Persepsi Siswa SMA Negeri 1 Sukaresmi Terhadap Film Doa Yang Mengancam

(1)

PERSEPSI SISWA SMA NEGERI 1 SUKARESMI TERHADAP FILM “DOA YANG MENGANCAM”

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial Islam (S.sos.I)

Oleh: Neng Desy Mariah NIM. 105051001867

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

PERSEPSI SISWA SMA NEGERI 1 SUKARESMI TERHADAP FILM “DOA YANG MENGANCAM:”

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh: Neng Desy Mariah NIM. 105051001867

Di Bawah Bimbingan

Prof. Dr.H. Murodi, MA NIP. 196407051992031 001

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul PERSEPSI SISWA SMA NEGERI 1 SUKARESMI TERHADAP FILM DOA YANG MENGANCAM telah diujikan dalam sidang munaqasah di Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada 14 September 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S. Sos.I) pada Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.

Jakarta, 14 Sepetember 2009 Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

Drs. Wahidin Saputra. MA Mualimin Ibrahim, S. Pd. I NIP. 19700903 1996031001 NIP. 19630315 1985037006

Penguji I Penguji II

Dr. H. Arief Subhan, MA Umi Musyarofah, MA NIP. 19960110 1993031004 NIP. 19710816 1997030202

Pembimbing

Prof. Dr. H. Murodi, MA NIP. 19640705 1992031001


(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya studi saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar S1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesyai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sangsi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tangerang, 14 September 2009


(5)

ABSTRAK

Neng Desy Mariah

Persepsi Siswa SMA Negeri 1 Sukaresmi Terhadap Film Doa Yang Mengancam Media massa sebagai salah satu pioner dalam penyebaran informasi, membawa dampak yang begitu besar, baik dalam bidang ekonomi, politik, agama, sosial budaya, kemasyarakatan dan lain-lain. Salah satu jenis media massa yang cukup efektif adalah film. Film yang disajikan di bioskop atau televisi dapat menimbulkan berbagai macam persepsi dari orang yang menyaksikannya. Misalnya pada film yang bernuansa religi, ada yang mempersepsinya sebagai tayangan yang baik yang mempunyai nilai-nilai moral yang positif. Namun ada pula yang menilainya sebagai suatu hal yang dianggap mistis dan dapat merusak akidah.

Bagaimana persepsi siswa-siswa SMAN 1 Sukaresmi terhadap isi pesan Film Religi “Doa Yang Mengancam” dan apa pesan yang didapat oleh siswa setelah menyaksikan film “Doa Yang Mengancam” ini.

Film religi dianggap dapat menjadi media yang cukup efektif dalam mengajarkan nilai-nilai moral positif dan mengajak khalayak pada jalan kebenaran. Alasan pengambilan film yang berjudul “Doa Yang Mengancam” sebagai objek karena peneliti menilai film ini tidak disuguhi unsur-unsur mistik yang dapat merusak keimanan seseorang, justru disini ada pesan-pesan keagamaan yang mengajarkan kita tentang perlunya berserah diri pada Allah Swt. Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi, yang identik dengan penyandian-balik (decoding) dalam proses komunikasi. Persepsi yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi pada tiga aspek, yakni faktor yang menarik perhatian siswa, sikap siswa, dan interpretasi siswa terhadap isi pesan film “Doa Yang Mengancam”.

Metode penelitian yang digunakan penelitian ini adalah metode kuantitatif. Sementara itu, untuk memperoleh data yang lebih luas mengenai persepsi siswa terhadap film ini, penulis juga melakukan wawancara mendalam dengan beberapa siswa. Tekhnik wawancara ini merupakan bagian dari metode kualitatif.

Persepsi siswa terhadap film ini terbagi menjadi tiga aspek. Mengenai perasaan mereka setelah menonton film ”Doa Yang Mengancam”, siswa mengaku sangat sedih dan terharu dengan jalan kehidupan yang dilalui oleh Madrim dan berbagai kesulitan yang dia hadapi. Lalu hal yang dianggap paling menarik dalam film ini adalah ketika Madrim mendapatkan indra ke-6 nya. Sedangkan mengenai pendapat siswa jika mereka berada dalam posisi Madrim, mereka berpendapat bahwa sebaiknya kita tetap berusaha yang disertai doa yang ikhlas. Dan mengenai


(6)

pesan yang didapat para siswa setelah menonton film ini diantaranya adalah bahwa film ini mengandung pesan-pesan mengenai keikhlasan, menerima apa yang diberikan allah dan menyakininya bahwa itu yang terbaik untuk kita.


(7)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmairirahim Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdullilahi robbil’ alamin, puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT., yang telah memberikan kemudahan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW., sebagai suri tauladan kita menuju jalan yang diridhoi-Nya. Yaitu sebagai Nabi dan Rasul yang telah membimbing umatnya kejalan yang benar.

Dengan Rahmat dan Ridho-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul: “Persepsi Siswa SMA Negeri 1 Sukaresmi Terhadap Film Doa Yang Mengancam”, sebagai persyaratan memperoleh gelar sarjana di Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis sepenuhnya menyadari bahwa selesainya skripsi ini tidak lepas dari dukungan beberapa pihak, baik berupa material maupun moril, berupa saran-saran, informasi, bimbingan dan sebagainya. Dalam menyusun skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. H. Hamdan Hafziri dan Hj. Imas Masitoh, kedua orangtuaku yang dengan semua kasih sayang dan tanggung jawabnya rela berkorban jiwa raga dan memberikan yang terbaik demi kesuksesan putra putrinya.


(8)

Kakak-kakakku, Teh Ai Lia, Aa Ncep Z. Fauzi, kang Yadi dan keponakanku, Lulu, Nessa dan Nauval yang selalu menghadirkan suasana ceria di rumah. Serta keluarga besar yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu namun tidak mengurangi rasa terima kasih untuk segala kebaikannya.

2. Dr. H. Arief Subhan, MA., selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Prof. Dr. H. Murodi, MA., selaku Dosen Pembimbing yang telah mengorbankan waktu dan pikirannya untuk membantu dalam penulisan dan penyelesaian skripsi ini.

4. Drs. Wahidin Saputra, MA., selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

5. Ibunda Umi Musyarofah, MA., selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam yang selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah memberikan sebagian ilmu dan bimbingan selama penulis berada dalam masa perkuliahan, dan semoga semua ilmu tersebut bermanfaat bagi penulis, amin.

7. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Dakwah dan Komunikasi, yang telah banyak memberikan kemudahan kepada penulis. 8. Drs. Hidayat, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Sukaresmi

9. Seluruh Guru dan Siswa SMA Negeri 1 Sukaresmi, yang telah banyak membantu dan meluangkan waktu serta mau bekerjasama dengan penulis, khususnya dalam penyebaran angket dan wawancara.


(9)

10.Mas Hanung Bramantyo yang telah meluangkan waktu untuk wawancara dengan penulis.

11.Mbak Ina, sekretaris Dapur film.

12.Yang selalu memberikan support yang sangat berarti bagi penulis, Haris Syahrostani. Wish all the best for our disha.

13.Sahabat-sahabatku, Fauzia Farahdillah, Lely Rohimah, Mutmainah Hijri, Islahul Ummah, Rosalina. Terima kasih atas waktu dan dukungannya. Semoga persahabatan ini tidak berakhir sampai disini.

14.Tety Jamilah, S.Pd.I., dan Didi Ahmadi, S.Fil.I kakak-kakakku yang selalu memberikan masukan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

15.Kawan-kawan KPI A 2005 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Sukses untuk kawan-kawan.

Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Tanpa mengurangi rasa hormat dan terima kasih dari penulis. Semoga Allah SWT., membalas jasa dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis dengan balasan yang berlipat ganda.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum mencapai hasil yang sempurna dan masih banyak kekurangan. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya.

Alhamdulillahi robbil ‘alamin.

Tangerang, September 2009 Penulis


(10)

DAFTAR ISI

DAFTAR LAMPIRAN ……..……… i

ABSTRAK ………. ii

KATA PENGANTAR ………. iii

DAFTAR TABEL ……… .vi

DAFTAR ISI ……….. viii

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

A. Latar Belakang Masalah ………... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ………. 7 C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ……….. 8

D. Metodologi Penelitian ………. 8

1. Metode Penelitian ………... 8 2. Subjek dan Objek Penelitian ……….. 9

3. Tempat Penelitian ………. 10 4. Teknik Pengumpulan Data ………... 10

5. Teknik Analisis Data ……… 10

E. Sistematika Penulisan ……… 11

BAB II KAJIAN TEORITIS ……… 13


(11)

1. Pengertian Persepsi………13

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi ……….. 16

3. Subproses Dalam Persepsi ...……….19

B. Pengertian Siswa atau Siswa Didik………..20

1. Karakteristik atau Sifat Khas Peserta Didik……….. 21

2. Ciri Khas Anak Didik ………... 22

C. Pengertian Film………24

1. Definisi Film...24

2. Jenis-Jenis Film ……… 26

3. Karakteristik Film ……… 27

4. Fungsi Film...……….28

5. Kelebihan dan Kekurangan Film ……….….30

BAB III GAMBARAN UMUM ……….. 32

A. Gambaran Umum SMA Negeri 1 Sukaresmi ………. 32 1. Profil Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sukaresmi ……….32

2. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Sekolah………34


(12)

B. Film Doa Yang Mengancam ………...41

1. Profil Sinemart Production House ………... 41

2. Profil Film Doa Yang Mengancam ………...43

BAB IV PERSEPSI SISWA SMA NEGERI 1 SUKARESMI TERHADAP FILM “DOA YANG MENGANCAM” ………. 49

A. Deskripsi Responden ……… 49

B. Analisis Data ……… 52

BAB V PENUTUP ………. 77

A. Kesimpulan ……….. 77

B. Saran-saran ………... 78


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Jumlah kelas Di SMAN 1 Sukaresmi... 37

Tabel 2 : Jumlah Guru Berdasarkan Kualifikasi ... 37

Tabel 3 : Jumlah Guru Berdasarkan Status ... 38

Tabel 4 : Jumlah Tenaga Non-Guru Berdasarkan Kualifikasi ... 38

Tabel 5 : Jumlah Tenaga Non-Guru Berdasarkan Status ... 39

Tabel 6 : Jumlah Tenaga Non-Guru Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 39

Tabel 7 : Jumlah Ruang Kelas ...40

Tabel 8 : Koleksi Judul Buku ... 40

Tabel 9 : Rincian Penghitungan Sampel ... 50

Tabel 10 : Keikutsertaan Dalam Organisasi ... 53

Tabel 11 : Frekuensi Mempertimbangkan Ajaran Agama ...55

Tabel 12 : Pengaruh Doa Dalam kehidupan ... 56 Tabel 13 : Yang Menentukan Kesuksesan Seseorang ... 59

Tabel 14 : Frekuensi Menonton Film Religi ... 62

Tabel 15 : Kesukaan Dengan Jalan Cerita ... 66

Tabel 16 : Pendapat Terhadap Tindakan Madrim ... 69

Tabel 17 : Yang Mempengaruhi Kesuksesan Madrim ... 71


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Surat keterangan penelitian dari sekolah

Lampiran 2: Surat keterangan wawancara dengan Hanung Bramantyo Lampiran 3: Curriculum Vitae Hanung Bramantyo

Lampiran 4: Hasil wawancara dengan Sutradara Film “Doa Yang Mengancam” Lampiran 5: Angket penelitian kuantitatif

Lampiran 6: Daftar pertanyaan untuk siswa


(15)

Daftar Siswa Yang Menjadi Responden Dalam Wawancara:

1. Dewi Rengganis, kelas X-1 2. Rifky I.Yuriandi, kelas X-2 3. M. Gilang kelas X-2 4. Fitria Slamet, kelas X-2 5. Alit apliani, Kelas X-4 6. Farah Farhiyyah, kelas X-5 7. Nurfitri Qadriatin, kelas XI IPA 1 8. Nurkhaerunnisa, kelas XI IPA 1 9. Dwi Rendra kelas XI IPA 2 10.Kadek Sastrawan,`kelas XI IPS 2 11.Royhan Ahmad, kelas XI Bahasa 1 12.Dimas Muhar, kelas XI Bahasa 1 13.Mujib, kelas XI Bahasa 2

14.Lintar Pratama, kelas XI IPS 1 15.Iwan Kusnandang, kelas XI IPS 2 16.Yani Mulyani, kelas XII IPA 1 17.Ririn Febrina, kelas XII IPA 1 18.Desi Maryani, kelas XI IPA 2 19.M. Ramdan, kelas XII IPS 1


(16)

20.Elfina Damayanti, kelas XII IPS 1 21.Suzika Puspalia,kelas XII Bahasa 1


(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada abad ini, perkembangan teknologi komunikasi berjalan begitu pesat, dengan ditemukannya alat cetak, radio, televisi hingga internet. Semua itu untuk menunjang keinginan manusia untuk mendapatkan suatu informasi yang dapat mereka gunakan untuk berbagai kepentingan yang sifatnya mendasar.1

Perkembangan informasi dan komunikasi zaman ini melahirkan peradaban baru yaitu kehidupan yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Salah satu trend dalam masyarakat modern sekarang adalah bagaimana membangun dunia secara universal. Sehingga muncul komunikasi massa yang merupakan suatu tipe komunikasi yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannnya alat-alat mekanik, yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi. Karena itu, komunikasi massa dapat dipahami sebagai komunikasi yang menggunakan media massa untuk menyampaikan pesan.

Dari komunikasi massa kita mendapat istilah media massa. Media massa merupakan suatu istilah yang mulai dipergunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai

Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik televisi, (Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya, 2003) Hal. 3


(18)

masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering disingkat menjadi media.2

Secara tradisional jenis-jenis media massa adalah: surat kabar, majalah, radio, televisi dan film (layar lebar). Seiring dengan perkembangan teknologi dan sosial budaya, telah berkembang media-media lain yang kemudian dikelompokkan ke dalam media massa seperti internet dan telepon selular.

Dalam realitasnya, media massa sebagai salah satu pioner dalam penyebaran informasi, membawa dampak yang begitu besar, baik dalam bidang ekonomi, politik, agama, sosial budaya, kemasyarakatan dan lain-lain. Maka dapat dipastikan bahwa perkembangan bidang informasi semakin sulit sulit terbendung bahkan terus dipacu penyebaran inovasinya.

Media massa juga memiliki pengaruh pada pikiran, perasaan, dan perilaku kita. Secara perlahan-lahan namun efektif, media membentuk pandangan pemirsanya terhadap bagaimana seseorang melihat pribadinya dan bagaimana seseorang seharusnya berhubungan dengan dunia sehari-hari. Setiap jenis media dipercaya memiliki pengaruh yang berbeda terhadap khalayaknya.3

Pada fungsinya, media massa menggunakan model penggunaan dan pemuasan atau Uses And Gratifications Models. Secara singkat model ini menyatakan bahwa khalayak memiliki kebutuhan akan informasi dan dipuaskan dengan menggunakan media massa

2

www.id.wikipedia.org/media_massa, diakses pada tanggal 10 April 2009 pukul 14.00 WIB

3

William L.Rivers, Media Massa dan Masyarakat Modern (Jakarta: Prenada Media, 2004) hal. 28


(19)

Salah satu jenis media massa yang cukup efektif adalah film. Film adalah cinemathographic yang berasal dari kata cinema + tho yaitu Phytos (cahaya) + graphic (gambar, tulisan dan citra). Film atau motion picture ditemukan dari prinsip-prinsip fotografi dan proyektor. Film sebagai alat komunikasi massa baru dimulai pada tahun 1901, ketika Ferdinand Zecca membuat film “The Story Of a Crime” di Perancis dan Edward S. Pater yang membuat film “The Life of an America Fire Man”.

Dari catatan sejarah perfilman Indonesia film pertama yang diputar berjudul Lady Van Java yang diproduksi di Bandung pada tahun 1926 oleh David. Pada tahun 1927 / 1928 Kreuger Corporation memproduksi film Euis Atjih, dan sampai tahun 1930, masyarakat disuguhi film lutung kasarung, Si Conat dan Si Pareh. Film-film tersebut merupakan film bisu dan diusahakan oleh orang-orang Belanda dan Cina. Sejak anggal 6 Oktober 1945 lahirlah Berita Film Indonesia (BFI), bersamaan dengan pindahnya Pemerintah RI dari Yogyakarta. BFI pindah dan bergabung dengan Perusahaan Film Negara, yang kemudian berganti nama menjadi Perusahaan Film Nasional.4

Film dimasukkan ke dalam kelompok komunikasi masssa; karena selain mengandung aspek hiburan juga memuat pesan edukatif. namun aspek sosial kontrolnya tidak sekuat pada surat kabar atau majalah yang memang menyiarkan berita berdasarkan fakta. Fakta dalam film ditampilkan secara abstrak, dengan

Marselli Sumarno, Dasar-Dasar Apresiasi Film, 1st ed (Jakarta: PT. Grasindo, 1993) h. 11


(20)

tema cerita yang bertitik tolak dari fenomena yang terjadi di tengah masyarakat. bahkan dalam film, cerita dibuat secara imajinatif.

Pada awal perkembangannnya, film tidak lebih dari pertunjukkan hiburan dalam bentuk gambar bergerak (motion picture) dan berlangsung tanpa pelengkap suara. Film yang mempunyai suara baru ditemukan pada tahun 1927. Dari masa ke masa, film mengalami perkembangan termasuk soal warna yang semula hitam putih sekarang sudah berwarna. Dunia ini dimulai oleh seorang Edward Muybridge ketika berusaha mengambil foto kuda yang sedang berlari lewat sebuah rangkaian kameranya. Kreatifitas ini kemudian terus berlanjut hingga dalam bentuknya seperti apa yang dapat kita tonton saat ini.

Pembentukkan opini dan sikap yang dibentuk film dapat dikatakan sebagai bentuk pengertian komunikasi. Seperti yang dikatakan oleh Carl I. Hovland bahwa komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain (Communication is the process to modify the behaviour of another individuals). Ada juga paradigma dari Harold D. Laswell bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui sebuah media yang memiliki efek tertentu. Di samping itu, para pakar psikologi dengan komunikasi dalam pengertian fenomena stimuli respon.

Namun, sekarang ini film tidak popular disebut sebagai komunikasi massa atau media, karena media massa lebih berkonotasi kepada media yang memuat


(21)

berita yang digarap oleh reporter atau wartawan. Film lebih banyak dipahami sebagai media hiburan yang diputar di bioskop dan Televisi 5

Belakangan ini dunia perfilman Indonesia semakin marak, setelah sempat vakum selama beberapa tahun. Sekarang banyak sekali film yang dibuat oleh para kreator dari masing-masing genre, sebagai tanda telah muncul dan bangkitnya kembali dunia perfilman nasional.

Film yang bertema remaja menjadi sasaran empuk untuk menjadi target pasar, terbukti dengan banyaknya film-film bertema remaja yang sempat mendominasi perfilman nasional, seperti Ada Apa Dengan Cinta, Eiffel i’m in Love, Coblos Cinta, Virgin, dll. Walaupun film-film bertema sosial juga sempat muncul seperti Pasir Berbisik, Soe Hok Gie, Biola Tak Berdawai, Laksar Pelangi, Naga Bonar, dll. Selain itu, film-film bertema religi juga kini tidak ingin kalah bersaing dengan jenis film lainnya. Maka muncul film religi seperti Kiamat Sudah Dekat karya Deddy Mizwar, Rindu Kami Padamu oleh Garin Nugroho, Kun Fayakun dari Ust. Yusuf Mansyur, atau Ayat-Ayat Cinta karya Hanung Bramantyo yang sempat menjadi film terlaris pada tahun 2007, “Doa Yang Mengancam”, Perempuan Berkalung sorban, dsb.

Film yang disajikan di bioskop atau televisi dapat menimbulkan berbagai macam persepsi dari orang yang menyaksikannya. Misalnya pada film yang bernuansa religi, ada yang mempersepsinya sebagai tayangan yang baik yang

5

Mafri Amir, Etika Komunikasi Massa Dalam Pandangan Islam (Jakarta: Logos, 1999) Cet ke-11, h. 27-28


(22)

mempunyai nilai-nilai moral yang positif. Namun ada pula yang menilainya sebagai suatu hal yang dianggap mistis dan dapat merusak akidah.

Mengingat begitu banyak film yang bernuansa religi, baik yang ditayangkan di bioskop atau stasiun televisi swasta, maka penulis tertarik untuk meneliti persepsi siswa terhadap salah satu film religi di Indonesia yakni film “Doa Yang Mengancam” yang ditayangkan di bioskop pada September 2008 lalu. penulis mengangkat siswa-siswi SMA Negeri 1 Sukaresmi sebagai subjek karena pada remaja kecerdasan atau kemampuan berpikirnya mulai sempurna dan kritis dalam mengambil kesimpulan dan informasi. Selain itu penulis juga melihat minat siswa-siswi yang notabene adalah remaja ini kurang terhadap film bertema religi.

Adapun objeknya adalah film religi yang dianggap dapat menjadi media yang cukup efektif dalam mengajarkan nilai-nilai moral positif dan mengajak khalayak pada jalan kebenaran.

Dengan begitu banyaknya film bertema religi yang ditayangkan di bioskop atau televisi, maka penulis hanya mengambil satu film yang berjudul “Doa Yang Mengancam”. Pengambilan film ini sebagai objek karena peneliti menilai film ini tidak disuguhi unsur-unsur mistik yang dapat merusak keimanan seseorang, justru disini ada pesan-pesan keagamaan yang mengajarkan kita tentang perlunya berserah diri pada Allah Swt.

