Simpulan Saran SIMPULAN DAN SARAN

Lanjutan Lampiran 1 PR3 Jenis informasi produk dan jasa yang dipersyaratkan oleh prosedur dan persentase produk dan jasa yang signifikan yang terkait dengan informasi yang dipersyaratkan tersebut. PR4 Jumlah pelanggaran peraturan dan voluntary codes mengenai penyediaan informasi produk dan jasa serta pemberian label, per produk. PR5 Praktek yang berkaitan dengan kepuasan pelanggan termasuk hasil survei yang mengukur kepuasaan pelanggan. Aspek: Komunikasi Pemasaran PR6 Program-program untuk ketaatan pada hukum, standar dan voluntary codes yang terkait dengan komunikasi pemasaran, termasuk periklanan, promosi, dan sponsorship. PR7 Jumlah pelanggaran peraturan dan voluntary codes sukarela mengenai komunikasi pemasaran termasuk periklanan, promosi, dan sponsorship, menurut produknya. Aspek: Keleluasaan Pribadi privacy Pelanggan PR8 Jumlah keseluruhan dari pengaduan yang berdasar mengenai pelanggaran keleluasaan pribadi privacy pelanggan dan hilangnya data pelanggan Aspek: Kepatuhan PR9 Nilai moneter dari denda pelanggaran hukum dan peraturan mengenai pengadaan dan penggunaan produk dan jasa Lampiran 2 Nilai Discriminant Validity Cross Loading Pengungkapan CSR Kinerja Keuangan Harga saham Return saham -0,22839 0,021229 1 CR 0,510158 1 0,021229 EC2 0,628609 0,196025 -0,22516 EC5 0,748198 0,433071 -0,24056 EC6 0,756242 0,421495 -0,28637 EC7 0,713781 0,42194 0,082253 EL2 0,723082 0,397255 0,049878 EL5 0,497505 0,217632 -0,26108 EL6 0,654376 0,232922 0,034253 EL7 0,710159 0,404157 0,016884 EL8 0,740461 0,439195 0,031329 EL9 0,705664 0,367528 0,027356 EN1 0,808937 0,294622 -0,30642 EN10 0,838903 0,382199 -0,19737 EN11 0,493328 0,130613 -0,32125 EN12 0,480245 0,155998 -0,31479 EN13 0,43843 0,17646 0,067923 EN14 0,383646 0,252749 0,066906 EN15 0,430139 0,246532 -0,11169 EN16 0,514345 0,427249 -0,11726 EN17 0,532457 0,445241 -0,10358 EN18 0,519994 0,471499 -0,11714 EN19 0,497883 0,337574 -0,10756 EN2 0,795888 0,380946 -0,22788 EN20 0,608387 0,367473 -0,12267 EN21 0,851096 0,367112 -0,20989 EN22 0,733545 0,364574 -0,28869 EN23 0,820074 0,381076 -0,2089 EN24 0,770709 0,340628 -0,21663 EN25 0,865522 0,37412 -0,20092 EN26 0,832909 0,375096 -0,29239 EN27 0,727232 0,423112 -0,17667 EN28 0,764661 0,469647 0,079915 EN29 0,84027 0,458729 -0,21644 EN3 0,798814 0,279961 -0,30367 Lanjutan Lampiran 2 Pengungkapan CSR Kinerja Keuangan Harga saham EN4 0,804614 0,335725 -0,29805 EN5 0,816171 0,309054 -0,29162 EN6 0,817998 0,328078 -0,30268 EN7 0,837225 0,365677 -0,26326 EN8 0,813267 0,324411 -0,23007 EN9 0,859145 0,388843 -0,21578 HR1 0,559329 0,345952 -0,11765 HR2 0,488887 0,34517 -0,09476 HR4 0,645973 0,388458 -0,17837 HR5 0,76295 0,367507 -0,36817 HR7 0,778067 0,315676 -0,21071 HR8 0,509272 0,322446 -0,11403 HR9 0,808977 0,430814 -0,2307 PR1 0,738732 0,371308 0,078248 PR2 0,74708 0,382704 0,066001 PR3 0,386279 0,324105 0,112403 PR4 0,671874 0,311401 0,103564 PR7 0,574363 0,309298 0,082007 PR9 0,443472 0,248509 0,100088 SO1 0,512146 0,142905 -0,45306 SO7 0,578368 0,299643 0,060921 Lampiran 3 Hasil Outer Loading Original Sample O Sample Mean M Standard Deviation STDEV Standard Error STERR T Statistics |OSTERR| CR - Kinerja Keuangan 1 1 0 Return saham - Harga saham 1 1 0 EC2 - Pengungkapan CSR 0,628609 0,625599 0,078413 0,078413 8,016623 EC5 - Pengungkapan CSR 0,748198 0,756193 0,047506 0,047506 15,74948 EC6 - Pengungkapan CSR 0,756242 0,762576 0,043439 0,043439 17,40946 EC7 - Pengungkapan CSR 0,713781 0,704907 0,073757 0,073757 9,677497 EL2 - Pengungkapan CSR 0,723082 0,715164 0,069378 0,069378 10,42234 EL5 - Pengungkapan CSR 0,497505 0,511823 0,086325 0,086325 5,763142 EL6 - Pengungkapan CSR 0,654376 0,641593 0,086053 0,086053 7,60436 EL7 - Pengungkapan CSR 0,710159 0,697252 0,071775 0,071775 9,894284 EL8 - Pengungkapan CSR 0,740461 0,727841 0,062239 0,062239 11,89701 EL9 - Pengungkapan CSR 0,705664 0,69308 0,07262 0,07262 9,71722 Lanjutan Lampiran 3 Original Sample O Sample Mean M Standard Deviation STDEV Standard Error STERR T Statistics |OSTERR| EN1 - Pengungkapan CSR 0,808937 0,798125 0,052575 0,052575 15,38631 EN10 - Pengungkapan CSR 0,838903 0,838259 0,029949 0,029949 28,01078 EN11 - Pengungkapan CSR 0,493328 0,476966 0,098738 0,098738 4,996321 EN12 - Pengungkapan CSR 0,480245 0,463772 0,101663 0,101663 4,723883 EN13 - Pengungkapan CSR 0,43843 0,410979 0,091688 0,091688 4,78177 EN14 - Pengungkapan CSR 0,383646 0,363456 0,090453 0,090453 4,241399 EN15 - Pengungkapan CSR 0,430139 0,428611 0,087771 0,087771 4,900702 EN16 - Pengungkapan CSR 0,514345 0,519899 0,074359 0,074359 6,917069 EN17 - Pengungkapan CSR 0,532457 0,537965 0,070512 0,070512 7,551346 EN18 - Pengungkapan CSR 0,519994 0,524965 0,074207 0,074207 7,007372 EN19 - Pengungkapan CSR 0,497883 0,50583 0,07465 0,07465 6,669528 EN2 - Pengungkapan CSR 0,795888 0,789121 0,052367 0,052367 15,19841 EN20 - Pengungkapan