28
mengupayakan agar setiap bank secara individual sehat dan aman, serta keseluruhan industri perbankan menjadi sehat dan dapat memelihara kepercayaan masyarakat
21
. Ini berarti bahwa setiap branchless banking sendiri harus dijauhkan dari segala kemungkinan
risiko.
c. Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 19 POJK.03 Tahun 2014
Tentang Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif
Laku Pandai disingkat dari Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif, yaitu Program penyediaan layanan perbankan danatau layanan
keuangan lainnya melalui kerjasama dengan pihak lain agen bank dan didukung dengan penggunaan sarana teknologi informasi.
22
Masih banyak anggota masyarakat yang belum mengenal, menggunakan danatau mendapatkan layanan perbankan dan layanan
keuangan lainnya, antara lain karena bertempat tinggal di lokasi yang jauh dari kantor bank danatau adanya biaya atau persyaratan yang memberatkan. Otoritas Jasa Keuangan
OJK, industri perbankan, dan industri jasa keuangan lainnya berkomitmen untuk mendukung terwujudnya keuangan inklusif. Pemerintah Indonesia mencanangkan
program Strategi Nasional Keuangan Inklusif SNKI pada bulan Juni 2012, yang salah satu programnya adalah branchless banking. Branchless banking yang ada sekarang perlu
dikembangkan agar memungkinkan layanan perbankan dan layanan keuangan lainnya menjangkau segenap lapisan masyarakata di seluruh Indonesia Produk yang dapat
21
Ibid
22
http:www.ojk.go.idFilesboxlaku-pandaibuku-saku.pdf di akses pada tanggal 24 november 2015
pukul 00:29
29
disediakan oleh Lembaga Jasa Keuangan yang menyelenggarakan Laku Pandai antara lain
23
: 1
Tabungan; 2
Kredit atau pembiayaan untuk nasabah mikro; 3
Asuransi mikro; danatau 4
Produk keuangan lainnya berdasarkan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan. Produk-produk yang disediakan dalam program ini adalah tabungan dengan
karakteristik Basic Saving Account BSA, kredit atau pembiayaan kepada nasabah mikro, dan produk keuangan lainnya seperti Asuransi Mikro. Karakteristik Basic Saving
Account BSA antara lain: 1
tanpa batas minimum baik untuk saldo maupun transaksi setor tunai 2
ada batas maksimum saldo dan transaksi pendebetan rekening yang ditetapkan oleh Bank namun kedua batas tersebut tidak boleh melebihi batas yang ditetapkan di
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan POJK, yaitu untuk saldo setiap saat maksimum Rp20juta dan untuk transaksi debet kumulatif selama sebulan maksimum Rp5juta
3 tanpa biaya administrasi bulanan dan tidak dikenakan biaya untuk pembukaan dan
penutupan rekening, dan transaksi pengkreditan rekening
23
Pasal 4 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 19 POJK.03 Tahun 2014 Tentang Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif
30
Gambar Karakteristik dari Basic Saving Account BSA Bank Umum yang dapat menyelenggarakan Laku Pandai harus memenuhi
persyaratan yang telah di tetapkan peraturan OJK. adapun persyaraan ialah: Pertama, Bank tersebut harus berbadan hukum; Kedua; memiliki peringkat profil risiko, tingkat
risiko operasional dan risiko kepatuhan dengan peringkat 1, 2 atau peringkat 3; Ketiga, memiliki jaringan kantor di Wilayah Indonesia Timur danatau Provinsi Nusa Tenggara
Timur; Keempat, memiliki infrastruktur pendukung untuk menyediakan layanan transaksi elektronik bagi nasabah berupan Short Message Service SMS Mobile Banking dan
Internet Banking. Walau demikian terdapat pengecualian bagi Bank yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah atau Bank yang berkantor pusat di luar provinsi DKI Jakarta.
