Pengaruh Pelapisan dan Suhu Penyimpanan Terhadap Jumlah Cendawan

mikrobiologis Suter 1988, sehingga buah salak pondoh dapat ditumbuhi kapang cendawan dan selanjutnya mengakibatkan buah menjadi busuk. Serangan kapang cendawan ini sebagai akibat adanya luka atau memar pada buah salak. Dengan adanya luka pada kulit atau pada pangkal buah maka terciptalah pintu gerbang bagi mikroba kapangjamur untuk masuk ke dalam daging buah setelah dipetik Rahmad 1990. Berdasarkan hasil penelitian pengaruh perlakuan Aloe vera dan suhu penyimpanan terhadap pertumbuhan cendawan diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 8 Tabel 8 Pengaruh pelapisan Aloe vera dan suhu penyimpanan terhadap jumlah cendawan Perlakuan Jumlah Cendawan kolonigram Suhu Penyimpanan Kadar Aloe vera 10 o C 50 9.0 x 10 6 b 75 1.3 x 10 5 a 100 1.4 x 10 7 b Tabel 8 memperlihatkan bahwa pertumbuhan cendawan pada akhir penyimpanan hari ke-30 kandungan total cendawan tertinggi terdapat pada perlakuan pelapisan Aloe vera dengan konsentrasi 100 dan suhu penyimpanan 10 o C A 31 yaitu 14 x 10 6 kolonigram dan total cendawan terendah terdapat pada pelapisan Aloe vera 75 dan suhu penyimpanan 10 o C A 21 yaitu 1.3 x 10 5 kolonigram . Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi Aloe vera yang tinggi 100 dapat meningkatkan pertumbuhan cendawan, fenomena ini diduga karena konsentrasi pelapisan Aloe vera 100 memiliki permeabilitas rendah dalam hal menutupi atau melapisi ujung buah salak sehingga lentisel tidak dapat berdifusi pertukaran gas dengan baik, dan ini sesuai dengan pernyataan Soesanto 2006 yang menyatakan bahwa lentisel sangat menentukan tingkat kerentanan buah terhadap serangan kapang pascapanen, dimana lentisel merupakan tempat pemasukan gas yang diperlukan bagi buah salak dan pembuangan gas serta uap air sebagai hasil samping metabolisme respirasi dari dalam buah salak. Jika lentisel tidak berfungsi dengan baik, maka akan memudahkan mikkroba kapang untuk dapat tumbuh karena kondisi di tempat lentisel menjadi lembab sebagai akibat tertahannya pertukaran gas, peningkatan akumulasi laju respirasi ini menyebabkan buah menjadi lembab dan kandungan airnya yang tinggi, sehingga memudahkan pertumbuhan kapang, hal ini didukung pada data laju respirasi yang tinggi laju produksi CO 2 yang tinggi 3.92 mlkg jam di bandingkan perlakuan pelapisan Aloe vera 50 dan 75 yang relatif seimbang 3.43 mlkg jam dan 3.42 mlkg jam. Pada konsentrasi pelapisan Aloe vera 75 merupakan konsentrasi yang baik untuk mempertahankan kualitas atau mutu dari salak pondoh terhadap pertumbuhan cendawan, hal ini disebabkan oleh konsentrasi pelapisan Aloe vera 75 dapat menyeimbangkan terjadinya pertukaran gas, dimana sifat permeabilitasnya yang baik. Hal ini sesuai dengan pernyataan Roosmani 1975 dalam Utama et al. 2000 yang menyatakan bahwa pelapisan coating yang dilakukan harus optimal karena lapisan yang terlalu tebal dapat mengakibatkan terjadinya respirasi anerob dan menghasilkan buah yang busuk akibat serangan kapang, sedangkan buah jika lapisan coating-nya terlalu tipis maka kurang efektif mengurangi laju respirasi dan transpirasi. Pada gambar 16 memperlihatakan pengaruh pelapisan Aloe vera dan suhu penyimpanan terhadap tampilan buah salak pondoh dalam penyimpanan. Pada