CSR 0,608387 0,614678 0,059187 0,059187 10,2791 Lanjutan Lampiran 3 Original Sample O Sample Mean M Standard Deviation STDEV Standard Error STERR T Statistics |OSTERR| EN21 - Pengungkapan CSR 0,851096 0,848508 0,033043 0,033043 25,7575 EN22 - Pengungkapan CSR 0,733545 0,730421 0,061192 0,061192 11,98751 EN23 - Pengungkapan CSR 0,820074 0,822759 0,032605 0,032605 25,15175 EN24 - Pengungkapan CSR 0,770709 0,76972 0,052083 0,052083 14,79767 EN25 - Pengungkapan CSR 0,865522 0,862274 0,021722 0,021722 39,84498 EN26 - Pengungkapan CSR 0,832909 0,828971 0,041292 0,041292 20,17127 EN27 - Pengungkapan CSR 0,727232 0,726062 0,053553 0,053553 13,57979 EN28 - Pengungkapan CSR 0,764661 0,751589 0,060525 0,060525 12,63377 EN29 - Pengungkapan CSR 0,84027 0,838415 0,03844 0,03844 21,85915 EN3 - Pengungkapan CSR 0,798814 0,788619 0,048948 0,048948 16,31966 EN4 - Pengungkapan CSR 0,804614 0,797206 0,044494 0,044494 18,08385 EN5 - Pengungkapan CSR 0,816171 0,805722 0,045378 0,045378 17,98621 EN6 - Pengungkapan CSR 0,817998 0,810606 0,043971 0,043971 18,60327 Lanjutan Lampiran 3 Original Sample O Sample Mean M Standard Deviation STDEV Standard Error STERR T Statistics |OSTERR| EN7 - Pengungkapan CSR 0,837225 0,833888 0,030278 0,030278 27,65158 EN8 - Pengungkapan CSR 0,813267 0,812333 0,045415 0,045415 17,90733 EN9 - Pengungkapan CSR 0,859145 0,856652 0,031663 0,031663 27,1338 HR1 - Pengungkapan CSR 0,559329 0,568819 0,071906 0,071906 7,778609 HR2 - Pengungkapan CSR 0,488887 0,500283 0,077462 0,077462 6,311309 HR4 - Pengungkapan CSR 0,645973 0,655784 0,074064 0,074064 8,721804 HR5 - Pengungkapan CSR 0,76295 0,760463 0,0517 0,0517 14,75728 HR7 - Pengungkapan CSR 0,778067 0,774284 0,048727 0,048727 15,96798 HR8 - Pengungkapan CSR 0,509272 0,5137 0,077592 0,077592 6,563456 HR9 - Pengungkapan CSR 0,808977 0,808966 0,039792 0,039792 20,33009 PR1 - Pengungkapan CSR 0,738732 0,723631 0,066276 0,066276 11,14625 PR2 - Pengungkapan CSR 0,74708 0,731927 0,070013 0,070013 10,67057 PR3 - Pengungkapan CSR 0,386279 0,386649 0,109212 0,109212 3,536974 Lanjutan Lampiran 3 Original Sample O Sample Mean M Standard Deviation STDEV Standard Error STERR T Statistics |OSTERR| PR4 - Pengungkapan CSR 0,671874 0,652022 0,08084 0,08084 8,311163 PR7 - Pengungkapan CSR 0,574363 0,556315 0,086451 0,086451 6,643807 PR9 - Pengungkapan CSR 0,443472 0,424217 0,088506 0,088506 5,010637 SO1 - Pengungkapan CSR 0,512146 0,506413 0,099799 0,099799 5,131755 SO7 - Pengungkapan CSR 0,578368 0,578713 0,089062 0,089062 6,493981 Lampiran 4 Daftar Istilah No Istilah 1 Corporate Social Responsibility CSR : Tanggung Jawab Sosial 2 Global Reporting Initiatives GRI : Suatu standar mengenai laporan yang berkelanjutan 3 Likuiditas : Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban utang jangka pendek 4 Profitabilitas : Rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. 5 Leverage : Rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. 6 Indeks LQ45 : Terdiri dari 45 saham yang dipilih setelah melalui beberapa kriteria sehingga indeks ini terdiri dari saham-saham yang mempunyai likuiditas yang tinggi dan juga mempertimbangkan kapitalisasi pasar dari saham-saham tersebut. 7 Current Ratio CR : merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaandalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. 8 Return on Asset ROA : merupakan rasio yang menunjukkan hasil atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan, disamping itu rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. 9 Return on Equity ROE : merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. 10 Debt to Equity Ratio DER : Rasio utang dengan ekuitas Lanjutan Lampiran 4 11 Capital Adequacy Ratio CAR : Rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko 12 Return saham : Selisih harga saham periode berjalan dengan periode sebelumnya dengan mengabaikan deviden 13 Structural Equation Modeling SEM : Suatu teknik statistik yang mampu menganalisis pola hubungan antara kontrak laten dan indikatornya, kontrak laten yang satu dengan lainnya, serta kesalahan pengukuran secara langsung 14 Partial Least Square PLS : Salah satu metode alternatif SEM dengan pendekatan berbasis varians 15 Price Book Value PBV : Perbandingan antara harga saham dengan nilai ekuitas persaham ABSTRACT MAILANI HAMDANI. Analysis of relationship disclosure Coporate Social Responsibility CSR financial performance and the company stock price LQ45. Supervised by ABDUL KOHAR IRWANTO and MUHAMMAD SYAMSUN. This research is alms to analyze the relationship between the disclosure of Coporate Social Responsibility CSR and financial performance stock price in the LQ45 company. The writer use the annual reports of LQ45 company in period Feb – Jul 2012 for the data. The variable are based on the standard CSR disclosure Global Reporting Initiatives GRI, the financial performance reflected by the current