5
diciptakan guna pemahaman makna idiom. Penelitian-penelitian yang membahas mengenai idiom dan majas perbandingan
dalam bahasa Jepang tidaklah sedikit jumlahnya. Namun, peneliti merasakan adanya sesuatu yang kurang jelas dari hasil penelitian yang ada. Penelitian Momiyama 1997
membuat deskripsi tentang klasifikasi idiom yang menghasilkan makna kiasan Miyaji menyebut idiom jenis ini sebagai Hiyutekikanyouku dengan cara mendeteksi ada
tidaknya hubungan antara makna leksikal gabungan kata pembentuk idiom dengan makna idiomatiknya. Dari hasil penelitian tersebut, peneliti memperoleh pemikiran
bahwa idiom jenis majas metafora antara makna leksikal gabungan kata pembentuknya dengan makna idiomatik yang dihasilkan memiliki hubungan dalam hal persamaan
‘ruijisei’. Persamaan yang dimaksud Momiyama dalam penelitiannya tidak disertai dengan penjelasan yang memadai sehingga mendorong peneliti untuk menyambung
konsep yang dikemukakan beliau. Dalam ungkapan lain, persamaan yang dihasilkan dari hubungan kedua makna tersebut menunjukkan kesamaan dalam hal apa, atau
dengan apa hal tersebut dipersamakan, masih belum dibahas. Penelitian yang berusaha menjelaskan permasalahan tersebut terkait dengan idiom jenis majas metafora belum
banyak jumlahnya. Hal ini menjadi faktor pendorong untuk meneliti permasalahan tersebut.
Pemahaman mendalam terhadap bagaimana orang Jepang mengungkapkan sesuatu maksud dengan ungkapan-ungkapan taklangsung dan bersifat simbolik,
tidaklah sedikit yang berkaitan dengan perilaku, pemikiran, kondisi sosial dan budaya masyarakat yang bersangkutan. Oleh karena itu, melalui pemahaman idiom akan
sedikit banyak berkontribusi dalam pemahaman budaya bangsa Jepang.
6. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatifanalitik dengan mengadakan studi literatus dari berbagai sumber. Hal ini disebabkan oleh penelitian ini
berusaha untuk mencerahkan permasalahan makna idiom dalam bahasa Jepang serta pemerian yang dapat dilakukan ditinjau dari relasi makna idiom dengan makna leksikal
gabungan kata pembentuk idiom tersebut. Penelitian ini menghasilkan bukan berupa angka-angka.
1. Objek penelitian Data yang diambil dari berbagai kamus sebagai objek penelitian ini adalah seluruh
idiom kedua bahasa yang memakai anggota badan bagian luar dan dianggap masih banyak dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Data tersebut terhimpun sebagai
berikut :
6 Tabel 1
No. Bagian tubuh
B.Jepang B.Ind
No. Bagian tubuh
B.Jepang B.Ind
1.
❏
kepala 59
27 13.
❑
dahi 11
10 2.
▲
muka 55
63 14.
▼
bibir 6
14 3.
◆
mata 103
103 15.
❖
gigi 22
6 4.
P
mulut 67
82 16.
◗
dagu 15
2 5.
❘
telinga 44
26 17.
❙
bahu 24
2 6.
❚
hidung 42
21 18.
❯
lengan 29
4 7.
❱
lidah 26
70 19.
❲
jari 6
3 8.
❳
leher 33
13 20.
❨
kuku 7
7 9.
❩
dada 101
24 21.
❬
pinggang 27
6 10.
❭
perut 100
28 22.
❪
pantat 61
6 11.
❫
tangan 228
128 23.
❴
lutut 21
7 12.
❵
kaki 74
28 Jumlah
1161 678
2. Menentukan Standar Pemilihan Data Kamus Bahasa Jepang yang dipakai sebagai objek pemilihan data adalah sbb:
❛
Nihonkokugo Daijiten Kamus Besar Bahasa Nasional Jepang
❜
Kojien CD-ROM Kamus Besar Bahasa Jepang
❝
Kokugo Kanyoku Jiten Kamus Idiom bahasa Nasional Jepang
❞
Kotowaza
❡
Kanyoku Jiten Kamus Idiom dan Peribahasa Sementara itu idiom bahasa Indonesia, diambil dari kamus sebagai berikut :
❛
Kamus Idiom Bahasa Indonesia
❜
Kamus Ungkapan Bahasa Indonesia
❝
Kamus Besar Bahasa Indonesia
❞
Kamus Ungkapan dan Peribahasa Indonesia Idiom yang terkumpul diamati penggunaannya dengan disertai pemakaiannya dalam
kalimat. Selanjutnya diperiksa, diseminarkan beberapa kali di hadapan para ahli bahasa Indonesia dan bahasa Jepang untuk menentukan layak tidaknya dipakai sebagai data
objek penelitian. Didapati beberapa idiom pada kedua bahasa itu yang kini sudah dianggap idiom mati shigo.
3. Permasalahan Beberapa permasalah yang muncul saat pengumpulan data adalah sulitnya menemukan
ahli linguistik bahasa Indonesia di Jepang yang berbahasa ibu Bahasa Indonesia sehingga penulis mendiskusikannya di Indonesia.
7. HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS