Kriteria Usaha Kecil Tingkat Pemahaman Terhadap Teknologi Informasi

pada data masa lampau dan menyediakan informasi pemecah masaah yang minimal Tata, 2003:13

2.3. Kriteria Usaha Kecil

Yang dimaksud Usaha Kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut: a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- dua ratus juta rupiah, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1000.000.000,- satu milyar rupiah. c. Milik warga negara Indonesia. d. Berdiri sendiri, bukan merupakan anaka perusahaan atau cabang peusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafilitas baik langsung maupun tidak langsungdeenngan Usaha Menengah atau Usaha Besar. e. Berbentuk usaha perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hokum, atau badan usaha yang beradap hokum termasuk koperasi. Sumber : undang-undang RI No.9 tahun 1995 Tentang Usaha Kecil. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.4. Pelatihan Yang Diikuti Oleh Pemilik Usaha

Setiap pemilik perusahaan yang meninginkan agar perusahaanya dapat bekerja secara lebih efektif dan efisien maka tidak boleh mengabaikan masalah pelatihan. Bagi para pemilik ada yang mampu memotivasi diri sendiri untuk meningkatkan kemapuan dirinya tanpa campur tangan dari pihak lain, tetapi daam kenyataannya sedikit saja yang mampu memotivasi diri disamping itu kemungkinan keahlian yang dimiliki individu-individu tersebut tidak sesuai dengan keinginan atau kondisi perusahaan. Training atau pelatihan merupakan upaya pembinaan ketrampilan dasar yang diperlukan pemilik usaha untuk melaksanakan pekeerjaannya Dessler, 1997:263. Training dapat berupa mengajarkan cara menjual produk, atau bahkan dapat berupa menunjukan cara mewawancarai dan menilai pegawai. Training meruapakan salah satu usaha untuk membantu karyawan dalam melaksanakan pekerjaan secara produktif dan efisien Flippo. 1985:226, dimana pelatihan merupakan jalan untuk mewujudkan cara-cara berfikir dan berbuat, meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dan merubah serta pengertian sesuai dengan yang dituntut oleh pekerjaannya baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan dating Nitisemito, 1996:53 dikutip dari Johannes, 2002:227. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Menurut Amstrong 1994:15, bahwa latihan adalah untuk mengisi kesenjangan antara apa yang dapat dikerjakan seseorang dan siapa yang seharusnya mampu mengerjakannya. Latihan akan membanetuk dasar dengan menambah keteampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk memperbaiki prestasi dalam jabatan yang sekarang atau mengembangkan potensinya untuk masa yang akan dating. Sebagai pemilik perusahaan seorang pemimpin harus dapat memahami semua aspek yang ada dalam perusahaan salah satunya adalah pelaporan akuntansi. Kita ketahui pendidikan akuntansi yang kita kenal dalam pendidikan menengah atas tetapi tetapi yang kita kenal hanya sebagian kecil akuntansi itu sendiri, lain lagi apabila kita belajar dalam perguruan tinggi kita dapat mengenal lebih dalam mengenai akunansi dan pengetahuan tentang teknologi informasi yang sangat dalam, oleh karena itu dalam penelitian ini tentang sector usaha kecil dan menengah UKM yang dimana pemilik perusahaan sebagian besar hanya berpendidikan sekolah menengah atau SMA. Oleh karena itu pelatihan yang diikuti oleh pemilik perusahaan kecil dan menengah dapat memberikan saran bagi kegiatan perusahaan mengalami kemajuan atau kemunduran. Menurut S. Notoatmojo 2003:28, pelatihan adalah merupakan bagian dari suatu proses pendidikan yang tujuannya untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan khusus seseorang atau kelompok orang . Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. dalam suatu pelatihan orientasinya atau penekanan harus pada tugas yang dilaksanakan job orientasi dan lebih ditekankan kepada kemampuan meskipun didasari pengetahuan dan sikap Dengan pelatihan yang pernah diikuti oleh para pemilik usaha kecil dan menengah maka, kelangsungan kegiatan perusahaan akan lebih terencana dan lebih professional dalam menghadapi tantangan global yaitu era perdagangan bebas.

