3.6 Pengamatan di laboratorium
Sampel plankton yang diperoleh dari lapangan dibawa ke laboratorium Ekologi Tumbuhan FMIPA USU dengan menggunakan termos es yang berisi es agar suhu
tidak terlalu tinggi, kemudian disimpan di lemari es, selanjutnya diamati di bawah mikroskop dengan menggunakan buku acuan identifikasi Edmondson 1963, Bold
Wynne 1985, dan Pennak 1989.
3.7 Analisis Data
Data plankton yang diperoleh dihitung nilai kelimpahan populasi, kelimpahan relatif, frekuensi kehadiran, indeks diversitas Shannon-Weinner, indeks ekuitabilitas dan
analisis korelasi dengan persamaan menurut Michael 1984 dan Krebs 1985 sebagai berikut :
3.7.1 Kelimpahan Plankton
Jumlah plankton yang ditemukan dihitung jumlah individu per liter dengan menggunakan alat Haemocytometer dan menggunakan rumus modifikasi menurut
Isnansetyo Kurniatuty 1995, yaitu :
N = W
v V
p P
L T
1 ×
× ×
Keterangan: N = jumlah plankton per liter
T = luas penampang permukaan Haemocytometer mm
2
L = luas satu lapang pandang mm
2
V = volume konsentrasi plankton pada bucket ml P = jumlah plankter yang dicacah
p = jumlah lapang yang diamati
v = volume konsentrat di bawah gelas penutup ml W = volume air media yang disaring dengan plankton net
Universitas Sumatera Utara
Karena sebagian besar dari unsur – unsur rumus ini telah diketahui pada Haemocytometer, yaitu T = 196 mm
2
dan v = 0,0196 ml 19,6 mm
3
dan luas penampang pada Haemocytometer sama dengan hasil kali antara luas satu lapang
pandang l dengan jumlah lapang yang diamati. Sehingga rumusnya menjadi:
N = W
PV 0196
, ind.l
3.7.2 Kelimpahan relatif KR
KR = total
K jenis
suatu K
3.7.3 Frekuensi Kehadiran FK
FK = 100
x sampiling
plot total
Jumlah spesies
suatu ditempati
yang plot
Jumlah
dimana nilai FK : 0 – 25
= sangat jarang 25 – 50
= jarang 50 – 75
= sering 75
= sangat sering
3.7.4 Indeks Diversitas Shannon – Wiener H’
H’ =
∑
− pi
pi ln Pi = niN
dimana : H’
= indeks diversitas Shannon – Wienner pi
= proporsi spesies ke –i ni
= Jumlah individu satu jenis N
= Jumlah total individu keseluruhan jenis
Universitas Sumatera Utara
dengan nilai H’: 0H’2,302
= keanekaragaman rendah 2,302H’6,907
= keanekaragaman sedang H’6,907
= keanekaragaman tinggi 3.7.5 Indeks EquitabilitasIndeks Keseragaman E
E =
max H
H dimana :
H’ = indeks diversitas Shannon – Wienner
H max = keanekaragaman spesies maximum
= ln S dimana S banyaknya spesies
3.7.6 Uji F dan Analisis Korelasi
Uji F digunakan untuk mencari perbedaan nilai kelimpahan plankton antar stasiun dan kedalaman sedangkan analisis korelasi digunakan untuk mengetahui faktor-faktor
lingkungan yang berkorelasi dengan keanekaragaman plankton. Uji F dihitung dengan menggunakan LSD Leat Significance Difference sedangkan analisis korelasi
dihitung menggunakan Analisa Korelasi Pearson dengan metoda komputerisasi SPSS Ver. 16.00.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Faktor Biotik Lingkungan