 2005-2014 dapat dilihat pada tabel rekapitulasi di bawah ini:

Tabel 13 : Tabel Rekapitulasi Kolaborasi Peneliti Pada Jurnal Penelitian Karet Periode Tahun 2005-2014

Dari tabel-13 di atas dapat diketahui bahwa total keseluruhan artikel dari peneliti yang dipublikasikan pada Jurnal Penelitian Karet periode tahun 2005-2014 sebanyak 145 artikel. Jumlah ini terdiri atas 36 artikel dihasilkan oleh peneliti individu (Ns) dan 109 artikel dihasilkan oleh peneliti kolaborasi (Nm).

Besarnya tingkat kolaborasi (C) peneliti pada Jurnal Penelitian Karet periode tahun 2005-2014 adalah 0,75 dengan persentase 75%. Tingkat kolaborasi (C) berada di antara (0,5 < C < 1) artinya nilai C lebih besar dari setengah dan

No

Tahun Terbit

Jumlah Peneliti Tingkat Kolaborasi

(C) Persentase

Nm Ns Nm+Ns

1 2005 5 7 12 0,41 41%

2 2006 10 2 12 0,83 83%

3 2007 11 4 15 0,73 73%

4 2008 11 5 16 0,68 68%

5 2009 13 1 14 0,92 92%

6 2010 11 3 14 0,78 78%

7 2011 10 4 14 0,71 71%

8 2012 8 3 11 0,72 72%

9 2013 13 3 16 0,81 81%

10 2014 17 4 21 0,80 80%


(24)

kurang dari satu. Berdasarkan nilai C yang telah diperoleh dengan menggunakan formulasi tingkat kolaborasi peneliti dapat dikatakan bahwa hasil penelitian dari peneliti lebih besar dilakukan secara kolaborasi dibandingkan dengan yang dilakukan secara individual. Dengan demikian, peneliti memerlukan bantuan dari peneliti lainnya maupun dari disiplin ilmu lainnya di dalam kegiatan penelitian.

Tingkat kolaborasi (C) peneliti pada Jurnal Penelitian Karet paling tinggi terjadi pada tahun 2009. Total keseluruhan artikel dari peneliti yang dilakukan secara kolaborasi adalah 13 artikel, sedangkan total keseluruhan artikel dari peneliti yang dilakukan secara individu adalah 1 artikel. Tingkat kolaborasi adalah 0,93 atau 93%. Sementara tingkat kolaborasi (C) peneliti pada Jurnal Penelitian Karet berada pada posisi terendah terjadi pada tahun 2005. Total keseluruhan

artikel dari peneliti yang dilakukan secara kolaborasi adalah 5 artikel, sedangkan total keseluruhan artikel dari peneliti yang dilakukan secara individu adalah 7

artikel. Tingkat kolaborasi adalah 0,42 atau 42%.

Berdasarkan tabel rekapitulasi di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat kolaborasi setiap tahunnya tidak stabil dimana tingkat kolaborasi selalu berubah-ubah dimana ada beberapa tahun tingkat kolaborasi peneliti mengalami peningkatan dan penurunan dari tahun sebelumnya

4.5. Tingkat Produktivitas Peneliti Pada Jurnal Penelitian Karet Periode tahun 2005-2014

Produktivitas peneliti dalam menghasilkan suatu artikel pada Jurnal Penelitian Karet periode tahun 2005-2014 dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 14 : Jumlah Penelitian Yang Dihasilkan Peneliti Pada jurnal


(25)

Penelitian Karet Periode Tahun 2005-2014

NO NAMA PENELITI

JUMLAH ARTIKEL

1 Sekar Woelan 12

2 Aidi Daslin 8

3 Lina Fatayati Syarifa 6

4 Nurhawaty Siagian 6

5 Adi Cifriadi 5

6 Fetrina Oktavia 5

7 Priyo Adi Nogroho 5

8 Santi Puspitasari 5

9 Sinung Hendratno 5

10 Umi Hidayati 5

11 Henry Prastanto 4

12 Dwi Shinta Agustina 3

13 Eva Herlinawati 3

14 Irwan Suhendry 3

15 M. Irfan Fathurrohman 3

16 Radite Tistama 3

17 Sayurandi 3

18 Tumpal HS. Siregar 3

19 Aron Situmorang 2

20 Cicilia Nancy 2

21 Dompak Napitupulu 2

22 Hananto Hadi 2

23 Hani Handayani 2

24 Island Boerhendhy 2

25 Junaidi 2

26 Kuswanhadi 2

27 M. J. Rosyid 2

28 M. Solichin 2

29 Ni'matul Khasanah 2

30 Sudiharto 2

31 Sumarmadji 2

32 Zaida Fairuzah 2

33 Afrizal Vachlepi 1

34 Andi Nur Cahyo 1

35 Arief Rachmawan 1


(26)

37 Asmarlaili Sahar Hanafiah 1

38 Asron F.Falaah 1

39 Bambang Dradjat 1

40 Budi 1

41 Dadi R. Maspanger 1

42 Didin Suwardin 1

43 Elok Mulyoutami 1

44 Haposan Munthe 1

45 Iif Rahmat Fauzi 1

46 Imam Susetyo 1

47 Indyah Sulistya Indraty 1

48 Karyudi 1

49 Khaidir Amypalupy 1

50 Lestari Admojo 1

51 M. Supriadi 1

52 Maurita Simanjuntak 1

53 Mili Purbaya 1

54 Misbakhul Munir 1

55 Norma Arisanti Kinasih 1

56 Risal Ardika 1

57 S. Agung Wibowo 1

58 Setiono 1

59 Syarifah Aini Pasaribu 1

60 Thomas Wijaya 1

61 Tri Rapani Febbiyanti 1

62 Uhendi Haris 1

Pada tabel-13 di atas maka dapat diketahui bahwa data peneliti pada tahun 2005-2014 sebanyak 62 peneliti dengan jumlah hasil penelitian dari peneliti sebanyak 145 penelitian. Data tersebut dibandingkan dengan hasil yang diperoleh dengan menggunakan hukum Lotka. Penjabaran lebih lanjut dapat dilihat pada tabel-15.


(27)

Tabel 15 : Data Hasil Pengamatan dan Nilai Teoritis Berdasarkan Hukum Lotka Periode Tahun 2005-2014

Hasil Pengamatan Nilai Teoritis Hukum Lotka

 Hasil Penelitian

 Peneliti  Hasil Penelitian

C/x2  Peneliti

1 30 1 (60%x62)/12 37,2

2 14 2 (60%x62)/22 9,3

3 7 3 (60%x62)/32 4,13

4 1 4 (60%x62)/42 2,33

5 6 5 (60%x62)/52 1,49

6 2 6 (60%x62)/62 1,03

7 0 7 (60%x62)/72 0,76

8 1 8 (60%x62)/82 0,58

9 0 9 (60%x62)/92 0,46

10 0 10 (60%x62)/102 0,37

11 0 11 (60%x62)/112 0,31

12 1 12 (60%x62)/122 0,26

Pada tabel-15 di atas menunjukkan adanya perbedaan antara jumlah peneliti yang menghasilkan penelitian pada Jurnal Penelitian Karet periode tahun 2005-2014 berdasarkan kepada hasil pengamatan dengan teori hukum Lotka. Formulasi dari hukum Lotka yang digunakan untuk menghitung pola produktivitas peneliti adalah

y


(28)

adalah banyaknya penulis yang memberikan kontribusi 1 artikel kira-kira 60% dari total penulis yang memberikan kontribusi. Dengan demikian jumlah peneliti berdasarkan hukum lotka pada tabel-15 adalah 60% kali 62.

