84 unsur-unsur materi seperti, sistem informasi manajemen dan manajemen
inventori dengan kategori cukup layak digunakan.
3. Hasil Kualitas Produk
Kualitas produk diperoleh dari data hasil uji produk oleh respon penilaian teknisilaboranguru terhadap sistem informasi manajemen inventori bengkel dan
laboratorium. Angket penilaian teknisilaboranguru berisi penilaian produk ditinjau dari aspek kemanfaatan, aspek tampilan, aspek pemrograman, dan
aspek konsistensi. Pengelompokan nilai skor angket penilaian oleh responden pengguna yang diperoleh dapat disajikan dalam bentuk diagram berikut.
Gambar 34. Diagram Pie Distribusi Frekuensi Hasil Penilaian Pengguna Gambar 34 di atas dapat diketahui bahwa sebagian kecil responden 45
menyatakan sistem informasi manajemen inventori bengkel dan laboratorium dalam kategori baik sebagai sistem informasi manajemen inventori, sebagian
kecil responden lain 40 menyatakan bahwa sistem informasi manajemen inventori bengkel dan laboratorium dalam kategori baik sekali sebagai sistem
informasi manajemen inventori, dan sebagian kecil responden 15 lain
85 menyatakan bahwa sistem informasi manajemen inventori bengkel dan
laboratorium dalam kategori cukup sebagai sistem informasi manajemen inventori bengkel dan laboratorium.
Tabel kategori kecenderungan data responden Lampiran 5.d. dapat memperjelas dengan didapatkan sebanyak tiga responden menyatakan sistem
informasi manajemen inventori bengkel dan laboratorium dalam kategori cukup sebagai sistem informasi manajemen inventori dengan persentase 15, delapan
responden menyatakan sistem informasi manajemen inventori bengkel dan laboratorium dalam kategori baik sekali sebagai sistem informasi manajemen
inventori dengan persentase 40 dan sembilan responden menyatakan sistem informasi manajemen inventori bengkel dan laboratorium dalam kategori baik
sebagai sistem informasi manajemen inventori dengan persentase 45. Kategori kecenderungan data yang diperoleh menunjukan bahwa produk
sistem informasi manajemen inventori bengkel dan laboratorium dalam kategori ‘baik’, sehingga dapat membantu meningkatkan manajemen mutu bengkel dan
laboratorium di SMK Muhammadiyah Prambanan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Heriyawan 2001 yang menyatakan sistem informasi manajemen
layak digunakan sebagai alat bantu manajemen administrasi di SMK. Sistem informasi manajemen dapat memberi kemudahan bagi semua pihak yang terlibat
dan memerlukan data. Data yang tersedia secara cepat dan akurat akan mempercepat proses pengambilan berbagai keputusan rutin dan strategis. Hal ini
pun sesuai dengan pendapat Suyanto 2008 yang menyatakan bahwa laboratorium dan bengkel yang terdapat di SMK perlu dikelola dengan baik.
Pengelolaannya meliputi bagaimana sistem penataan dan perawatannya maintenance sehingga labbengkel dapat digunakan oleh siswa secara optimal