ratio, return on assets ROA, return on equity ROE, debt to equityCAR, as well as stock prices fre flected by the return stock. The results are indicate Coporate Social Responsibility CSR disclosure in annual reports related significant to financial performance, it means that expanding Coporate Social Responsibility CSR disclosure in annual report is better financial performance. Coporate Social Responsibility CSR disclosure in in the annual report related significant to the stock price, it means that expanding Coporate Social Responsibility CSR disclosure in annual reports is higer for that stock price. And the result for this research is the finansial performance related significant to stock price of a company, it means that the better to financial performance of a company than will increase the stock price in the company. Keyword : Coporate Social Responsibility CSR, LQ45 RINGKASAN MAILANI HAMDANI. Analisis Hubungan Pengungkapan Coporate Social Responsibility CSR Terhadap Kinerja Keuangan Dan Harga Saham Pada Perusahaan LQ45. Di bawah bimbingan ABDUL KOHAR IRWANTO, dan MUHAMMAD SYAMSUN. Pada saat ini perusahaan tidak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham shareholders, tetapi juga untuk kemaslahatan sosial. Dari segi ekonomi, perusahaan memang diharapkan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Tetapi dari segi sosial, perusahaan harus memberikan kontribusi secara langsung kepada masyarakat atau saat ini dikenal dengan corporate social responsibility CSR. Kegiatan CSR di Indonesia, saat ini bukan lagi bersifat sukarelakomitmen yang dilakukan perusahaan didalam mempertanggung jawabkan kegiatan perusahaannya, melainkan bersifat wajibmenjadi kewajiban bagi beberapa perusahaan untuk melakukan atau menerapkannya. Hal ini diatur dalam Undang- undang No.19 Tahun 2003 tentang BUMN, yang ditindaklanjuti dengan Kepmen.BUMN No. Kep-236MBU2003 juncto Permen.BUMN No. Per- 05MBU2007. Selain undang-undang BUMN, undang-undang nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas UU PT, yang disahkan pada 20 Juli 2007 juga mewajibkan perseroan terbatas untuk melaksanakan tanggung jawab sosial atau CSR. Walaupun penerapan CSR mulai berkembang, tetapi sampai saat ini, pengungkapan informasi CSR dalam laporan tahunan masih bersifat sukalera. Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 1 Paragraf ke sembilan dinyatakan bahwa industri dimana lingkungan hidup memiliki peranan penting dapat menyajikan laporan tambahan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah value added statement. PSAK tersebut tidak secara tegas mengharuskan perusahaan untuk melaporkan tanggung jawab sosial mereka. Pengelompokan, pengukuran, dan pelaporan juga belum diatur. Pelaporan tanggung jawab sosial diserahkan pada masing-masing perusahaan. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai praktik pengungkapan informasi CSR pada perusahaan sebagai wujud tanggung jawab sosial yang dilakukan. Penelitian ini berjudul : “Analisis Hubungan Pengungkapan Corporate Social Responsibility CSR Terhadap Kinerja Keuangan Dan Harga Saham pada perusahaan LQ45”. Tujuan dari penelitian ini adalah : 1 Menganalisis hubungan pengungkapan CSR terhadap kinerja keuangan pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI, 2 Menganalisis hubungan pengungkapan CSR di dalam laporan tahunan terhadap harga saham pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI dan 3 Menganalisis hubungan kinerja keuangan terhadap harga saham pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang mempublikasikan laporan tahunan. Dengan sampel 42 perusahaan dalam LQ45 periode Februari – Juli 2012, yang mempublikasikan laporan tahunannya selama 5 tahun berturut-turut dari tahun 2007-2011. Variabel dari penelitian ini adalah 1 pengungkapan CSR berdasarkan standar Global Reporting Initiatives GRI, dengan 79 indikator ; 2 kinerja keuangan, dengan indikator current ratio, return on asset, return on equity, debt to ratio Capital Adequacy Ratio ; 3 harga saham, dengan indikator return saham. Data dianalisis dengan menggunakan metode Partial Least Square PLS dan menggunakan tools SmartPLS. Hasil pengolahan data menunjukkan pengungkapan CSR didalam laporan tahunan berhubungan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan yang direfleksikan oleh indikator current ratio dengan nilai t-statistiknya sebesar 9.044, hal ini berarti semakin tinggiluas pengungkapan informasi CSR di laporan tahunan semakin baik kinerja keuangan suatu perusahaan. Hasil penelitian juga menunjukkkan pengungkapan informasi CSR di laporan tahunan berhubungan signifikan terhadap harga saham dengan nilai t-statistiknya sebesar 2.36, hal ini berarti semakin tinggiluas pengungkapan informasi CSR dalam laporan tahunan semakin tinggi harga saham suatu perusahaan. Hal ini menunjukkan pula bahwa investor mulai mempertimbangkan aspek-aspek sosial dalam berinvestasi. Dan hasil penelitian menunjukkan kinerja keuangan perusahaan berhubungan signifikan terhadap harga saham dengan nilai t-statistiknya sebesar 2.41, hal ini menunjukkan yang dapat mempengaruhi harga saham, salah satu diantaranya adalah kondisi kinerja keuangan perusahaan, semakin baik kinerja keuangan suatu perusahaan semakin tinggi harga saham perusahaan tersebut. Kata kunci : Corporate Social Responsibility CSR, LQ45

