32 Bursa Efek
Indonesia Tahun 2007 – 2011
perbankan. Variabel – variabel
lain seperti CAR, NPL, ROA, BOPO,
dan LDR tidak berpengaruh secara
signifikn terhadap prediksi kondisi
bermasalah pada perbankan.
8. Paula Chrisna
Istria Sari 2013
Analisis Pengaruh Rasio
Camel dalam
Mendeteksi Financial
Distress pada
Perusahaan Perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Hasil penelitian ini
menghasilkan bahwa ROA, NPL dan LDR
mempengaruhi financial distress
perbankan di Indonesia, sedangkan
CAR, ROE, BOPO tidak mempengaruhi
financial distress.
Sumber : Hasil pengolahan peneliti, Review dari beberapa artikeljurnal
Penelitian ini menggunakan beberapa acuan jurnal, yang salah satunya adalah penelitian Martharini 2012 yang sama-sama menggunakan variabel CAR,
NPL, NIM, ROA, BOPO, LDR dan Total aset dan alat analisis regresi logistik . Perbedaan penelitian Martharini dengan penelitian ini adalah dilihat dari periode
tahun penelitian, penelitian Martharini meneliti dari periode tahun 2006 – 2010, sedangkan penelitian ini meneliti dari tahun 2009 – 2013.
2.5 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual menjelaskan bagaimana hubungan teori dengan faktor faktor penting yang telah diketahui dalam masalah tersebut. Kerangka konseptual
penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut ini:
33
CAMEL
H
1
H
2
H
3
H
4
H
5
H
6
H
7
H
8
Sumber : Peneliti, 2014
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Sesuai dengan gambar kerangka konseptual Gambar 2.1, dapat dijelaskan bahwa rasio CAMEL yang diproksikan ke variabel CAR X
1
, NPL X
2
, NIM X
3
, ROA X
4
, BOPO X
5
, LDR X
6
, dan variabel Total aset X
7
berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap prediksi kondisi bermasalah pada lembaga
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009 – 2013.
Prediksi Kondisi Bermasalah pada
Lembaga Perbankan Y
Capital Adequacy Ratio CAR X
1
Non Performing Loan NPL X
2
Net Interest Margin NIM X
3
Return On Asset ROA X
4
Biaya Operasi Dibanding
Dengan Pendapatan Operasi
BOPO X
5
Loanto Deposite Ratio LDR X
6
Total aset X
7
34
2.6 Hipotesis Penelitian
Hipotesis menurut Erlina 2007 : 41 menyatakan “hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan preposisi yang dapat
diuji secara empiris”. Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap masalah yang akan diuji kebenarannya, melalui analisis data yang relevan dan
kebenaranya akan diketahui setelah dilakukan penelitian.
2.6.1 Pengaruh CAR terhadap prediksi kondisi bermasalah pada lembaga perbankan
Capital Adequay Ratio CAR digunakan untuk mengukur kemampuan permodalan yang ada untuk menutup kemungkinan kerugian di dalam perkreditan
dan perdagangan surat berharga. Apabila CAR yang dimiliki semakin rendah berarti semakin kecil modal bank yang dimiliki untuk menanggung aktiva
beresiko, sehingga semakin besar kemungkinan bank akan mengalami kondisi bermasalah karena modal yang dimiliki bank tidak cukup mnanggung penurunan
nilai aktiva beresiko. Menurut Mulyaningrum 2008 semakin besar rasio ini, semakin kecil probabilitas suatu bank mengalami kebangkrutan. Pendapat tersebut
juga diperkuat dengan Almalia dan Herdiningtyas 2005 bahwa CAR berpengaruh negatif signifikan terhadap kondisi bermasalah perbankan. Maka
dapat diajukan hipotesis :
H
1
: CAR berpengaruh negatif signifikan terhadap prediksi kondisi bermasalah pada lembaga perbankan.
35
2.6.2 Pengaruh NPL terhadap prediksi kondisi bermasalah pada lembaga perbankan
NPL Non Performing Loan merupakan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Rasio NPL
menunjukan tingginya angka kredit macet pada bank, semakin besar NPL menunjukan semakin tinggi resiko kredit yang harus dihadapi bank, sehingga
semakin besar bank menghadap kondisi bermasalah. NPL berpengaruh positif, karena apabila kondisi NPL suatu bank tinggi maka akan memperbesar biaya
pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya sehingga berpotensi terhadap kerugian bank. Menurut penilitian Aryati dan Balafif 2007 melalui Bestari
2013 sini menunjukan bahwa rasio NPL mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap prediksi tingkat kesehatan bank. Maka dapat diajukan
hipotesis
H
2
: NPL berpengaruh positif signifikan terhadap prediksi kondisi bermasalah pada lembaga perbankan.
2.6.3 Pengaruh NIM terhadap prediksi kondisi bermasalah pada
lembaga perbankan
Net Interest Margin NIM digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan
pendapatan bunga bersih. Semakin besar rasio ini maka meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga kemungkinan suatu bank
dalam kondisi bermasalah semakin kecil Almilia dan Herdiningtyas, 2005.
36 Menurut Januarti 2002 NIM berpengaruh negatif signifikan terhadap
kebangkrutan bank. Atas dasar hal tersebut aka dapat diajukan hipotesis :
H
3
: NIM berpengaruh negatif signifikan terhadap prediksi kondisi bermasalah pada lembaga perbankan.
