Latar Belakang Identifikasi Penerapan Model Sistem Organisasi Pembelajar pada PT Taspen (Persero) Cabang Bogor

I.PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Persaingan usaha di dunia bisnis saat ini semakin berkembang pesat. Perusahaan-perusahaan yang ada dalam bisnis tersebut harus mempunyai keunggulan-keunggulan agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Salah satu faktor penentu keberhasilan suatu perusahaan adalah dalam menciptakan kompetensi. Perkembangan bisnis yang semakin kompleks dan dinamis harus disadari oleh setiap organisasi bisnis yang terlibat didalamnya. Setiap perusahaan mungkin saja merubah keadaan yang sebelumnya tampak stabil. Oleh karena itu kemampuan setiap perusahaan dalam mengantisipasi setiap perubahan sangat menentukan keberhasilan perusahaan tersebut di dunia bisnis. Kemampuan mengantisipasi perubahan ini tergantung dari kemampuan individu-individu di dalam perusahaan, kemampuan berkreasi dan inovasi. Kemampuan ini harus dilatih dengan proses belajar yang berkesinambungan. Proses belajar dalam organisasi berarti suatu percobaan yang dilakukan secara terus-menerus dari suatu pengalaman dan transformasi dari pengalaman tersebut menjadi ilmu pengetahuan, mudah dipelajari oleh seluruh organisasi dan relevan untuk tujuan utama dari suatu organisasi, yang secara simultan dapat juga membentuk kompetensi perusahaan. Sesuai dengan orientasi pengembangan sumber daya manusia dewasa ini, organisasi perusahaan dituntut untuk selalu memperhatikan perubahan- perubahan lingkungan yang terjadi terutama perubahan diluar organisasi. Saat ini orang menyadari bahwa perubahan terjadi dengan sangat cepat. Semua aspek mengalami perubahan. Gaya hidup, tradisi, teknologi, perekonomian bahkan kepemimpinan mengalami pergeseran-pergeseran yang jauh berbeda dari sebelumnya. Tidak ada yang menetap saat ini kecuali perubahan itu sendiri. Perkembangan organisasi adalah suatu proses perubahan variabel- variabel sistem yang spesifik yang diidentifikasi melalui diagnosis organisasi dan tingkatan perencanaan. Perubahan-perubahan ini mungkin saja berkaitan dengan tugas-tugas, tujuan strategis organisasidan sistem pengendalian, sikap atau hubungan antar pribadi. Untuk mengevaluasi perkembangan organisasi maka harus diingat kembali tujuan yang akan dicapai pada saat itu, yang dikembangkan selama melakukan diagnosis organisasi dan tingkat perencanaan pelaksanaan. Jika aktivitas yang dilakukan menghasilkan efek yang diinginkan maka agen perubahan dan para partisipan yang terlibat harus ikut menyetabilkan kondisi baru yang sudah terwujud Sopiah, 2008. Pengetahuan merupakan salah satu kekuatan dan pembelajaran yang tampak sebagai strategi unggul suatu organisasiperusahaan untuk dapat sukses dalam persaingan global secara cepat dan kompeten. Dengan kata lain, untuk dapat bertahan dan berkembang dalam dunia bisnis saat ini perusahaan harus menjadi organisasi pembelajar learning organization. Hal ini tidak hanya berlaku bagi perusahaan dalam skala besar yang memiliki jaringan yang luas, tetapi juga perlu dilakukan oleh perusahaan skala kecil dan menengah. Organisasi pembelajar adalah sebuah organisasi yang memfasilitasi pembelajaran dari seluruh anggotanya dan secara terus-menerus mentransformasikan diri. Hal ini sejalan dengan pendapat Farago et al. yang mengatakan bahwa organisasi adalah tempat berjalannya suatu proses yang berkesinambungan dalam tujuannya meningkatkan kemampuan diri dan orang-orang yang terlibat didalamnya. Pembelajaran organisasi adalah sesuatu yang baru yang kadang masih sering disalahtafsirkan hanya sebagai upaya-upaya pelatihan maupun pengembangan kemampuan organisasi dan karyawan. Sebenarnya organisasi pembelajar membawa misi dimana pembelajaran yang dilakukan lebih pada merubah hakikat manusia atau individu karyawan untuk sadar akan potensi yang dimilikinya. Pembelajaran yang berkesinambungan merupakan inti dari organisasi pembelajaran. Dalam proses membangun suatu organisasi menjadi organisasi pembelajar, hal utama yang harus diketahui adalah sampai sejauh mana perusahaan telah melaksanakan pembelajaran pada organisasi dan karyawannya. Dapat dikatakan secara sadar ataupun tidak, sebenarnya perusahaan telah menerapkan upaya atau strategi awal dalam membangun organisasi pembelajar, seperti melalui pelatihan, forum dialog dan lain-lain. Taspen merupakan perusahaan yang bergerak dibidang asuransi sosial dengan kegiatan utamanya yaitu penyimpanan tabungan pegawai negeri yang menjadi peserta dan memberikan manfaat atas tabungan tersebut dalam bentuk asuransi bagi peserta. Perusahaan ini telah memiliki jaringan pelayanan yang cukup luas terdiri dari enam kantor cabang utama Jakarta, Medan, Bandung, Semarang, Surabayadan Makasar dan 36 kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia dan lebih dari 4000 titik pelayanan melalui kerjasama dengan bank dan kantor pos di seluruh Indonesia. Di samping itu PT Taspen Persero secara pro aktif melakukan sosialisasi, baik itu dengan dialog interaktif melalui siaran radio RRI atau swasta di setiap kantor cabang utama dan kantor cabang maupun tatap muka langsung melalui instansi masing-masing. Dengan memperluas kapasitas belajar, organisasi akan meningkatkan peluang berhasil pada setiap dimensi tersebut. Sasaran belajar memfokuskan pada kemampuan perusahaan untuk bersaing sebab itu perusahaan harus mampu menciptakan, membuat produk dan layanan baru. Asumsi ini menuntut manajer bertanggung jawab terhadap penentuan dan pelaksanaan strategi selain menekankan pelatihan karyawan untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan organisasi dan karyawan. Standar pelayanan prima yang dimiliki PT Taspen Persero dilakukan dengan terus menerus menyempurnakan sistem dan prosedur pelayanan sehingga memperoleh pengakuan dari masyarakat luas. Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan PT Taspen Persero memperoleh berbagai macam penghargaan, antara lain sertifikat ISO 9002 yang berhasil diraih oleh kantor Cabang Bogor pada tahun 1995, penghargaan sertifikat ISO 9001- 2001 pada akhir tahun 2003 yang juga diraih oleh kantor Cabang Bogor dan akhir Maret 2008 Taspen mendapat urutan terbaik kelima sebagai salah satu institusi pelayanan publik di Indonesia berdasarkan penilaian KPK. Untuk dapat meningkatkan kinerjanya dan bertahan dalam menghadapi perubahan- perubahan lingkungan baik eksternal maupun internal perusahaan, PT Taspen Persero Cabang Bogor harus menjadi organisasi pembelajar yang dapat memberikan fasilitas pembelajaran dan pengembangan pribadi pada semua karyawannya. Dengan demikian diharapkan PT Taspen Persero Cabang Bogor dan seluruh karyawannya dapat terus-menerus mengubah dirinya sendiri guna menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi.

1.2. Perumusan Masalah