penyimpanan suhu ruang perlakuan pelapisan Aloe vera 50 A 21 dan perlakuan kontroltanpa pelapisan Aloe vera A 02 telah ditumbuhi kapang, sehingga penyimpanannya berakhir pada hari ke- 15. Pada penyimpanan suhu rendah untuk setiap perlakuan pelapisan Aloe vera masih terlihat segar, hal ini terlihat pada Gambar 16 di bawah ini. Gambar 16 Tampilan Salak Pondoh Setelah Penyimpanan 15 hari A 11 A 21 A 31 A 01 A 12 A 22 A 32 A 02 Kapang Fusarrium sp, Aspergillus sp, Penicillium sp, dan Mucor sp dapat menghasilkan mikotoksin racun yang dikeluarkan oleh kapang yang bersifat mengganggu kesehatan yang berbahaya bagi manusia, maka diperlukan untuk mengetahui batas pertumbuhan kapang yang aman pada komoditi pangan maupun hasil pertanian yang disimpan dapat dikonsumsi oleh manusia. Menurut Makfoeld 1993 untuk hasil pertanian yang dipanen dipermukaan atau di dalam tanah seperti kacang tanah termasuk buah salak memiliki batas pertumbuhan kapang 7.10 6 kolonigram. Dari hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan kapang yang tetap memiliki batas keamanan kesehatan manusia adalah pada pelapisan Aloe vera 75 dan suhu penyimpanan 1.3 x 10 5 kolonigram. Selain terjadinya pertumbuhan cendawan pada permukaan kulit salak pondoh, perubahan lain yang terjadi adalah adanya noda coklat pada daging buah. Warna coklat timbul ini diduga karena terjadinya reaksi pencoklatan enzimatis akibat terjadinya oksidasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Winarno 2002 yang menyatakan bahwa reaksi pencoklatan terjadi akibat oksigen dapat berhubungan langsung dengan poliphenol dengan dikatalisa oleh enzim poliphenol oksidase membentuk senyawa melanin berwarna coklat, karena buah salak yang mengandung senyawa poliphenol dalam bentuk tanin, maka oksigen dapat berhubungan dengan poliphenol bila terdapat sel atau jaringan yang terbuka akibat luka. Hasil analisis statistik pada hari ke-30 Lampiran 22 menunjukkan adanya pengaruh yang nyata antara kombinasi perlakuan dengan tingkat pertumbuhan cendawan, yang berarti bahwa tingkat pertumbuhan cendawan lebih disebabkan karena pengaruh konsentrasi pelapisan Aloe vera. Secara nyata pengaruh konsentrasi pelapisan Aloe vera menyebabkan terhambatnya pertumbuhan cendawan yang disimpan, terutama pada penyimpanan suhu dingin Lampiran 22, dimana pertumbuhan cendawan pada konsentrasi pelapisan Aloe vera 100 relatif lebih tinggi 14 x 10 6 kolonigram daripada konsentrasi pelapisan Aloe vera 75 14 x 10 6 kolonigram . Selain pernyataan di atas, menurut Dweck dan Reynold 1999 menyatakan bahwa tingkat pertumbuhan cendawan yang rendah disebabkan karena konsentrasi gel Aloe vera yang optimal mampu menjaga kelembaban dengan cara mengontrol kehilangan air dan pertukaran komponen- komponen larut air. Selanjutnya Reynolds dan Dweck 1999 menyatakan bahwa fungsionalitas zat terkandung dalam Aloe vera ini mampu menghambat pertubuhan cendawan, hal ini juga makin diperkuat dengan adanya penelitian dari Mousa et al. 1999, yang menyatakan bahwa gel tanaman ini bersifat anti-fungal terhadap Penicillium digitatum, Penicillium expansum, Botrytis cinerea, Alternaria alternate, Aspergillus niger, dan Fusarium monthform, dan dalam penelitian ini ternyata bahwa kapang Mucor sp dapat dihambat pertumbuhannya.