2.4.1. Tujuan dan Manfaat Pelatihan

Pelatihan dan pengembangan sering kita dengar dalam dunia kerja di perusahaan, organisasi, lembaga. Hal ini dapat diasumsikan bahwa pelatihan dan pengembangan sangat penting bagi tenaga kerja untuk bekerja lebih menguasai dan lebih baik terhadap pekerjaan yang dijabat. 1. Tujuan Pelatihan Tujuan pelatihan yang dicapai oleh perusahaan yang melaksanakan program pelatihan antara lain Nitisemito, 1983:87 a Pekerjaan diharapkan oleh lebih cepat dan lebih baik b Pemakaian bahan diharapkan lebih cermat c Peralatan dan mesin diharapkan lebih tahan lama d Kemungkinan kecelakaan lebih kecil e Tanggungjawab diharapkan lebih besar f Biaya produksi diharapkan lebih kecil Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. g Kelangsungan perusahaan lebih terjamin 2. Manfaat Pelatihan Ada banyak manfaat yang dapat dihasilkan dari kegiatan pelatihan bagi organisasi, terutama dalam kaitanya dengan proses penciptaan nilai tambah peningkatan produktivitas kerja Mulyono, 1993:90, adapun manfaat pelatihan antara lain : a Peningkatan produktifitas Peningkatan prestasi kerja dan produktifitas yang disebabkan oleh adanya program pelatihan paling terbukti pada pekerja yang sama sekali belum pernah mengiuti adanya program pelatihan dan belum sepenuhnya menyadari akan cara-cara paling efisien dan efektif dari pelaksanaan kerjanya. b Penigkatan kualitas Pengembangan latihan dirancang dan dilaksanakan dengan baik akan membantu pegawai untuk memperbaiki hasil lebih tinggi kualitasnya. c Mempermudah perencanaan sumber daya manusia Program latihan yang baik dapat membantu organisasi perusahaan dalam hal pelaksanaan program bahan yang baik, tidak akan mengalami perubahan yang drastic bila menghadapi penggantian karyawan secara mendadak. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. d Memperbaiki etika kerja Reaksi-reaksi yang positif akan tumbuh dari program pelatihan dan akan membentuk sikap dan etika keja yang lebih baik dan pada gilirannya akan membentuk sikap dan etika kerja yang lebih baik. e Mencegah keausan Program pelatihan akan semakin mendorong lebih berinisiatif da kreatif, sehingga dapat mencegah keausan pengetahuan dan keterampilan. f Pengembangan pribadi Kegiatan pelatihan bagi pemilik sebenarnya tidak saja meningkatkan proses tambah dan member keuntungan bagi perusahaan melainkanjuga kepada pegawai merupakan pengembangan nilai tambah pribadi secara individu dan sekaligus sebagai pengembangan pribadi karena berbagai pengalaman yang diperoleh selam mengikuti pelatihan.