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada saat ini perusahaan tidak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham shareholders, tetapi juga untuk kemaslahatan sosial. Dari segi ekonomi, perusahaan memang diharapkan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Tetapi dari segi sosial, perusahaan harus memberikan kontribusi secara langsung kepada masyarakat atau saat ini dikenal dengan corporate social responsibility CSR. Darwin dalam Anggraini 2006 mendefinisikan CSR adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholder yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hukum. Lebih lanjut Anggraini 2006 menyatakan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan diungkapkan didalam laporan yang disebut sustainability reporting atau dapat dilihat dalam pengungkapannya pada laporan perusahaan annual report. Selain itu, perusahaan juga dapat memperoleh legitimasi dengan memperlihatkan tanggung jawab sosial melalui pengungkapan CSR dalam media termasuk dalam laporan tahunan perusahaan Oliver, Haniffa dan Coke, Ani, dalam Novita dan Djakman, 2008. Hal yang sama juga dinyatakan oleh Sayekti dan Wondabio 2007 menyatakan bahwa dengan menerapkan CSR, diharapkan perusahaan akan memperoleh legitimasi sosial dan memaksimalkan kekuatan keuangannya dalam jangka panjang. Kesadaran akan pentingnya CSR yang dilakukan oleh perusahaan mendorong perusahaan untuk mengungkapkan praktik-praktik atau kegiatan CSR yang dilakukan. Pengungkapan kegiatan CSR dapat diungkapkan pada laporan keuangan atau laporan tahunan perusahaan. Laporan keuangan menggambarkan kinerja manajemen perusahaan dalam mengelola sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Dan salah satu sumber informasi yang penting bagi investor di samping informasi lain, seperti informasi industri, kondisi perusahaan, pangsa pasar perusahaan, kualitas manajemen dan lainnya. Setiap perusahaan publik diwajibkan membuat laporan keuangan tahunan yang diaudit oleh kantor akuntan publik independen sebagai sarana pertanggungjawaban, terutama kepada pemilik modal, sehingga mengakibatkan orientasi perusahaan lebih berpihak kepada pemilik modal. Di Indonesia, kegiatan Corporate Social Responsibility saat ini bukan lagi bersifat sukarelakomitmen yang dilakukan perusahaan didalam mempertanggung jawabkan kegiatan perusahaannya, melainkan bersifat wajibmenjadi kewajiban bagi beberapa perusahaan untuk melakukan atau menerapkannya. Hal ini diatur dalam Undang-undang No.19 Tahun 2003 tentang BUMN, yang ditindaklanjuti dengan Kepmen.BUMN No. Kep-236MBU2003 juncto Permen.BUMN No. Per- 05MBU2007. Selain undang-undang BUMN, undang-undang nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas UU PT, yang disahkan pada 20 Juli 2007 juga mewajibkan perseroan terbatas untuk melaksanakan tanggung jawab sosial atau CSR. Di dalam undang-undang tersebut, tepatnya Pasal 74 menyatakan : 1 Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang danatau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan TJSL. 2 TJSL merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. 3 Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dengan adanya ini, perusahaan khususnya perseroaan terbatas yang bergerak di bidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam harus melaksanakan tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat. Walaupun penerapan CSR di Indonesia mulai berkembang, tetapi sampai saat ini, pengungkapan informasi CSR dalam laporan tahunan masih bersifat sukalera. Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 1 Paragraf ke sembilan dinyatakan bahwa industri dimana lingkungan hidup memiliki peranan penting dapat menyajikan laporan tambahan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah value added statement. PSAK tersebut tidak secara tegas mengharuskan perusahaan untuk melaporkan tanggung jawab sosial mereka. Pengelompokan, pengukuran, dan pelaporan juga belum diatur. Pelaporan tanggung jawab sosial diserahkan pada masing-masing perusahaan. Selain diatur dalam PSAK, pengungkapan informasi CSR dalam laporan keuangan juga diatur dalam UU RI No. 40 tahun 2007. Terbitnya UU tersebut menandai perkembangan tanggung jawab sosial perusahaan-perusahan di Indonesia yang signifikan. Dalam UU tersebut dinyatakan bahwa Direksi menyampaikan laporan tahunan, termasuk laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan, kepada RUPS setelah ditelaah oleh