Variabel Penelitian Defenisi Operasional Variabel Penelitian

dimaksud terbentuk berdasarkan kesukuan. Dengan demikian kelompok mayoritas adalah kelompok dimana disana komposisi kependudukan didominasi oleh suku tertentu. Sedangkan kelompok seimbang adalah kelompok dimana komposisi kesukiuan relatif seimbang. Adapun kelompok mayoritas yang dijadikan sampel penelitian ini adalah masyarakat Yogyakarta dimana mayoritas penduduknya adalah suku Jawa dan disana tinggal juga suku Minang dan Batak sebagai kelompok minoritas, masyarakat Padang dimana mayoritas penduduknya adalah suku Minang, dengan suku Jawa dan Batak sebagai penduduk minoritas, dan Tanah Karo berpenduduk mayoritas suku Batak dan suku Jawa dan Minang sebagai etnis minoritas. 2. Kepemelukan Agama Kepemeluka agama adalah identifikasi diri responden terhadap agama tertentu. Dalam penelitian in, kepemelukan agama dibatasi pada Agama Islam dan Agama Kristen meliputi Kristen Protestan dan Katolik. 3. Status Sosial ekonomi Status sosial ekonomi adalah status sosial yang ada dalam masyarakat yang terbentuk karena adanya perbedaan dalam penguasaan sumber daya ekonomi. Dalam hal ini indikator yang dijadikan ukuran adalah sejauhmana benda-benda tertentu dimiliki oleh responden penelitian. Masing-masing benda itu lalu diberi skor yang nantinya, setelah dilakukan tabulasi, menunjukkan variasi tertentu. Variasi itulah yang kemudian dikelompokkan ke dalam status sosial ekonomi tinggi, sedang dan rendah. 3. Tingkat pendidikan Tingkat pendidikan yang dimaksudkan adalah lamanya proses pendidikan formal yang dilalui oleh seseorang. Untuk mengukur hal ini maka dilihat dari pendidikan terakhir yang berhasil diselesaikan yang meliputi: tidak tamat SD, tamat SD, tamat SMTP, tamat SMTA, dan tamat pendidikan tinggi. 4. Etnisitas Mengacu pada Horton dan Hunt 1992 kelompok etnik atau etnisitas yang dimaksudkan disini adalah bentuk kelompok yang secara sosial dianggap telah berada dan mengembangkan sub kulturnya sendiri. Dalam penelitian ini masyarakat yang akan diteliti adalah masyarakat yang teridiri dari tiga etnik yaitu etnik Jawa, Minang, dan Batak. Tetapi dalam realitasnya tingkat etnisitas mereka tentu berbeda. Mengacu pada teori tentang etnisitas sebagai mana terlihat pada landasan teori maka indikator dari etnisitas yang dipakai dalam penelitian ini adalah: lokasi tempat tinggal sekarang di tempat kelahiran atau di rantau, lama merantau, bahasa yang digunakan dalam keluarga sehari- hari, intensitas pulang kampung, dan rencana menetap di hari tua. 5. Kualitas Integrasi Kualitas Integrasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah derajat hubungan antar kelompok ketika masing-masing mereka saling menjaga keseimbangan untuk mewujudkan kedekatan-kedekatan hubungan. Tinggi rendahnya kualitas integrasi itu diukur dengan sejauh mana unsur-unsur integrasi diketahui, disikapi dan dihayati oleh anggota kelompok.

C. Subyek Penelitian

Sebagaimana ditulis dalam Permasalahan Penelitian, ruang lingkup penelitian ini adalah integrasi sosial antar etnis Jawa-Batak-Minang di Yogyakarta wilayah dimana etnis Jawa sebagai mayoritas, etnis Batak dan Minang sebagai minoritas, Tanah Karo wilayah dimana etnis Batak sebagai mayoritas, etnis Jawa dan Minang sebagai minoritas, dan Padang wilayah dimana etnis Minang sebagai mayoritas, etnis Jawa dan Batak sebagai minoritas. Dari segi agama, pemilahan subyek dalam tiga etnis juga berangkat dari asumsi bahwa orang Minang-Padang identik dengan Islam, orang Batak-Tanah Karo mayoritas beragama Kristen dan orang Jawa-Yogyakarta tidak lebih mengidentikkan diri kepada agama tertentu, dibanding dua kelompok etnis lainnya. Dari ketiga lokasi penelitian itu ditetapkan sample sejumlah 180 orang, dengan masing-masing lokasi berjumlah 60 orang responden. Dari 60 orang responden itu lalu dibagi ke dalam tiga kelompok berdasarkan suku. Dengan demikian diperoleh subyek penelitian sebagaimana terlihat pada tabel berikut: Tabel 1 Distribusi Subyek Penelitian