27
dengan lebih berdaya guna merupakan langkah yang perlu dikedepankan dalam penegmbangan model pemberdayaan perempuan miskin.
Penelitian tersebut terkait dengan bagaimana warga lereng merapi memenuhi syarat dasar alamiah mereka yang terkait dengan bidang
perekonomian. Berdasarkan data yang sudah ada pada latar belakang BAB I tingkat pendidikan masyarakat dalam artian masyarakat produktif yaitu
orangtua mempunyai tingkat pendidikan yang rendah. Perempuan atau ibu- ibu di Dusun tersebut kebanyakan juga bekerja pada bidang pertanian.
Mereka membantu suaminya dalam mengurus sawah atau perkebunan. pemberdayaan yang ditawarkan dalam pengentasan kemiskinan di
perdesaan adalah melibatkan perempuan miskin agar senantiasa dapat memanfaatkan sumberdaya perdesaan untuk kegiatan produktif dengan
memperhatikan potensi dan daya dukung sumberdaya tersebut secara berkelanjutan dan berdaya guna. Hal tersebut sudah terlaksana di Dusun
tersebut, bedanya dalam penelitian tersebut haruslah ada suatu usaha pemberdayaan namun di Dusun Sumberejo hal tersebut sudah menjadi
kebiasaan perempuan untuk bekerja di bidang pertanian dengan suaminya.
C. Kerangka Pikir
Budaya belajar masyarakat adalah kebiasaan-kebiasaan belajar yang bersifat statis atau bisa disebut sebagai proses adaptasi manusia dengan
lingkungannya, baik berupa lingkungan fisik maupun lingkungan sosial di dalam kehidupan masyarakat yang dilakukan secara terus menerus yang
berfungsi sebagai blueprint pedoman hidup yang dianut bersama, proses
28
budaya belajar tersebut mengikuti perubahan dan sekaligus menyesuaikan perubahan itu dengan sistem nilai-nilai, norma-norma, aturan-aturan, agar
modifikasi budaya belajar dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Masyarakat Dusun Sumberejo berada di lereng Gunung Merapi, hal ini tentunya ada suatu
kebiasaan belajar dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya yang berbeda dengan masyarakat lainnya yang hidup jauh dari lereng Merapi. Mereka memiliki cara
tersendiri dalam pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat yang berdasarkan pada syarat kebutuhan hidup yaitu syarat dasar alamiah, syarat kejiwaan, dan
syarat dasar sosial. Serta bagaimana usaha masyarakat Dusun Sumberejo dalam beradaptasi dengan lingkungan. Oleh karena itu bagaimanakah usaha dan cara
masyarakat dalam pemenuhan syarat-syarat kebutuhan hidup. Untuk memudahkan penelitian maka peneliti membuat bagan kerangka berpikir
sebagai berikut: Syar
Gambar 1. Kerangka Berpikir Masyarakat Dusun
Sumberejo
Syarat Kebutuhan Hidup: a. Syarat
Dasar Alamiah
b. Syarat Kejiwaan c. Syarat Dasar Sosial
Cara pemenuhan
syarat kebutuhan
hidup Budaya Belajar
Usaha masyarakat
beradaptasi
Perubahan
29
D. Pertanyaan Penelitian
Agar dalam penelitian ini benar-benar dapat memecahkan perumusan masalah yang ada pada BAB I mengenai budaya belajar masyarakat lereng
merapi, maka peneliti merumuskan beberapa pertanyaan penelitian, yaitu: 1 Bagaimana keadaan perekonomian syarat dasar alamiah, kejiwaan syarat
kejiwaan, dan sosial syarat dasar sosial masyarakat Dusun Sumberejo? 2 Bagaimana budaya belajar masyarakat untuk bertahan hidup di daerah
rawan bahaya erupsi Gunung Merapi dalam memenuhi syarat dasar alamiah, syarat kejiwaan, dan syarat dasar sosial sebagai kebutuhan hidup mereka?
3 Bagaimana usaha masyarakat Dusun Sumberejo dalam beradaptasi dengan lingkungan lereng Merapi pasca Erupsi Gunung Merapi pada tahun 2010
dalam membangun perekonomian?
30
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode penelitian yang dipergunakan
adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Pendekatan kualitatif menurut Sugiyono 2014:1 digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah
dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2010:4 mendefinisikan “metode kualitatif”
sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Penelitian deskriptif menurut Lincon and Cuba dalam Sukardi, 2003:23, dilihat sebagai penelitian yang bersifat naturalistik. Penelitian ini
memiliki dua tujuan utama yaitu, pertama, menggambarkan dan mengungkapkan to describe and explore dan yang kedua menggambarkan
dan menjelaskan to describe and explain. Pendekatan ini diharapkan dapat menghasilkan data yang bersifat
deskriptif guna menggambarkan, mengungkapkan, serta menjelaskan budaya belajar pada masyarakat lereng Merapi. Masyarakat yang hidup di lingkungan
rawan bahaya tingkat satu dari bahaya erupsi Gunung Merapi.
B. Setting Penelitian
Penelitian tentang budaya belajar pada masyarakat lereng Merapi dilaksanakan di Dusun Sumberejo, Desa Kaliurang, Kecamatan Srumbung,