Bank penyelenggara Laku Pandai tentu tidak bisa dipisahkan dengan Agen dalam penyelenggaraannya. Kerjasama dengan agen sangat diperlukan agar Bank dapat
menggapai masyarakat yang belum terlayani jaringan kantor Bank. Sebagaimana disebutkan dalam Pasal 16 Peraturan OJK tentang Laku Pandai, agen yang bekerjasama
31
dengan Bank antara lain, Agen Perorangan danatau Agen berbadan Hukum. Adapun syarat agar menjadi agen diatur Pasal 17 dan 18, yaitu:
1 Agen Perorangan
Perorangan dapat menjadi Agen harus memenuhi persyaratan a
Bertempat tinggal di lokasi tempat penyelenggaraan Laku Pandai b
Memiliki kemampuan, reputasi, kredibilitas dan integritas yang baik c
Memiliki sumber penghasilan utama yang berasal dari kegiata usaha danatau kegiatan tetap lainnya selama paling singkat 2 dua tahun
d Belum menjadi Agen dari Bank Penyelenggara Laku Pandai yang kegiatan
usahanya sejenis e
Lulus proses uji tuntas due diligence oleh Bank peyelenggara Laku Pandai 2
Agen Berbadan Hukum Badan hukum yang menjadi Agen Laku Pandai harus memenuhi syarat antara lain
a Berbadan hukum Indonesia yang Diawasi oleh otoritas pengatur dan pengawasan
dan diperkenankan melakukan kegiatan di bidang keuangan atau merupakan perusahaan dagang yang memiliki jaringan retail outlet
b Memiliki reputasi, kredibilitas, dan kinerja yang baik
c Memiliki usaha yang menetap di satu lokasi dan masih berlangsung paling
singkat 2 tahun d
Mampu melakukan manajemen likuiditas sesuai yang dipersyarakatkan oleh Bank penyelenggara Laku Pandai
e Mampu menyediakan sumber daya manusia yang memunyai kemampuan teknis
untuk mendukung penyelenggaraan Laku Pandai
32
f Memiliki teknologi informasi yang memadai untuk mendukung penyelenggaraan
Laku Pandai g
Lulus proses uji tuntas due diligence oleh Bank penyelenggara Laku Pandai Tentu saja terdapat perbedaan antara kerjasama antara agen perorangan dan agen
berbadan hukum. Dimana Agen perorangan disyaratkan belum bekerjasama dengan Bank Lain mengenai Laku Pandai sedangkan Agen berbadan hukum dapat bekerjasama dengan
Bank Penyelenggara Laku Pandai lain selama Agen tersebut dapat memberikan pelayanan dengan baik.
Tadi telah dijelaskan bahwa tabungan dalam bank ini berkarakteristik Bank Savic Account BSA. Dalam membuka tabungan yang berkarakteristik Bank Savic Account
BSA tentu saja Agen tetap menerapkan prosedur Costumer Due Dilligence CDD, hanya saja penerepannya lebih sederhana. Agen meminta informasi kepada calon nasabah
mencakup: a
Nama lengkap b
Alamat tempat tinggal sesuai dokumen identitas dana lama domisili apabila ada c
Tempat dan tanggal lahir d
pekerjaan Dalam Pasal 30 ayat 2 diterangkan hal yang sederhana tersebut tidak dapat diterapkan
kepada calon nasabah apabila terkait; Pertama, terdapat ketidaksesuaian profil calon nasabah; Kedua, Calon nasabah merupakan Polittically Exposed Person PEP; Ketiga,
terdapat dugaan terjadi transaksi pencucian uang danatau pendanaan terorisme. Jika dalam hal membuka tabungannya nasabah tidak memenuhi CDD, Bank dengan bantuan
Agen wajib melakukan CDD ulang hal ini diatur dalam Pasal 32 Peraturan Laku Pandai.
33
Kemungkinan Risiko dalam Laku Pandai bukan sesuatu yang tidak mungkin, hal tersebut agaknya sulit untuk dihindari apalagi lagi Laku Pandai yang memanfaatkan
perkembangan Telekomunikasi dan Teknologi Informasi. Dalam kaitan ini, rupanya Peraturan ini telah mengantisipasi hal tersebut. Hal ini terlihat dalam dalam Bab VI Pasal
33 Peraturan Laku Pandai ini. Dalam ketentuannya, Bank wajib menerapkan prinsip- prinsip pengendalian pengamanan data nasabah dan transaksi e-banking pada sistem
elektronik. Pengendalian pengamana data nasabah dan transaksi e-banking pada sistem elektronik mencakup kerahasiaan confidentiality, integritas integrity, ketersediaan
availability, keaslian authentication, tidak dapat diingkari non repudiation, pengendalian otorisasi dalam sistem, database, dan aplikasi authorization of control,
pemisahan tugas dan tanggung jawab segregation of duties dan pemeliharaan jejak audit maintenance of audit trails
24
. Selanjutnya mengenai Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi informasi Oleh Bank Umum diatur tersendiri oleh
Peraturan Bank Indonesia Nomor 915PBI2007.
3. Sistem Hukum Perbankan