Film “Doa Yang Mengancam” menceritakan mengenai kisah hidup seorang buruh bernama Madrim yang merasa lelah hidup susah, merasa Tuhan telah melupakan dia dan tidak pernah menjawab doa-doanya. Karenanya dia mengancam Tuhan agar segera mengabulkan doanya. Banyak keajaiban yang dia


(23)

alami setelah mengancam Tuhan. Dan pada akhirnya Madrim dapat merasakan bagaimana besarnya kekuasaan Tuhan.

Dari permasalahan tersebut, maka peneliti mencoba mengadakan penelitian lebih mendalam dalam laporan penelitian yang diberi judul “Persepsi Siswa SMA Negeri 1 Sukaresmi Terhadap Film Doa Yang Mengancam”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Untuk mempermudah dalam penyusunan skripsi ini, penulis membatasi hanya kepada siswa-siswi SMA Negeri 1 Sukaresmi kelas X, XI dan XII. Sedangkan yang dimaksud dengan persepsi pada penelitian ini diambil dari sudut pandang komunikasi, yaitu persepsi merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.6 Persepsi dalam hal ini dibatasi dalam 3 aspek, yakni: faktor yang menarik perhatian siswa, sikap siswa, dan interpretasi siswa terhadap isi pesan film “Doa Yang Mengancam”.

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana persepsi siswa-siswa SMAN 1 Sukaresmi terhadap isi pesan Film Religi “Doa Yang Mengancam”?

2. Apa pesan yang didapat oleh siswa setelah menyaksikan film “Doa Yang Mengancam”?

Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Cet ke-20. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005) h.51


(24)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian secara umum adalah untuk mengetahui pendapat siswa SMA Negeri 1 Sukaresmi mengenai isi film “Doa Yang Mengancam”. Sedangkan tujuan penelitian secara khusus adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi siswa terhadap apa yang keseluruhan isi film “Doa Yang Mengancam”.

Sementara manfaat penelitian juga terbagi dua, yakni:

1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menggali nilai-nilai agama, sosial dan moral yang terkandung dalam film “Doa Yang Mengancam”. 2. Secara praktis, adanya penelitian ini diharapkan dapat membuat nilai-nilai

yang terkandung dalam film religi “Doa Yang Mengancam” dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.

D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan penelitian ini adalah metode kuantitatif. Sementara itu, untuk memperoleh data yang lebih luas mengenai persepsi siswa terhadap film ini, penulis juga melakukan wawancara mendalam dengan beberapa siswa. Tekhnik wawancara ini merupakan bagian dari metode kualitatif.

Sementara tekhnik analisis data yang digunakan adalah dengan pendekatan deskriktif analisis. Dengan metode ini dari temuan datanya dapat dideskripsikan dan diinterpretasikan, yakni mengenai persepsi siswa-siswi SMAN 1 Sukaresmi terhadap isi pesan film “Doa Yang Mengancam”. Pada hasilnya, penelitian ini hanya dapat mendeskripsikan dari hasil temuan data melalui wawancara yang


(25)

didapat dari sutradara film mengenai isi pesan yang ingin disampaikannya kepada penonton dan melalui wawancara dengan 21 orang informan mengenai persepsinya terhadap isi pesan yang ada pada cerita Film “Doa Yang Mengancam” yang telah dilihatnya. Kemudian setelah dideskripsikan, temuan-temuan tersebut diinterpretasikan.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek pada penelitian ini ialah siswa-siswi kelas X, XI dan XII di SMAN 1 Sukaresmi Cianjur. Populasi di sekolah ini sebanyak 1033 orang, dan yang dijadikan sampel sebanyak 103 orang. Pemilihan didasarkan pada siswa-siswi yang sudah mencapai usia 14-18 tahun karena pada usia ini dianggap sudah berkembang dan sudah berpikir realistis.. Pada usia ini anak mengalami perubahan biologis yang drastis, postur tubuh hampir menyamai orang dewasa walaupun taraf kematangan jiwanya belum mengimbanginya.

Alasan lain yang dijadikan dasar pemilihan adalah mereka yang mengetahui, pernah mendengar atau menonton film ini sebelumnya.. Sementara untuk wawancara dipilih siswa sebanyak 21 orang.. Dasar pemilihan subjek ini yakni dipilih siswa-siswi yang pernah menonton film ini sebelumnya di bioskop sehingga dinilai lebih dapat memahami isi film ini daripada siswa lainnya, dan dipilih siswa yang aktif di organisasi sehingga penilaian mereka juga akan lebih objektif.

Objek penelitian ini adalah isi pesan yang terdapat dalam film “Doa Yang Mengancam”, mengenai persepsi siswa-siswi mengenai konsep keikhlasan, usaha, takdir, dan doa dalam film “Doa Yang Mengancam”.


(26)

3. Tempat Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilakukan dengan memutarkan VCD film “Doa Yang Mengancam” yang bertempat di SMA Negeri 1 Sukaresmi pada tanggal 15 Juni 2009.

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, ada beberapa teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data dan informasi, yaitu:

1. Melakukan observasi terhadap siswa-siswi SMAN 1 Sukaresmi mengenai persepsi mereka terhadap isi pesan film “Doa Yang Mengancam”. Dalam penelitian ini, peneliti memutarkan VCD dan siswa-siswi menontonnya, kemudian peneliti mengamatinya.

2. Wawancara dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa-siswi SMAN 1 Sukaresmi dan sutradara untuk dapat memperoleh informasi dan dapat membantu menilai persepsi siswa terhadap isi pesan film “Doa Yang Mengancam”.

3. Dokumentasi dilakukan dengan memutarkan VCD “Doa Yang Mengancam” dengan tujuan agar semua subjek yang diambil dapat menonton secara bersama-sama sehingga memudahkan peneliti dalam mengolah data dan hasil penelitiannya.

5. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh akan dianalisa serta disajikan dalam suatu pandangan yang utuh. Peneliti menggunakan teknik analisis data yang berhubungan dengan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Teknik analisis data ini lebih banyak


(27)

dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data. Setelah data terkumpul, maka teknik yang digunakan hanya menggambarkan data dari temuan-temuan yang didapatkan dari hasil wawancara peneliti dengan siswa SMAN 1 Sukaresmi yang telah menyaksikan film “Doa Yang Mengancam” dan juga sutradara. Setelah digambarkan, lalu dilakukan interpretasi data.

E. Sistematika Penulisan

Agar penulisan skripsi ini lebih terarah dan sistematik, maka penulis membaginya ke dalam lima bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian dan terakhir menuliskan tentang sistematika Penulisan

BAB II: KAJIAN TEORITIS

Dalam bab ini diuraikan pembahasan mengenai pengertian dari persepsi, faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi, subproses dalam persepsi, pengertian siswa atau anak didik, karakteristik atau sifat khas peserta didik, ciri khas anak didik, pengertian film, jenis-jenis film, karakteristik atau manfaat film, kelebihan dan kekurangan film.

BAB III: GAMBARAN UMUM

Meliputi profil sekolah SMA Negeri 1 Sukaresmi, sejarah singkat berdirinya, Visi, misi, sarana dan prasarana SMA Negeri 1 Sukaresmi.


(28)

Profil film “Doa Yang Mengancam”, sekilas tentang film “Doa Yang Mengancam”, serta sinopsis film “Doa Yang Mengancam”

BAB IV: TEMUAN DAN INTERPRETASI DATA

Pada bab ini menguraikan mengenai hasil penelitian yang berupa deskripsi responden dan analisis data.

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

Meliputi kesimpulan yang merupakan jawaban dari permasalahan yang dibahas. Selain itu, dalam penutup ini penulis juga mencantumkan saran-saran dari permasalahan yang dibahas.


(29)

BAB II KAJIAN TEORITIS

A. Persepsi

1. Pengertian Persepsi

Secara bahasa, kata persepsi berasal dari bahasa Inggris Perception yang artinya penglihatan, perasaan, dan penangkapan. Sementara dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia popular, persepsi memiliki pengertian sebagai tanggapan dari sesuatu yang dilihat atau didengar, atau dapat pula bermakna sebagai proses pengamatan tentang sesuatu objek dengan menggunakan panca indera.7 Dalam kamus istilah konseling dan terapi, Persepsi dimaknai sebagai hal yang menunjuk pada suatu kesadaran tunggal yang timbul dari proses pengindraan saat tampilnya suatu stimulus.8

Dari pengertian persepsi dari segi bahasa, selanjutnya akan dijelaskan mengenai pengertian persepsi dari segi istilah yang dikemukakan oleh para pakar dalam beberapa literature yang penulis dapatkan.

Persepsi dalam pengertian psikologi adalah proses pencarian informasi untuk dipahami. Alat untuk memperoleh informasi tersebut adalah penginderaan

! " # $ %


(30)

(penglihatan, pendengaran, peraba dan sebagainya). Sebaliknya, alat untuk memahaminya adalah kesadaran atau kognisi.9

Persepsi adalah “bagaimana kita melihat dunia sekitar kita”. Secara formal, persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu proses, dengan cara seseorang menyeleksi, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan stimulus dalam suatu gambaran dunia yang berarti dan menyeluruh.10

Persepsi adalah suatu proses di mana individu mengorganisasikan dan menginterpretasikan kesan sensori mereka untuk memberi arti pada lingkungan mereka.11

Menurut pendapat David Krech disimpulkan bahwa persepsi adalah suatu proses kognitif yang kompleks dan menghasilkan suatu gambar unik tentang kenyataan yang barangkali sangat berbeda dengan kenyataannya.12

Persepsi adalah suatu proses aktif, setiap orang memperhatikan, mengorganisasikan, dan menafsirkan semua pengalamannya secara selektif.13

, - . .

" # , $ ( # )**) /! 0!1+

* ,( " # $

& ! 2 )**) *)

! ! $ % ( " # 3 ,

)**) /! 0!14

) '

" # $ % & ' $! ( )**4 )

+ !. 5 ( ,6 (( ! " #

! ! ! 7! , $ %! % ( # )**


(31)

Persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita.14

Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi, yang identik dengan penyandian-balik (decoding) dalam proses komunikasi.15 Hal ini jelas nampak pada definisi yang dikemukakan oleh John R. Wenburg dan William W. Wilmot: “Persepsi dapat didefinisikan sebagai cara organisme memberi makna.”16

Dalam buku Ilmu Komunikasi karangan Deddy Mulyana dijelaskan tentang beberapa makna persepsi yakni seperti yang dikutip dari Brian Fellows bahwa: ”Persepsi adalah proses yang memungkinkan suatu organisme menerima dan menganalisis informasi.”17 Kenneth K. Sereno dan Edward M. Bodaken: “Persepsi adalah sarana yang memungkinkan kita memperoleh kesadaran akan sekeliling lingkungan kita.”18 Philip Goodacre dan Jennifer Follers: “Persepsi adalah proses mental yang digunakan untuk mengenali rangsangan.”19 Dari

2 $ !!# " # $ 8# +

47! , $

%! % ( # )** /! 0!1

7! , *

7! , *

7! , *


(32)

kutipan dari Joseph A. Devito: “Persepsi adalah proses yang menjadikan kita sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indra kita.”20

Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya yang berjudul Psikologi Komunikasi dijelaskan bahwa persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi.21

Persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman. Kunci utama memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan sebuah penafsiran yang unik terhadap situasi, dan bukannya suatu pencatatan yang benar terhadap situasi.22

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi

Sejumlah faktor bekerja untuk membentuk dan kadang memutar balik persepsi. Faktor-faktor ini dapat berada pada pihak pelaku persepsi (perceiver), dalam objeknya atau target yang dipersepsikan, atau dalam konteks dari situasi dalam mana persepsi itu dilakukan. Ketika seorang individu melihat suatu sasaran dan berusaha menginterpretasikan apa yang ia lihat, interpretasi itu sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi individu yang melihat. Karakteristik pribadi

)*7! , *

)" , , % # $ %!

