Kerangka Berpikir Hipotesis KAJIAN PUSTAKA

Pre-test dan post-test biasanya diberikan sebelum dan sesudah periode suatu materi diberikan. Pre-test sering disebut dengan tes awal. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana materi yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh siswa khususnya siswa baru. Biasanya isi dari materi tes awal ditekankan pada bahan-bahan esensial penting yang sudah diketahui siswa siswa baru. Ada tindak lanjut yang dilakukan setelah melalui pre-test Anas Sudijono, 2011:69 yaitu : 1. Apabila semua materi yang terdapat pada pre-test dikuasai dengan baik, maka materi tersebut tidak diajarkan lagi. 2. Jika materi yang dipahami siswa hanya sebagian saja, maka materi yang diajarkan cukup materi yang belum dipahami oleh siswa. Tes akhir atau disebut post-test dilaksanakan pada akhir suatu program pengajaran. Tes ini bertujuan untuk mengetahui apakah semua materi pembelajaran yang tergolong penting sudah dapat dikuasai oleh siswa. Isi dari tes ini adalah materi-materi penting yang telah diajarkan dan biasanya soal tes dibuat sama dengan tes awal. Maka dari itu, apabila tes akhir itu lebih baik dari tes awal maka prorgam pengajaran itu berjalan dengan baik.

D. Kerangka Berpikir

Adakalanya guru perlu melaksanakan evaluasi bagi siswanya. Termasuk siswa baru yang akan atau sedang memasuki jenjang SMP. Guru perlu mengetahui sampai sejauh mana kemampuan dan bekal yang dipunyai siswa mengenai materi yang sudah mereka pelajari di tingkat SD. Beruntung bagi sekolah yang melaksanakan tes ujian masuk saat penerimaan siswa baru, dari tes ujian masuk tersebut pihak sekolah mampu melihat mana-mana saja siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata dan dibawah rata-rata. Namun bagi sekolah yang tidak melaksanakan tes ujian masuk dalam menerima siswa baru akan kesulitan mana siswa yang benar-benar siap mengikuti pembelajaran di tingkat SMP. Ketidaksiapan dalam mengikuti pembelajaran itu nantinya akan berdampak pada hasil belajar yang didapat siswa. Oleh sebab itu, sekolah yang tidak mengadakan tes ujian masuk akan diberikan suatu program pengajaran dari Dinas Pendidikan. Program pengajaran tersebut diberi nama Bridging Course. Program Bridging Course dipakai untuk membantu sekolah dalam menjembatani bekal dan kemampuan siswa baru, agar siswa semakin siap dalam mengikuti pembelajaran di tingkat SMP.

E. Hipotesis

Program Bridging Course memiliki tujuan untuk menjembatani bekal dan kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran di tingkat SMP. Hal ini berarti, ingatan siswa mengenai materi yang pernah dipelajari sewaktu SD akan “dipanggil” kembali untuk menjadi bekal pengetahuan mendasar materi yang akan dipelajari di tingkat SMP. Pola pembelajaran yang ada dalam program Bridging Course sendiri meliputi pembelajaran yang menyenangkan, pembelajaran kontekstual dan pembelajaran berbasis masalah. Pola yang dilaksanakan disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa itu sendiri. Dengan tujuan yang ingin dicapai dan pola pembelajaran yang disesuaikan dengan siswa, penelitian mengenai program Bridging Course akan membantu siswa dalam peningkatan hasil belajar siswa di kelas yang dikenai program ini. 59

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk tipe penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, objek apakah orang atau segala sesuatu yang terkait dengan variabel-variabel yang bisa dijelaskan baik dengan angka-angka maupun kata-kata Punaji, 2010:33. Dalam penelitian ini, peneliti menggambarkan mendeskripsikan semua kejadian yang terjadi selama course berlangsung di kelas VII Cerdas. Peneliti juga mendeskripsikan hasil belajar siswa berupa hasil kuis selama course. Penelitian kualitatif adalah penelitian dimana peneliti menggunakan teknik-teknik observasi, wawancara atau interview, analisis isi dan metode pengumpulan data lainnya untuk menyajikan respons-respons dan perilaku subjek Punaji, 2010:34. Dalam penelitian ini, peneliti memberikan tafsiran atau pengkajian secara mendalam setiap fenomena yang terjadi di kelas course dan mengikuti perkembangan course di tiap pertemuannya. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang secara umum menggunakan data-data yang nantinya akan diskor dalam angka yang kemudian dianalisis menggunakan statistik Paul Suparno, 2010:7. Dalam penelitian ini, hasil belajar siswa berupa nilai pretest, kuis dan post-test akan dihitung menggunakan statistika.

Dokumen yang terkait

BAHAN AJAR BRIDGING COURSE MATEMATIKA SMP KELAS VIII

0 6 29

Meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran matematika dengan metode tutor sebaya pada siswa kelas VII Honest SMP Kanisius Pakem.

3 14 162

Konsep diri siswa SMP : studi deskriptif pada siswa kelas VII dan kelas VIII SMP Kanisius Pakem Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dan implikasinya terhadap pembuatan satuan pelayanan bimbingan.

0 0 112

Pengaruh bridging course terhadap hasil belajar siswa kelas VII Cerdas SMP Kanisius Pakem Yogyakarta.

1 18 264

Kebiasaan belajar siswa-siswi kelas VII SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta tahun pelajaran 2012/2013 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan belajar.

1 3 79

Pengaruh cara belajar terhadap prestasi belajar siswa dalam pelajaran matematika pada pokok bahasan segitiga siswa kelas VII SMP Kanisius Pakem Yogyakarta tahun pelajaran 2012/2013.

0 1 142

Konsep diri siswa SMP studi deskriptif pada siswa kelas VII dan kelas VIII SMP Kanisius Pakem Yogyakarta tahun ajaran 2012 2013 dan implikasinya terhadap pembuatan satuan pelayanan bimbingan

0 0 110

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS EKONOMI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 20 SINGKAWANG

0 0 8

Upaya mengatasi kesulitan belajar siswa kelas VII SMP Kanisius Pakem Yogyakarta pada pokok bahasan segitiga dengan memanfaatkan program geogebra dalam proses pembelajaran remedial - USD Repository

0 1 235

Pengaruh cara belajar terhadap prestasi belajar siswa dalam pelajaran matematika pada pokok bahasan segitiga siswa kelas VII SMP Kanisius Pakem Yogyakarta tahun pelajaran 2012/2013 - USD Repository

0 0 140