Tabel 2.2. Gambaran sitologi dari tipe LLA berdasarkan klasifikasi FAB Imbach,2005.
L1 L2
L3 Ukuran dari
blas Kecil, seragam
Besar, Berubah- ubah
Sedang sampai sangat besar,
seragam Jumlah
sitoplasma Sedikit
Berubah-ubah Sedang
Sitoplasmik basofilia
Sedang Berubah-ubah
Sangat
Sitoplasmik vacuoles
Berubah-ubah Berubah-ubah
Menonjol
Nukleus Teratur, sekali-kali
membelah, kromatin yang homogen
Tidak teratur, membelah,
kromatin yang heterogen
Teratur, tidak membelah,
kromatin yang monoton
Nukleous 0-1, tidak menonjol
1 atau lebih, menonjol
2-5, menonjol
Nukleat rasio sitoplasma
Tinggi Rendah
Rendah
2.3.2. Faktor Resiko
Menurut American Cancer Society 2013, hanya beberapa faktor resiko yang telah diketahui dari LLA, yaitu:
A. Paparan Radiasi Paparan radiasi yang tinggi merupakan faktor resiko untuk kedua tipe
leukemia akut. Orang yang terpapar radiasi pada musibah bom di Jepang mempunyai resiko tinggi terkena leukemia akut, biasanya dalam 6 hingga 8 tahun.
Universitas Sumatera Utara
B. Zat Kimia Resiko LLA meningkat dengan paparan zat kimia berupa benzene dan
obat kemoterapi tertentu. C. Infeksi Virus
Infeksi virus tertentu seperti HTLV-1 dapat menyebabkan LLA, tetapi jarang terjadi tipe yang seperti itu. Di Afrika, virus juga dihubung-hubungkan
dengan terjadinya LLA , yaitu virus yang menyebabkan “mono” mononucleus yang disebut sebagai Epstein Barr Virus atau EBV.
D. Sindrom yang diwariskan Inherited Syndromes Sindrom adalah kumpulan dari tanda dan gejala yang secara bersamaan
menimbulkan masalah. Sindrom-sindrom tertentu tampaknya meningkatkan resiko terjadinya LLA. Adapun sindrom-sindrom tersebut adalah:
- Down Syndrome - Klinefelter Syndrome
- Fanconi Anemia - Bloom Syndrome
- Ataxia-Telangiectasia - Neurofibromatosis
E. Ras atau etnik LLA lebih sering pada ras kulit putih dibandingkan dengan Afrika-
Amerika, tetapi mekanismenya masih belum jelas. F. Jenis kelamin
LLA lebih sering diderita anak laki-laki daripada perempuan. Namun, mekanismenya masih belum jelas.
G. Kembar Identik dengan LLA Apabila salah satu dari pasangan kembar identik menderita LLA, maka hal
ini akan meningkatkan resiko pada pasangan kembarnya pada awal kehidupan.
2.3.3. Patogenesis
Leukemia merupakan istilah untuk beberapa jenis penyakit yang berbeda dengan manifestasi patofisiologis yang berbeda. Mulai dari penekanan sumsum
Universitas Sumatera Utara
tulang yang berat seperti pada leukemia akut sampai kepada penyakit dengan perjalanan penyakit yang lambat dan gejala ringan indolent seperti pada
leukemia kronik. Pada dasarnya efek patofisiologi berbagai macam leukemia akut mempunyai kemiripan, tetapi berbeda dengan leukemia kronik Perwono dan
Ugrasena, 2010. Kelainan yang menjadi ciri khas sel leukemia diantaranya adalah asal mula
“gugus” sel clonal, kelainan proliferasi, kelainan sitogenik dan morfologi, kegagalan diferensiasi, petanda sel dan perbedaan biokimia terhadap sel normal
Perwono dan Ugrasena, 2010.
LLA adalah hasil dari kegagalan genetik pada saat pembentukan sel darah, yaitu pada jalur pembentukan sel-T atau sel-B. Kegagalan ini disebabkan
adanya mutasi yang menyebabkan pembentukan sel darah baru tanpa batas. Sel pada LLA ini telah disusun ulang struktur pembelahan immunoglobulin reseptor
gen pada sel-T-nya. Gambaran molekul antigen-reseptor yang mengalami diferensiasi pada hubungan permukaan sel glikoprotein yang secara besar-besaran
merekapitukasi sel progenitor limfosit yang belum matang pada permulaan perkembangan sel-T dan sel-B normal Pui et al., 2008.
2.3.4. Gejala Klinis