Gambar 2 Distribusi Jumlah Peneliti Berdasarkan Hukum Lotka

Gambar 3 Distribusi Jumlah Peneliti Berdasarkan Hasil Pengamatan 30 14 7 1 6 2

0 1 0 0 0 1 0

0 5 10 15 20 25 30 35

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Juml ah P ene li ti Jumlah Artikel 37,2 9,3 4,13

2,33 1,49 1,03 0,76 0,58 0,46 0,37 0,310,26 0 5 10 15 20 25 30 35 40

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Juml ah P ene li ti Jumlah Artikel


(29)

Gambar 2 dan 3 di atas merupakan gambaran dari tabel-15. Pada gambar 2 menggunakan pola dimana pada gambar ini tidak mengabaikan nilai nol sehingga angka berapapun pasti memiliki nilai. Hal ini berbeda dengan gambar 3 yang tidak menggunakan pola terlihat garis tidak beraturan karena terdapat 4 angka yang berada di titik nol. Pada angka-angka tersebut berada di titik nol karena tidak memiliki jumlah peneliti.

Tabel 16 : Perhitungan Untuk Menduga Parameter Hukum Lotka

x y X = log x Y = log y XY XX

1 30 0 1,47712 0 0

2 14 0,30103 1,14613 0,34502 0,09062

3 7 0,47712 0,84510 0,40321 0,22764

4 1 0,60206 0,00000 0 0,36248

5 6 0,69897 0,77815 0,54390 0,48856

6 2 0,77815 0,30103 0,23425 0,60552

8 1 0,90309 0 0 0,81557

12 1 1,07918 0 0 1,16463

Total 62 4,83960 4,54753 1,52638 3,75502

Pada tabel-16 di atas terdapat 6 kolom yaitu kolom ke-1 merupakan banyaknya hasil penelitian yang dihasilkan oleh peneliti (kolom x), kolom ke-2 merupakan jumlah peneliti yang memberikan kontribusi sebanyak x artikel (kolom y), kolom ke-3 adalah logaritma untuk nilai x (kolom X = log x), kolom ke-4 adalah logaritma linier untuk nilai y (kolom Y = log y), kolom ke-5 adalah


(30)

perkalian antara logaritma x dengan logaritma y (kolom XY), kolom ke-6 adalah kuadrat dari logaritma X (kolom XX).

Pada kolom x tedapat 8 artikel yang terdiri dari 1 sampai 12 akan tetapi artikel ke 7; 9; 10; dan 11 tidak ada karena tidak ada peneliti yang memberikan kontribusi sebanyak 7; 9; 10; dan 11 sehingga angka tersebut tidak dicantumkan pada kolom x. Kolom y mendeskripsikan jumlah peneliti untuk setiap banyaknya artikel dari peneliti.

Jumlah dari kolom 3 (X = log x) adalah 4.83960, jumlah dari kolom ke-4 (Y = log y) adalah ke-4.5ke-4753, jumlah dari kolom ke-5 (XY) adalah 1.52638 dan kolom terakhir yaitu kuadrat dari logaritma X (XX) berjumlah 3.75502.

Distribusi data pada tabel-16 di atas digunakan untuk menyelesaikan persamaan hukum Lotka yang tertera pada Bab II persamaan ke-4

� = .

Nilai C merupakan konstanta pada produktivitas peneliti. Untuk bisa mengetahui nilai C maka tahapan yang harus dilakukan pertama sekali yaitu mengetahui terlebih dahulu nilai eksponen n. Nilai n dicari dengan menggunakan persamaan ke-5 pada Bab II.

� = � ∑� ∑ − ∑ − ∑ ∑

� = x , x , – , − , , � = , − ,

, − ,


(31)

� = -1,48029

Berdasarkan perhitungan di atas maka dapat diketahui bahwa nilai � =

− , . Setelah nilai n diketahui maka tahapan selanjutnya yaitu menghitung nilai C.

∑ ⁄ = ∞

[∑ +

− ��−

⁄ + ⁄ � + ⁄ 4 �− �+ ⁄

∞ −

]

∑ ⁄ ,4 ∞ −

= [∑ ,4

+ ⁄ . ,4 + ⁄ ,4 + , ⁄ ,4

]  (2,19324) + (0,49388) + (0,00593) + (4,15390)

 6,84695 C  1/6,84695  0,14605 C  .

,4 = ,

Cara yang dilakukan untuk menyelesaikan persamaan ke-10 pada Bab II maka yang harus dilakukan terlebih dahulu yaitu nilai n dipositifkan terlebih dahulu sehingga nilai n menjadi 1,48029. Persamaan ke-10 pada bab II mempunyai empat bagian yang kemudian hasil dari masing-masing bagian tersebut dijumlahkan. Pada bagian pertama dihitung terlebih dahulu yaitu jumlah dari ⁄ dimana nilai x memiliki nilai 1 sampai 19. Total keseluruhan hasil perhitungan pada bagian pertama adalah 2,19324. Pada bagian kedua yaitu menghitung ⁄ � − . Nilai p yang diberikan oleh Devid Singer adalah 20. Artinya tingkat kesalahan perhitungan terkecil pada p = 20. Total keseluruhan


(32)

hasil perhitungan pada bagian kedua adalah 0,49388. Pada bagian ketiga yaitu menghitung ⁄ . Total keseluruhan hasil perhitungan pada bagian ketiga adalah 0,00593. Pada bagian keempat yaitu menghitung � � − + . Total keseluruhan hasil perhitungan pada bagian keempat adalah 4,15390.

Setelah mengetahui nilai dari setiap bagian dari persamaan ke-10 pada Bab II maka tahapan selanjutnya yaitu menjumlahkan hasil dari setiap bagian. Total keseluruhan hasil pada setiap bagian adalah 6,84695. Nilai C diperoleh dari

dan diketahui nilainya yaitu 0,14605.

Dengan menggunakan tabel 16 di bawah ini maka bisa dibuat pola produktivitas peneliti yang bisa dilihat pada grafik 3. Pada Tabel 16 ini nilai dari eksponen n dan C telah diketahui dimana nilai n=1,48029 dan nilai C=0,14605.

Tabel 17 : Pendugaan Jumlah Peneliti Berdasarkan Pola . .4 = .

∑ � � ∑ � � � � � � �

1 0,14605 14,61

2 0,05235 5,24

3 0,02872 2,87

4 0,01876 1,88

5 0,01348 1,35

6 0,01029 1,03


(33)

8 0,00672 0,67

9 0,00565 0,57

10 0,00483 0,48

11 0,00420 0,42

12 0,00369 0,37

Pada Tabel 17 di atas memperlihatkan pendugaan jumlah peneliti berdasarkan pola . ,4 = , simbol x menunjukkan banyaknya artikel yang dilakukan oleh peneliti secara individu, simbol y menunjukkan banyaknya peneliti memberikan kontribusi sebanyak x artikel dan % merupakan persentase dari nilai y.

Pada persamaan ke-6 pada Bab II yang diperoleh dari persamaan ke-4 pada Bab II yaitu � = . � kemudian rumus tersebut diturunkan menjadi persamaan

= ��

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan hukum lotka maka dapat diketahui bahwa nilai C = , dan nilai � = ,48029 Maka dari itu untuk x = 1 y = 0,14605 atau 14,61%. Artinya bahwa banyaknya peneliti yang memberikan kontribusi 1 artikel pada Jurnal Penelitian Karet kira-kira 14,61% dari total peneliti yang memberikan kontribusi pada Jurnal Penelitian Karet Periode Tahun 2005-2014.


