III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 TEMPAT DAN WAKTU
Penelitian dilaksanakan di laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian TPPHP dan Laboratorium Lingkungan dan Bangunan Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian pada
bulan Juni sampai dengan September 2009.
3.2 BAHAN DAN ALAT
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah gas etilen, gas oksigen, kalium permanganat, asam askorbat, dan arang aktif. Sedangkan alat yang diperlukan adalah balok kaca ukuran 50x20x20
cm
3
dan tebal 8 mm, paralon diameter 4 inci dan panjang 35 cm, selang plastik diamter 4 mm, kipas, syringe, gas kromatografi, gas analyzer, potensiometer, transistor, dan tachometer.
3.3 METODE PENELITIAN
3.3.1 Prosedur
3.3.1.1 Persiapan Bahan Penyerap Etilen dan Oksigen
Konsentrasi larutan KMnO
4
sebagai bahan penyerap etilen yang digunakan adalah KMnO
4
75 dan KMnO
4
10 sedangkan konsentrasi asam askorbat yang digunakan sebagai bahan penyerap oksigen adalah asam askorbat 40 dan asam askorbat 60. Larutan KMnO
4
10 dibuat dengan cara melarutkan 10 gr KMnO
4
serbuk kedalam 100 ml larutan. KMnO
4
75 diperoleh dari pelarutan 75 gr serbuk KMnO
4
kedalam 100 ml larutan dan dipanaskan pada suhu ± 60 °C. Asam askorbat 40 atau 60 diperoleh dengan melarutkan serbuk asam askorbat sebanyak 40 gr atau 60 gr kedalam 100 ml
larutan. Arang aktif sebanyak 10 gram, yang berfungsi sebagai media penyerap dimasukan kedalam
masing-masing 5 ml larutan KMnO
4
dan asam askorbat. Penggunaan kipas dilakukan untuk mempercepat proses adsorpsi KMnO
4
dan asam askorbat kedalam arang aktif. Waktu yang diperlukan dalam proses adsorpsi ini adalah 30-45 menit. Larutan KMnO
4
dan asam askorbat yang telah terserap kedalam arang aktif selanjutnya dimasukkan kedalam sachet yang terbuat dari kain kasa
Lampiran 10. Proses persiapan bahan penyerap ini tersaji pada Gambar 6.
Gambar 6. Proses persiapan bahan dan media penyerap 75 gr KMnO
4
10 gr KMnO
4
40 gr C
6
H
8 6
60 gr C
6
H
8 6
100 ml larutan 100 ml larutan
100 ml larutan 100 ml larutan
KMnO
4
75 KMnO
4
10 C
6
H
8 6
40 C
6
H
8 6
60
Bahan penyerap etilen atau oksigen
Dikeringkan menggunakan
kipas selama 30- 45 menit
10 gr arang aktif Diberikan masing-
masing 5 ml larutan
Dimasukkan dalam kain kasa
Sachet bahan penyerap
3.3.1.2 Persiapan Rangkaian Pengatur Kecepatan Kipas
Rangkaian digunakan untuk mengatur kecepatan kipas dengan dua putaran yang berbeda, yaitu 700 rpm dan 1800 rpm. Pada rangkaian digunakan power supply untuk mengubah tegangan AC yang
berasal dari PLN menjadi DC yang disesuaikan dengan tegangan kipas. Skema rangkaian disajikan pada Gambar 7.
Sumber: hhtp:www.belajar-elektronika.com
Gambar 7. Rangkaian pengatur kecepatan kipas Rangkaian pengatur kecepatan kipas terdiri dari beberapa komponen elekronika seperti resistor,
kapasitor, IC LM317, dan potensiometer. Resistor berfungsi untuk mengatur atau membatasi besarnya kuat arus yang melewati suatu rangkaian dan membagi tegangan pada suatu rangkaian
sehingga diperoleh suatu tegangan yang besarnya sesuai dengan kebutuhan. Potensiometer merupakan salah satu jenis resistor variabel yang sering digunakan untuk aplikasi-aplikasi pengaturan volume
suara pada perangkat-perangkat audio Bishop, 2002. Potensiometer yang digunakan pada penelitian adalah potensiometer putar. Cara kerja potensiometer ini dalam mengasilkan kecepatan putar yang
diinginkan adalah dengan memutar tangkai putar yang ada pada potensiometer. Arus dan tegangan yang dihasilkan dapat disesuaikan dengan penggunaan potensiometer. Berdasarkan Hukum Ohm,
semakin besarnya tahanan komponen akan memperkecil arus dan tegangan yang dihasilkan. Penggunaan IC LM317 dipilih karena fungsinya sebagai regulator tegangan DC tegangan outputnya
tergantung dengan potensiometer yang dipasang. Kipas yang digunakan adalah kipas DC 12 volt ukuran
80 x 80 x 25
mm dengan jumlah sudu 7 buah dan kecepatan maksimal 1800 rpm seperti yang
terlihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Kipas dalam paralon
Kipas bertujuan untuk mengumpankan udara di sekitar ruang penyerapan kedalam paralon yang berisi bahan penyerap etilen dan penyerap oksigen. Selanjutnya, putaran kipas diukur dengan
menggunakan tachometer. Hasil putaran kipas ini berupa putaranmenit rpm yang selanjuntnya dapat dikonversi menjadi kecepatan angular kipas. Tipler 1991 dalam bukunya Fisika untuk Sains dan
Teknik menyatakan hubungan antara putaran kipas dengan kecepatan angular kipas seperti yang terlihat pada persamaan berikut:
ω rads = 3
Sedangkan hubungan antara kecepatan linier, v ms dengan kecepatan anguler, ω rads adalah 4
Henderson dan Perry 1997 menyatakan bahwa kecepatan udara yang dihembuskan kipas merupakan hasil bagi antara laju aliran udara kipas dan luas outlet kipas, seperti yang terlihat pada
persamaan berikut: ⟶
5 Keterangan :
Q = laju aliran udara yang dihasilkan kipas m
3
s v = kecepatan udara pada kipas ms
A= luas outlet kipas, total luasan 7 buah sudu kipas m
2
n = putaran kipas rpm r = jari- jari sudu kipas m
3.3.1.3 Persiapan Ruang Penyerapan Etilen dan Oksigen