Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kini ekonomi China telah berhasil menggeser Jepang menjadi no 2 di dunia bahkan diperkirakan Ekonomi China diyakini bisa mengungguli Amerika Serikat pada 2016. Negeri Tiongkok itu juga bakal memiliki pengaruh yang kuat bagi ekonomi dunia. Mengetahui adanya prospek dalam dunia bisnis dan pariwisata yang ditawarkan oleh China, presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono ingin mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dan China. Sebenarnya hubungan baik antara pemerintah Republik Indonesia RI dengan pemerintah China sudah lama terjalin. Hal ini ditunjukkan dengan tingginya frekuensi saling kunjung antar Presiden Indonesia dan Perdana Menteri Republik Rakyat China RRC dalam dua tahun terakhir. Perdana Menteri RRC, Wen Jiabao sudah dua kali mengunjungi Indonesia pada tahun 2011 terakhir pada KTT ASEAN dan di Bali, April silam. Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono SBY, menurut catatan pemerintah China, bahkan sudah lima kali ke China sebelum kunjungan resminya 22-24 Maret ini. Hubungan bilateral RI-RRC di berbagai bidang -baik politik, ekonomi, maupun sosial berkembang pesat. Terutama sejak Deklarasi Bersama commit to user Kemitraan Strategis oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Hu Jintao di Jakarta pada April 2005. Dalam pertemuan antara China dan Indonesia, kedua kepala negara akan menandatangani nota kesepahaman perjanjian kerja sama di berbagai bidang. Juga di antara kerja sama yang tercantum adalah peningkatan hubungan di bidang penanggulangan narkotika, perdagangan, penelitian dan maritim. Kedua pihak juga tengah mematangkan persiapan untuk nota kesepahaman di bidang ekonomi, perdagangan, infrastruktur, manufaktur dan investasi Tahun ini telah lebih dari 1.000 perusahaan dari China yang berinvestasi di Indonesia, dengan nilai lebih dari US1,23 miliar. Di antara sektor yang diminati investor China adalah infrastruktur, pembangkit listrik, manufaktur, kelapa sawit, pertanian dan perikanan. Indonesia kini meningkatkan promosi pariwisata di China untuk menarik lebih banyak kunjungan wisatawan Tiongkok. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, Mari Elka berencana menambah frekuensi penerbangan dengan kota-kota utama China. Indonesia menargetkan dapat menarik lebih dari 1 juta wisatawan pada tahun 2014. Dalam pariwisata tempat penginapan sangatlah penting mengingat tempat wisata yang di inginkan sering kali berada di luar kota atau bahkan di luar negeri. Tempat penginapan saat ini sudah bervariasi mulai dari hotel, commit to user losmen, motel, resort dan lain-lain. Hotel merupakan salah satu jenis akomodasi yang sangat dikenal oleh masyarakat.Hotel adalah suatu bentuk bangunan, lambang, perusahaan atau badan usaha akomodasi yang menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyedia makanan dan minuman serta fasilitas jasa lainnya dimana semua pelayanan itu diperuntukkan bagi masyarakat umum, baik mereka yang bermalam di hotel tersebut ataupun mereka yang hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu. Berdasarkan Keputusan Menteri Parpostel no Km 94HK103MPPT 1987 adalah jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau keseluruhan bagian untuk jasa pelayanan penginapan, penyedia makanan dan minuman serta jasa lainnya bagi masyarakat umum yang dikelola secara komersil. Dalam perhotelan bahasa sangatlah penting dalam berhubungan dengan tamu. Bahasa asing sangatlah diperlukan mengingat tamu yang berkunjung tidak selalu dari dalam negeri. Oleh karena itu, penguasaan bahasa sangat dibutuhkan untuk menunjang kenyamanan tamu saat tinggal di hotel tersebut. Bahasa yang paling sering ditemui dalam perhotelan adalah bahasa Inggris, China, Jepang, dan Perancis. Melihat kondisi China yang sekarang berkembang pesat, bahasa China atau yang sering disebut dengan bahasa Mandarin cukup penting untuk dipelajari. Banyak hotel yang menggunakan bahasa China untuk syarat masuk menjadi karyawan hotel. Oleh karena itu penulis melakukan penelitian di commit to user Hotel Solo Paragon tentang pentingnya penguasaan bahasa China sebagai penunjang pelayanan bagi staff front office.

B. Rumusan Masalah