(34)

Banyaknya peneliti yang memberikan kontribusi 2 artikel pada Jurnal Penelitian Karet sama dengan 0,05235 atau 5,24% dari banyaknya peneliti yang memberikan kontribusi 1 artikel pada Jurnal Penelitian Karet Periode Tahun 2005-2014 .

Banyaknya peneliti yang memberikan kontribusi 3 artikel pada Jurnal Penelitian Karet sama dengan 0,02872 atau 2,87% dari banyaknya peneliti yang memberikan kontribusi 1 artikel pada Jurnal Penelitian Karet Periode Tahun 2005-2014.

Banyaknya peneliti yang memberikan kontribusi 4 hasil penelitian pada Jurnal Penelitian Karet sama dengan 0.01876 atau 1.88% dari banyaknya peneliti yang memberikan kontribusi 1 hasil penelitian.

Banyaknya peneliti yang memberikan kontribusi 5 hasil penelitian pada Jurnal Penelitian Karet sama dengan 0.01348 atau 1.35% dari banyaknya peneliti yang memberikan kontribusi 1 hasil penelitian. Selanjutnya untuk x = 6 sampai x = 12 bisa melihat pada tabel 16 di atas.

Berdasarkan hasil pengamatan pada jumlah peneliti ditemukan peneliti yang tidak menghasilkan penelitian sebanyak 7, 9, 10, dan terakhir 11 penelitian. Berbeda dengan menggunakan pola produktivitas pada hukum Lotka pada angka 7,9,10, dan angka 11 tetap memiliki nilai.


(35)

Grafik 4 Pola Produktivitas Peneliti

Pada gambar di atas memperlihatkan bahwa terdapat hubungan antara jumlah peneliti dan jumlah penelitian yang dihasilkan oleh peneliti seperti pada hukum Lotka, makin kecil jumlah penulis maka makin banyak jumlah artikel yang ditulis.

14,61

5,24

2,87 1,88

1,35 1,03

0,82 0,67 0,57

0,48 0,42 0,37

0 2 4 6 8 10 12 14 16

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Juml

ah

P

ene

li

ti


(36)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab IV mengenai kolaborasi dan produktivitas peneliti pada Jurnal Penelitian Karet periode tahun 2005-2014 dapat disimpulkan bahwa:

1. Total keseluruhan instansi yang terlibat pada Jurnal Penelitian Karet selain Pusat Penelitian Karet sebanyak 20 instansi antara lain: USU, UI, Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (GAPKINDO) Cabang SUMUT, Pusat Penelitian Teh dan Kina, Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia, IPB, Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia, Universitas Jambi, IPB, Nissan Arc, LTD, BPTP, PT. Swakarsa Sinar Sentosa, Balai Pengkajian dan Penerapan Teknologi, UGM, CIRAD/TERA, PT. Badja Baru, LRPI, ICRAF, IRD.

2. Perkembangan jumlah penelitian yang dihasilkan oleh peneliti pada Jurnal Penelitian Karet fluktuasi dimana terjadi peningkatan sebanyak 4 kali yaitu pada tahun 2007, 2008, 2013, 2014 dan mengalami penurunan sebanyak 2 kali yaitu pada tahun 2009 dan tahun 2012. Hasil penelitian terbanyak terjadi pada tahun 2014 yaitu sejumlah 21 penelitian.

3. Subjek yang paling sering diteliti oleh peneliti pada Jurnal Penelitian Karet yaitu Budidaya Tanaman.


(37)

4. Tingkat kolaborasi peneliti pada Jurnal Penelitian Karet periode tahun 2005-2014 adalah 0,75 atau 75%.

5. Tingkat kolaborasi peneliti tertinggi pada Jurnal Penelitian Karet terjadi pada tahun 2009 yaitu 0.93 atau 93%.

6. Tingkat kolaborasi peneliti terendah pada Jurnal Penelitian Karet terjadi pada tahun 2005 yaitu 0,42 atau 42%.

7. Peneliti yang paling banyak menghasilkan penelitian pada Jurnal Penelitian Karet periode tahun 2005-2014 adalah Sekar Woelan dengan jumlah 12 penelitian dari jumlah seluruh artikel sebanyak 145 artikel.

8. Penelitian ini menggunakan hukum Lotka sebagai acuan tingkat produktivitas peneliti dimana peneliti yang menghasilkan 1 hasil penelitian adalah 14.61%, peneliti yang menghasilkan 2 hasil penelitian adalah 5.24%, peneliti yang menghasilkan 3 hasil penelitian adalah 2.87%, peneliti yang menghasilkan 4 hasil penelitian adalah 1.88%, peneliti yang menghasilkan 5 hasil penelitian adalah 1.35%, peneliti yang menghasilkan 6 hasil penelitian adalah 1.03%, peneliti yang menghasilkan 7 hasil penelitian adalah 0.82%, peneliti yang menghasilkan 8 hasil penelitian adalah 0.67%, peneliti yang menghasilkan 9 hasil penelitian adalah 0.57%, peneliti yang menghasilkan 10 hasil penelitian adalah 0.48%, peneliti yang menghasilkan 11 hasil penelitian adalah 0.42%, peneliti yang menghasilkan 12 hasil penelitian adalah 0.37%.


(38)

5.2. Saran

Penelitian ini disarankan dapat dijadikan sebagai masukan untuk menambah pengetahuan dalam bidang bibliometrika khususnya kolaborasi dan produktivitas peneliti. Keterbatasan waktu dan tenaga diharapkan dapat dilakukan penelitian lanjutan untuk menguji apakah hukum Lotka dapat diterapkan pada data ini.


(39)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

Tinjauan teoritis dibuat dengan maksud untuk memaparkan beberapa dari hasil-hasil penelitian yang sudah ada pada sebelumnya, dan diharapkan bisa membantu di dalam memecahkan permasalahan pada penelitian ini.

2.1 Kolaborasi Penelitian

2.1.1. Definisi Kolaborasi Penelitian

Penerapan kolaborasi pada kegiatan penelitian berawal dari kenyataan bahwa peneliti tidak mampu melakukan kegiatan penelitian secara individu. Hal ini dipengaruhi oleh kompleks dan rumitnya masalah penelitian pada saat ini yang memerlukan adanya suatu kerjasama (kolaborasi) dengan peneliti lainnya.

Prihanto (1996, 28) mendefinisikan, “kolaborasi penelitian berlangsung bila dua peneliti atau lebih bekerja sama dalam sebuah kegiatan, masing-masing

memberikan sumbangan sumber daya dan usaha baik intelektual maupun fisik”.

Kolaborasi di dalam penelitian bisa dikatakan sebagai suatu aktivitas peneliti dengan saling memberikan kontribusi baik kontribusi yang sifatnya teoritis berupa ide, pandangan, pendapat, gagasan, dan komentar, serta memberikan kontribusi yang sifatnya teknis berupa keikutsertaan dalam proses penelitian.

Kartz dan martin (1997, 7) mendefinisikan “a research collaboration could be defined as the working together of researchers to achieve the common


(40)

merupakan pekerjaan yang dilakukan bersama-sama oleh para peneliti untuk mencapai tujuan bersama dalam menghasilkan suatu ilmu pengetahuan baru bersifat ilmiah.