Dewan Komisaris dalam jangka waktu paling lambat 6 enam bulan setelah tahun buku Perseroan berakhir. Dalam UU tersebut, dinyatakan bahwa perseroan yang wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang danatau berkaitan dengan sumber daya alam. Di Indonesia, aktivitas pengungkapan CSR masih tergolong rendah apabila dibandingan dengan negara-negara di Asia. Pada tahun 2005, Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Manajemen mengadakan Indonesia Sustainability Reporting Award ISRA. Secara umum ISRA bertujuan untuk mempromosikan voluntary reporting CSR kepada perusahaan di Indonesia dengan memberikan penghargaan kepada perusahaan yang membuat laporan terbaik mengenai aktivitas CSR. Kategori penghargaan yang diberikan adalah Best Social and Environmental Report Award, Best Social Reporting Award, Best Environmental Reporting Award, dan Best Website. Pada tahun 2007 kategori diubah dengan menghilangkan kategori impressive dan progressive dan menambah penghargaan khusus berupa Commendation for Sustainability Reporting: First Time Sutainability Report. Sampai pada saat ini, perusahaan tambang, otomotif dan BUMN mendominasi keikutsertaan dalam ISRA. Berdasarkan data yang diambil dari Dewan Juri ISRA 2010 menunjukkan jumlah peserta ISRA mengalami peningkatan dari tahun ketahun seperti yang terlihat pada Gambar 1 berikut ini : Gambar 1 Grafik peserta ISRA di Indonesia www.csrindonesia.com 2010 Walaupun pengungkapan informasi CSR masih bersifat sukarela, namun tuntutan terhadap perusahaan untuk memberikan informasi yang transparan, organisasi yang akuntabel serta tata kelola perusahaan yang semakin bagus good corporate governance, semakin memaksa perusahaan untuk memberikan informasi mengenai aktivitas sosialnya. Berdasarkan pedoman umum Good Governance Indonesia yang dikemukan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance KNKG, Good Corporate Governance GCG memiliki prinsip- prinsip, yaitu transparancy, accountability, responsibility, independency dan fairness. Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut, pelaksanaan CSR sebagai wujud implementasi dari GCG. Suatu perusahaan yang memiliki tata kelola yang baik GCG, akan melaksanakan dan mengungkapan kegiatan CSR nya tersebut, yang tertuang dalam laporan tahunan perusahaan. Jalal 2012 mengungkapkan bahwa pengungkapan kegiatan CSR dalam laporan tahunan menunjukkan akuntabilitas, menunjukkan peningkatan kinerja, membangun hubungan dengan pemangku kepentingan, menunjukkan manajemen keberlanjutan serta menunjukkan kondisi kinerja. Berdasarkan uraian diatas, terlihat permasalahan dalam kegiatan CSR adalah pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan di Indonesia belum diatur dalam suatu standar dan masih bersifat sukarela sehingga perusahaan dalam melaporkan kegiatan CSR nya dengan berbagai bentuk. Di samping itu sektor pasar modal Indonesia juga kurang mendukung dengan belum adanya penerapan indeks yang memasukkan kategori saham-saham perusahaan yang telah mempraktikkan CSR. Sebagai contoh, New York Stock Exchange memiliki Dow Jones Sustainability Index DJSI bagi saham-saham perusahaan yang dikategorikan memiliki nilai corporate sustainability dengan salah satu kriterianya adalah praktik CSR. Begitu pula London Stock Exchange yang memiliki Socially Responsible Investment SRI Index dan Financial Times Stock Exchange FTSE yang memiliki FTSE4 Good sejak 2001. Dalam penelitian ini, pengungkapan CSR berdasarkan standar Global Reporting Initiative GRI. Standar ini banyak digunakan oleh perusahaan- perusahaan didunia, setidaknya ada 460 perusahaan dari 45 negara telah mengadopsi total atau sebagan dari GRI Wibisono, 2007. Menurut Jalal 2012, di Indonesia sendiri ada beberapa perusahaan yang mengadopsi standar ini, sebagaimana yang terlihat pada Gambar 2 berikut ini : Gambar 2 Perusahaan pengguna standar GRI www.csrindonesia.com 2010 Beberapa penelitian yang terkait dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan menunjukan keanekaragaman hasil seperti penelitian Sembiring 2005, hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, profil dan ukuran dewan komisaris berpengaruh positif signifikan terhadap sosial perusahaan pengungkapan tanggung jawab, tetapi profitabilitas dan leverage gagal menunjukkan signifikan. Penelitian yang dilakukan oleh Samsinar, Haerani, Gagaring 2009 menunjukkan bahwa pengungkapan Corporate Social Responsibility memberi pengaruh positif terhadap hubungan antara kinerja keuangan perusahaan dan harga saham di pasar modal. Berdasarkan beberapa penelitian tersebut , p eneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengungkapan informasi CSR pada perusahaan guna memperkaya temuan-temuan penelitian sebelumnya. Penelitian ini berjudul : “Analisis Hubungan Pengungkapan Corporate Social Responsibility CSR Terhadap Kinerja Keuangan dan Harga Saham pada perusahaan LQ45”.