2.6.4 Pengaruh ROA terhadap prediksi kondisi bermasalah pada
lembaga perbankan
ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan laba sebelum pajak yang dihasilkan dari rata-rata total
aset bank yang bersangkutan. Semakin tinggi nilai ROA, semakin efektif pula pengelolaan asset perusahaan, sehingga kemungkinan bank akan gagal akan
semakin kecil. Di dalam penelitian Martharini 2012 dan diperkuat dengan penelitian Nugroho 2011 menyatakan bahwa ROA berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap prediksi bermasalah pada bank. Atas dasar hal tersebut maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut :
H
4
: ROA berpengaruh negatif signifikan terhadap prediksi kondisi bermasalah pada lembaga perbankan.
2.6.5 Pengaruh BOPO Terhadap prediksi kondisi bermasalah pada
lembaga perbankan
Rasio BOPO digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan opersionalnya. Semakin besar rasio ini berarti
semakin tidak efisien biaya operasional yang dikeluarkan oleh bank dan bank dalam kondisi bermasalah semakin besar. Dalam Penelitian Almiia dan
37 Herdiningtyas 2005 menunjukan bahwa BOPO berpengaruh positif terhadap
prediksi kondisi bermasalah pada bank. Maka dapat diajukan Hipotesis : H
5
: BOPO berpengaruh positif terhadap prediksi kondisi bermasalah pada lembaga perbankan.
2.6.6 Pengaruh LDR terhadap prediksi kondisi bermasalah pada
lembaga perbankan
LDR menunjukan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit
yang diberikan sebagai sumber likuiditas. Semakin besar rasio LDR maka probabilitas bank mengalami kondisi bermasalah akan semakin besar pula karena
bank tidak mampu mengendalikan kredit yang diberikan. Maka dapat diajukan hipotesis:
H
6
: LDR berpengaruh positif terhadap prediksi kondisi bermasalah pada lembaga perbankan
2.6.7 Pengaruh Total aset terhadap prediksi kondisi bermasalah pada lembaga perbankan
Suatu bank yang menunjukan besar atau kecilnya suatu perusahaan dapat dilihat dari total asetnya. Bank dengan kualitas aset yang baik dapat dikatakan
bahwa bank dapat terhindar dari prediksi kondisi bermasalah. Semakin besar bank maka akan semakin meningkatkan kepercayaan dikalangan investor maupun
nasabah. Besarnya tingkat kepercayaan nasabah akan menghindarkan bank dari kondisi bermasalah, karena nasabah maupun investor akan memberikan
38 kepercayaan dengan menanamkan investasi di bank tersebut sehingga peluang
mengalami kondisi bermasalah semakin rendah dengan besarnya kepercayaan naabah terhadap bank. Aset bank yang semakin besar akan berpengaruh negatif
terhadap kondisi bermasalah pada bank, sehingga dapat diajukan hipotesis sebagai berikut :
H
7
: Total aset berpengaruh negatif terhadap prediksi kondisi bermasalah pada lembaga perbankan.
H
8
: CAR, NPL, NIM, ROA, BOPO, LDR, dan Total aset berpengaruh secara simultan terhadap prediksi kondisi bermasalah pada lembaga
perbankan
39
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Menurut Erlina 2007:62 “Desain penelitian merupakan suatu rancangan dan struktur penelitian yang dibuat sedemikian rupa agar memperoleh jawaban
atas pertanyaan penelitian”. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Rasio CAMEL dan Total aset terhadap prediksi kondisi bermasalah pada lembaga
perbankan yang terdaftar di BEI dengan rancangan desain penelitian berikut : a. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan data berbentuk rasio
yang menghasilkan data riil berupa angka dan dapat diukur dengan pasti. b. Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif dengan hubungan kausal, yaitu
penelitian yang bertujuan menganalisis hubungan sebab akibat antara variabel independen dengan variabel dependen
c. Metode pengumpulan data berupa studi pengamatan
3.2 Tempat dan Waktu penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui media
internet dengan situs www.idx.co.id 3.2.2
Waktu Penelitian
Waktu penelitian dapat di dilihat di tabel berikut ini :
40
Tabel 3.1 Waktu Penelitian
No Tahapan Penelitian
Nov Des
Jan Feb
Mar
2014 2014
2015 2015
2015 1
Pengajuan Judul 2
Proses Bimbingan Proposal Skripsi
3 Pengumpulan Data
4 Rencana Seminar Proposal
Skripsi 5
Penyusunan Skripsi Bimbingan Skripsi
6 Rencana Sidang Meja Hijau
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yaitu data yang diukur dalam suatu skala secara numerik. Data yang digunakan
merupakan data sekunder, yaitu data primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar, dan sebagainya sehingga
lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain Umar 2008 : 60. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id
berupa laporan keuangan tahunan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI selama tahun 2009 sampai tahun 2013.
Menurut waktu pengumpulannya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pooling data. Menurut Jogiyanto 2004:54 “Panel data atau pooling data
adalah gabungan dari data yang melibatkan satu waktu tertentu cross sectional
dan data yang melibatkan urutan waktu time series”.
41
3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi