mikroba anaerob yang sensitif terhadap karbondioksida Anonim, 1991. Hal ini menunjukan bahwa bahan penyerap etilen dan oksigen dapat diaplikasikan berdampingan secara langsung dengan produk
hortikultura, termasuk buah-buahan. Dalam beberapa kasus, umum digunakan teknik simulasi untuk mengetahui efektifitas bahan penyerap sebelum diaplikasikan sebagai bagian dari sistem pengepakan
buah segar. Simulasi ini dilakukan dalam ruang tertutup sehingga tidak ada pengaruh udara dari luar sistem. Pemakaian kipas di dalam sistem bertujuan untuk sirkulasi udara sehingga udara etilen dan
oksigen di dalam ruang tertutup dapat tersalurkan kedalam bahan penyerap.
1.2 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1.
Mempelajari pengaruh kecepatan aliran udara kipas terhadap penyerapan etilen dan oksigen 2.
Menentukan konsentrasi penyerap etilen dan oksigen yang paling baik 3.
Mempelajari pola penyerapan etilen dan oksigen
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PERANAN ETILEN DALAM PENYIMPANAN BUAH
Etilen adalah suatu gas tanpa warna dengan sedikit berbau manis. Etilen merupakan suatu hormon yang dihasilkan secara alami oleh tumbuhan dan merupakan campuran yang paling sederhana
yang mempengaruhi proses fisiologi pada tumbuhan. Proses fisiologi pada tumbuhan antara lain perubahan warna kulit, susut bobot, penurunan kekerasan, perubahan kadar gula dan lain-lain
Winarno dan Aman, 1979. Etilen merupakan jenis senyawa tidak jenuh atau memiliki ikatan rangkap yang dapat
dihasilkan oleh jaringan tanaman pada waktu tertentu dan pada suhu kamar etilen berbentuk gas. Senyawa ini dapat menyebabkan terjadinya perubahan penting dalam proses pertumbuhan tanaman
dan pematangan hasil-hasil pertanian. Etilen disebut hormon karena dapat memenuhi persyaratan sebagai hormon yang dihasilkan oleh tanaman, bersifat mobile dalam jaringan tanaman dan
merupakan senyawa organik. Pada tahun 1959 diketahui bahwa etilen tidak hanya berperan dalam proses pematangan saja, tetapi juga berperan dalam mengatur pertumbuhan tanaman Winarno, 2002.
Trucker di dalam Saputro 2004 menyatakan bahwa gas etilen C
2
H
4
adalah suatu jenis bahan yang banyak digunakan sebagai pemicu trigger proses pematangan, dimana jumlah dan waktu yang
tepat dalam pemberiannya juga sangat khas untuk tiap jenis buah. Menurut Winarno dan Aman 1979, konsentrasi etilen selama pematangan berubah-ubah. Buah pisang yang baru dipanen
mengandung etilen 0.2 ppm dan sekitar 4 jam sebelum pematangan jumlah etilen secara cepat bertambah menjadi sekitar 0.5 ppm. Pisang pada saat memasuki proses pematangan, jumlah etilen
sekitar 1.0-1.5 ppm dan segera setelah respirasi hingga mencapai puncak klimaterik jumlah etilen meningkat menjadi 25-40 ppm.
Usaha untuk mengurangi etilen akan mengakibatkan tertundanya kematangan dan mempertahankan kesegaran serta memperpanjang umur simpan Pantastico et. al., 1989. Pada buah
klimaterik respon etilen hanya berpengaruh pada saat fase pre-klimaterik sedangkan pada buah non- klimaterik, aktivitas respirasi dan pematangan dapat dipercepat pada semua fase tahap pematangan.
Dengan adanya etilen, proses respirasi akan berlangsung cepat dan ikut dalam proses reaksi pemasakan. Semakin matang buah, produksi etilen semakin menurun. Adanya perlakuan tertentu
yang dapat mengurangi kandungan etilen disekitar buah dapat memperpanjang umur simpan buah tersebut.
Tabel 1. Umur simpan beberapa jenis buah Buah
Suhu simpan °C RH
Umur simpan Alpukat
13 85-90
2-4 minggu Apel
-5 90
3-8 bulan Pisang
13-15 90-99
4-7 bulan Mangga
13 85-90
2-3 minggu Jambu biji
10 90
2-3 minggu
Sumber: Winarno 2002
2.2 PENYERAP ETILEN