1.2. Perumusan Masalah

Penelitian ini difokuskan pada pengungkapan CSR yang terdapat pada laporan tahunan, laporan audit dan official website dari masing-masing perusahaan LQ45 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode Februari – Juli 2012. Data keuangan diperoleh dari laporan keuangan untuk periode tahun 2007- 2011 . Di dalam penelitian ini akan diteliti mengenai : 1. Apakah pengungkapan CSR berhubungan terhadap kinerja keuangan perusahaan pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI periode Februari – Juli 2012. Kinerja keuangan perusahaan pada penelitian ini dilihat dari tingkat likuiditas current ratio, tingkat profitabilitas perusahaan ROA dan ROE, dan tingkat leverage perusahaan debt to equity atau CAR. 2. Apakah pengungkapan CSR di dalam laporan tahunan berhubungan terhadap harga saham pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI? 3. Apakah kinerja keuangan berhubungan terhadap harga saham pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menganalisis hubungan pengungkapan CSR terhadap kinerja keuangan pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI. 2. Menganalisis hubungan pengungkapan CSR di dalam laporan tahunan terhadap harga saham pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI. 3. Menganalisis hubungan kinerja keuangan terhadap harga saham pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat atau kegunaan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan tentang hubungan pengungkapan CSR terhadap kinerja keuangan perusahaan dan harga saham. 2. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi para pembaca.

2. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Teori Corporate Social Responsibility CSR

Corporate Social Responsibility merupakan suatu sikap atau pun kebijakan perusahaan yang dibuat untuk kemajuan perusahaan berdasarkan teori-teori yang sudah ada. Berikut merupakan landasan teori CSR : 1. Teori Legitimasi legitimacy theory Legitimasi masyarakat merupakan faktor strategis bagi perusahaan dalam rangka mengembangkan perusahaan kedepan. Legitimasi merupakan keadaan psikologis keberpihakan orang dan kelompok orang yang sangat peka terhadap gejala lingkungan sekitarnya baik fisik maupun nonfisik Hadi, 2011. O’Donovan dalam Hadi 2011 berpendapat legitimasi organisasi dapat dilihat sebagai sesuatu yang diberikan masyarakat kepada perusahaan dan sesuatu yang diinginkan atau dicari perusahaan dari masyarakat. Gray et,al dalam Hadi 2011 bahwa legitimasi merupakan sistem pengelolaan perusajaan yang berorientasi pada keberpihakan terhadap masyarakat, pemerintah individu dan kelompok masyarakat. Sebagai sistem yang mengedepankan keberpihakan kepada masyarakat, operasi perusahaan harus sejalan dengan harapan masyarakat. 2. Teori Stakeholder stakeholder theory Stakeholder adalah semua pihak baik internal maupun eksternal yang memiliki hubungan baik bersifat mempengaruhi maupun dipengaruhi, bersifat langsung maupun tidak langsung oleh perusahaan Hadi, 2011. Dengan demikian, stakeholder merupakan pihak internal maupun eksternal, seperti : pemerintah, perusahaan pesaing, masyarakat sekitar, lingkungan internasional, lembaga diluar perusahaan, lembaga pemerhati lingkungan, para pekerja perusahaan dan lain sebagainya yang keberadaanya sangat mempengaruhi dan dipengaruhi perusahaan. Batasan stakeholder tersebut diatas mengisyaratkan bahwa perusahaan hendaknya memperhatikan stakeholder, karena mereka adalah pihak yang mempengaruhi dan dipengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung atas aktivitas serta kebijakan yang diambil dan dilakukan perusahaan. Jika perusahaan tidak memperhatikan stakeholder bukan tidak mungkin akan menuai protes dan dapat mengeliminasi legitimasi stakeholder. Esensi teori stakeholder jika ditarik interkoneksi dengan teori legitimasi yang mengisyaratkan bahwa perusahaan hendaknya mengurangi expectation gap dengan masyarakat sekitar guna meningkatkan legitiasi masyarakat, ternyata terdapat benang merah. Untuk itu, perusahaan hendaknya menjaga reputasinya dengan menggeser pola orientasi yang semula semata-mata diukur dengan economic measurement kearah memperhitungkan faktor sosial Hadi, 2011. 3. Teori Kontrak Sosial social contract theory Social contract dibangun dan dikembangkan, salah satunya untuk menjelaskan hubungan antara perusahaan terhadap masyarakat. Perusahaan memiliki kewajiban kepada masyarakat untuk memberi kemanfaatan bagi masyarakat setempat. Interaksi perusahaan dengan masyarakat akan selalu berusaha untuk memenuhi dan mematuhi aturan dan norma-norma yang berlaku dimasyarakat, sehingga kegiatan perusahaan dapat dipandang legitimat Deegan dalam Hadi 2011.

2.1.2. Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan komponen penting bagi para pengguna dan pengambil keputusan yang berkaitan dengan keuangan, baik untuk pemilik, manajemen, masyarakat maupun pemerintah, laporan keuangan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Pengertian laporan keuangan menurut IAI 2009 : “laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga”. Pengertian laporan keuangan yang sederhana menurut Kasmir 2008 adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Laporan keuangan menggambarkan pos-pos keuangan perusahaan yang diperoleh dalam suatu periode. Dalam pratiknya dikenal beberapa macam laporan keuangan seperti : 1. Neraca 2. Laporan laba rugi 3. Laporan perubahan modal 4. Laporan catatan atas laporan keuangan, dan 5. Laporan kas. Pembuatan atau penyusunan laporan keuangan memiliki beberapa tujuan, yaitu : 1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva harta yang dimiliki perusahaan. 2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan. 3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu. 4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu. 5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan. 6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode. 7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan 8. Informasi keuangan lainnya. Jadi, dengan memperoleh laporan keuangan suatu perusahaan, akan dapat diketahui kondisi keuangan perusahaan secara menyeluruh.

2.1.3. Tanggung Jawab Sosial atau Corporate Social Responsibility CSR

Belum ada defenisi Corporate Social Responbility yang secara universal diterima oleh berbagai lembaga. Menurut Suharto 2008, ada beberapa defenisi CSR, antara lain : • Word Business Council for Sustainable Development : Komitmen berkesinambungan dari kalangan bisnis untuk berperilaku etis dan memberi kontribusi bagi pembangunan ekonomi, seraya meningkatkan kualitas kehidupan karyawan dan keluarganya, serta komunitas lokal dan masyarakat luas pada umumnya. • International Finance Corporation : Komitmen dunia bisnis untuk memberi kontribusi terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan melalui kerjasama dengan karyawan, keluarga mereka, komunitas lokal dan masyarakat luas untuk meningkatkan kehidupan mereka melalui cara-cara yang baik bagi bisnis maupun pembangunan. • Canadian Goverment : Kegiatan usaha yang mengintegrasikan ekonomi, lingkungan dan sosial ke dalam nilai, budaya, pengambilan keputusan, strategi, dan operasi perusahaan yang dilakukan secara transparan dan bertanggungjawab untuk menciptakan masyarakat yang sehat dan berkembang. • European Commission : Sebuah konsep dengan mana perusahaan mengintegrasikan perhatian terhadap sosial dan lingkungan dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksinya dengan para pemangku kepentingan stakeholders berdasarkan prinsip kesukarelaan. • CSR Asia : Komitmen perusahaan untuk beroperasi secara berkelanjutan berdasarkan prinsip ekonomi, sosial dan lingkungan, seraya menyeimbangkan beragam kepentingan para stakeholders. Selain itu, ISO 26000 mengenai Guidance on Social Responsibility juga memberikan defenisi CSR adalah tanggung jawab sebuah organisasi terhadap dampak-dampak dari keputusan-keputusan dan kegiatan-kegiatannya pada masyarakat dan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis yang sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat; mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan, sejalan dengan hukum yang ditetapkan dan norma-norma perilaku internasional; serta terintegrasi dengan organisasi secara menyeluruh. Defenisi CSR yang dibuat oleh Lingkar Studi CSR Indonesia, yakni upaya sungguh-sungguh dari entitas bisnis untuk meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif operasinya terhadap seluruh pemangku kepentingan dalam ranah ekonomi, sosial, dan lingkungan agar mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Pertanggungjawaban sosial perusahaan diungkapkan didalam laporan yang disebut Sustainability Reporting. Sustainability Reporting adalah pelaporan mengenai kebijakan ekonomi, lingkungan dan sosial, pengaruh dan kinerja organisasi dan produknya didalam konteks pembangunan berkelanjutan sustainable development. Sustainability Reporting meliputi pelaporan mengenai ekonomi, lingkungan dan pengaruh sosial terhadap kinerja organisasi ACCA dalam Anggraini, 2006. Darwin dalam Anggraini 2006 mengatakan bahwa dalam pelaporan CSR terbagi menjadi 3 kategori yaitu kinerja ekonomi, kinerja lingkungan, dan kinerja sosial. Sedangkan Zhegal dan Ahmed dalam Anggraini 2006 mengidentifikasikan hal – hal yang berkaitan dengan pelaporan sosial perusahaan yaitu sebagai berikut: 1. Lingkungan, meliputi pengendalian terhadap polusi, pencegahan atau perbaikan terhadap kerusakan lingkungan, konservasi alam dan pengungkapan lain yang berhubungan dengan lingkungan 2. Energi, meliputi konservasi energi dan efisiensi energi 3. Praktik bisnis yang wajar meliputi pemberdayaan terhadap minoritas dan perempuan, dukungan terhadap usaha minoritas dan tanggungjawab sosial 4. Sumber daya manusia, meliputi aktivitas di dalam suatu komunitas dalam kaitan dengan kesehatan, pendidikan dan seni 5. Produk meliputi keamanan,pengurangan polusi dan lain - lain Peace dan Robinson dalam Budiartha 2008 mengelompokkan tanggung jawab sosial menjadi empat, yaitu : 1. Economic responsibility. Secara ekonomi tanggung jawab perusahaan adalah untuk menghasilkan barang dan jasa kepada masyarakat dengan reasonable cost dan memberikan keuntungan kepada perusahaan. Dengan menghasilkan barang dan jasa maka perusahaan diharapkan memberikan pekerjaan yang produktif terhadap masyarakat sekitarnya, menyumbangkan sebagian keuntungan dalam bentuk pajak kepada pemerintah. 2. Legal responsibility. Di mana pun tempat operasi suatu perusahaan tidak akan dapat melepaskan diri dari aturan dan perundang-undangan yang berlaku yang mengatur tentang kegiatan bisnis. Peraturan tersebut terutama yang terkait dengan usaha untuk mengontrol perubahan lingkungan dan keamanan konsumen. Untuk melindungi konsumen diperlukan peraturan tentang perlindungan konsumen. Untuk menjaga perubahan lingkungan maka perusahaan harus tunduk kepada undang-undang yang mengatur tentang lingkungan. 