Analisis Kepemilikan modal dan livelihood

Ekowisata dan Perkembangan Ekonomi Wilayah Transportasi utama di Wakatobi selama ini hanya transpotasi laut dan darat. Hal ini menjadi salah satu hambatan dalam mengembangkan wilayah Wakatobi. Perjalanan menuju atau mencapai Wakatobi memerlukan waktu yang sangat panjang dan seringkali terkendala cuaca buruk. Pada musim timur yaitu bulan juni hingga agustus dan musim barat bulan desember hingga februari gelombang laut sangat besar sehingga mobilitas barang, jasa dan orang rendah. Pintu utama menuju TN Wakatobi adalah Ibu Kota Kabupaten yaitu Wanci berada di kepulaun Wangi-wangi. Waktu tempuh yang dibutuhkan untuk sampai di Wanci melalui jalur laut sangat lama. Rute pertama melalui “Kota Kendari – Wanci” ditempuh dengan menggunakan kapal kayu selama ± 12 jam. Diantara empat pulau besar yang ada di Kepulauan Wakatobi, Pulau Wangi- Wangi mempunyai aksesibilitas tertinggi dan berfungsi sebagai ibu kota pemerintahan Kabupaten Wakatobi. Rute kedua yaitu “Kota Kendari - Bau-Bau – Wanci” menggunakan kapal cepat Motor Vessel dari Kota Kendari menuju Bau- Bau dengan tempuh sekitar ± 5 jam. Dari Bau-Bau perjalanan dilanjutkan ke Wanci menggunakan kapal kayu selama ± 9 jam. Wakatobi sebagai Destinasi Tujuan Wisata DTW perlu akesibilitas tinggi. Transportasi sangat berperan penting dalam pengembangan wisata, seperti diungkapkan oleh Mustafa 2010 bahwa pariwisata sebagai fenomena sangat tergantung pada kemajuan komunikasi dan transportasi, yang keduanya di perkuat oleh pergerakan uang dan distribusi perusahaan misalnya perusahaan penerbangan dan perusahana transportasi yang berbeda, jaringan hotel …dll, kedua faktor eksogen dan pasar memiliki peranan penting dalam membentuk pengembangan pariwisata karena faktor eksogen, demografi dan perubahan sosial, perkembangan ekonomi dan keuangan, pertumbuhan infrastruktur transportasi, pengembangan teknologi dan pembangunan dalam perdagangan, semua memberikan kontribusi pada pertumbuhan pariwisata sebagai sebuah industri. Pada tahun 2007 Pemda membangun bandara udara matohara untuk mendukung wakatobi sebagai DTW. Bandara ini mulai beroperasi pada tahun 2009. Merupakan fasilitas utama transportasi udara di Wakatobi dan menjadi transportasi alternatif menuju Wakatobi. Hal ini meningkatan aksesibilitas dan mendorong konektifitas antara wilayah. Saat ini wakatobi dapat ditempuh dalam hitungan menit melalui transportasi udara dari Kota Kendari Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tenggara dan Kota Makassar sebagai daerah transit menuju wilayah timur Indonesia. Pemda Wakatobi juga sedang berusaha agar terdapat penerbangan langsung dari Bali Ke Wakatobi 11 sehingga agar turis dari wilayah Bali dapat langsung menuju Wakatobi. Jika ini terjadi tentu akan berdampak pada peningkatan wisatawan karen terciptanya integrasi DTW. Wisatawan yang berada di Pulau Bali dapat langsung menuju Wakatobi tanpa perlu lewat Jakarta atau kota-kota lain selain transit di gerbang utama menuju timur Indonesia yaitu bandara hasanuddin yang berada di Kota Makassar atau Bandara Haluoleo yang berada di Kota Kendari sebagai persinggahan utama menuju Wakatobi. Perjalanan dari Bali ke Wakatobi akan menjadi semakin murah 11 Disampaikan oleh Bupati Wakatobi dalam pembukaan acara “ Seminar Nasional Ekonomi Maritim” pada tanggal 25 januari di Wakatobi jika terdapat penerbangan langsung. Membangun konektifitas antara wilayah DTW melalui jaringan transportasi salah satu strategi Pemda untuk menarik wisatawan berkunjung ke Wakatobi. Selain Bandara Matohara di Wakatobi juga terdapat Bandara Marongga milik perusahaan swasta yang bergerak di bidang pariwisata. Bandara ini menjadi pintuk masuk bagi turis asing maupun domestik yang melakukan wisata ke Wakatobi melalui paket wisata ekslusif yang dikelolah oleh PT. Wakatobi Dive Resort yang berada Tomia dengan layanan penerbangan khusus untuk wisatawan dari dan ke Bali. Bandara ini tidak ditujukan untuk penerbangan publik. Khusus untuk wisatawan pengguna jasa PT. Wakatobi Dive Resort. Sejak bandara matohara beroperasi pada tahun 2009 jumlah kunjungan pesawat ke wakatobi setiap tahun lebih dari 500 kunjungan. Jumlah ini cukup tinggi untuk kabupaten yang selama puluhan tahun hanya dapat diakses melalui transportasi laut, hal ini menunjukkan bahwa masyarakat wakatobi mudah menyesuaikan diri dengan keberadaan fasilitas baru dan menerima transportasi udara sebagai transportasi alternatif yang dapat digunakan untuk melakukan perjalanan. Meskipun pesawat udara masih dianggap sebagai transportasi alternatif bagi masyarakat lokal karena mereka sudah terbiasa melakukan perjalanan melalui jalur laut. Pada gambar 9 menunjukkan jumlah kunjungan pesawat ke Wakatobi selama beberapa tahun terakhir. Gambar 9 Jumlah Kunjungan Pesawat Ke Kabupaten Wakatobi Tahun 2009-2012 Sumber: Kabupaten Wakatobi dalam Angka 2014 Keberadaan bandar udara sangat membantu mobilitas penduduk, terutama ketika ombak sedang tinggi dan menjadi pilihan transportasi bagi wisatawan domestik yang berasal dari luar Provinsi Sulawesi Tenggara atau wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Wakatobi. Keberadaan bandara tidak hanya memudahkan mobilitas penduduk, tetapi membuka peluang usaha baru di 432 528 528 523 507 100 200 300 400 500 600 2009 2010 2011 2012 2013 Kunjungan Pesawat