Kolaborasi pada suatu penelitian dapat dikatakan sebagai suatu profesi bagi para peneliti yang dilakukan secara bersama dengan rekan peneliti lainnya untuk dapat menciptakan suatu ilmu pengetahuan yang baru bersifat ilmiah sesuai dengan tujuan yang telah disepakati bersama.

Amabile et al. (2001, 419) menafsirkan “suggest three dimensions, that can be used to describe research collaboration: (1) the profession of the participants, (2) the institutional affiliation, and (3) the organisational level of the

collaboration”. Artinya kolaborasi penelitian dapat digambarkan dengan tiga dimensi yaitu profesi partisipan, (2) afiliasi antar institusi/lembaga, dan (3) level organisasi dari kolaborasi.

Sonnenwald dikutip oleh Amabile et.al. (2001, 419) “further add (4) the

disciplinary focus and (5) the geographical focus”. Artinya Sonnenwald menambahkan lagi 2 dimensi yang menggambarkan kolaborasi penelitian yaitu disiplin ilmu dan geografis.

Melihat dari 5 dimensi ini menunjukkan bahwa kolaborasi di dalam penelitian merupakan kerjasama yang dilakukan antar peneliti yang berasal dari lembaga, negara, disiplin ilmu yang sama maupun berbeda.

Rains (2006, 91) mendefinisikan, “Collaborative research involves cooperation of individuals agencies, and organizations in the planning,


(41)

artinya kolaborasi penelitian melibatkan kerjasama individu, lembaga, dan organisasi di dalam perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan penyebaran kegiatan penelitian.

Pelaksanaan kolaborasi penelitian bukan hanya menghubungkan antar peneliti tetapi juga menghubungkan peneliti dengan lembaga dan organisasi dalam mendukung kegiatan penelitian baik di dalam perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan penyebaran hasil penelitian kepada masyarakat luas.

Dari beberapa pemaparan mengenai pengertian kolaborasi penelitian di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa kolaborasi penelitian sebenarnya merupakan suatu kegiatan penelitian yang menghubungkan antar peneliti, lembaga, negara, bahkan antar disiplin ilmu dengan saling memberikan kontribusi baik pengetahuan maupun tenaga untuk mencapai tujuan bersama dalam hal menciptakan suatu ilmu pengetahuan yang baru bersifat ilmiah.

2.1.2. Faktor-Faktor Kolaborasi Penelitian

Peneliti melakukan kegiatan penelitian dengan cara kolaborasi pasti mempunyai latar belakang atau faktor-faktor yang menyebabkan mereka membutuhkan adanya suatu kerjasama dengan peneliti lainnya selama kegiatan penelitian berlangsung. Misalnya saja penelitian tersebut tidak dapat dilakukan secara sendiri karena alasan kompleks dan rumitnya masalah pada suatu penelitian yang harus dipecahkan.

Menurut Kartz & Martin (1997, 4) faktor kolaborasi penelitian antara lain sebagai berikut:


(42)

2. The desire of researches to increase their scientific popularity, visibility and recognition

3. Escalating demands for the rationalization of scientific manpower 4. The requirements of ever more complex (and often large-scale)

instrumentation

5. Increasing specialization in science

6. The advancement of scientific disciplines which means that a researcher requires more and more knowledge in order to make significant advances, a demand which often can only be met by pooling

one’s knowledge with others

7. The growing profesionalisation of science, a factor which probably more important in earlier years than now

8. The need to gain experience or to train apprentice researchers in the most effective way possible

9. The increasing desire to obtain cross-fertilisation across disciplines 10.The need to work in close physical proximity with others in order to

benefit from their skills and tacit knowledge

Faktor-faktor kolaborasi penelitian di atas dapat diterjemahkan sebagai berikut:

1. Perubahan pola atau tingkat pendanaan

2. Keinginan peneliti untuk menaikkan popularitas ilmiah mereka, visibilitas, dan penghargaan

3. Meningkatnya tuntutan akan rasionalisasi pada tenaga manusia secara ilmiah

4. Persyaratan dalam hal pemakaian instrumen penelitian yang lebih kompleks dan lebih besar skalanya

5. Meningkatnya spesialisasi dalam ilmu pengetahuan

6. Kemajuan disiplin ilmu yang berarti bahwa peneliti membutuhkan lebih banyak pengetahuan untuk membuat kemajuan yang signifikan, permintaan seringkali hanya bisa dipenuhi dengan menggabungkan pengetahuan seseorang dengan orang lain

7. Berkembangnya profesionalisme dalam ilmu pengetahuan, faktor yang mungkin lebih penting pada tahun yang lalu dibandingkan sekarang 8. Kebutuhan untuk memperoleh pengalaman atau melatih peneliti

magang dengan cara yang paling efektif dan memungkinkan

9. Meningkatnya keinginan untuk memperoleh fertilisasi silang disiplin ilmu

10.Kebutuhan untuk bekerja berdekatan secara fisik dengan orang lain untuk mendapatkan keuntungan dari keahlian dan pengetahuan tacit


(43)

Sedangkan menurut Czajkowski (2008, 4) The six collaboration factor categories synthesized from current literature are:

1. Trust and partner compatibility 2. Common and unique purpose

3. Shared governance and joint decision making 4. Clear understanding of roles and responsibilities 5. Open and frequent communication

6. Adequate financial and human resources

Enam faktor yang mempengaruhi kolaborasi dalam literatur ilmiah seperti yang telah dikemukan di atas dapat diterjemahkan sebagai berikut:

1. Kepercayaan dan kecocokan antar mitra kerja. 2. Tujuan umum dan khusus.

3. Berbagi koordinasi dan membuat keputusan bersama. 4. Memahami dengan jelas akan peranan dan tanggung jawab 5. Komunikasi terbuka dan sering

6. Sumber daya manusia dan keuangan yang memadai

Faktor kolaborasi penelitian lainnya menurut Bukvova yang dikutip oleh Handoyo dan Putera (2012, 103) menjelaskan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi kolaborasi riset, baik faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi kolaborasi riset menurut beliau berkaitan dengan:

a. Kesepakatan atas kualitas hasil kolaborasi; b. Penghargaan yang diterima dari kolaborasi;

c. Koordinasi (perhatian yang lebih pada aktivitas koordinasi dapat memprediksi hasil kolaborasi);

d. Persiapan proyek (terutama penentuan tujuan untuk mencapai keberhasilan kolaborasi);

e. Komunikasi (memainkan peran penting untuk keberhasilan kolaborasi);

f. Perhatian antar anggota tim;

g. Kesadaran adanya perbedaan (konflik dalam kolaborasi riset disebabkan adanya perbedaan latar belakang dan cara pandang para peneliti sehingga diperlukan langkah-langkah untuk mengatasi perbedaan tersebut);

h. Keakraban anggota tim (keakraban anggota tim dapat meningkatkan produktivitas tetapi dalam jangka panjang keakraban memiliki efek negatif pada kinerja tim);

i. Kepemimpinan; j. Karakteristik personil;


(44)

k. Penetapan batasan kolaborasi (kompleksnya permasalahan yang dihadapi membuat para peneliti membatasi tujuan kolaborasi riset); dan

l. Legitimasi lembaga (besar dan kompleksnya proyek membutuhkan dukungan dari sejumlah pemangku kepentingan).

Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi kolaborasi riset berkenaan dengan:

a. Budaya akademik (baik budaya pada lingkup nasional maupun kelembagaan)

b. Pendanaan (pendanaan lebih besar mempengaruhi produktivitas riset dibandingkan kolaborasi riset)

c. Jumlah anggota kelompok/tim d. Sumberdaya

e. Dukungan kelembagaan f. Level kelembagaan;

g. Keberadaan lembaga riset (afiliasi dengan lembaga riset berdampak positif pada kesediaan individu untuk berkolaborasi); dan

h. Kolaborasi secara nasional atau internasional (kolaborasi pada lingkup nasional dan internasional menghasilkan kualitas output yang sebanding, meskipun kolaborasi internasional berdampak positif pada output di masa depan).

Dengan demikian, faktor yang mempengaruhi dibutuhkannya kolaborasi di dalam kegiatan penelitian antara lain sebagai berikut:

1. Memerlukan dana dalam jumlah yang relatif besar untuk melakukan kegiatan penelitian.

2. Adanya keinginan peneliti untuk meningkatkan popularitas dengan cara meningkatkan hasil penelitian yang dimuat di dalam publikasi. 3. Adanya asumsi bahwa kualitas hasil penelitian yang diperoleh dari

penelitian yang dilakukan secara kolaborasi lebih baik dibandingkan secara individu

4. Semakin kompleksnya masalah yang ingin diteliti sehingga membutuhkan peneliti dari bidang yang sama maupun berbeda untuk menyelesaikan permasalahan penelitian.


(45)

5. Penerapan kolaborasi pada kegiatan penelitian disebabkan oleh penelitian tersebut tidak dapat ditangani secara sendiri sehingga membutuhkan adanya bantuan dari orang lain

2.1.3. Motivasi Kolaborasi Penelitian

Ada beberapa alasan mengapa penerapan kolaborasi dalam kegiatan penelitian berkembang sangat pesat selama 20-30 tahun belakangan ini. Alasan tersebut memberikan suatu dorongan bagi para peneliti untuk melakukan kerjasama dengan peneliti yang lainnya dalam kegiatan penelitian. Adapun alasan bagi peneliti untuk melakukan kolaborasi dikemukan oleh Smith & Katz yang dikutip oleh Surtikanti (2004, 15) antara lain:

a. Peningkatan biaya pelaksanaan penelitian

b. Biaya transportasi dan komunikasi yang semakin murah

c. Ilmu adalah institusi sosial dimana kemajuan sangat tergantung pada interaksi dengan ilmuwan lainnya, baik formal maupun informal

melalui “invisible college”

d. Meningkatnya kebutuhan untuk spesialisasi pada bidang-bidang tertentu, terutama pada instrumen-instrumen khusus yang sangat kompleks.

e. Meningkatnya signifikansi dari bidang-bidang pengetahuan interdisipline

f. Adanya berbagai faktor politik dan kebijakan publik yang mendorong peningkatan tingkat kolaborasi antar peneliti

Selain alasan peneliti melakukan kolaborasi di atas masih ada alasan lain yang mendorong peneliti melakukan kolaborasi di dalam kegiatan penelitian seperti yang telah dikemukan oleh Beaver and Rosen dikutip oleh Lee and Bozeman (2005, 676) antara lain:

1. Access to special equipment and facilities 2. Access to special skills

3. Access to unique materials 4. Access to visibility


(46)

6. Efficiency of use of labor 7. To gain experience 8. To train researchers 9. To sponsor a prot´eg´e 10.To increase productivity 11.To multiply proficiencies 12.To avoid competition

13.To surmount intellectual isolation,

14.Need for additional confirmation of evaluation of a problem 15.Need for stimulation of crossfertilization

16.Spatial propinquity, 17.Accident or serendipity. 18.Conceptual analysis

Terjemahan dari motivasi peneliti melakukan kolaborasi di dalam kegiatan penelitian di atas antara lain sebagai berikut:

1. Akses ke peralatan khusus dan fasilitas 2. Akses ke keterampilan khusus

3. Akses ke bahan yang unik 4. Akses jarak

5. Efisiensi dalam penggunaan waktu 6. Efisiensi dalam penggunaan tenaga kerja 7. Untuk mendapatkan pengalaman

8. Untuk melatih peneliti

9. Untuk mensponsori anak didik 10.Untuk meningkatkan produktivitas 11.Untuk memperbanyak keahlian

12.Untuk menghindari adanya persaingan

13.Untuk mengatasi memisahkan dari orang-orang yang cerdik

14.Membutuhkan adanya penegasan tambahan terhadap penilaian dari suatu masalah

15.Kebutuhan untuk mendorong dilakukan perkawinan silang antar disiplin ilmu

16.Kedekatan ruang

17.Kecelakaan atau kebetulan. 18.Analisis konseptual

Anom (2012, 1) meyatakan “hambatan dan kendala yang mendorong terjadinya kolaborasi yakni keterbatasannya pengetahuan dan ketrampilan perseorangan atau ketidaktersediaanya sumber daya fisik yang mendukung penelitian”.


(47)

2.1.4. Keuntungan dan Kerugian Kolaborasi Penelitian

Permasalahan penelitian yang dihadapi pada saat ini sangat rumit dan kompleks dimana peneliti diharuskan untuk memiliki pengetahuan dan keahlian yang luas. Tidak ada seorangpun yang memiliki semua pengetahuan dan keahlian termasuk para peneliti sekalipun. Meskipun pengetahuan dan keahlian bisa diperoleh dengan cara mempelajarinya akan tetapi membutuhkan banyak waktu dan biaya bagi peneliti untuk mempelajarinya. Jika diterapkannya kolaborasi dalam suatu kegiatan penelitian maka ada kemungkinan diantara peneliti tersebut memiliki pengetahuan dan keahlian yang diperlukan di dalam proses kegiatan penelitian.

Adapun keuntungan yang bisa diperoleh dari adanya kolaborasi penelitian menurut Kartz and Martin dikutip oleh Sormin (2009, 1) sebagai berikut:

1. Transfer pengetahuan dan keahlian. Upaya untuk memperbaharui pengetahuan yang dimiliki seseorang sangat memakan waktu dan terbentur beberapa masalah. Didokumentasikannya sebagian ilmu dan perkembangan terbarunya menyebabkan penge tahuan menjadi bersifat

tacit, tidak menyebar dan tetap dalam kondisi seperti itu sampai

ilmuwan yang menguasainya mempunyai waktu untuk menuliskan dan mempublikasikan.

2. Pertukaran ide dari berbagai ilmu yang akan menambah wawasan dan perspektif baru seseorang, sehingga dapat mendorong tumbuhnya kreatifitas. Efeknya akan lebih tinggi jika terjadi diantara orangorang dari berbagai latar belakang ilmu yang berbeda.

3. Membuka kesempatan persahabatan intelektual. Peneliti akan membangun hubungan tidak hanya dengan kelompoknya yang terlibat dalam penelitian yang sedang dilakukan, tetapi juga akan berupaya memasuki jaringan yang lebih luas dalam komunikasi penelitian. 4. Peningkatan produktivitas: Kolaborasi menstimulasi peneliti untuk

berkarya bersama secara produktif. Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara produktivitas dan kolaborasi.


(48)

Keuntungan yang bisa diperoleh dari kolaborasi penelitian lainnya yaitu dikemukakan oleh Lewis (2013) antara lain:

a. Access to expertise, equipment or resources, encouragement of multidisciplinary work, improved capacity to get funds, prestige or visibility, gaining tacit knowledge, aggregation of knowledge, productivity, education and training potential, increasing specialization, and the pleasure of working with colleagues

b. Better research results from “many different brains working on the

same question”

c. Useful where different expertise and experience is required (interdisciplinary) to adequately address the problem (novelty)

d. Presumption of increased productivity e. Link to greater citations and impact

Terjemahan dari penjelasan di atas mengenai keuntungan yang bisa diperoleh melalui kolaborasi penelitian adalah

a. Akses ke keahlian, peralatan atau sumber daya, dorongan kerja multidisiplin, peningkatan kapasitas untuk mendapatkan dana, prestise atau visibilitas, memperoleh pengetahuan tacit, penggabungan pengetahuan, produktivitas, berpotensi untuk pendidikan dan pelatihan, meningkatkan spesialisasi, dan senang bekerja dengan rekan-rekan

b. Hasil penelitian lebih baik dari "banyak pemikiran yang berbeda bekerja pada pertanyaan yang sama"

c. Keahlian dan pengalaman yang berbeda (interdisipliner) diperlukan untuk merespon masalah (baru)

d. Diduga bisa meningkatkan produktivitas


(49)

Namun demikian, tidak hanya keuntungan yang bisa diperoleh dengan penerapan kolaborasi penelitian, ada juga kerugian yang dapat ditimbulkan dengan diterapkannya kolaborasi di dalam kegiatan penelitian. Kartz & Martin (1997, 15) mengemukakan kerugian kolaborasi penelitian sebagai berikut:

a. Collaboration may result in savings for research funding agencies, it nevertheless entails some additional costs.

b. Collaboration brings certain cost in terms of time.

c. Collaboration brings certain cost in terms of increased administration. Terjemahan dari kerugian penerapan kolaborasi dalam suatu kegiatan penelitian seperti di atas antara lain:

a. Kolaborasi dapat menghasilkan penghematan untuk lembaga pendanaan penelitian, tetapi tetap memerlukan beberapa biaya tambahan.

b. Kolaborasi membawa biaya tertentu dalam hal waktu.

c. Kolaborasi membawa biaya tertentu dalam hal peningkatan administrasi.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dampak yang ditimbulkan dengan diterapkannya kolaborasi pada suatu kegiatan penelitian bisa memberikan dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif merupakan pengaruh kuat yang mendatangkan akibat yang positif berupa sesuatu hal yang bersifat menguntungkan bagi para peneliti, sedangkan dampak negatif merupakan pengaruh kuat yang mendatangkan akibat yang negatif berupa memberikan sesuatu yang kurang baik atau tidak memberikan suatu mudarat bagi para peneliti. 2.1.5. Formulasi Tingkat Kolaborasi

Formulasi yang digunakan untuk menentukan tingkat kolaborasi penelitian dalam suatu bidang penelitian pada tahun tertentu menurut Subramanyam dikutip oleh Prasetyadi dan Nugroho (2014, 7) sebagai berikut:


(50)

C

� +��

Di mana:

C = Tingkat kolaborasi peneliti suatu disiplin ilmu, dengan nilai berada pada interval 0 sampai dengan 1, atau [0, 1]

Nm = Total hasil penelitian dari peneliti suatu disiplin ilmu pada

tahun tertentu yang dilakukan secara berkolaborasi

N

s

= Total hasil penelitian dari peneliti suatu disiplin ilmu pada tahun tertentu yang dilakukan secara individual

Interpretasi Terhadap Kolaborasi

a. Apabila nilai C = 0 maka dapat dikatakan bahwa hasil penelitian pada bidang tersebut seluruhnya dilakukan secara individual (peneliti tunggal).

b. Apabila nilai C lebih besar dari nol dan kurang dari setengah (0 < C < 0,5) maka dapat dikatakan bahwa hasil penelitian yang dilakukan secara individual lebih besar dibandingkan dengan yang dilakukan secara berkolaborasi.

c. Apabila nilai C = 0,5 maka penelitian yang dilakukan secara individual sama banyaknya dengan yang dilakukan secara berkolaborasi.

d. Apabila nilai C lebih besar dari 0,5 dan kurang dari 1 (0,5 < C < 1) dapat dikatakan bahwa hasil penelitian yang dilakukan secara individual lebih sedikit dibandingkan yang dilakukan secara berkolaborasi.

e. Apabila nilai C = 1 maka penelitian pada bidang tersebut seluruhnya dilakukan secara berkolaborasi.


(51)

2.2. Produktivitas Peneliti

2.2.1. Definisi Produktivitas Peneliti

Cara yang bisa dilakukan untuk melihat sampai sejauh mana suatu lembaga penelitian mendorong produktivitas penelitinya untuk bisa menghasilkan artikel adalah dengan mengukur artikel yang dihasilkan oleh peneliti melalui publikasi berupa jurnal, warta, prosiding pada kurun waktu tertentu.

Menurut Rufaidah (2010:2) Produktivitas publikasi atau disebut juga

research output atau produktivitas penelitian merupakan salah satu indikator research performance atau kinerja penelitian.

Pengertian lainnya mengenai produktivitas peneliti dikemukakan oleh

Sutardji (2011:5) “Produktivitas peneliti didefinisikan sebagai perbandingan

antara hasil yang dicapai (jumlah artikel) dengan seluruh sumber daya yang digunakan (jumlah peneliti)”.

Lotka dikutip oleh Sutardji (2012:24) mendefinisikan “produktivitas peneliti adalah jumlah karya tulis ilmiah yang dihasilkan peneliti secara individu dalam subjek tertentu dan diterbitkan pada jurnal-jurnal ilmiah dalam subjek yang bersangkutan dalam kurun waktu tertentu”.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa produktivitas peneliti merupakan perbandingan antara jumlah artikel dengan jumlah keseluruhan peneliti dalam subjek tertentu pada kurun waktu tertentu dan merupakan salah satu indikator untuk dapat mengukur suatu kinerja penelitian.


(52)

2.2.2. Faktor-Faktor Produktivitas Peneliti

Produktivitas peneliti dapat dilihat dari seberapa seringnya artikel dari peneliti yang dimuat pada media komunikasi berupa jurnal, warta, dan prosiding. Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya produktivitas seorang peneliti.

Menurut Singh dan Babu dikutip oleh Rufaidah (2010:4) menyarikan beberapa faktor yang memengaruhi produktivitas penelitian pada peneliti bidang pertanian di India. Faktor-faktor tersebutyaitu sebagai berikut:

1. Kegigihan peneliti

2. Kecukupan sumber daya

3. Akses terhadap sumber informasi

4. Inisiatif

5. Kecerdasan

6. Kreativitas

7. Kemampuan untuk belajar

8. Stimulasi dari pimpinan

9. Kepentingan kenaikanpangkat/kemajuan

10.Orientasi eksternal

11.Komitmen pada profesionalisme

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi rendahnya produktivitas dapat terjadi pada peneliti di Indonesia. Menurut Kurniawan dikutip oleh Rufaidah (2010, 4) ada faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya produktivitas peneliti di Indonesia antara lain sebagai berikut:

1. Rendahnya tunjangan fungsional peneliti serta promosi karier yang tidak mendorong untuk melakukan penelitian dibidang masing-masing 2. Lingkungan kerja peneliti, seperti terbatasnya sumber daya dan sarana

penelitian, keterbatasan informasi, situasi institusi yang tidak stabil, dan kekurangan tenaga pendukung

3. Lingkungan yang sifatnya makro, seperti tidak adanya iklim dan tradisi ilmiah yang mendukung, tidak adanya tuntutan untuk melakukan penelitian, birokrasi yang terlalu kaku, minimnya investasi untuk melakukan penelitian, serta hambatan yang bersumber dari kebijakan dan politik


(53)

4. Faktor lain adalah kurangnya sensitivitas peneliti

Penyebab yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya produktivitas peneliti baik di Indonesia maupun negara lain hampir sama yaitu faktor internal berupa penyebab yang berasal dari peneliti dan faktor eksternal berupa penyebab yang berasal dari luar lingkup peneliti.

2.2.3. Pengukuran Produktivitas Peneliti

Menurut Purnomowati (2005) ada 3 cara untuk menentukan jumlah artikel dari setiap peneliti pada dokumen yang dihasilkan bersama dengan peneliti lainnya antara lain:

1. Normal count = Complete count adalah salah satu cara menetapkan berapa banyak artikel yang ditulis pengarang. Pada kepengarangan ganda, setiap pengarang dianggap menulis satu artikel.

2. Adjusted count = Fractional count adalah salah satu cara menetapkan berapa banyak artikel yang ditulis pengarang. Pada kepengarangan ganda, seorang pengarang dianggap menulis satu artikel dibagi dengan jumlah pengarang.

3. Straight count = Senior count = Primary count adalah salah satu cara menghitung berapa artikel yang ditulis pengarang. Pada kepengarangan ganda, yang diperhitungkan hanya pengarang utama saja, sedangkan penulis kedua dan seterusnya diabaikan.

Alfred James Lotka tahun 1926 melakukan penelitian mengenai produktivitas pengarang menghasilkan karya ilmiah. Hasil penelitiannya


(54)

kemudian diterbitkan dalam Journal of the Washington Academy of Science, dengan judul The frequency distribution of scientific productivity.

Ia menghitung jumlah nama pengarang perseorangan (pengarang badan korporasi diabaikan) yang terdapat dalam Chemical antara tahun 1907 sampai 1916. Nama yang diamati hanya pengarang yang nama keluarganya berawalan A dan B, sehingga didapatkan 6891 nama. Selain itu diteliti juga nama-nama

pengarang dari jurnal Anerbach’s Geschictstafeln der Physik hanya untuk tahun

1900. Kali ini semua abjad diambil sehingga didapatkan 1325 nama. Jika ada karya yang pengarangnya lebih dari satu, maka yang diambil hanya satu pengarang yaitu pengarang utama atau pengarang pertama atau pengarang

“senior”. (B. Mustafa, 2009:1)

Menurut Farida (2010:20) rumus umum yang menyatakan hubungan antara frekuensi dari nama-nama pengarang (Y) yang membuat karya tertentu (X), yang kemudian disebut sebagai hukum kuadrat terbalik adalah :

=

��

(1)

Dimana f(x) adalah jumlah penulis dengan x artikel, x = 1,2,3,….C dan n merupakan parameter yang dihitung dengan persamaan berikut:

∑ �=

Persamaan 1 umumnya ditulis sebagai berikut :


(55)

Dimana x adalah banyaknya artikel yang disumbangkan oleh penulis secara individual. adalah banyaknya penulis yang memberikan kontribusi sebanyak x artikel. C adalah penulis yang memberikan kontribusi 1 artikel yang merupakan konstanta pada model tertentu.

Bunyi hukum lotka yaitu bahwa banyaknya penulis yang memberikan kontribusi x artikel ( ) berbanding terbalik dengan x yang dapat ditulis dengan persamaan :

� = .

(4)

C adalah konstanta, x adalah banyaknya artikel yang disumbangkan oleh penulis secara individual, n adalah eksponen, dan adalah banyaknya penulis yang memberikan kontribusi sebanyak x artikel.

Dengan menggunakan kuadrat terkecil (least square) diperoleh pendugaan n sebagai berikut :

� =

N ∑ − ∑ ∑

N ∑ − ∑

(5)

Dimana N adalah banyaknya data yang diambil, X sama dengan log x dan Y sama dengan log y.

Dari persamaan 4 kemudian dicari konstanta C dengan persamaan berikut :

� = .

Untuk mencari maka persamaan 4 dirubah posisi menjadi sebagai berikut :


(56)

= �

: (6)

:

= �

Dengan menjumlahkan semua nilai pada kedua ruas maka diperoleh :

= � ∑

(7)

Untuk mendapatkan unit y, kedua ruas dibagi dengan ∑ sehingga menjadi :

∑ � ∑

=

� ∑��

(8)

Dari persamaan 8 maka konstanta C dapat dirumuskan sebagai berikut :

� =

Untuk menyelesaikan persamaan 9 maka David Singer melakukan pendekatan sebagai berikut :

∑ ⁄ =

∞ −

[∑ +

− ��−

⁄ + ⁄ � + ⁄ 4 �− �+

∞ −


(57)

2.2. Penelitian terdahulu

Di Indonesia, penelitian tentang kolaborasi dan produktivitas peneliti telah beberapa kali dilakukan. Berdasarkan pengamatan penulis, hingga kini ada dua hasil penelitian yang berkaitan dengan kolaborasi dan produktivitas peneliti.

Prihanto (1996) dalam tesisnya mengkaji kolaborasi peneliti bidang kedirgantaraan dengan menggunakan sumber majalah, warta, prosiding, KKIT LAPAN tahun 1975-1994. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa tingkat kolaborasi berkisar 28,8%. Hasil ini menunjukkan bahwa jumlah karya tunggal yang dihasilkan lebih besar dibandingkan karya kolaborasi.

Penelitian serupa pula dilakukan oleh Remi Sormin seorang pustakawan Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian pada tahun 2009 mengkaji kegiatan kolaborasi yang diekspresikan dalam penulisan karya ilmiah antara para ilmuwan/peneliti bidang pertanian. Hasilnya menunjukkan bahwa tingkat kolaborasi penulisan karya ilmiah di Badan Litbang Pertanian mencapai 71-80% dibanding penulisan secara individu. Tingkat yang paling tinggi terdapat pada bidang alat dan mesin pertanian.


(1)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Adapun judul dari skripsi ini adalah “Kolaborasi dan Produktivitas Peneliti

Pada Jurnal Penelitian Karet Periode Tahun 2005-2014”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk dapat menempuh ujian sarjana, jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya. Universitas Sumatera Utara. Pada kesempatan ini perkenankan penulis mengucapkan terimah kasih ke berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan, bantuan, maupun dorongan baik moril dan materil kepada penulis. Pertama sekali penulis sampaikan ucapan terimah kasih yang tak terhingga kepada ayahanda Drs. H. Usman Suhair dan Ibunda Dra. Hj. RR. Mardiani atas segala pengorbanan, doa, dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis selama ini.

Terimah kasih yang tak terhingga juga penulis sampaikan kepada: 1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A., selaku Dekan Fakultas Sastra USU. 2. Ibu Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd., selaku ketua Departemen Studi Ilmu

Perpustakaan dan Informasi.

3. Bapak Ishak, S.S., M.Hum., selaku dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing penulis serta memberikan masukan kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini.

4. Ibu Himma Dewiyana, S.T., M.Hum., selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing penulis serta memberikan masukan kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini.

5. Kakaknda dan Abangnda Zul Junainah S.Pd., Ahmad Fauzi Lubis S.E., Arina Rasyiqah S.H., M.Hum., Ahmad Riza Tanjung S.Pd., Zaida

Fairuzah S.P., Huwaina Af’Idah S.Kep., Ners., dr. Zulfikar Sp.B., yang telah banyak memberikan dorongan kepada penulis serta keponakan-keponakan yang manis dan lucu.

6. Sahabat-sahabat terbaik D’combro Zopijusi (Putri Elfindrani Lubis, Junita Siagian, M.Siddik, dan Ifbal Rahmadhana Harahap).