2.4.2. Factor-faktor Penyebab Perlunya Pelatihan

Sering kali terjadi diperusahaan bahwa pemilik meskipun mempunyai latar belakang pendidikan formal yang cukup tinggi, namun ternyata belum dapat menyesuaikan diri dengan beban tugas yang harus dikerjakan. Pelatihan itu sangat diperlukan agar perusahaan dapat tetap bertahan hidup dalam pasar modern dimana persaingan antar perusahaan sangat Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. ketat. Menurut Tjiptono, dkk, 1994:213 ada lima factor diperlukannya pelatihan yaitu : 1. Kualitas angkatan kerja yang ada Angkatan kerja yang berkualitas tinggi adalah angkatan kerja yang mengenyam pendidikan dengan baik dan memiliki keterampilan intelektual dasar seperti membaca, menulis, mendengarrkan, berbicara dan memecahkan masalah. Orang-orang seperti ini potensial untuk belajar dan beradaptasi dengan cepat terhadap pekerjaanya. 2. Persaingan global Perusahaan harus menyadari bahwa mereka mengahadap persaingan pasar global yang sangat ketat. Agar dapat memenangkan persaingan, perusahaan harus mampu mengahsilkan produk yang lebih murah dari pada pesaingannya. Untuk itu diperlukan pelatihan agar tetap bertahan dan memiliki dominasi pasar. 3. Masalah ahli teknologi Alih teknologi adalah perpindahan dari teknologi dari satu obyek ke obyek yang lainnya. Ada dua tahap dalam proses alih teknologi, tahap pertama yaitu komersialisasi teknologi yang baru dikembangkan dilaboraturium riset oleh penemu, tahap ini tidak perlu pelatihan, tahap kedua adalah difusi teknologi yaitu proses pemindahan teknologi yang baru dikomersialkan ke dunia kerja untuk meningkatkan produktifitas, daya saing dan kualitas ini memerlukan pelatihan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 4. Perubahan cepat dan terus menerus Di dunia ini tidak ada satu hal yang tidak berubah kecuali perubahan itu sendiri. Perubahan terjadi dengan cepat dan berlangsung terus menerus, pengetahuan ini mungkin akan tidak berguna pada hari esok dan menjadi uang. Dalam lingkungan kerja seperti ini sangaat penting memperbarui kemampuan pemilik perusahaan secara konsisten. 5. Perubahan keadaan demografi Perubahan keadaan demografi menyebabkan pelatihan menjadi semakin penting dewasa ini. Oleh karena itu kerja sama tim merupakan umur pokok maka pelatihan dibutuhkan untuk melatih pemilik dan pekerjanya yang berbeda latar belakang agar dapat bekerja sama secara harmonis.

2.5. Tingkat Pendidikan Pemilik Usaha

Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam arti kata sangat umum, bukan hanya menyangkut latar belakang pendidikan formal melainkan juga pendidikan non-formal. Pendidikan merupakan cara belajar yang bukan hanya menyangkut proses belajar formal yang biasanya dilakukan dibangku sekolah tetapi juga menyangkut proses belajar non-formal dengan diberikan diluar pendidikan formal yaitu segala bentuk pengalaman dan keterampilan yang merupakan hasil kontrak antara manusia da lingkungannya. Lemampuan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. seorang manajer pemilik atau pemilik perusahaan pun sangat tergantung pada kemepuan belajarnya. Dalam lingkungan dunia usaha yang berubah- ubah dengan cepat, agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik, selain dituntut untuk menguasai aneka keterampilan teknis, seorang manajer atau pemilik juga dituntut untuk memiliki kemampuan yang tinggi untuk belajar dan beradaptasi dengan lingkungannya tersebut agar nantinya dapat menguasaibidang-bidang yang lebih maju dan modern berkaitan dengan informasi teknologi. Kiryanto, dkk, 2001:203. Dari hasil pendidikan yang dijalankan ini pula informasi yang diperoleh seorang manajer mempunyai arti dan makna dalam proses pemilihan tindakan yang tepat bagi perusahaannya baik dalam pengambilan keputusan maupun dalam pemecahan permasalahan diperusahaannya sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Pendidikan merupakan suatu proses pengembangan pengertian yang mencakup pengembangan mental, keterampilan seseorang untuk pemecahan masalah yang dihadapi efektif, pendidikan selalu berhubungan erat dengan belajar, apabila seseorang mau belajar maka akan bertambah pengetahuannya. Dalam hal ini pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan formal yang ditempuh oleh seorang pemilik, meskipun pada dasarnya pendidikan tidak hanya diperoleh melalui tempat kerja. Dengan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. pendidikan dan pengetahuan yang tinggi akan meningkatkan pemahaman kinerja kerjaperusahaan. menurut Notoatmojo 2003:27, yang dimaksud dengan pendidikan dan pelatihan adalah merupakan upaya untuk pengembangan sumber daya manusia terutama untuk pengembangan aspek intelektual dan kepribadian manusia. Dengan demikian pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa latar belakang pendidikanmerupkana cara belajar yang bukan hanya menyangkut proses belajr formal yang biasanya dilakukan ddibangku sekolah tetapi juga menyangkut proses belajar non-formal dengan diberikan diluar pendidikan formal yaitu seegala bentuk pengalaman dan keterampilan yang merupakan hasil kontak antara manusia dan lingkungannya agar nantinya dapat menguasai bidang-bidang yang lebih maju dan modern berkaitan dengan informasi teknologi.

