BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berikut ini adalah tabel hasil analisa kadar kalsium yang dilakukan selama lima hari mulai pada tanggal 09 Februari sampai 13 Februari 2016.
Hari Ke Perco
baan Volume
Sampel ml
EDTA yang
terpakai ml
Kadar kasium
Kadar kalsium
rata- rata
pH pH
rata- rata
1 1
100 5.74
23.00 23.00
6.16 6.15
09 Feb 2016 10.00
2 100
5.74 23.00
23.00 6.12
6.15 3
100 5.74
23.00 23.00
6.19 6.15
2 1
100 5.55
22.24 22.24
6.18 6.19
10 Feb 2016 10.00
2 100
5.55 22.24
22.24 6.13
6.19 3
100 5.55
22.24 22.24
6.26 6.19
3 1
100 5.58
22.36 22.36
6.14 6.13
11 Feb 2016 10.00
2 100
5.58 22.36
22.36 6.07
6.13 3
100 5.58
22.36 22.36
6.20 6.13
4 1
100 5.58
22.36 22.36
6.16 6.16
12 Feb 2016 10.00
2 100
5.58 22.36
22.36 6.11
6.16 3
100 5.58
22.36 22.36
6.23 6.16
5 1
100 5.58
22.36 22.36
6.16 6.15
13 Feb 2016 10.00
2 100
5.58 22.36
22.36 6.12
6.15 3
100 5.58
22.36 22.36
6.19 6.15
Normalitas EDTA = 0,01N
Berat Ekivalen Ca = 40,08
Universitas Sumatera Utara
4.2 Perhitungan
Untuk menghitung kadar kalsium yang dihasilkan dari produk air minum dalam kemasan digunakan rumus sebagai berikut :
Mg CaL =V
EDTA
x N
EDTA
x 40,08 x 1000 Volume sampel ml
Dimana : V EDTA = Volume larutan standar EDTA yang terpakai
N EDTA = Normalitas larutan standar EDTA 0,01 BE Ca = Berat Ekivalen Ca 40,08
1. Perhitungan kadar kalsium hari pertama
- Percobaan I
mg CaL = 5,74 x 0,001 x 40,08 x 1000= 23,00 mgl 100
- Percobaan II
mg CaL = 5,74 x 0,009 x 40,08 x 1000 = 23,00 mgl 100
- Percobaan III
mg CaL = 5,74 x 0,009 x 40,08 x 1000 = 23,00 mgl
100
mg CaL rata-rata = 23,00 + 23,00 + 23,00 =23,00 mgl 3
Untuk hari kedua sampai kelima dilakukan perhitungan kadar kalsium yang sama seperti pada perhitungan diatas.
Universitas Sumatera Utara
4.3 Pembahasan
Tujuan dilakukannya pengawasan mutu yaitu untuk menentukan kualitas air minum dalam kemasan yang akan dipasarkan. Secara langsung maupun tidak
langsung, pencemaran akan berpengaruh terhadap kualitas air. Sesuai dengan dasar pertimbangan penetapan kualitas air minum, usaha pengolahan terhadap air
yang digunakan oleh manusia sebagai air minum berpedoman pada standar kualitas air. Oleh karena itu sebelum air minum dalam kemasan dipasarkan maka
terlebih dahulu harus dianalisa secara fisika, kimia dan mikrobiologi sesuai dengan yang ditetapkan oleh WHO dan memenuhi standar SNI.
Penentuan kadar kalsium dan pH dilakukan dengan metode titrasi kompleksometri
dan menggunakan
alat conductivity
meter. Titrasi
kompleksometri ialah suatu titrasi berdasarkan reaksi pembentukan senyawa kompleks antara ion logam dengan zat pembentuk kompleksDay Underwood,
1986. Menurut Khopkar 2002, titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan persenyawaan kompleks ion kompleks atau garam yang sukar
mengion. Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks adalah tingkat kelarutan tinggi. Selain titrasi kompleks biasa sepertidiatas, adajuga kompleksometri yang
dikenal sebagai titrasi kelatometri,seperti yang menyangkut penggunaan EDTA Khopkar, 2002.
Dari hasil analisa yang diperoleh, kadar kalsium dan pH pada produk ternyata masih sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan di PT. Tirta
Sibayakindo. Dalam hal ini Penulis menganalisa kadar kalsium dan pH selama lima hari yaitu, untuk kadar kalsium hari pertama = 23,00 mgl, hari kedua =
22,24 mgl, hari ketiga = 22,36 mgl , hari keempat = 22,36 mgl , dan hari kelima
Universitas Sumatera Utara
= 22,36 mgl. Sedangkan untuk pH hari pertama= 6,15, hari kedua = 6,19, hari ketiga = 6,13, hari keempat = 6,16, dan hari kelima = 6,15.
Kadarkalsium dan pH sangat mempengaruhi kualitas air minum dalam kemasan, dimana kalsiummerupakan mineral yang paling banyak terdapat di
dalam tubuhyaitu 1,5 - 2 dari berat badan orang dewasa atau kurang lebih sebanyak 1kg. Dari jumlah ini, 99 berada dalam jaringan keras yaitu tulang dan
gigi. Di dalam cairan ekstraselular dan intraselular kalsium memegang peranan penting dalam mengatur fungsi sel seperti transmisi saraf, kontraksi otot,
penggumpalan darah dan menjaga permeabilitas membran sel. Dan penentuan pH adalah penting dalam proses penjernihan air karena keasaman air pada umumnya
disebabkan gas Oksida yang larut pada air terutama karbondioksida.. pH menunjukkan tinggi rendahnya ion hidrogen dalam air. pH air yang kurang dari
6,5 atau diatas 9,2 menyebabkan beberapa persenyawaan kimia dalam tubuh manusia berubah menjadi racun Alegantina, 2004. pH menentukan sifat korosi,
semakin rendah pH, maka sifat korosinya semakin tinggi Gupta, 2009. pH air yang lebih besar dari 7 memiliki kecenderungan untuk membentuk kerak pada
pipa dan kurang efektif dalam membunuh mikroba Sururi, 2008.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan