Hubungan antara Aspek Pemisahan Psikologis dan Penyesuaian Diri

dari ibu dan kemampuan untuk mengambil keputusan tanpa bantuan ibu. Mahasiswa mampu memutuskan dan mempertanggungjawabkan tindakan yang dilakukan dalam mengaplikasikan motivasi akademik. Kebebasan dari kebutuhan akan dukungan emosional yang berlebihan dari ibu dan kemampuan untuk mengatasi permasalahan tanpa bantuan ibu berhubungan dengan kemampuan mahasiswa untuk mengatasi tuntutan akademik dan memiliki persepsi positif terhadap tuntutan di perguruan tinggi. Mahasiswa memiliki persepsi bahwa tuntutan di perguruan tinggi merupakan suatu permasalahan yang mampu mereka hadapi tanpa harus melibatkan ibu, sehingga mereka mampu mencari solusi dan menghadapi tuntutan akademik secara mandiri. Dengan kemampuan mengaplikasikan motivasi akademik dan mengatasi tuntutan akademik, mahasiswa juga mampu memperoleh prestasi akademik yang baik. Prestasi tersebut ditunjukkan oleh sebagian besar responden penelitian yang memiliki indek s prestasi ≥ 2,51. Dengan demikian, mahasiswa juga memiliki kepuasan terhadap status sebagai mahasiswa serta kepuasan pada institusi, fakultas, ataupun program studi.

3. Hubungan antara Aspek Pemisahan Psikologis dan Penyesuaian Diri

di Perguruan Tinggi Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aspek kebebasan emosional, kebebasan fungsional, dan kebebasan sikap tidak memiliki hubungan signifikan dengan penyesuaian diri di perguruan tinggi. Hasil tersebut serupa dengan hasil penelitian Beyers dan Goossens 2003 serta Lapsley dan Edgerton 2002 yang menyatakan bahwa aspek kebebasan emosional, kebebasan fungsional, dan kebebasan sikap tidak berhubungan signifikan dengan penyesuaian diri di perguruan tinggi. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa hanya dua aspek pemisahan psikologis yang berhubungan positif signifikan dengan penyesuaian diri di perguruan tinggi, yaitu aspek kebebasan konfliktual dan keterhubungan. Hasil ini serupa dengan penelitian Beyers dan Goossens 2003, Choi 2002, Hilmawati dan Susiati 2015, Lapsley dan Edgerton 2002, serta Orrego dan Rodriguez 2001 yang memaparkan bahwa aspek kebebasan konfliktual memiliki hubungan positif signifikan dengan penyesuaian diri di perguruan tinggi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aspek keterhubungan memiliki hubungan yang lebih kuat dengan penyesuaian diri di perguruan tinggi daripada aspek kebebasan konfliktual. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa kemampuan mahasiswa untuk menjalin hubungan sosial lebih berkaitan dengan penyesuaian diri di perguruan tinggi daripada kebebasan mahasiswa dari perasaan negatif yang berlebihan terhadap ibu. Peneliti belum menemukan penelitian lain yang menguji hubungan antara aspek keterhubungan dan penyesuaian diri di perguruan tinggi. Kebebasan mahasiswa dari perasaan negatif yang berlebihan serta kemampuan mahasiswa untuk memahami, menghormati, mempercayai, dan terbuka dengan ibu berkaitan dengan kemampuan mahasiswa untuk mengontrol emosi dengan baik. Mahasiswa tidak larut dalam perasaan negatif yang berlebihan dan mampu menerima orang lain. Kebebasan mahasiswa dari perasaan negatif yang berlebihan serta penilaian mahasiswa bahwa ibu memahami, menghormati, mempercayai, dan terbuka dengan mereka berhubungan dengan kemampuan mahasiswa untuk mengaplikasikan motivasi akademik dan mengatasi tuntutan akademik. Kebebasan dan penilaian tersebut juga berkaitan dengan kemampuan mahasiswa untuk terlibat dalam kegiatan di perguruan tinggi, menjalin hubungan dengan orang lain di lingkungan perguruan tinggi, dan mengatasi perubahan lingkungan sosial. Mahasiswa menilai bahwa ibu memahami dan menerima motivasi akademik yang mereka miliki, memahami kegiatan yang mereka ikuti, memahami hubungan mereka dengan orang lain, serta menghormati dan mempercayai tindakan yang mereka lakukan. Mahasiswa bebas untuk melakukan suatu hal yang berkaitan dengan kehidupan di perguruan tinggi tanpa merasa terganggu oleh perasaan negatif yang berlebihan terhadap ibu. Dengan demikian, mahasiswa memiliki kepuasan terhadap status sebagai mahasiswa.

4. Pemisahan Psikologis yang Tinggi