(2)

7. Ibu Laila Hadri Nasution, S.Sos., M.P., selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak masukan serta arahan yang membangun.

8. Ibu Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd., selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak masukan serta arahan yang membangun.

9. Bapak Direktur Pusat Penelitian Karet yang telah memberikan izin bagi penulis melakukan penelitian pada publikasi Pusat Penelitian Karet dan memberikan kemudahan bagi penulis untuk memperoleh data-data yang penulis butuhkan.

10.Bapak Kepala Balai Penelitian Sungei Putih dan Bapak/Ibu Staf Peneliti yang telah banyak membantu penulis dalam memberikan data-data yang dibutuhkan penulis dalam rangka penulisan skripsi ini

11.Seluruh staf pengajar Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi yang sangat berjasa bagi penulis dalam memberikan arahan, bimbingan, serta ilmu pengetahuan yang telah diberikan selama penulis duduk dibangku perkulihaan.

12.Teman-teman seperjuangan program studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi stambuk 2011 yang telah memberikan banyak pesan dan kesan dalam menempuh pendidikan semasa perkuliahan khususnya Sepwita Harianti, Leila Karunia, Syahdatul A’yan, dan M. Fakhri Budianto, serta teman-teman lain yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.

Akhir kata penulis hanya bisa memohon semoga kebaikan mereka memperoleh balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Namun demikian harapan penulis kiranya skripsi ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi semua pihak.

Medan, Juli 2015 Penulis


(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN

ABSTRAK………...i

KATA PENGANTAR………...iii

DAFTAR ISI……….iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang Masalah ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 3

1.3.Tujuan Penelitian ... 4

1.4.Manfaat Penelitian………4

1.5.Ruang Lingkup Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 6

2.1. Kolaborasi Penelitian ... 6

2.1.1. Definisi Kolaborasi Penelitian ... 6

2.1.2. Faktor-Faktor Kolaborasi Penelitian ... 8

2.1.3. Motivasi Kolaborasi Penelitian ... 12

2.1.4. Keuntungan dan Kerugian Kolaborasi Penelitian ... 13

2.1.5. Formulasi Tingkat Kolaborasi ... 16

2.1.6. Interpretasi Terhadap Kolaborasi ... 17

2.2. Produktivitas Penelitian ... 17

2.2.1. Definisi Produktivitas Penelitian ... 17

2.2.2. Faktor-Faktor Produktivitas Peneliti ... 18

2.2.3. Pengukuran Produktivitas Peneliti ... 20

2.3. Penelitian Terdahulu ... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

3.1. Jenis Penelitian ... 25

3.2. Unit Analisis ... 25

3.3. Instrument Penelitian ... 27

3.4. Teknik Analisis Data ... 27


(4)

3.4.2. Penentuan Produktivitas Peneliti ... 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………...31

4.1.Deskripsi Jurnal Penelitian Karet……….31

4.2.Perkembangan Jurnal Penelitian Karet Periode Tahun 2005-2014………….32

4.3. Tingkat Kolaborasi Peneliti Pada Jurnal Penelitian Karet Periode Tahun 2005-2014………...35

4.3.1. Tingkat Kolaborasi Peneliti Pada Jurnal Penelitian Karet Tahun 2005 ... 35

4.3.2. Tingkat Kolaborasi Peneliti Pada Jurnal Penelitian Karet Tahun 2006 ... 36

4.3.3. Tingkat Kolaborasi Peneliti Pada Jurnal Penelitian Karet Tahun 2007 ... 37

4.3.4. Tingkat Kolaborasi Peneliti Pada Jurnal Penelitian Karet Tahun 2008……… ... 38

4.3.5. Tingkat Kolaborasi Peneliti Pada Jurnal Penelitian Karet Tahun 2009 ... 39

4.3.6. Tingkat Kolaborasi Peneliti Pada Jurnal Penelitian Karet Tahun 2010 ... 40

4.3.7. Tingkat Kolaborasi Peneliti Pada Jurnal Penelitian Karet Tahun 2011 ... ………..41

4.3.8. Tingkat Kolaborasi Peneliti Pada Jurnal Penelitian Karet Tahun 2012 ... 42

4.3.9. Tingkat Kolaborasi Peneliti Pada Jurnal Penelitian Karet Tahun 2013 ... 43

4.3.10. Tingkat Kolaborasi Peneliti Pada Jurnal Penelitian Karet Tahun 2014 ... 44

4.4. Rekapitulasi Tingkat Kolaborasi Peneliti Pada Jurnal Penelitian Karet Periode Tahun 2005-2014 ... 45

4.5. Tingkat Produktivitas Peneliti Pada Jurnal Penelitian Karet Periode Tahun 2005-2014 ... 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 58

5.1. Kesimpulan ... 58

5.2. Saran ... 60


(5)

DAFTAR TABEL

Tabel-1 : Daftar Nama Instansi Terlibat Pada Jurnal Penelitian Karet Periode Tahun 2005-2014 ... 31 Tabel-2 : Kategori Subjek Pada Jurnal Penelitian Karet Periode Tahun

2005-2014 ... 34 Tabel-3 : Kolaborasi Peneliti Pada Jurnal Penelitian Karet Tahun 2005 ... 35 Tabel-4 : Kolaborasi Peneliti Pada Jurnal Penelitian Karet Tahun 2006 ... 36 Tabel-5 : Kolaborasi Peneliti Pada Jurnal Penelitian Karet Tahun 2007 ... 37 Tabel-6 : Kolaborasi Peneliti Pada Jurnal Penelitian Karet Tahun 2008 ... 38 Tabel-7 : Kolaborasi Peneliti Pada Jurnal Penelitian Karet Tahun 2009 ... 39 Tabel-8 : Kolaborasi Peneliti Pada Jurnal Penelitian Karet Tahun 2010 ... 40 Tabel-9 : Kolaborasi Peneliti Pada Jurnal Penelitian Karet Tahun 2011 ... 41 Tabel-10 : Kolaborasi Peneliti Pada Jurnal Penelitian Karet Tahun 2012 ... 41 Tabel-11 : Kolaborasi Peneliti Pada Jurnal Penelitian Karet Tahun 2013 ... 43 Tabel-12 : Kolaborasi Peneliti Pada Jurnal Penelitian Karet Tahun 2014 ... 44 Tabel-13 : Rekapitulasi Kolaborasi Peneliti Pada Jurnal Penelitian Karet

Periode Tahun 2005- 2014 ... 45 Tabel-14 : Jumlah Hasil Penelitian Yang Dihasilkan Peneliti Pada

Jurnal Penelitian Karet Periode Tahun 2005-2014 ... 47 Tabel-15 : Data Hasil Pengamatan dan Nilai Teoritis Berdasarkan Hukum Lotka

Periode Tahun 2005-2014 ... 49 Tabel-16 : Perhitungan Untuk Menduga Parameter Hukum Lotka ... 51 Tabel-17 : Pendugaan Jumlah Peneliti Berdasarkan Pola yx. x .4 =

. … … … 55


(6)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 : Total Hasil Penelitian Dari Peneliti Tiap Tahun Pada Jurnal Penelitian Karet Periode Tahun 2005-2014………...33 Grafik 2 : Distribusi Jumlah Peneliti Berdasarkan Hasil Pengamatan…………...50 Grafik 3 : Distribusi Jumah Peneliti Berdasarkan Hukum Lotka………..51 Grafik 4 : Pola Prduktivitas Peneliti………..57