3. wujud eksistensi tokoh utama dalam roman autobiografi Stupeur et
tremblements karya Amélie Nothomb.
D. Rumusan Masalah
Dari beberapa masalah yang telah diidentifikasi dan dibatasi sebelumnya,
maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:
1. bagaimanakah wujud unsur-unsur intrinsik yang berupa alur, penokohan,
latar, dan tema yang diangkat dalam roman autobiografi Stupeur et tremblements karya Amélie Nothomb ?
2. bagaimanakah keterkaitan antarunsur intrinsik yang berupa alur, penokohan,
latar dan tema dalam roman autobiografi Stupeur et tremblements karya Amélie Nothomb ?
3. bagaimanakah wujud eksistensi tokoh utama dalam roman autobiografi
Stupeur et tremblements karya Amélie Nothomb ?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah-masalah yang telah dirumuskan, maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. mendeskripsikan wujud unsur-unsur intrinsik yang berupa alur, penokohan,
latar, dan tema yang diangkat dalam roman autobiografi Stupeur et tremblements karya Amélie Nothomb.
2. mendeskripsikan keterkaitan antarunsur intrinsik yang berupa alur,
penokohan, latar dan tema dalam roman autobiografi Stupeur et tremblements karya Amélie Nothomb.
3. mendeskripsikan wujud eksistensi tokoh utama dalam roman autobiografi
Stupeur et tremblements karya amélie Nothomb.
F. Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian terhadap karya sastra ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya:
1. sebagai sebuah pengalaman bagi penulis dalam menganalisis karya sastra
fracophone. 2.
memberikan wawasan kepada pembaca mengenai karya sastra Francophone, khususnya karya Amélie Nothomb.
3. memberikan penjelasan beserta implementasinya mengenai salah satu aliran
filsafat, yaitu eksistensialisme dalam kaitannya dengan karya sastra. 4.
memberikan penjelasan mengenai pentingnya pendidikan usia dini dan implementasinya tentang pentingnya teori eksistensialisme Sartre dalam
mengetahui dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh seseorang.
10
BAB II KAJIAN TEORI
A. Roman Autobiografi sebagai Karya Sastra
Roman menurut Robert 1976 : 1572 adalah karya imaginatif berbentuk prosa yang cukup panjang yang menampilkan dan menghidupkan beberapa tokoh
di dalamnya seperti nyata sehingga membuat pembaca mengetahui psikologi, nasib serta petualangan mereka. Sebagai sebuah karya sastra, roman harus
memiliki nilai estetis serta sarat akan makna. Untuk memperoleh dua aspek tersebut, pengarang membutuhkan bentuk wacana seperti peristiwa sejarah,
masalah psikologis maupun sosial bahkan riwayat hidupnya yang ditulis sendiri atau yang disebut dengan autobiografi. Pengarang menjalani proses perenungan
untuk mengkombinasikan bentuk wacana tersebut dengan ide dan imajinasinya yang pada akhirnya akan menciptakan sebuah karya sastra yang indah dan sarat
akan pesan. Seperti yang dituturkan oleh De Beaumarchais, dkk 1984 : 1977 bahwa
“le roman a besoin d’histoire, d’historicité, mais il lui fait aussi des principes, des valeurs, des idées, des idéaux qui lui confèrent un sens.” Roman
membutuhkan sejarah dan nilai sejarah, di samping itu ia juga membutuhkan prinsip-prinsip, nilai-nilai, ide-ide dan ideologi-ideologi yang membuat roman
tersebut memiliki makna. Autobiografi menurut Lejeune 1975: 14 adalah cerita masa lalu
berbentuk prosa. Karya sastra yang bergenre autobiografi mulai abad XX cenderung
berbentuk penggalan-penggalan
cerita tentang
kehidupan pengarangnya Eterstein, 1998: 32. Pengarang menceritakan sendiri eksistensinya
dan ia menekankan pada kehidupan pribadinya terutama pada sejarah dan kepribadiannya. Saat ini aubiografi banyak dijadikan sebagai bahan dalam
penulisan roman. Pengarang menganggap bahwa menceritakan kisah pribadi melalui roman secara tidak langsung menjadi media untuk menyampaikan
pandangan pribadinya secara samar melalui tokoh yang ia ciptakan. Oleh karena itu, pengarang menamai tokoh-tokoh dalam roman autobiografi menggunakan
nama fiktif. Dalam Le pacte autobiographique 1975 : 25, Lejeune memperjelas definisi tentang roman autobiografi.
“Tous les textes de fiction dans lesquels le lecteur peut avoir des raisons de soupçonner, à partir des
ressemblances qu’il croit deviner, qu’il y a identité de l’auteur et du personnage, alors que l’auteur, lui, a choici de
nier cette identité, ou du moins de ne pas affirmer.” Semua teks fiksi yang di dalamnya pembaca dapat beralasan untuk
mencurigai kesamaan-kesamaan yang mereka yakini, baik identitas pengarang maupun tokoh. Sedangkan pengarang memilih untuk
menyangkal identitas tersebut minimal tidak mengkonfirmasinya.
Selanjutnya menurut Doubrovsky melalui Suard 1988 : 24, kesamaan nama pengarang dan tokoh utama menunjukkan bahwa cerita di dalam karya
tersebut merupakan sekumpulan fakta dari kejadian nyata yang dikombinasikan dengan hal-hal fiktif sehingga pembaca tidak perlu merasa bingung untuk
membedakan antara fiksi dan kenyataan. Hal tersebut secara alami meyakinkan kepada pembaca bahwa karya tersebut merupakan roman autobiografi.
Berdasarkan pemaparan tentang perkembangan autobiografi, maka dapat disimpulkan bahwa roman autobiografi berisi tentang pengalan-penggalan cerita
hidup pengarangnya, bukan riwayat hidup secara lengkap. Selain itu, roman autobiografi adalah karya sastra fiksi sehingga tidak semua peristiwa didalamnya
benar-benar dialami oleh pengarangnya. Menurut Lejeune 1975: 26, memang
sulit untuk membedakan autobiografi dan raman autobiografi. Ia mengatakan bahwa semua aturan-aturan yang digunakan dalam autobiografi untuk
meyakinkan pembaca tentang kebenaran cerita, roman autobiografi juga dapat menirunya. Namun terdapat satu hal yang dapat dijadikan sebagai pembeda
diantara keduanya, yaitu ceritanya yang fiktif. Terkadang pengarang menggunakan nama fiktif. Pengarang juga berhak menambahkan atau bahkan
mengurangi beberapa peristiwa nyata lalu menggantinya dengan peristiwa fiktif. Sebagai salah satu genre sastra fiksi, roman autobiografi tidak hanya menghibur
dan memberikan rasa senang kepada pembacanya akan tetapi juga menyampaikan pesan dan pengetahuan karena roman autobiografi sarat akan makna yang
terkandung dalam unsur-unsurnya yang saling berkaitan. Unsur-unsur tersebut meliputi unsur intrinsik dan ekstrinsik yang keduanya saling berkaitan
membangun sebuah totalitas dan kepaduan cerita.
B. Analisis Struktural Roman Autobiografi