Kesimpulan WUJUD EKSISTENSI TOKOH UTAMA DALAM ROMAN AUTOBIOGRAFI STUPEUR ET TREMBLEMENTS KARYA AMÉLIE NOTHOMB.

111

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis unsur-unsur intrinsik, roman autobiografi Stupeur et tremblements karya Amélie Nothomb ditulis dengan menggunakan teknik penceritaan orang pertama. Narator berada di dalam cerita dan mengetahui secara mutlak tokoh-tokoh dalam roman tersebut. Selain itu, narator juga berperan sebagai tokoh utama dengan nama Amélie. Kesamaan nama narator dan nama tokoh utama mengindikasikan bahwa roman ini dikategorikan sebagai roman autobiografi. Penggunaan alur maju atau progresif dalam roman autobiografi Stupeur et tremblements karya Amélie Nothomb yang menceritakan rangkaian peristiwanya dengan bergerak secara teratur dan berurutan sesuai dengan waktu kejadian memberikan kesan bahwa roman ini tertata dengan baik, sehingga pembaca tidak akan kehilangan setiap peristiwa, momen atau kejadian dalam roman autobiografi Stupeur et tremblements karya Amélie Nothomb. Disamping alur, latar tempat dan waktu selalu disebutkan secara eksplisit seperti penyebutan provinsi Nara, kota Tokyo, desa Shukugawa, 14 Januari 1991 sebagai awal penulisan manuskrit roman Hygiène de l’assassin dan tahun 1992 sebagai tahun penerbitan roman Amélie yang berjudul Hygiène de l’assassin. Penyebutan dengan cara ini memberikan kesan realistis pada peristiwa-peristiwa dalam roman autobiografi Stupeur et tremblements karya Amélie Nothomb karena didukung oleh situasi nyata yang benar-benar terjadi. Disamping itu, deskripsi beberapa tokoh-tokohnya dijelaskan secara detail tidak hanya secara fisik, tetapi juga secara psikologis, mental dan dengan menyebutkan status sosialnya. Pengarang menggunakan teknik langsung dan tidak langsung untuk mendeskripsikan tokoh-tokoh tersebut. Berdasarkan analisis tentang tema, roman autobiografi Stupeur et tremblements karya Amélie Nothomb menyampaikan kepada pembaca sindiran terhadap masyarakat Jepang, khususnya terhadap dunia kerja Jepang yang dihadapkan dengan hierarki sosial. Berdasarkan penggambaran sikap dan perlakuan tokoh laki-laki seperti Omochi dan Saito terhadap tokoh perempuan, terlihat bahwa perusahaan Jepang menempatkan perempuan dalam kedudukan yang rendah. Hal ini ditandai oleh keberadaan tokoh Amélie dan Fubuki yang keduanya hanya berstatus sebagai seorang bawahan. Di sisi lain, tradisi ôchakumi menyajikan teh dan kopi yang hanya dibebankan kepada pegawai perempuan menambah kesan bahwa perusahaan Jepang berlaku tidak adil pada perempuan. Setiap pengarang memiliki caranya sendiri yang khas dalam menghasilkan karya sastra. Demikian juga halnya dengan penulis roman autobiografi Stupeur et tremblements, Amélie Nothomb. Dalam pembangunan unsur-unsur intrinsik roman ini, Amélie memberikan deskripsi tentang tokoh utama, latar waktu dan tempat secara detail dan terkesan realistis. Di satu sisi hal ini memudahkan pembaca dalam memahami isi cerita karena pembaca dapat dengan mudah membandingkan cerita dalam roman tersebut dengan kenyataan. Di sisi lain penggambaran beberapa unsur intrinsik secara realistis dan detail akan membatasi daya imajinasi pembaca mengenai penceritaan dan tokoh utamanya. Dengan melihat hasil analisis berdasarkan teori eksistensialisme Sartre, tokoh Amélie memenuhi standar sebagai manusia yang berhak diakui eksistensinya. Meskipun ia sempat gagal membuktikan eksistensinya sebagai seorang interpreter, ia mampu bangkit dan bertindak untuk kemudian merumuskan esensinya kembali. Pilihan Amélie sebagai seorang penulis roman dan keberhasilannya menerbitkan roman pertamanya yang berjudul Hygiène de l’assassin pada tahun 1993 membuktikan bahwa Amélie adalah manusia yang bebas dan bertanggung jawab terhadap eksistensinya. Baik masyarakat Jepang maupun masyarakat Eropa mengakui eksistensi Amélie sebagai seorang penulis roman. Sikap-sikap dan tindakan-tindakan Amélie dalam menjalani hidupnya sesuai dengan teori eksistensialisme Sartre, yaitu pilihan, kebebasan dan tanggung jawab.

B. Implikasi