Daerah penyebaran Pemanfaatan sengon Tempat tumbuh dan persyaratan tumbuh

sebagai miracle tree. Pada umur 6 tahun sengon sudah dapat menghasilkan kayu bulat sebanyak 372 m 3 ha Atmosuseno 1998. Pohon sengon memiliki tajuk berbentuk perisai, agak jarang dan selalu hijau, berbatang lurus, tidak berbanir, kulit berwarna kelabu keputih-putihan, licin, tidak mengelupas, dan memiliki batang bebas cabang mencapai 20 m. Berat jenis kayu rata-rata 0,33 dan termasuk kelas awet IV – V Atmosuseno 1998. Sengon berdaun majemuk ganda dan pada intensitas cahaya rendah, anak daun mudah terkulai. Sengon memiliki akar tunggang yang cukup kuat menembus kedalam tanah, akar rambutnya tidak terlalu besar, tidak rimbun dan tidak menonjol kepermukaan tanah. Akar rambutnya berfungsi untuk menyimpan zat nitrogen, oleh karena itu tanah disekitar pohon sengon menjadi subur sehingga pohon ini cocok untuk dijadikan pohon utama dalam program penghijauan dan rehabilitasi lahan kritis Atmosuseno 1998. Bunga berkelamin ganda, kelopak, dan mahkota bunga berbentuk lonceng dan memiliki benang sari yang banyak serta kepala sari sangat kecil. Di Jawa, biasanya tanaman sengon berbunga pada bulan Maret-Juni dan Oktober- Desember. Pohon sengon kadang-kadang mulai berbunga sejak umur 3 tahun. Buah polong sengon matang sekitar 2 bulan setelah pembungaan dan ketika matang, polong terbuka dan biji akan terpancar keatas tanah Steenis 1981. Sengon memiliki buah yang lurus berbentuk polong, pipih, dan tipis, berisi banyak biji. Pada waktu muda, biji berwarna hijau dan ketika sudah tua berwarna cokelat tua kekuningan. Biji sengon berbentuk pipih dengan kulit tebal, tidak bersayap, tanpa endosperma dengan lebar 3-4 mm dan panjang 6-7 mm. Pada bagian tengah terdapat garis melingkar berwarna hijau dan cokelat. Jumlah biji kering per kilogram berkisar 38.000-40.000 butir dengan daya kecambah rata-rata 80 . Biji sengon termasuk jenis biji yang ortodoks Atmosuseno 1998.

2.1.2 Daerah penyebaran

Sengon tumbuh alami di Sumatera, Jawa, Bali, Maluku, Papua Nugini, Kepulauan Solomon dan Australia. Sengon dapat tumbuh pada ketinggian 0-1600 m dpl, dan tumbuh pada tanah berpasir dan laterit dengan drainase yang cukup baik Sutisna et al. 1998. Sengon dibudidayakan secara luas di wilayah humid tropis; Bangladesh, India, Indonesia, Malaysia, Filipina dan Sri lanka di Asia. Kamerun, Pantai Gading, Malawi dan Nigeria di Afrika. Meksiko di Amerika Tengah serta Hawai dan Samoa di Pasifik Nair 2002.

2.1.3 Pemanfaatan sengon

Tanaman sengon memiliki banyak manfaat diantaranya dapat memperbaiki kualitas lingkungan dan menyuburkan tanah karena sistem perakaran sengon banyak mengandung nodul akar sebagai hasil simbiosis dengan bakteri Rhizobium. Keberadaan nodul akar ini dapat membantu porositas tanah dan penyediaan unsur nitrogen dalam tanah Atmosuseno 1998. Daun sengon dapat dijadikan pakan ternak dan pupuk karena mengandung protein yang tinggi, sementara itu tajuknya yang berbentuk perisai dapat dijadikan sebagai peneduh Atmosuseno 1998. Bagian yang memberikan manfat ekonomi paling besar adalah batang kayunya, diataranya digunakan sebagai papan pembuat peti, papan penyekat, industry korek api, papan partikel, bahan baku industry pulp, papan serat, kayu lapis, kayu pertukangan hingga kayu bakar Atmosuseno 1998.