3. Ethical responsibility. Perusahaan didirikan tidak hanya berperilaku legal secara hukum, tetapi juga memiliki etika. Sering kali terjadi perbedaan antara legal dan etika. Bisa jadi sesuatu yang dikatakan legal, tetapi tidak beretika untuk memasarkan agar semua penduduk merokok. 4. Discretionary responsibility. Tanggung jawab ini sifatnya sukarela seperti public relation activities, menjadi warga negara yang baik, dan tanggung jawab perusahaan lainnya. Berdasarkan Wikipedia, setidaknya ada empat manfaat CSR terhadap perusahaan, yaitu : 1. Sumberdaya manusia Program CSR dapat berwujud rekruitmen tenaga kerja dan mempekerjakan masyarakat sekitar. Lebih jauh lagi CSR dapat dipergunakan untuk menarik perhatian para calon pelamar pekerjaan, terutama sekali dengan adanya persaingan kerja di antara para lulusan. CSR dapat juga digunakan untuk membentuk suatu atmosfer kerja yang nyaman di antara para staf, terutama apabila mereka dapat dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan yang mereka percayai bisa mendatangkan manfaat bagi masyarakat luas, baik itu bentuknya penyisihan gaji, penggalangan dana ataupun kesukarelawanan volunteering dalam bekerja untuk masyarakat. 2. Manajemen risiko Manajemen risiko merupakan salah satu hal paling penting dari strategi perusahaan. Reputasi yang dibentuk dengan susah payah selama bertahun- tahun dapat musnah dalam sekejap melalui insiden seperti skandal korupsi atau tuduhan melakukan perusakan lingkungan hidup. Kejadian-kejadian seperti itu dapat menarik perhatian yang tidak diinginkan dari penguasa, pengadilan, pemerintah dan media massa. Membentuk suatu budaya kerja yang mengerjakan sesuatu dengan benar, baik itu terkait dengan aspek tata kelola perusahaan, sosial, maupun lingkungan--yang semuanya merupakan komponen CSR--pada perusahaan dapat mengurangi risiko terjadinya hal- hal negatif tersebut. 3. Membedakan merek CSR dapat berperan untuk menciptakan loyalitas konsumen atas dasar nilai khusus dari etika perusahaan yang juga merupakan nilai yang dianut masyarakat. Menurut Philip Kotler dan Nancy Lee, setidaknya ada dua jenis kegiatan CSR yang bisa mendatangkan keuntungan terhadap merek, yaitu corporate social marketing CSM dan cause related marketing CRM. 4. Ijin usaha Perusahaan selalu berupaya agar menghindari gangguan dalam usahanya melalui perpajakan atau peraturan. Dengan melakukan sesuatu kebenaran secara sukarela maka mereka akan dapat meyakinkan pemerintah dan masyarakat luas bahwa mereka sangat serius dalam memperhatikan masalah kesehatan dan keselamatan, diskriminasi atau lingkungan hidup maka dengan demikian mereka dapat menghindari intervensi. Perusahaan yang membuka usaha diluar negara asalnya dapat memastikan bahwa mereka diterima dengan baik selaku warga perusahaan yang baik dengan memperhatikan kesejahteraan tenaga kerja dan akibat terhadap lingkungan hidup, sehingga dengan demikian keuntungan yang menyolok dan gaji dewan direksinya yang sangat tinggi tidak dipersoalkan. 5. Motif perselisihan bisnis Kritik atas CSR akan menyebabkan suatu alasan dimana akhirnya bisnis perusahaan dipersalahkan. Contohnya, ada kepercayaan bahwa program CSR seringkali dilakukan sebagai suatu upaya untuk mengalihkan perhatian masyarakat atas masalah etika dari bisnis utama perseroan. Berdasarkan Radyati 2011, manfaat CSR bagi perusahaan adalah : 1. Meningkatkan citra perusahaan. Dengan melakukan kegiatan CSR, konsumen dapat mengenal lebih perusahaan yang selalu melakukan kegiatan yang baik bagi masyarakat. 2. Memperkuat brand perusahaan. Melalui kegiatan memberikan product knowledge kepada konsumen dengan cara membagikan produk secara gratis, dapat menimbulkan kesadaran konsumen akan keberadaan produk perusahaan sehingga dapat meningkatkan posisi brand perusahaan 3. Mengembangkan kerjasama dengan para pemangku kepentingan. Dalam melaksanakan kegiatan CSR, perusahaan tentunya tidak mampu mengerjakan sendiri, jadi harus dibantu dengan para pemangku kepentingan, seperti pemerintah daerah, masyarakat, dan universitas lokal. Maka perusahaan dapat membuka relasi yang baik dengan para pemangku kepentingan tersebut. 4. Membedakan Perusahaan dengan Pesaingnya. Jika CSR dilakukan sendiri oleh perusahaan, perusahaan mempunyai kesempatan menonjolkan keunggulan komparatifnya sehingga dapat membedakannya dengan pesaing yang menawarkan produk atau jasa yang sama. 5. Menghasilkan Inovasi dan Pembelajaran untuk Meningkatkan Pengaruh Perusahaan. Memilih kegiatan CSR yang sesuai dengan kegiatan utama perusahaan memerlukan kreativitas. Merencanakan CSR secara konsisten dan berkala dapat memicu inovasi dalam perusahaan yang pada akhirnya dapat meningkatkan peran dan posisi perusahaan dalam bisnis global. 6. Membuka Akses untuk Investasi dan Pembiayaan bagi Perusahaan. Para investor saat ini sudah mempunyai kesadaran akan pentingnya berinvestasi pada perusahaan yang telah melakukan CSR. Demikian juga penyedia dana, seperti perbankan, lebih memprioritaskan pemberian bantuan dana pada perusahaan yang melakukan CSR.