3. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang homogen. Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian
ini adalah uji Bartlet. Dalam penelitian ini ada dua kali uji homogenitas yaitu antar baris uji homogenitas prestasi belajar siswa ditinjau dari metode
pembelajaran dan antar kolom uji homogenitas prestasi belajar siswa ditinjau dari kemampuan awal siswa. Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada tabel
berikut: Tabel 4.3. Hasil Uji Homogenitas
Uji Homogenitas K
2 obs
X
2 ,
05 .
n
X Keputusan
Kesimpulan Metode
Pembelajaran 2
0.0379 841
. 3
2 1
, 05
.
X
H diterima
Homogen Kemampuan Awal
3 0.5241
991 .
5
2 1
, 05
.
X
H diterima
Homogen
Dari tabel 4.3, diperoleh hasil uji homogenitas dengan menggunakan metode Bartlet yaitu untuk kelompok pada baris pertama dan kedua pada tabel
mempunyai
2 obs
X
2 ,
05 .
n
X ,
2 obs
X DK sehingga keputusannya H
diterima artinya sampel berasal dari populasi yang homogen. perhitungan uji homogenitas
selengkapnya disajikan pada lampiran 20.
D. Hasil Pengujian Hipotesis 1. Analisis Variansi Dua Jalan Dengan Sel Tak Sama
Hasil perhitungan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama disajikan dalam tabel di bawah ini: Perhitungan uji hipotesis selengkapnya disajikan pada
lampiran 22
Tabel 4.4. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Dengan Sel Tak Sama Sumber
JK dk
RK F
obs
F
tabel
Keputusan Uji Metode A
Kemampuan Awal B Interaksi AB
Galat G 7.5600
33.2235 2.0790
137.3719 1
2 2
78 7.5600
16.6117 1.0399
1.2572 4.2926
9.4322 1.0399
1.2572 4.00
3.15 3.15
H
oA
ditolak H
0B
ditolak H
0AB
diterima Total
180.2353 83
Kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut: a.
Penggunaan pendekatan struktural melalui strategi Think-Pair-Share dan metode konvensional memberikan hasil yang berbeda terhadap prestasi
belajar matematika siswa kelas II SMP Negeri 23 Surakarta pada pokok bahasan persamaan linear dengan dua peubah.
b. Kemampuan awal rendah, sedang, tinggi yang dimiliki siswa memberikan
hasil yang berbeda terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas II SMP Negeri 23 Surakarta pada pokok bahasan persamaan linear dengan dua
peubah. c.
Penggunaan pendekatan struktural melalui strategi Think-Pair-Share dan metode konvensional memberikan hasil yang berbeda jika ditinjau dari
kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas II SMP Negeri 23 Surakarta pada pokok bahasan persamaan linear dengan dua
peubah.
2. Uji Lanjut Pasca Anava
Uji lanjut setelah anava yang digunakan adalah metode Scheffe. Uji lanjut setelah anava ini hanya dilakukan pada komparasi ganda antar kolom karena
komparasi ganda antar baris variabel bebasnya hanya terdiri dari dua kategori sehingga kesimpulannya dapat ditunjukkan melalui rataan marginalnya
rataan barisnya
Tabel 4.5. Rataan dan Rataan Marginal Kemampuan Awal
Metode Pembelajaran Tinggi
Sedang Rendah
Rataan Marginal Konvensional
7.2750 6.6353
6.1077 6.6727
Think-Pair-Share 8.3000
7.1765 6.3615
7.2793 Rataan Marginal
7.7875 6.9059
6.2346 a.
H
0B
ditolak, maka perlu dilakukan uji komparasi ganda pasca anava antar kolom. Hasil analisis komparasi ganda antar kolom disajikan pada tabel 4.6.
berikut: No
Komparasi F
obs
F
tabel
Keputusan Uji 1
1
vs
2
3.7965 6.3
H diterima
2
1
vs
3
17.0879 6.3
H ditolak
3.
2
vs
3
6.2090 6.3
H diterima
Keterangan:
1
= rataan siswa yang mempunyai tingkat kemampuan awal rendah.
2
= rataan siswa yang mempunyai tingkat kemampuan awal sedang.
3
= rataan siswa yang mempunyai tingkat kemampuan awal tinggi. b.
H
0AB
tidak ditolak, maka tidak perlu dilakukan uji komparasi ganda pasca anava antarl sel.
E. Pembahasan Hasil Analisis Data 1. Hipotesis Pertama