Komposisi Ukuran Yellowfin Tuna

39 tangkapan mengalami peningkatan menjadi 1.730.949 kg 219,02, tetapi peningkatan ini tidak bertahan lama karena pada tahun 2011 langsung mengalami penurunan menjadi 1.069.438 kg -38,22. Fluktuasi produksi hasil tangkapan Yellowfin Tuna terjadi pula di Kabupaten Pacitan. Menurut Ma’arif 2011 data produksi tuna di Kabupaten Pacitan dari tahun 2006-2009 terus mengalamipeningkatan. Peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2006- 2007, yaitu sebesar1.453,58. Data terbaru tahun 2010 memperlihatkan bahwa produksi tuna mengalami penurunan yaitu sebesar 5,84. Jumlah produksi tuna di Pacitan tahun 2009 adalah sebesar 1.688.588 kg dan tahun 2010 sebesar 1.589.989 kg. Selain itu, di PPN Prigi Trenggalek Jawa Timur, produksi hasil tangkapan tuna mengalami fluktuasi pula. Produksi hasil tangkapan tuna di PPN Prigi cenderung mengalami penurunan dari tahun 2000 sampai 2010. Penurunan terjadi pada tahun 2000- 2003 dari 508 ton menjadi 138 ton, 2005-2008 dari 1.179 ton menjadi 323 ton dan 2009-2010 dari 691,9 ton menjadi 503,3 ton. Sedangkan peningkatan produksi tuna hanya terjadi pada tahun 2004 sebesar 560 ton, 2005 sebesar 1.179 ton dan 2009 sebesar 691,9 ton Ross 2011. Produksi hasil tangkapan yang menurun dapat disebabkan adanya variabilitas parameter oseanografi dan curah hujan sehingga Yellowfin Tuna harus beradaptasi dengan lingkungan perairan. Karena variabilitas parameter oseanografi dan curah hujan berkaitan erat dengan lingkungan perairan yang menyebabkan perubahan biologis ikan dan akhirnya mempengaruhi perekrutan, pertumbuhan dan perilaku penangkapan ikan. Selain itu, pola migrasi Yellowfin Tuna erat dengan kondisi laut yang sesuai dengan habitat fisik seperti suhu dan sumber makanan yang memadai. Menurut Miller 2007 climate variability berdampak nyata pada kelimpahan, konsentrasi, lokasi dan penangkapan sumberdaya tuna.

6.2 Komposisi Ukuran Yellowfin Tuna

Yellowfin Tuna merupakan salah satu jenis tuna yang didaratkan di PPN Palabuhanratu. Jenis kapal perikanan yang digunakan untuk menangkap tuna di PPN Palabuhanratu ada beberapa macam yaitu kapal gillnet, kapal pancing ulur dan tonda, kapal purse seine dan kapal rawai tuna long line, tetapi yang beroperasi pada saat melakukan penelitian adalah kapal tonda dan rawai tuna long line. Jenis tuna yang banyak didaratkan pada saat penelitian adalah Yellowfin Tuna karena jenis kapal yang 40 sering beroperasi dan mendaratkan tuna setiap harinya adalah kapal tonda. Kapal tonda merupakan jenis kapal perikanan yang beroperasi hanya beberapa hari dengan hasil tangkapan utama adalah ikan tuna yang berada di lapisan permukaan perairan atau homogen. Ukuran Yellowfin Tuna yang banyak tertangkap di PPN Palabuhanratu berada pada selang panjang 102-110 cm sebanyak 80 ekor dan berat antara 8-24 kg sebanyak 235 ekor. Data length at maturity dan weigth at maturity yang digunakan adalah data menurut Nootmorn, Yakoh dan Kawises 2005 karena literatur tersebut merupakan length at maturity dan weigth at maturity terbaru dibandingkan dengan literatur lainnya. Berdasarkan data length at maturity Yellowfin Tuna terdapat 184 ekor 62,16 ikan layak tangkap dan 112 ekor 37,84 ikan tidak layak tangkap. Sedangkan untuk weigth at maturity terdapat 61 ekor 20,61 ikan layak tangkap dan 235 ekor 79,39 ikan tidak layak tangkap. Berdasarkan hasil tersebut terlihat bahwa Yellowfin Tuna yang banyak tertangkap sudah mencapai matang gonad 110 cm untuk panjang, tetapi untuk berat banyak yang belum mencapai matang gonad yaitu kurang dari 25 kg. Pada penelitian ini layak atau tidak layaknya Yellowfin Tuna untuk ditangkap berdasarkan dari ukuran panjang Yellowfin yaitu telah mencapai matang gonad dengan ukuran 110 cm. Hal ini dikarenakan Yellowfin Tuna pertama kali matang gonad dilihat berdasarkan ukuran panjang, yaitu 57 cm bukan berdasarkan ukuran berat Yesaki 1983 diacu dalam Simbolon 2011. Data hasil lenght at maturity dan weight at maturity Yellowfin Tuna menunjukkan bahwa daerah penangkapan ikan sudah mulai tidak potensial karena meskipun berdasarkan data panjang ikan layak tangkap lebih banyak jumlahnya, tetapi selisihnya sedikit dengan jumlah ikan yang tidak layak tangkap. Selain itu, data berat ikan menunjukkan ikan tidak layak tangkap lebih banyak jumlahnya dibandingkan ikan yang layak tangkap dan memiliki selisih yang cukup tinggi. Keadaan yang hampir sama terjadi di Kabupaten Pacitan, kare na menurut Ma’arif 2011 di Kabupaten Pacitan ikan yang tidak layak tangkap lebih besar jumlahnya dibandingkan dengan ikan yang tidak layak tangkap. Yellowfin Tuna yang tidak layak tangkap sebanyak 102 ekor 68, sedangkan yang layak tangkap sebanyak 48 ekor 32. Hal yang serupa terjadi pula di Sadeng Yogyakarta, menurut Wiratama 2011 tuna yang didaratkan di Sadeng lebih besar jumlahnya yang tidak layak tangkap 41 dibandingkan dengan yang layak tangkap. Jumlah ikan yang tidak layak tangkap sebanyak 148 ekor, sedangkan yang layak tangkap sebanyak 6 ekor. Hal ini menunjukkan bahwa daerah penangkapan ikan memang sudah mulai tidak potensial karena banyak ikan-ikan yang masih berukuran kecil atau belum matang gonad tertangkap oleh nelayan. Panjang dari mata pancing dapat menjadi salah satu faktor banyaknya ikan-ikan yang masih berukuran kecil tertangkap oleh nelayan, karena panjang mata pancing berhubungan erat dengan kedalaman suatu perairan.

6.3 Parameter Oseanografi dan Curah Hujan