VI. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

1. Jenis kapang yang menyebabkan busuk buah pada salak pondoh adalah Fusarrium sp, Aspergillus sp, Penicillium sp dan Mucor sp. 2. Penyimpanan pada suhu rendah pada salak yang di coating dengan Aloe vera dapat memperlambat laju respirasi. Kombinasi perlakuan yang memiliki laju respirasi terendah adalah konsentrasi 100 dengan suhu penyimpanan 10 o C O 2 3.71 mlkg jam, CO 2 3.92 mlkg jam. 3. Pada akhir penyimpanan hari ke-30 dengan suhu penyimpanan 10 o C, konsentrasi Aloe vera yang diaplikasikan berpengaruh terhadap mutu salak pondoh. Susut bobot terendah pada konsentrasi 75 16.81 dan yang tertinggi pada konsentrasi 50 22.22. Kekerasan tertinggi pada konsentrasi 100 2.22 kgf dan terendah pada konsentrasi 75 1.89 kgf. Kadar air daging buah tertinggi pada konsentrasi 50 78.99 dan terendah pada konsentrasi 75 75.26. Total Padatan Terlarut TPT tertinggi pada konsentrasi 75 18.05 o Brix dan terendah pada konsentrasi 50 15.93 o Brix. Nilai organoleptik rasa terendah pada konsentrasi 50 4.8 dan tertinggi pada konsentrasi 100 6.1. Nilai organoleptik rasa terendah pada konsentrasi 50 4.8 dan tertinggi pada konsentrasi 100 6.0. 4. Konsentrasi pelapisan Aloe vera 75 dan suhu penyimpanan 10 o C memiliki pertumbuhan cendawan yang terendah pada akhir penyimpanan salak pondoh yaitu sebesar 1.3 x 10 5 kolonigram . 5. Kombinasi perlakuan terbaik untuk penanganan busuk buah pada salak adalah pelapisan dengan Aloe vera 50 dan suhu penyimpanan 10 o C parameter mutu kadar air daging, susut bobot, total padatan terlarut dan nilai organoleptik yang tetap disukai mampu mempertahankan masa simpan salak pondoh hingga 27 hari.

B. Saran

Perlu dilakukan kajian lebih lanjut untuk penggunaan bahan pelapisan coating lain yang memiliki sifat anti fungal dan berpotensi untuk memperpanjang umur simpan salak pondoh. DAFTAR PUSTAKA Alvares JS, Thorne S. 1981. The Effect of Temperature on the Deterioration of Stored Agriculturel Produce. Development in Food Preservation-1. London : App., Sci. Pub. Amiarsi D, Sitorus E, Sjaifullah. 1996. Pengaruh Teknik Penyimpanan terhadap Mutu Buah Salak Lumut. Di dalam: . Hort. 64:392-401. AOAC. 1984. Official Methods of Analysis of the Association of Agricultural Chemist. Whasington DC. Apandi M. 1984. Teknologi Buah dan Sayur. Bandung: Alumni. Apriyantono A, Fardiaz D, Puspitasari NL, Sedarnawati, Budiyanto S. 1988. Petunjuk Laboratorium Analisis Pangan. Depdikbud, Bogor: PAU Pangan dan Gizi. EPB. Arief PW. 2003. Analisis Prefensi Konsumen Luar Negeri terhadap Atribut Buah Salak dan Implikasinya terhadap Strategi Pengembangan Pemasaran Salak Pondoh. Skripsi. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Asrofi Y. 1986. Mempelajari Pola Respirasi dan Pengawetan dengan Cara Pengeringan dari buah Salak Salacca edulis. Reinw [skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Astuti S. 2007. Pengaruh Konsentrasi Natrium Bisulfit dan Lama Penyimpanan Terhadap Sifat Fisik, Kimia dan organoleptik Buah Salak Pondoh Salacca edulis Reinw. Lampung: Universitas Lampung Library. Baldwin EA, Carriedo MON, Baker RA. 1995. Edible Coating for Lightly Processed Fruits and Vegetables. J.Horti.Sci. 301: 35- 37 DBPTP. 1985. Petunjuk Penanganan Pasca Panen Hasil Hortikultura. Jakarta: Direktorat Bina Produksi Tanaman Pertanian. BPS. 1992. Buah- Buahan. Jakarta Biro Pusat Statistik. Bourne, MC. 1981. Physical Properties and Structure of Horticulture Crops,P. 207-263. In M.Peleg and E.B.Bagley. Physical Properties of Food. AVIJPub. Co., M.C.Westspot Connecticut. Burn JK. 1995. Lightly Processed Fruits and Vegetables. Introduction to the Colloqium. J.Horti. Sci. 30 1: 14-17