Distribusi pasien berdasarkan usia

31 Guaifenesin umumnya digunakan sebagai ekspektoran. Guaifenesin menunjukkan manfaat dalam terapi hipersekresi mukus melalui penurunan sekresi mucin dan peningkatan mucociliary clearance Seagrave, Albrecht, Hill, Rogers, and Salomon, 2012. Guaifenesin dapat menurunkan kekentalan mukus Balsamo, Lanata, and Egan, 2010. Obat yang termasuk golongan obat batuk dan pilek menurut MIMS Indonesia yang digunakan dalam penelitian ini adalah ambroksol HCl, bromheksin HCl, serta erdostein. Ambroksol dapat menstimulasi produksi surfaktan yang menyebabkan terjadinya penurunan adesifitas mukus Balsamo, Lanata, and Egan, 2010. Erdostein memiliki potensi dapat modulasi produksi mukus dan meningkatkan mucociliiary clearance Balsamo, Lanata, and Egan, 2010. Gambaran penggunaan obat yang bekerja pada sistem pernapasan dapat dilihat pada Tabel III. Tabel III. Penggunaan obat yang bekerja pada sistem pernapasan pada pasien asma anak di Instalasi Rawat Inap RS RK Charitas Palembang periode Juli-Desember 2013 Golongan Jenis Obat Jumlah Kasus n=25 Persentase Preparat antiasma dan PPOK Salbutamol 22 88 Teofilin 6 24 Aminofilin 8 32 Kombinasi Salbutamol dan Ipratropium Bromida 5 20 Kombinasi Salbutamol dan Guaifenesin 7 28 Obat batuk dan pilek Ambroksol HCl 7 28 Erdostein 3 12 Bromheksin HCl 2 8 32

b. Kortikosteroid

Kortikosteroid digunakan untuk mengurangi peradangan pada jalan napas. Obat golongan kortikosteroid umumnya diberikan saat pasien tidak menunjukkan perkembangan setelah pemberian beta-2 adrenergik kerja cepat saat serangan Global Initiative for Asthma, 2014. Kortikosteroid merupakan agen antiinflamasi yang paling efektif dalam pengobatan asma. Kerja kortikosteroid dalam pengobatan asma antara lain dengan meningkatkan jumlah reseptor beta-2 adrenergik dan meningkatkan sensitivitas reseptor terhadap stimulasi beta-2 adrenergik, mengurangi produksi dan hipersekresi mukus, mengurangi hipersensitivitas bronkus, dan mengurangi edema jalan napas Kelly and Sorkness, 2008. Kortikosteroid sistemik diindikasikan untuk semua pasien asma akut parah yang tidak mengalami perbaikan setelah pemberian inhalasi beta-2 adrenergik, penggunaannya dapat dikombinasikan dengan bronkodilator lain Kelly and Sorkness, 2008; Persatuan Dokter Paru Indonesia, 2003. Kortikosteroid yang paling banyak digunakan dalam penelitian ini adalah deksametason. Deksametason merupakan analog glukokortikoid yang memiliki efek antiinflamasi dan imunosupresif yang poten dengan efek samping penggunaan jangka panjang berupa obesitas, moon face, dan osteroporosis Nugroho, 2011. Gambaran penggunaan obat kortikosteroid pada penelitian ini disajikan dalam tabel IV.

Dokumen yang terkait

Analisa Drug Related Problems (DRPs) pada Pasien Rawat Inap Penyakit Ginjal Kronik dengan Penyakit Penyerta di Rumkital Dr. Mintohardjo Tahun 2014

2 39 174

Identifikasi Drug Related Problems (DRPs) Diare Akut Infeksi Pada Pasien Pediatri di Instalasi Rawat Inap RS “X” Kota Tangerang Selatan Periode Januari- Desember 2015

8 22 167

Identifikasi Drug Related Problems (DRPs) Diare Akut Infeksi Pada Pasien Pediatri di Instalasi Rawat Inap RS “X” Kota Tangerang Selatan Periode Januari- Desember 2015.

0 2 167

Analisa Drug Related Problems (DRPs) pada Pasien Rawat Inap Penyakit Ginjal Kronik dengan Penyakit Penyerta di Rumkital Dr. Mintohardjo Tahun 2014

1 17 174

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) POTENSIAL PADA PASIEN ASMA DI INSTALASI RAWAT INAP RS X TAHUN 2015 Identifikasi Drug Related Problems (Drps) Potensial Pada Pasien Asma Di Instalasi Rawat Inap Rsud Dr. Moewardi Tahun 2015.

1 6 19

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) POTENSIAL PADA PASIEN ASMA DI INSTALASI RAWAT Identifikasi Drug Related Problems (Drps) Potensial Pada Pasien Asma Di Instalasi Rawat Inap Rsud Dr. Moewardi Tahun 2015.

0 3 14

EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMs (DRPs) POTENSIAL PADA PASIEN HIPERTENSI DI INSTALASI RAWAT INAP RS “Y” Evaluasi Drug Related Problems (DRPs)Potensial pada Pasien Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RS "Y" Periode Tahun 2015.

4 37 21

EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMs (DRPs) POTENSIAL PADA PASIEN HIPERTENSI DI INSTALASI RAWAT INAP Evaluasi Drug Related Problems (DRPs)Potensial pada Pasien Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RS "Y" Periode Tahun 2015.

0 7 13

PENDAHULUAN Evaluasi Drug Related Problems (DRPs)Potensial pada Pasien Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RS "Y" Periode Tahun 2015.

0 8 14

Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) pada pasien anak dengan asma di Instalasi Rawat Inap RS RK Charitas Palembang periode Juli - Desember 2013.

4 35 133