% ( # )** /! 0!1) 4


(33)

yang mempengaruhi persepsi meliputi sikap, kepribadian, motif, kepentingan, pengalaman masa lalu dan harapan.23

Sementara Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya menyatakan bahwa faktor yang sangat mempengaruhi persepsi adalah perhatian.24

Selain faktor perhatian yang mempengaruhi persepsi, Persepsi seperti juga sensasi, ditentukan oleh faktor personal dan faktor situasional. David Krech dan Richard S. Crutchfield menyebutnya sebagai faktor fungsional dan struktural.25 a. Faktor Perhatian

Kenneth E. Andersen menyatakan bahwa perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah.26

Berbagai macam faktor-faktor perhatian yang berasal dari luar maupun dari dalam dapat mempengaruhi proses seleksi persepsi. Adapun faktor-faktor dari luar yang terdiri dari pengaruh lingkungan luar antara lain: intensitas, ukuran, keberlawanan, pengulangan, gerakan dan hal-hal yang baru berikut ketidak asingan.27

Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya menyatakan bahwa apa yang kita perhatikan ditentukan oleh faktor-faktor situasional dan personal. Faktor

)+ $ % )

) " , , % # 4)

)4" , , % # 4

) " , , % # 4)


(34)

situasional terkadang disebut sebagai determinan perhatian yang bersifat eksternal atau penarik perhatian (attention getter). Stimuli diperhatikan karena mempunyai sifat-sifat yang menonjol, antara lain: gerakan, intensitas, stimuli, kebaruan dan perulangan.28

Sedangkan faktor internal yang mempengaruhi perhatian kita, yakni: faktor-faktor biologis, faktor-faktor sosiopsikologis, dan juga motif sosiogenis, sikap, kebiasaan serta kemauan.29

b. Faktor Fungsional

Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman, masa lalu dan hal-hal lain yang termasuk apa yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal.

Krech dan Crutchfield merumuskan dalil persepsi yang pertama: Persepsi bersifat selektif secara fungsional. Dalil ini berarti bahwa objek-objek yang mendapat tekanan dalam persepsi kita biasanya yang memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi.30

Selain mempersepsi stimuli secara selektif, kita juga cenderung mengorganisasikan stimuli secara selektif, artinya, stimuli diurutkan dan selanjutnya disajikan menjadi sebuah gambaran yang menyeluruh, lengkap dan dapat di indera.31

) " , , % # 4)

) " , , % # 4

+* " , , % # 4


(35)

Di antara karakteristik pribadi yang lebih relevan yang mempengaruhi persepsi adalah sikap. motif, kepentingan atau minat, pengalaman masa lalu, dan pengharapan (ekspektasi).32

Dalam bukunya yang berjudul Perilaku Organisasi, Udai Pareek mengemukakan bahwa dalam menyeleksi berbagai gejala untuk persepsi dipengaruhi oleh kebutuhan psikologis, latar belakang, pengalaman, kepribadian, sikap, dan kepercayaan serta penerimaan diri.33

c. Faktor-Faktor Struktural

Faktor-faktor struktural berasal semata-mata sifat dari sifat fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkan pada sistem saraf individu.

Krech dan Crutchfield melahirkan dalil persepsi yang ke dua: Medan perseptual dan kognitif selalu diorganisasikan dan diberi arti. Kita mengorganisasikan stimuli dengan melihat konteksnya. Walaupun stimuli yang kita terima itu tidak lengkap, kita akan mengisinya dengan interpretasi yang konsisten dengan rangkaian stimuli yang kita persepsi.34

Dalam hubungan dengan konteks, Krech dan Crutchfield menyebutkan dalil persepsi yag ketiga: Sifat-sifat perceptual dan kognitif dari substruktur ditentukan pada umumnya oleh sifat-sifat struktur secara keseluruhan. Menurut dalil ini, jika individu dianggap sebagai anggota kelompok, semua sifat individu

+) $ % )

++2 $ !!# 1


(36)

yang berkaitan dengan sifat kelompok akan dipengaruhi oleh kenaggotaan kelompoknya dengan efek yang berupa asimilasi atau kontras.35

3. Subproses Dalam Persepsi

Ada beberapa subproses dalam persepsi yang menjadi bukti bahwa persepsi merupakan hal yang komplek dan interaktif.

Subproses pertama yang dianggap penting ialah stimulus atau situasi yang hadir. Situasi yang dihadapi itu mungkin bisa berupa stimulus penginderaan dekat dan langsung atau berupa bentuk lingkungan sosiokultur dan fisik yang menyeluruh.36

Subproses selanjutnya adalah registrasi, interpretasi, dan umpan balik (feedback). Dalam masa registrasi, suatu gejala yang nampak ialah mekanisme fisik yang berupa penginderaan dan syaraf seseorang terpengaruh, kemampuan fisik untuk mendengar dan melihat akan mempengaruhi persepsi. Dalam hal ini seseorang mendengar atau melihat informasi terkirim kepadanya. Mulailah ia mendaftar semua informasi yang terkirim dan terlihat padanya. Setelah terdaftarnya semua informasi yang sampai kepada seseorang subproses berikut yang bekerja ialah interpretasi. Interpretasi merupakan suatu aspek kognitif dari persesi yang amat sangat penting. Proses interpretasi ini tergantung pada cara pendalaman (learning), motivasi, dan kepribadian seseorang. Pendalaman, motivasi dan kepribadian seseorang akan berbeda dengan orang lain. Oleh karena

+4" , , % # $%&


(37)

itu, interpretasi terhadap suatu informasi yang sama akan berbeda antara satu orang dengan orang lain.37

Subproses terakhir adalah umpan balik (feedback). Subproses ini dapat mempengaruhi persepsi seseorang. Sebagai contoh, seorang karyawan yang melaporkan hasil kerjanya kepada atasannya, kemudian mendapat umpan balik dengan melihat raut muka atasannya. Kedua alisnya naik ke atas, bibirnya mengatup rapat, matanya tidak berkedip, dan kemudian terdengan suaranya bergumam seperti mau ditelan sendiri. Feedback semacam ini membentuk persepsi tersendiri bagi karyawan tersebut. Bagi atasan tersebut barang kali heran bahwa bawahannya mampu melaksanakan tugasnya dengan baik, dan diam-diam dia memujinya. Tetapi persepsi karyawan, dia telah berbuat salah dan tidak membawa kepuasan bagi atasannya.38

B. Pengertian Siswa Atau Peserta Didik

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata Siswa diartikan sebagai murid yaitu orang (anak) yang sedang berguru (belajar, bersekolah).39

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa Siswa atau Peserta Didik merupakan salah satu anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya

+ '

+ ' 1

+ $! ( 0 ( $ ( $! $! !


(38)

melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.40

Anak didik atau peserta didik adalah anak yang belum dewasa, yang memerlukan usaha, bantuan bimbingan orang lain untuk menjadi dewasa, sehingga dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Tuhan, sebagai umat manusia, sebagai Warga Negara, sebagai anggota masyarakat dan sebagai suaru pribadi atau individu.41

Anak didik adalah anak yang sedang tumbuh dan berkembang, baik secara fisik maupun logis untuk mencapai tujuan pendidikannya melalui lembaga pendidikan. Anak didik atau siswa merupakan masukan (input) utama dalam proses belajar mengajar, karena siswa berkemampuan untuk aktif belajar bagi dirinya di seluruh hasil usaha serta penataan pengajaran atau agar siswa dapat menjalankan tugas belajarnya secara efektif dan efisien.42

1. Karakteristik atau Sifat Khas Peserta Didik antara lain:

a. Anak didik adalah seseorang yang belum dewasa atau belum memperoleh kedewasaan; ia masih menjadi tanggungjawab seorang pendidik tertentu. b. Anak didik adalah anak yang sedang berkembang; sejak lahir sampai

meninggal anak mengalami perkembangan. Karena itu, pendidik harus membantu membimbing perkembangan anak, baik perkembangan

*2 12 %! , # 8 !( 9 )* )**+ ! ( !

$! # 9 ( , " # /: " )**+ 4

9 2 " # % !# /

)** )4


(39)

jiwanya, pengetahuannya, dan penguasaan diri terhadap lingkungan sosialnya.

c. Dasar hakiki anak adalah dapat dididik dan harus dididik, karena anak mempunyai bakat dan disposisi-disposisi yang memungkinkan pendidikan.

2. Ciri Khas Anak Didik

a. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang unik.

b. Individual yang sedang berkembang yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan yang manusiawi.

c. Individu yang memiliki kemampuan mandiri, oleh karena itu pendidik harus memberi kesempatan dan mendorong peserta didik agar setapak demi setapak dapat berdiri sendiri dalam segala hal.

Beberapa hal yang perlu dipahami dalam masalah anak didik adalah: a. Anak didik bukan miniatur orang dewasa, ia mempunyai dunia sendiri,

sehingga metode belajar mengajar tidak boleh disamakan dengan orang dewasa.

b. Anak didik mengikuti periode-periode perkembangan tertentu dan mempunyai pola perkembangan serta tempo iramanya.

Dalam psikologi perkembangan disebutkan bahwa periodesasi manussia pada dasarnya dapat dibagi menjadi lima tahapan, yaitu:

1. Tahap Asuhan (usia 0,0-2,0 tahun), pada tahao ini, anak belum memiliki kesadaran dan daya intelektual, ia hanya mampu menerima rangsangan


(40)

yang bersifat biologis dan psikologis melalui air susu ibunya. Pada fase ini belum dapat diberikan edukasi secara langsung.

2. Tahap Pendidikan Jasmani Dan Pelatihan Panca Indera (Usia 2,0-12,0 tahun), pada tahap ini anak mulai memiliki potensi-potensi biologis, pedagogis dan psikologis. Oleh karena itu, pada tahap ini mulai diperlakukan adanya pembinaan, pelatihan, bimbingan, pengajaran, dan pendidikan yang disesuaikan bakat, minat dan kemampuannya.

3. Tahap Pembentukan Watak Dan Pendidikan Agama (Usia 12,0-20,0 tahun), pada tahap ini, anak mengalami perubahan biologis yang drastis, postur tubuh hampir menyamai orang dewasa walaupun taraf kematangan jiwanya belum mengimbanginya.

4. Tahap Kematangan (Usia 20,0-30,0 tahun)pada tahap ini, anak telah beranjak menjadi dewasa, yaitu dewasa dalam arti sebenarnya, mencangkup kedewasaan biologis, sosial psikologis dan kedewasaan religius. Pada fase ini, mereka sudah mempunyai kematangan dalam bertindak, bersikap dan mengambil keputusan untuk menentukan masa depannya sendiri.

5. Tahap Kebijaksanaan (Usia 30,0-meninggal), pada tahap ini manusia telah menemukan jati dirinya yang hakiki, sehingga tindakannya penih dengan kebijaksanaan yang mampu memberi naungan dan perlindungan bagi orang lain.

c. Anak didik memiliki kebutuhan dan menuntut untuk memenuhi kebutuhan itu semaksimal mungkin.


(41)

d. Anak didik memiliki perbedaan antara individu dengan individu yang lain, baik perbedaan yang disebabkan dari faktor endogen (fitrah) maupun ekogen (lingkungan) yang meliputi segi jasmani, inteligensi, sosial, bakat, minat dan lingkungan yang mempengaruhinya.

e. Anak didik dipandang sebgaai kesatuan sistem manusia. Maka pribadi anak didik walaupun terdiri dari banyak segi, merupakan satu kesatuan jiwa raga (cipta, rasa dan karsa).

f. Anak didik merupakan objek pendidikan yang aktid dan kreatif serta produktif.43

C. Pengertian Film 1. Definisi Film

Menurut Undang-undang Perfilman Nomor 8 Tahun 1992 pada Bab I Ketentuan Umum, Film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asa sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan/atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan/atau ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik, dan atau lainnya.

+ , ' ( )

0 + /!


(42)

Penjelasan atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1992 tentang perfilman Pasal 1 Ayat 1, yang termasuk film sebagai media komunikasi massa pandang-dengar (audio-visual) dalam Undang-undang ini ialah:

a. Yang dibuat dengan bahan baku pita seluloid melalui proses kimiawi, yang lazim disebut film;

b. Yang dibuat dengan bahan pita video atau piringan video melalui proses elektronik, yang lazim disebut rekaman video;

c. Yang dibuat dengan bahan baku lainnya atau melalui proses lainnya sebagai hasil perkembangan teknologi, dikelompokkan sebagai media komunikasi massa pandang-dengar.

Film adalah hasil seni yang terdiri dari lukisan dan tulisan yang digerakkan secara mekanis. Film yang tampak oleh penonton di gedung bioskop atau televisi adalah berbentuk gambar-gambar yang terbuat dari celluloid yang transparan dalam jumlah yang banyak yang apabila dikeluarkan melalui cahaya yang kuat akan tampak seperti gambar yang hidup.

Sedangkan menurut kamus, secara fisik, istilah “Film” berarti selaput tipis yang terbuat dari seluloid untuk tempat gambar negatif (yang akan dibuat potret) atau untuk tempat gambar positif (yang akan dimainkan dalam bioskop). Selaput tipis tersebut terdiri dari beberapa lapisan.

Dari pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa film adalah gabungan antara fotografi dan cinematografi dengan serangkaian gambar dan objek bergerak yang berbentuk adegan.


(43)

Film memberikan pengaruh yang besar pada jiwa manusia. Dalam suatu proses menonton film, terjadi suatu gejala sosial sebagai identifikasi psikologis. Ketika proses decoding terjadi, para penonton kerap menyamakan atau meniru seluruh pribadinya dengan salah seorang peran dalam film tersebut.

Film di samping sifatnya menghibur, juga menyajikan informasi dan pendidikan yang terkandung di dalamnya. Tergantung pada bagaimana penonton dapat mencernanya.

2. Jenis-Jenis Film

Agar sebuah film dapat dengan mudah diidentifikasi, maka film dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Pada dasarnya, film dapat dikelompokkan menjadi dua yakni film cerita dan film non cerita.

Film cerita adalah film yang diproduksi berdasarkan cerita yang dikarang, dan dimainkan oleh aktor dan aktris. Sedangkan film non cerita adalah kategori film yang mengambil kenyataan sebagai subjeknya, jadi merekam kenyataan daripada fiksi tentang kenyataan.44

Pembagian lain yang lebih kompleks, film terbagi menjadi beberapa jenis, antara lain:

a. Film Cerita (story film), adalah jenis film yang mengandung suatu cerita yang lazim dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop dengan bintang film tenar dan film ini didistribusikan sebagai barang dagangan. Cerita yang diangkat menjadi topik film bias berupa cerita fiktif atau berdasarkan kisah

(!,, ( " # & ( +


(44)

nyata yang dimodifikasi, sehingga ada unsur–unsur menarik, baik dari jalan ceritanya maupun dari segi gambar yang artistik.

b. Fiim Berita (newsreel), adalah film mengenai fakta, peristiwa, yang benar-benar terjadi. Karena sifatnya berita, maka film yang disajikan kepada public harus mengandung nilai berita (news value). Criteria berita itu adalah penting dan menarik. Film berita dapat langsung terekam dengan suaranya, atau film beritanya bisu, pembaca berita yang membacakan narasinya.

c. Film documenter (documentary film) didefinisikan oelh Robert Flaherty sebagai “karya ciptaan mengenai kenyataan (creative treatment of actuality)”. Berbeda dengan film berita yang merupakan rekaman kenyataan, maka film dokumenter merupakan hasil interprestasi pribadi (pembuatnya) mengenai kenyataan tersebut. Biografi seseorang yang memiliki karya pun dapat dijadikan sumber bagi dokumenter.

d. Film kartun (cartoon film), dibuat untuk konsumsi anak-anak. Sebagian film kartun dibuat untuk membuat penontonnya tertawa karena kelucuan dari para tokoh pemainnya. Sekalipun tujuan utamanya menghibur, film kartun dapat pula mengandung unsur pendidikan.45

3. Karakteristik Film

Ada beberapa factor yang dapat menunjukkan karakteristik film, yakni: a. Layar Yang Luas/Lebar

43,6 5 # 0 , 3 *


(45)

kelebihan media film adalah layarnya yang berukuran luas jika dibandingkan televisi. Layar film yang luas telah memberikan keleluasan penontonnya untuk melihat adegan-adeganyang disajikan dalam film. Apalagi dengan adanya kemajuan teknologi, layar film di bioskop-bioskop pada umumnya sudah tiga dimensi, sehingga penonton seolah-olah melihat kejadian nyata dan tidak berjarak.

b. Pengambilan Gambar

Sebagai konsekuensi layar lebar, maka pengmabilan gambar atau shot dalam film bioskop memungkinkan dari jarak jauh dan pengambilan pemandangan menyeluruh. Shot tersebut dipakai untuk memberi kesan artistik dan suasana yang sesungguhnya, sehingga film menjadi lebih menarik.

c. Konsentrasi Penuh

Ketika kita menonton di bioskop, kita semua terbebas dari hiruk pikuknya suara di luar karena biasanya ruangan kedap suara. Semua mata hanya tertuju pada layar, sementara pikiran perasaan kita tertuju pada alur cerita. Dalam keadaan demikian, tentu emosi kita juga terbawa suasana.

d. Identifikasi Psikologi,

Kita semua dapat merasakan bahwa suasana di gedung bioskop telah membuat pikiran dan perasaan kita larut dalam cerita yang disajikan. Karena penghayatan kita yang amat mendalam, seringkali secara tidak sadar kita menyamakan (mengidentifikasikan) pribadi kita dengan slaah seorang pemeran dlaam film itu, sehingga seolah-olah kita lah yang


(46)

sedang berperan. Gejala ini menurut ilmu jiwa sosial disebut sebagai identifikasi psikologis.46

4. Fungsi Film

Seperti halnya televisi siaran, tujuan khalayak menonton film terutama adalah ingin memperoleh hiburan. Akan tetapi, dalam film dapat terkandung fungsi informative maupun edukatif, bahkan persuasive. Hal ini pun sejalan dengan misi perfilman nasional sejak tahun 1979, bahwa selain sebagai media hiburan, film nasional dapat digunakan sebagai emdia edukasi untuk pembinaan generasi muda dalam rangka nation and character building.47

Fungsi edukasi dapat tercapai apabila film nasional memproduksi film-film sejarah yang objektif, atau film-film dokumenter dan film-film yang diangkat dari kehidupan sehari-hari secara berimbang.48

Sebagai media komunikasi massa, film dapat memainkan peran dirinya sebagai saluran menarik untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu dari dan untuk manusia, termasuk pesan-pesan keagamaan yang lazimnya disebut dakwah.

Untuk penyampaian pesan-pesan keagamaan, khususnya Islam, lewat media tersebut menitikberatkan pada usaha yang bersifat penerangan dan motivasi.

Untuk melihat bagaimana pesan-pesan keagamaan bisa disampaikan sekaligus diserap lewat akting-akting yang disajikan dalam film, kita bisa

3,6 * + 1 +

< 2= 3''! ( )

/ # )**+ ) )


(47)

$+,-meminjam teori belajar sosial. Bandura, pencetus teori itu, menjelaskan proses belajar sosial dalam empat tahapan, yakni: proses perhatian, proses pengingatan, proses reproduksi motoris dan proses motivasional.

Dengan film kita dapat memperoleh informasi dan gambaran tentang realitas tertentu, realitas yang sudah diseleksi. Seorang sutradara akan memilih tokoh-tokoh tertentu untuk ditampilkan, dan akan mengesampingkan tokoh lain yang tidak pas untuk ditampilkan.

5. Kelebihan dan Kekurangan Film

Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa film dapat dijadikan sebagai media pengajaran atau media untuk menyamapikan pesan yang cukup efektif. Dan seperti jenis media massa lainnya, film memiliki sisi positif dan negatif, disatu sisi film memiliki kelebihan dan manfaat sebagai media pengajaran, namun film juga ternyata memiliki kekurangan.

Keuntungan atau manfaat film sebagai media pengajaran:

a. Film dapat menggambarkan suatu proses, misalnya proses pembuatan suatu keterampilan tangan dan sebagainya.

b. Dapat menimbulkan kesan ruang dan waktu. c. Penggambarannya bersifat tigadimensional.

d. Suara yang dihasilkan dapat menimbulkan realita pada gambar dalam bentuk ekspresi murni.

e. Dapat menyampaikan suaru seseorang ahli sekaligus melihat penampilannya.


(48)

g. Dapat menggambarkan teori sains dan animasi. Sementara kekurangan dalam film diantaranya adalah:

a. Film bersuara tidak dapat diselingi dengan keterangan-keterangan yang diucapkan sewaktu film diputar, pengehantian putaran akan mengganggu hjjjjjjj

b. Penonton tidak akan dapat mengikuti dengan baik kalau film diputar terlalu cepat.

c. Apa yang telah lewat sulit untuk diulang kembali, kecuali jika memutar kembali secara keseluruhan.


(49)

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. GAMBARAN UMUM SMA NEGERI 1 SUKARESMI 1. Profil Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sukaresmi

SMA Negeri 1 Sukaresmi berdiri pada tahun 1983 yang mulanya merupakan kelas jauh dari SMAN 1 Ciranjang sekarang. Tentu saja namanya dulu bukan SMAN 1 Sukaresmi, tetapi SMAN 1 Cipanas. Tahun 1986 SMA ini pindah menempati gedung baru milik sendiri di jalan Mariwati Km. 4. pada awalnya, sekolah ini hanya memiliki lima ruang belajar, satu ruang perpustakaan, satu ruang keterampilan, satu ruang guru, ruang TU dan ruang Kepala Sekolah.49

Sejak tahun 1986 SMAN 1 Sukaresmi menempati rumah baru yang setahap demi setahap mulai mempercantik diri dengan menambah gedung serta fasilitas lainnya, di antaranya ruang belajar, ruang laboratoriun, ruang perpustakaan, mushalla, ruang BP/BK, ruang OSIS, lapangan basket, lapangan sepak bola, dll.

Tahun 1994 SMAN Cipanas berganti nama menjadi SMUN Cipanas. Dan tahun pelajaran 1996-1997 berganti nama lagi menjadi SMAN 1 Sukaresmi sampai sekarang yang memiliki 27 ruang belajar, satu ruang; laboratorium IPA,

... ( ( # !( (= 7 #(!( , )* , )** # ,


(50)

Bahasa, Multi Media, Perpustakaan, BP, OSIS, Kesenian, Kepala Sekolah, Guru, TU, Mushalla, Lapangan Basket dan Sepak Bola.

SMAN 1 Sukaresmi berdiri dengan Nomor Akte Pendirian/Kelembagaan adalah 00558/0/1984. Sekolah ini di bangun di atas tanah seluas 14.892 m2 dengan luas bangunan sekolah 5.018 m2 . Sekolah ini berdiri di atas tanah yang berstatus hak milik, dengan nomor sertifikat tanah 10.13.17.09.4.00001, dan bangunan yang juga telah berstatus hak milik sendiri. SMAN 1 Sukaresmi beralamat di Jl. Mariwati km.4 Kecamatan Sukaresmi kabupaten Cianjur provinsi Jawa Barat. Telepon (0263) 581209, faksimili (0263) 580519. Untuk informasi lebih lanjut mengenai SMAN 1 Sukaresmi, kita dapat mengirimkan E-mail ke alamat info@sman1sukaresmi.sch.id atau melihat informasi lengkapnya di situs www.sman1sukaresmi.sch.id.50

Seperti namanya, SMA ini berstatus negeri, dengan Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) 20203733, dan Nomor Identitas Sekolah (NIS) 301101. SMAN 1 Sukaresmi memiliki Nomor Statistik Sekolah (NSS) 301020722013. Saat ini, SMA Negeri 1 Sukaresmi telah menyandang status akreditasi A atau Amat Baik, untuk periode tahun 2007-2011. Status akreditasi ini diakui telah meningkat dari periode sebelumnya 2003-2007 yakni B atau Baik.51

Program sarana SMA Negeri 1 Sukaresmi pada tahun 2008/2009 ialah: 1. Pembangunan satu Ruang Kelas Baru

4* 7 , # (!# , ! ,! !, , ( ( ...

... ( ( # !( (=

4 7 , # (!# , ! ,! !, , ( ( ...


(51)

2. Pembangunan satu ruang Laboratorium Kimia 3. Pembangunan satu ruang Laboratorium Komputer 4. Rehabilitasi tiga ruang belajar

5. Pengadaan meja kursi siswa 6. Pengadaan meja kursi guru 7. Pengadaan sarana pembelajaran

8. Pemenuhan kebutuhan sarana pendidikan berbasis TIK 9. Pemeliharaan gedung dan halaman

2. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Sekolah52 a. Visi

Mencapai Hasil Gemilang

Generasi yang semakin cerdas, terdidik dan berbudaya berlandaskan iman dan takwa dengan perilaku berakhlakul karimah. Memiliki motivasi kuat untuk berprestasi tinggi, serta langkah mantap dalam menyongsong masa depan yang cerah, dengan kreatif dan inovatif dalanm lingkungan agrobisnis dan pariwisata. Indikator:

1. Teladan dalam berakhlakul kharimah 2. Unggul dalam prestasui akademik

3. Gemilang dalam menghasilkan siswa lulusan 4. Unggul dalam prestasi olahraga dan kesenian 5. Cepat tanggap terhadap pembaharuan

4) 7 , # (!# , ! ,! !, , ( ( ...


(52)

6. Terdepan dalam pengembangan wawasan lingkungan 7. Konsisten dalam menegakkan disiplin di segala bidang. b. Misi

1. Mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efisien

2. Mengembangkan sikap kreatif, inovatif dan sportif yang dilandasi iman dan takwaMenyiapkan siswa lulusan yang semakin cerdas, etrdidik, berbudaya dan berakhlakul kharimah, serta mampu menghadapi tantangan masa depan

3. Mengembakan kompetensi guru/pegawai yang beedikasi tinggi menuju terbentuknya karakter kepemimpinan yang kuat dengan kinerja yang optimal

4. Menumbuhkembangkan sikap responsif dan antisipatif terhadap pembaharuan pendidikan

5. Mewujudkan kerja sama (Team Work) yang kompak dan dinamis

6. Menumbuhkan motivasi dan sikap yang berwawasan maju dalam menyongsong era globalisasi.

c. Tujuan

1. Tercapainya tingkat prestasi hasil belajar siswa, dengan rata-rata nilai di atas batas kelulusan yang ditetapkan pemerintah

2. Terwujudnya sikap siswa yang lebih kreatif , inovatif dan sportif, dengan meningkatkan aktivitas ekstra kurikuler

3. Terwujudnya perilaku akhlakul kharimah, dengan membina dan mengembangkan wawasan keagamaan.


(53)

4. Meningkatkan kemampuan personal dalam mengelola proses pendidikan 5. Terpenuhinya kebutuhan sarana/prasarana perpustakaan yang representatif

menuju electronic library

6. Terwujudnya koordinasi dan kerjasama personal yang baik, untuk mencapai kinerja yang optimal

7. Terciptanya lingkungan sekolah yang aman dan nyaman dengan meningkatkan kegiatan wawasan wiyata mandala.

d. Sasaran

1. Menyusun dan menetapkan kurikulum sekolah yang sesuai dengan standar nasional

2. Membina pendidik dan tenaga kependidikan yang professional dengan kinerja yang optimal, sesuai standar yang telah ditetapkan

3. Pembinaan peserta didik secara kontinu dan berkesinambungan dalam meningkatkan kualitas hasil belajar dan kualitas akhlak mulia

4. Melengkapi kebutuhan sarana/prasarana perpustakaan yang representatif menuju electronic library. Serta kebutuhan sarana/prasarana pembelajaran lainnya.

5. Menggali sumber dana dan mengelolanya dengan tepat guna serta berhasil guna dengan prinsip transfaransi dan akuntabel.53

3. Profil Siswa-Siswi di SMA Negeri 1 Sukaresmi

4+... ( ( # !( (= 7 #(!( , )* , )** # , + ** -8


(54)

Jumlah siswa di SMA Negeri 1 Sukaresmi untuk tahu ajaran 2008-2009 mencapai 1033 siswa dan siswi dari seluruh tingkatan, dengan jumlah siswa berjenis kelamin laki-laki sebanyak 458 orang dan siswa berjenis kelamin perempuan berjumlah 575 orang.

Mengenai jumlah rombongan belajar, pembagian kelas maupun para pengajar di SMAN 1 Sukaresmi dapat dilihat pada tabel-tabel berikut.

Tabel 1.

Jumlah Kelas Di SMAN 1 Sukaresmi

Kelas XI

Kelas XII

Total Kelas

X

IPA IPS BHS Jml IPA IPS BHS Jml

9 3 4 2 9 3 4 2 9 27

Tabel 2

Jumlah Guru Berdasarkan Kualifikasi

Kualifikasi Jumlah Persen Ket.

Doktor (S-3)

Magister (S-2) 2 3,2%

Sarjana (S-1) 59 93,6%

Sarjana (S-1) 1 1,6% Dalam proses

penyelesaian Sarjana Muda (D-III) 1 1,6%


(55)

Diploma I (D-I) SLTA

Total 63 100%

Tabel 3

Jumlah Guru Berdasarkan Status

Kualifikasi Jumlah Persen Ket.

Guru tetap yayasan

Guru Negeri 41 65,1%

Guru tidak tetap (honorer) 22 34,9%

Total 63 100,0%

Tabel 4

Jumlah Tenaga Non-Guru Berdasarkan Kualifikasi

Kualifikasi Jumlah Persen Ket.

Doktor (S-3) Magister (S-2) Sarjana (S-1) Sarjana (S-1)

Sarjana Muda (D-III) 1 5,6%


(56)

Diploma I (D-I) 2 11,1%

SLTA 8 44,4%

SLTP

SD 7 38,9%

Total 18 100%

Tabel 5

Jumlah Tenaga Non-Guru Berdasarkan Status

Kualifikasi Jumlah Persen Ket.

Guru Tetap Yayasan

Guru Negeri (PNS) 4 22,2%

Guru Tidak Tetap 14 77,8%

Total 18 100%

Tabel 6

Jumlah Tenaga Non-Guru Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Kualifikasi Jumlah Persen Ket.

Tata usaha atau administratif 9 50%

Pustakawan 2 11%

Petugas laboratorium

Teknisi 1 6%


(57)

Keamanan 2 11% Lainnya

Total 18 100%

Tabel 7 Jumlah Ruang Kelas

Kondisi ruang kelas Jumlah Persen Ket.

Baik 18 67%

Rusak ringan 9 33%

Rusak parah

Total 27 100%

Seperti sekolah-sekolah lain pada umumnya, SMAN 1 Sukaresmi memiliki fasislitas ruang perpustakaan yamg membantu menunjang aktifitas belajat mengajar siswa-siswa di sekolah ini. Perpustakaan yang terdapat di sekolah ini memiliki berbagai masam fasilitas.

Luas perpustakaan SMAN 1 Sukaresmi adalah 223 m2 dengan rata-rata jumlah pengungjung perpustakaan 582 siswa per bulannya. Dan rata-rata jumlah buku yang dipinjam oleh siswa adalah 313 Buku perbulannya.


(58)

Koleksi Judul Buku

Jenis Buku Jumlah Buku persen Ket.