2.1.4 Tempat tumbuh dan persyaratan tumbuh

Tanaman sengon dapat tumbuh di berbagai jenis tanah mulai dari yang berdrainase jelek hingga baik. Sengon dapat tumbuh lebih baik pada tanah ultisol dan oxisol dibandingkan tanah histosol. Ultisol adalah tanah masam yang mempunyai ciri adanya penimbunan liat di lapisan bawah, tanah ini disebut juga podsolik merah kuning yang banyak terdapat di Indonesia. Oxisol merupakan tanah tua sehingga mineral yang mudah lapuk tinggal sedikit, kandungan liatnya tinggi tetapi tidak aktif sehingga daya tukar kationnya rendah. Di lapang tanah ini menunjukkan batas-batas lapisan yang tidak jelas. Tanah ini dahulu disebut tanah latosol atau tanah laterik Atmosuseno 1998. Sengon menyukai pH tanah yang netral hingga basa dan membutuhkan fosfat dalam jumlah banyak. Sengon cocok di tempat yang beriklim basah hingga agak kering berkisar antara 20-33°C mulai dari dataran rendah hingga ke pegunungan pada ketinggian 1500 m dpl. Namun suhu terbaik untuk sengon berkisar antar 22-29 °C. Sengon termasuk jenis tanaman tropis, sehingga untuk pertumbuhannya memerlukan kelembapan udara antara 50-75 Atmosuseno 1998. Sengon tumbuh baik pada topografi tanah yang relatif datar, namun demikian sengon masih dapat ditanam pada tanah dengan kemiringan hingga 25. Pada tanah dengan kemiringan diatas 25 sengon dapat ditanam dengan system terasering untuk mengurangi run off pada saat hujan Atmosuseno 1998. Permudaan alami tanaman sengon jarang terjadi karena kulit benihnya tebal dan liat sehingga sukar tumbuh. Maka sebelum disemaikan, biji sengon perlu disiram air mendidih dan dibiarkan terendam selama 24 jam. Setelah itu dapat disemaikan dalam bedengan, dan dipindahkan ke lapangan setelah berumur 2-3 bulan. Anakan pohon di atas 3 bulan dapat dipindahkan dalam bentuk stump Atmosuseno 1998. Biji-biji sengon perlu dikeringkan di udara selama sekitar 10 hari sebelum disimpan. Benih sengon dapat juga disimpan di ruangan ber AC dengan suhu 20- 22°C dan RH 50-60 atau di ruang kamar dengan suhu 25-28°C dan RH 70. Selama penyimpanan benih perlu dijaga kadar air, suhu, dan kelembapan ruangan dalam keadaan konstan agar daya kecambah benih tetap tinggi dan tahan hingga 5 tahun Atmosuseno 1998. Media yang digunakan untuk pertumbuhan bibit sengon dapat berupa top soil lapisan atas tanah, kompos, media yang terbuat dari serbuk sabut kelapa. Namun media yang cukup baik untuk pertumbuhan bibit sengon yaitu top soil meskipun memiliki kekurangan jika untuk pengusahaan sengon dalam skala besar, maka untuk penanaman sengon dalam skala besar digunakan meida yang terbuat dari serbuk sabuk kelapa Atmosuseno 1998. Umumnya Sengon ditanam dalam jarak 2m × 2m hingga 4m × 4m. Untuk keperluan produksi kayu, pada umur 4-5 tahun tegakan sengon dilakukan penjarangan menjadi 250 batangha, dan pada umur 10 tahun menjadi 150 batangha. Untuk produksi pulp, sengon biasa dipanen lebih awal, yakni pada umur 8 tahun Soerianegara 2002. 2.2 Polybag 2.2.1 Bahan Dasar