2.5.1. Macam Pendidikan

Pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu fungsi manajemen sumber daya manusia diluar fungsi lain yang dilaksanakan, karena sebagai tanggung jawab atas pengembangan sumber daya manusia, khususnya menyangkut kualitasnya. Menurut Sastrohadiwiryo 2003:200, menyatakan bahwa menurrut sifatnya pendidikan dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 1. Penndidikan umum Pendidikan yang dilaksanakan dalam dan luar sekolah, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta, dengan tujuan mempersiapkan dan mengusahakan para peserta pendidikan pengetahuan umum. 2. Pendidikan kejuruan Pendidikan umum yang direncanakan untuk memepersiapkan para peserta pendidikan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan bidang kejuruannya.

2.5.2. Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan merupakan tujuan yang sangat umum dan memerlukan jangka waktu yang lama untuk mencapainya, melalui jenjang persekolahan, baik melalui pendidikan formal ataupun non formal, dan informal. Tujuan pendidikan yaitu mewujudkan pribadi-pribadi yang mampu menolong diri sendiri maupun orang lain, sehingga dengan demikian akan terwujud suatu kehidupan manusia yang sejahtera Soemanto, 1992:28.

2.6. Tingkat Pemahaman Terhadap Teknologi Informasi

Dengan berkembangnya teknologi informasi yang sedemikian pesat dan tersedianya teknologi informasi pelaku usaha sector kecil dituntut Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. untuk dapat memahami teknologi informasi itu sendiri agar apa yang telah direncanakan dan diprogamkan dapat berjalan. Usaha kecil dan menengah dengan kadar pemahaman teknologi yang tinggi mempunyai kemungkinan mengadopsi dan memanfaatkan teknologi informasi secara efektif. Hanya saja tindakan yang dilakukan oleh para pemilik usaha daam memobilisasi keterampilan staff dipandang lebih penting dibanding latar belakang teknis yang dimiliki oleh staff perusahaan kebanyakan Usaha Kecil dan Menengah UKM dikelola sebagai perusahaan bebas denga pola bisnis keluarga maka sikap positif yang kuat dari pemilik perusahaan terhadap inovasi teknologi akan berpengaruh terhadap penggunaan dan penyediaan informasi akuntansi dalam perusahaan. Menurut Kian W 1991:13, pada umunya usaha kecil dan menengah di negara sedang berkembang menghadapi masalah serius dalam pengembangan suatu usaha mereka karena terbatasnya kemampuan teknologi yang mereka dapat, salah satu alas an penting mengapa tingkat teknologi usaha kecil dan menengah rendah adalah pemilik yang cenderung hanya memiliki keterampilan teknis dan produksi yang sempit. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.7. Tingkat Investasi Pada Bidang Teknologi Informasi

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PADA USAHA MENENGAH KABUPATEN JEMBER

2 34 17

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI PENGUSAHA KECIL DAN MENENGAH ATAS PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN (Studipada Pengusaha Kecil dan Menengah di Sentra KerajinanTas Kain Kabupaten Kendal)

2 16 133

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI PENGUSAHA KECIL DAN MENENGAH ATAS INFORMASI AKUNTANSI

1 14 152

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI BERBASIS TEKNOLOGI PADA USAHA KECIL DAN MENENGAH (Studi kasus di Koperasi Pegawai “Swadharma” Surabaya).

0 0 99

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI BERBASIS TEKNOLOGI PADA USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM).

0 1 86

(ABSTRAK) FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI PENGUSAHA KECIL DAN MENENGAH ATAS INFORMASI AKUNTANSI (Studi pada Pengusaha Kecil dan Menengah di Sentra Kerajinan Seni Relief/Ukiran Kabupaten Jepara).

0 0 2

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PADA USAHA KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN WONOSOBO.

0 2 2

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI BERBASIS TEKNOLOGI PADA USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM)

0 2 18

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI BERBASIS TEKNOLOGI PADA USAHA KECIL DAN MENENGAH (Studi kasus di Koperasi Pegawai “Swadharma” Surabaya)

0 0 18

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA USAHA KECIL DAN MENENGAH (Studi Kasus Pada Pengusaha Toko Penjualan Perlengkapan Olahraga Di Kabupaten Gresik ) SKRIPSI

0 0 20