Buku Pelajaran 325 42%

Buku penunjang 107 14%

Buku bacaan 346 44%

Total 778 100%

B. FILM DOA YANG MENGANCAM 1. Profil Sinemart Production House

Sinemart dibentuk pada tahun 2003 oleh Leo Sutanto, Sentot Sahid, Heru Hendriyarto dan Lala Hamid. Leo Sutanto telah lama dikenal di dunia perfilman Indonesia. Setelah 25 tahun karir perfilmannya, dia kemudian mempunyai kerinduan untuk menyampaikan cerita-cerita yang inspirasional. Dari keinginan inilah, Sinemart terbentuk.54

Proyek pertama Sinemart adalah "Malam Pertama" (2003), sebuah serial televisi untuk SCTV yang pada akhirnya mendapat banyak nominasi di ajang SCTV Awards 2003. Namun terobosan besar pertama Sinemart adalah adaptasi Sinemart untuk "Ada Apa Dengan Cinta?" (2003) menjadi sebuah serial TV. Proses audisi untuk pemeran dikemas dalam bentuk reality show, yang merupakan acara realitas berskala nasional pertama di Indonesia.

Sejak didirikan, Sinemart telah mengukuhkan posisi sebagai salah satu pemeran utama di dunia perfilman Indonesia. Cakupan dan pertumbuhan


(59)

perusahaan Sinemart bertumbuh pesat dengan portfolio yang berkisar 70 lebih judul program untuk televisi, dengan 14 program sedang tayang. Ditambah pula divisi Sinemart Pictures Sinemart yang telah berhasil membuat 9 film layar lebar. Dalam kurun waktu 2 tahun terakhir, semua produksi Sinemart selalu menjanjikan rating tinggi dan tanggapan memuaskan dari publik nasional dan internasional (terutama Asia Tenggara).

Sinemart, yang diambil dari 3 kata 'Sinema', 'Art' dan 'Mart' menggambarkan secara tepat apa visi dari perusahaan Sinemart ini. Sinemart berusaha menciptakan sebuah campuran sempurna antara 'seni' dan 'dagang' melalui medium film. Seperti telah disebutkan sebelumnya, kerinduan akan menyampaikan cerita-cerita yang inspirasional merupakan fondasi Sinemart untuk mengembangkan sebuah serial televisi atau film layar lebar.

Sebuah cerita inspirasional tentunya subjektif dengan selera orang, namun cara Sinemart menceritakan adalah yang membuat Sinemart beda dari yang lain. Gaya cerita Sinemart bisa digambarkan sebagai kombinasi dari artistik dan komersil, yang menurut Sinemart sangat tepat sebagai penarik perhatian untuk berbagai umur dan latar belakang.

Eksklusif tetapi mudah dijangkau, menjadi idaman Sinemart untuk bagaimana Sinemart ingin dilihat khalayak luas. Para pekerja di Sinemart akan mengerjakan dan mempromosikan produksi Sinemart secara maksimum namun tanpa kesan akan mengintimidasi publik. Adalah ikrar Sinemart untuk meneruskan kontribusi-kontribusi Sinemart ke dalam industri perfilman Indonesia


(60)

dengan selalu mencari dan memberi kesempatan bagi darah-darah baru, terobosan baru dalam presentasinya dan (tentunya) cerita-cerita baru yang inspirasional.

Sejauh ini, portfolio Sinemart selalu mengandung cerita-cerita yang smart, baru dan real dalam arti dapat direlasikan dengan kehidupan sehari-hari. Sinemart percaya (sejauh ini) kehidupan sehari-hari dari kawula muda di lingkungan metropolitan sangat akrab dengan mayoritas pemirsa di Indonesia.Yang menjadi media rekanan Sinemart adalah Stasiun TV swasta seperti Global TV TPI (Televisi Pindidikan Indonesia), RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia) dan MNC (Media Nusantara Citra).

2. Profil Film Doa yang Mengancam a. Profil Film Doa yang Mengancam

Berbekal rayuan maut akan kehidupan mewah dan mapan di Jakarta. Madrim sukses menikahi Leha. Sayangnya, kenyataan berkata lain, Madrim yang hanya buruh bongkar muat di pasar induk, tak kuasa lagi mempertahankan Leha. Istrinya itu minggat dari rumah.

Ditengah kemiskinan dan penderitaan hatinya, Madrim mengadu pada Kadir, lelaki penjaga mushola kecil. Kadir pun menyarankan apa yang disarankan hampir setiap orang tua kepada anaknya, petuah lama yang berbunyi; bekerja keras diiringi doa. Dan Madrim pun kembali giat bekerja, dan terus berdoa di mushola Kadir.

Sayangnya, kehidupan Madrim tak kunjung membaik, Leha juga semakin tak berkabar berita. Kekesalan semakin menumpuk di dada Madrim, dan dalam salah satu doa terakhirnya, Madrim mengancam tuhan!


(61)

Tapi tenang, tentu saja Sang Maha Kuasa tak tinggal diam. Dengan sekali sambaran petir-Nya, Madrim terkapar tak berdaya di tanah lapang.

Bermula dari cerita pendek berjudul 'Dalam Doanya Dia Mengancam' yang kemudian dituangkan kedalam skenario oleh Jujur Prananto (yang juga menulis cerpennya).

Sinemart Pictures kembali mempercayakan produksi filmnya kepada sutradara yang tengah happening lewat film Ayat-Ayat Cinta, Hanung Bramantyo. Judul filmnya nanti akan diberi judul 'Doa Yang Mengancam'.

Jika Anda pernah menyimak dua film sebelumnya dari sutradara Hanung Bramantyo, Get Married (1,3 juta penonton, Starvision Plus) dan Ayat-Ayat Cinta (3,5 juta penonton, MD Pictures), maka Doa Yang Mengancam ini adalah perpaduan keduanya, yakni komedi-religi. Film ini direkam diatas pita Kodak 35 mm dan kamera 535, dengan lokasi hampir seluruhnya di seputaran Jakarta dan Depok.

b. Kru dan Pemain Film Doa yang mengancam

Banyak artis papan atas Indonesia yang terlibat dalam film Indonesia. Tokoh buruh bongkar muat bernama Madrim yang menjadi tokoh utama akan diperankan oleh Aming. Aktingnya akan disandingkan dengan Ramzi, bintang sinetron ini akan bermain sebagai Kadir. Istri cantik Madrim yang lugu akan dimainkan oleh Titi Kamal.

Casting Director Amelia Oktavia harus bekerja keras untuk mengumpulkan nama-nama beken yang akan berperan dalam film ini, aktor senior Deddy Sutomo harus dikejarnya hingga Gedung MPR/DPR, aktor kawakan ini


(62)

akan memainkan karakter Tantra, seorang penjahat kelas atas sekaliber Eddy Tansil. Masih ada Nani Wijaya dan Cahya Kamila, duo ibu anak yang akan berperan sebagai ibu Madrim. Plus Berliana Febrianti yang akan memakai seragam Polisi lengkap berpangkat Aipda, Cici Tegal serta Jojon. Turut mengambil peran adalah Zaskia Mecca. Pendalaman karakter seluruh pemain dipercayakan pada Whani Dharmawan yang sekaligus mentor di Dapur Film Acting Course.55

Hampir seluruh tim produksi Ayat-Ayat Cinta dan Get Married terlibat dalam produksi 'Doa Yang Mengancam', Director of Photography Faozan Rizal, Costume Designer Retno Ratih Damayanti, serta sound Adimolana, sementara Art Director dipercayakan pada Oscar Firdaus.

c. Sinopsis Film Doa yang Mengancam56

Madrim, seorang kuli angkut di pasar induk, merasa dirinya bernasib paling malang di dunia. Ia terlibat banyak hutang, ditinggal istri yang cantik, dan diusir dari rumah kontrakan. Ia curhat ke Kadir, teman satu-satunya yang penjaga mushola. Kadir mengatakan semua itu terjadi karena Madrim tak pernah berdoa, dan menyarankan agar Madrim rajin sholat. Madrim mengikuti nasihat ini dan rajin sholat di mushola. Tapi nasibnya tak kunjung berubah.

Suatu hari seorang maling yang sedang dikejar-kejar penduduk masuk mushola. Ia menyandera Kadir dan mengancam akan menusuk leher Kadir.

44... ! = = #(!( , )* ! )**

# , 4 ** -8

4 ... ! = = #(!( , )* ! )**


(63)

Penduduk menyingkir. Si maling kemudian kabur. Peristiwa ini menjadi inspirasi bagi Madrim. Dalam doanya dia bukan hanya memohon tapi juga mengancam Tuhan. Ia memberi tenggat waktu tiga hari. Jika doanya tidak terkabul, ia akan berpaling ke setan.

Madrim pun pergi berkelana. Pada hari ketiga, ia sampai di sebuah padang ilalang, dimana saat itu ia sudah mulai putus asa. Petir menyambarnya, ia jatuh pingsan dan ditolong penduduk desa. Setelah mengalami koma beberapa hari, ia pun sadar. Tiba-tiba, Madrim memiliki kemampuan yang sangat jarang dimiliki orang, ia dapat mengetahui keberadaan seseorang hanya dengan melihat fotonya.

“Kemampuan melihat” ini lalu dimanfaatkan polisi untuk melacak keberadaan para buron. Puluhan buron berhasil ditangkap polisi atas “petunjuk” Madrim.

Hal ini meresahkan Tantra, seorang “buron kerah putih” yang kaya raya. Ia pun menculik Madrim dan menahan di apartemennya dengan memberinya gaji buta dan pengawalan ketat.

Madrim pun seketika hidup berkecukupan. Ia kemudian membayar semua hutang-hutangnya. Kadir menyarankan agar Madrim mengunjungi ibunya yang sudah begitu lama ia tinggalkan di kampung. Madrim pun mendatangi ibunya dan mengajaknya pindah ke Jakarta, tapi si ibu menolak. Saat si ibu mandi, Madrim menemukan foto ibunya saat masih muda. Sekonyong-konyong Madrim melihat gambaran masa-lalu ibunya. Ia pun sangat terkejut.

Madrim yang syok kembali ke Jakarta. Ia memohon, dan lagi-lagi mengancam Tuhan agar ia dibebaskan dari “kemampuan lebih”-nya yang ternyata


(64)

justru menyiksa dirinya. Doanya tak mempan. Kadir menduga, jangan-jangan “kemampuan lebih” itu bukan pemberian Tuhan, tapi pemberian setan. Maka Madrim pun “menggugat setan”, minta agar ia dikembalikan jadi manusia biasa. Madrim melakukan dialog ini dalam kondisi mabok, sampai secara tak sengaja ia melakukan sesuatu yang membuatnya tersetrum listrik

Lagi-lagi Madrim mengalami koma. Setelah siuman, ia bukannya kehilangan kemampuan, tapi kemampuannya justru bertambah. Ia bukan saja bisa melihat gambaran seseorang saat ini, tapi juga gambaran di masa mendatang!

