Indikator Komitmen Afektif Organisasi

34 mengemukakan pengertian komitmen afektif yaitu kondisi dimana seorang karyawan mengidentifikasikan diri dengan organisasi dan tujuan dari organisasi dan berharap dapat tetap menjadi anggota dari organisasi tersebut. Komitmen afektif muncul dan berkembang oleh dorongan adanya kenyamanan, keamanan, dan manfaat lain yang dirasakan dalam suatu organisasi yang tidak diperolehnya dari tempat atau organisasi lain. Semakin nyaman dan tinggi manfaat yang dirasakan oleh anggota, semakin tinggi komitmen seseorang pada organisasi yang dipilihnya Sutrisno dalam Melisa Dwi Putri, 2014: 28. Mengacu beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa komitmen afektif organisasi ialah kondisi individu memiliki keterikatan secara emosional serta ingin melibatkan dirinya dengan organisasi yang tercermin melalui keterlibatan, perasaan senang, menikmati perannya dalam organisasi, dan berharap dapat tetap menjadi anggota dari organisasi tersebut.

2. Indikator Komitmen Afektif Organisasi

Indikator komitmen afektif yang dikemukakan oleh Allen dan Meyer 1991 yaitu: a. Memiliki makna yang mendalam secara pribadi dengan organisasi Makna yang mendalam secara pribadi berarti pengurus organisasi memiliki hubungan psikologis dengan organisasi tempat mereka bekerja. Hal ini bisa berupa ingatan perjuangan untuk masuk ke organisasi tersebut, maupun adanya kekhasan yang dimiliki organisasi sehingga memberikan nilai persepsi lebih dari anggota organisasi. 35 b. Rasa saling memiliki yang kuat dengan organisasi Rasa memiliki berarti pengurus organisasi merasa ikut bertanggung jawab dengan apa yang terjadi di dalam organisasi. Pengurus tidak hanya berperan sebagai pekerja, namun juga lebih dari itu, pengurus organisasi memiliki perasaan bahwa mereka juga turut serta dalam pembangunan dan tercapainya visi dan misi organisasi. c. Bangga memberitahukan hal tentang organisasi dengan orang lain Kebanggaan pengurus organisasi terlihat dari ungkapan yang dilontarkan pengurus mengenai organisasi kepada pengurus di organisasi lain. Dengan begitu, pengurus organisasi sebisa mungkin akan memberikan gambaran-gambaran terbaik mengenai organisasi tempat ia bekerja. d. Terikat secara emosional dengan organisasi Terikat secara emosional menandakan bahwa pengurus organisasi sudah merasa nyaman dan aman untuk mempertahankan kedudukannya di dalam organisasi tersebut. e. Senang apabila dapat bekerja di organisasi sampai masa jabatan berakhir Hal ini menandakan bahwa seorang pengurus organisasi mau menyalurkan seluruh kemampuannya hingga masa jabatan berakhir demi tercapainya tujuan organisasi. 36 f. Senang berdiskusi mengenai organisasi dengan orang lain di luar organisasi Berdiskusi mengenai organisasi merupakan luapan kebanggaan dengan organisasi, sehingga pengurus organisasi tidak malu dan berusaha untuk membicarakan organisasi sampai mereka bekerja dengan orang-orang di luar mereka. Mowday, Steers, dan Porter Siti Rahayu Alam, 2015: 22-23 mengemukakan bahwa komitmen afektif terdiri dari beberapa hal penting antara lain: a. Identifikasi Identifikasi merupakan adanya rasa kepercayaan yang kuat karyawan terhadap tujuan dan nilai organisasi. Hal ini disebabkan karena adanya keyakinan bahwa nilai organisasi memiliki kemiripan dengan nilai yang dianut individu, serta menunjukkan adanya keinginan untuk berafiliasi. Hal ini merupakan sebuah mekanisme yang penting dalam proses mengembangkan kedekatan psikologis. b. Internalisasi Internalisasi merupakan sebuah penerimaan, proses adopsi visi dan misi serta tujuan organisasi ke dalam visi individu. Hal tersebut menjadikan individu merasakan kebanggan, kesetiaan, loyalitas, dan keberpihakan terhadap organisasi dan tujuannya. 37 c. Keinginan yang kuat untuk mempertahankan kedudukan sebagai anggota organisasi Adanya keinginan serta dambaan pribadi karyawan untuk tetap menjadi anggota organisasi. Hal ini diwujudkan dengan kesediaan melakukan usaha yang tinggi demi pencapaian tujuan organisasi. Sehingga karyawan akan mempertahankan kedudukannya sebagai anggota organisasi. d. Keterlibatan kerja Keterlibatan kerja merupakan tingkatan kesediaan karyawan untuk bekerja pada organisasi. Sikap ini merupakan upaya, kemauan, kesediaan, kesadaran untuk berusaha kerja keras sebaik mungkin sesuai keinginan organisasi dalam pekerjaan. Hal ini dilakukan untuk dapat mempertahankan keanggotaan dalam organisasi. Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa indikator komitmen afektif organisasi antara lain indentifikasi yang termasuk didalamnya memiliki makna yang mendalam secara pribadi dengan organisasi, rasa saling memiliki yang kuat serta terikat secara emosional dengan organisasi. Internalisasi yang didalamnya termasuk bangga memberitahukan hal tentang organisasi dengan orang lain serta senang berdiskusi mengenai organisasi dengan orang lain di luar organisasi. Selain itu memiliki keinginan yang kuat untuk mempertahankan kedudukan sebagai anggota organisasi hingga masa jabatan berakhir. 38

3. Faktor yang Mempengaruhi Komitmen Afektif Organisasi

Dokumen yang terkait

Hubungan antara budaya organisasi dengan komitmen organisasi pada anggota Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMll) cabang Ciputat

0 4 145

TINJAUAN UMUM PELATIHAN MARCHING BAND PUSAT PELATIHAN “MARCHING BAND” MAHASISWA DI D.I. YOGYAKARTA.

0 3 19

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Minat Berwirausaha pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 4 14

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Minat Berwirausaha pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 3 18

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI ORGANISASI DENGAN KEMAMPUAN BEREMPATI PADA UNIT KEGIATAN MAHASISWA FAKULTAS Hubungan Antara Partisipasi Organisasi Dengan Kemampuan Berempati Pada Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 0 16

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA MAHASISWA Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 1 19

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA MAHASISWA FAKULTAS Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

5 34 18

MANAJEMEN UNIT KEGIATAN MAHASISWA (UKM) MARCHING BAND CITRA DERAP BAHANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.

0 16 345

MANAJEMEN ORGANISASI UNIT KEGIATAN MAHASISWA (UKM) HOCKEY UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.

0 2 86

METODE PEMBELAJARAN PADA FRONT ENSEMBLE DALAM MARCHING BAND CITRA DERAP BAHANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.

0 2 133