Tantra gembira sekali Madrim memiliki kemampuan baru ini, dan memanfaatkannya habis-habisan untuk bermain saham. Hanya dengan melihat foto seorang penyiar televisi (yang menyiarkan berita perkembangan saham), Madrim bisa melihat apa yang terucap si penyiar sekian hari mendatang. Walhasil, kenaikan atau pun penurunan harga saham bisa diprediksi secara sangat tepat

Dalam tempo singkat kekayaan Madrim meningkat. Tapi ia tak kunjung bahagia karena ia justru tak mampu melacak keberadaan istrinya sendiri. Ia pun memohon pada Tuhan agar dipertemukan dengan istrinya

Tantra yang melihat Madrim lesu dan kesepian, berinisiatif memanggilkan seorang pelacur kelas atas ke apartemen Madrim. Pelacur ini pun datang dan ternyata dia adalah Leha, istri Madrim! Leha merasa sangat terpukul dan melarikan diri. Madrim mengejarnya sampai lantai tertinggi apartemen. Madrim merayunya agar Leha mau hidup bersama lagi seperti dulu, tapi Leha memilih


(65)

jalan lain. Leha bunuh diri dengan cara emnjatuhkan dirinya dari lantai tertinggi apartemen tersebut.

Madrim merasa sangat terpukul dan memutuskan “membuang” semua kekayaannya (menyerahkannya ke Kadir untuk dikelola) dan memilih jadi orang biasa. Tapi muncul kemudian gambaran dirinya di masa depan : Madrim yang sudah miskin masih juga ditodong dan ditusuk penjahat karena tak bisa menyerahkan apa-apa. Madrim panik dan memutuskan untuk pergi ke padang ilalang tempat ia pertama kali mendapat kekuatan.

Di padang ilalang ini ia berteriak memanggil-manggil petir agar datang dan menyambarnya, dan berharap agar dengan tersambar petir kekuatannya akan hilang dan ia bisa kembali menjadi manusia biasa. Tapi sang geledek tak kunjung datang. Berhari-hari Madrim bergolek di padang ilalang. Sampai nyaris mati lemas.

Kepala Desa lagi-lagi menemukan Madrim dan menolongnya. Kadir (yang datang ke desa ini karena sudah bisa menduga tujuan kepergian Madrim) mengatakan ia dan orang-orang desa berdoa untuk keselamatannya. Madrim merasa iri pada orang-orang yang masih bisa berdoa, karena dirinya sudah takut berdoa. Kadir menyarankan agar Madrim bersikap tawakal.

Semua kejadian yang telah menimpa Madrim akhirnya menyadarkannya bahwa kekayaan dan kesuksesan yang telah diraihnya tidak membuatnya bahagia karena dia sendiri tidak dapat menikmatinya bersama dengan orang-orang yang dia cintai. Akhirnya Madrim bertobat, dia kembali menjemput ibunya dan memilih memulai hidup baru Dibantu oleh sahabatnya, kadir, Madrim dan Ibunya


(66)

membuka sebuah warung makan sederhana sebagai mata pencaharian baru mereka.


(67)

BAB IV

PERSEPSI SISWA SMA NEGERI 1 SUKARESMI TERHADAP FILM ”DOA YANG MENGANCAM”

A. Deskripsi Responden

SMAN 1 Sukaresmi beralamat di Jl. Mariwati km.4 Kecamatan Sukaresmi kabupaten Cianjur provinsi Jawa Barat. Telepon (0263) 581209, faksimili (0263) 580519. Jumlah siswa di SMA Negeri 1 Sukaresmi untuk tahu ajaran 2008-2009 mencapai 1033 siswa dan siswi dari seluruh tingkatan, dengan jumlah siswa berjenis kelamin laki-laki sebanyak 458 orang dan siswa berjenis kelamin perempuan berjumlah 575 orang.

Dalam penelitian ini, respondennya adalah siswa-siswi SMA Negeri 1 Sukaresmi, yakni kelas X, kelas XI dan kelas XII semua program study di sekolah tersebut. Penulis mengambil jumlah sampel sebanyak 103 siswa. Karena penulis menggunakan 10% dari jumlah populasi kelas X, XI dan XII. Penulis mencoba menghitung sampel dengan 10% maka 1033 x 10% = 103,3, dibulatkan menjadi 103 siswa. Jadi, setelah dipersentasi dengan 10% hasilnya adalah 103 siswa. Dan sampel tersebut berasal dari kelas X, XI dan XII dari program study IPA, IPS dan Bahasa.

Sementara itu, untuk memperoleh data yang lebih luas mengenai persepsi responden maka penulis juga melakukan wawancara (Deep Interview) yang merupakan bagian dari metode penelitian kualitatif. Dari 103 responden, maka penulis mengambil siswa sebanyak 21 orang. Pengambilan sampel ini didasarkan


(1)

Jawab : Saya ingin masyarakat mengakui dan menyadari kelemahannya, bahwa mungkin dia pernah berada dalam kondisi putus asa seperti Madrim. Dan ingin menyadarkan masyarakat bahwa potret orang-orang seperti Madrim itu ada, dan kewajiban kita sebagai sesama manusia, khususnya sebagai sesama umat Islam untuk membantu kesulitan-kesulitannya, jangan biarkan dia menghadapi masalahnya sendiri.

9. Tanya : Menurut anda seberapa besar pengaruh doa dalam kehidupan seorang hamba? Jawab : Doa sudah pasti memberikan pengaruh yang sangat penting terhadap usaha seorang hamba dalam meraih hal yang dia inginkan. Doa juga memberikan kesadaran bahwa kita hanya seorang manusia biasa yang memiliki keterbatasan, tidak sempurna dan ada banyak hal yang kita tidak bisa raih. Dengan doa seorang hamba menyerahkan dirinya kepada Tuhan. Dengan doa, kita mengakui ada entitas yang lebih agung dari yang kita punya dan semua hal di dunia. 10. Tanya : Menurut pandangan anda, apa yang dimaksud dengan konsep takdir?

Jawab : Setiap manusia memiliki takdirnya sendiri. Takdir itu adalah sesuatu yang telah ditentukan oleh Allah mengenai nasib manusia di dunia, dan itu telah tertulis bahkan sebelum manusia itu lahir ke bumi hingga nanti dia mati. Namun begitu, Tuhan memberikan keleluasan kepada manusia untuk mengubah takdirnya sendiri, dengan ikhtiar (usaha) yang diiringi doa.

11. Tanya : Lalu menurut anda, apa yang dimaksud dengan konsep usaha?

Jawab : Usaha adalah sebuah kegiatan ynag dilakukan seorang hamba untuk meraih impiannya, dan mengubah takdirnya. Bahkan menurut saya, manusia itu


(2)

telah berusaha dari semenjak dia lahir. Manusia berusaha untuk berbicara, berjalan, menangkap, berpikir dan lain-lain. Jadi ketika manusia itu tidak berusaha, manusia yang tidak pernah memiliki pemikiran dan mewujudkan pemikiran-pemikiran dia, manusia yang hanya bisa menerima kenyataan sebelum dia berusaha maka dia tidak pantas disebut sebagai manusia. Karena yang disebut manusia adalah makhluk yang memiliki pemikiran, dan dia akan melaksanakan dan mewujudkan pemikirannya itu.

12. Tanya : Antara takdir dan usaha, menurut anda mana yang paling berpengaruh dalam menentukan kesuksesan dalam kehidupan seseorang?

Jawab : Allah memberikan manusia kemampuan untuk berpikir dan perasaan yang membedakannya dari makhluk lain. Manusia insan kamil adalah manusia yang memiliki otak dan naluri. Syarat utama insan kamil adalah otak, sehingga ketika manusia tidak menggunakan otaknya untuk berpikir, maka dia tidak dapat sebagai manusia. Dan ini adalah bukti bahwa manusia dituntut untuk selalu berusaha, dengan menggunakan kemampuan otaknya. Karena di dalam usaha itu, maka takdir dapat di ubah.


(3)

Angket Penelitian

Angket ini dibuat dengan tujuan penelitian skripsi dengan judul ”Persepsi Siswa SMAN 1 Sukaresmi terhadap Film Doa Yang Mengancam”. Mohon untuk diisi sebenar-benarnya sesuai dengan jawaban anda. Lingkari atau beri tanda silang pada jawaban anda. Jawaban anda akan sangat membantu proses penelitian ini. Atas perhatian dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih.

Nama : Kelas : Usia : Jenis kelamin :

A. Identitas Pribadi

1. Apa pendidikan anda sebelum masuk SMA?

a. SMP Negeri c. MTS Negeri

b. SMP Swasta d. MTS swasta

2. Apakah anda mengikuti organisasi atau aktifitas lain selain sekolah? a. Ikut dan menjadi pengurus

b. Ikut dan menjadi anggota aktif

c. Ikut tapi hanya sebagai anggota tidak aktif d. Tidak ikut sama sekali

3. Apa agama anda?

a.Islam c. Budha

b.Kristen d. Hindu

4. Seberapa sering anda mempertimbangkan ajaran-ajaran agama dalam kehidupan anda?

a.Sangat sering c. Cukup sering


(4)

5. Menurut anda, apakah doa memberikan pengaruh dalam keberhasilan atau kegagalan anda dalam melaksanakan sesuatu?

a.sangat berpengaruh c. Kadang berpengaruh b.cukup berpengaruh d. Tidak berpengaruh

6. Menurut anda, apa yang paling menentukan kesuksesan seseorang?

a.Takdir c. Kedua-duanya

b.Usaha d. Bukan kedua-duanya

B. Identitas Film

7. Apa anda sering menonton film religi seperti film Doa Yang mengancam sebelumnya?

a.Sangat sering c. Cukup sering

b.Sering d. Tidak pernah

8. Apakah anda merasa senang dengan ceritanya? a.Sangat senang c. Biasa saja

b.Cukup senang d. Tidak senang

9. Apakah anda setuju dengan tindakan Madrim yang mengancam Tuhan agar doanya diterima?

a.Sangat setuju c. Cukup setuju

b.Setuju d. Tidak setuju

10.Dalam kasus Madrim, apa yang paling mempengaruhi kesuksesan Madrim?

a.Takdir Madrim c. Doa Madrim

b.Usaha Madrim d. Ancamannya kepada Tuhan 11.Menurut anda, apakah ketika Madrim memperoleh indra ke enam (dapat

melihat masa depan dan masa lalu) merupakan anugerah atau justru sebagai cobaan dari Tuhan?

a.Anugerah dari tuhan b.Cobaan dari Tuhan


(5)

Daftar Pertanyaan Untuk Wawancara

1. Apa pendapat anda tentang konsep takdir? 2. Apa pendapat anda tentang konsep usaha? 3. Apa yang anda ketahui tentang film religi?

4. Bagaimana perasaan anda ketika menyaksikan cerita yang ditayangkan seperti cerita dalam film Doa Yang Mengancam?

5. Siapa tokoh atau karakter yang paling anda sukai dalam film tersebut? Kenapa?

6. Menurut anda, adakah hal yang menarik dari film ini untuk ditonton? Jika ada, apakah hal yang menarik tersebut?

7. Jika anda di posisi Madrim, tindakan apa yang akan anda lakukan ketika menghadapi banyak masalah?


(6)