10 sehingga ditemukan jenis yang tepat cocok sebagai pakan alami, khususnya dalam
budidaya laut marikultur. Di Indonesia dari sekian banyak jenis kopepoda, Apocyclops
sp. memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai organisme pakan alami bagi usaha pembenihan. Sebagaimana penelitian yang dilakukan beberapa negara
tersebut di atas, obyek yang perlu diteliti adalah menyangkut struktur dan pola reproduksi biologi reproduksi. Hal ini dikarenakan kedua aspek tersebut merupakan
aspek mendasar langkah awal dalam mengungkap potensi Apocyclops sp. sebagai alternatif pakan alami di masa mendatang.
Biologi Kopepoda Apocyclops sp.
1. Sistematika kopepoda Apocyclops sp.
Secara umum Apocyclops sp. dewasa dapat dilihat dengan mata telanjang, namun untuk dapat membedakan jantan dan betina serta naupliusnya dengan menggunakan
mikroskop stereoskopik pembesaran 7x – 40x. Sedangkan untuk keperluan pengamatan anatomi kopepoda Apocyclops sp. membutuhkan mikroskop dengan skala
pembesaran lebih besar 40x – 400x. Klasifikasi kopepoda Apocyclops sp. menurut Linberg 1954 dalam Sugeha
1996 adalah sebagai berikut : Klas
: Crustacea Sub-klas
: Copepoda Ordo
: Cyclopoida Famili
: Cyclopidae Genus
: Apocyclops Species
: Apocyclops sp. Cf. A. borneoensis Menurut Uchima 1979, Apocyclops sp. mengalami enam tahap perkembangan
nauplius dan enam tahap perkembangan kopepodit. Lebih lanjut dalam penelitiannya Sugeha 1996 melaporkan tentang tahapan perkembangan Apocyclops sp. yang berasal
dari tambak Manembo-nembo Bitung. Menurut Sugeha 1996, Apocyclops sp. memiliki 6 tahap perkembangan nauplius dan 6 tahap perkembangan kopepodit
Gambar 2 dan 3. Secara keseluruhan Apocyclops sp. memiliki 12 tahap perkembangan stadia dalam satu siklus hidupnya ‘lifespan’.
11
Naupli 1 Naupli 2 Naupli 3 Naupli 4 Naupli 5 Naupli 6
Perbedaan utama antara tahap nauplius dengan tahap kopepodit yaitu, pada tahap nauplius belum dapat dibedakan antara jantan dan betinanya, serta metasoma dan
urosoma. Pada tahap kopepodit perbedaan tersebut sudah mulai tampak. Metasoma tersusun atas segmen kepala dan segmen toraks, sedangkan pada urosoma terdiri atas
segmen genital, segmen abdominal, dan cabang ekor Sugeha 1996. Gambar 2. Tahap perkembangan nauplius Apocyclops sp. Pembesaran 400 x.
12
Kopepodit 1 Kopepodit 2 Kopepodit 3
Kopepodit 4 Kopepodit 5 Dewasa ? Gambar 3. Tahap perkembangan kopepodit Apocyclops sp. Pembesaran 400 x.
Tubuh kopepoda siklopoida tersusun atas dua bagian besar yaitu, metasoma dan urosoma Gambar 4. Menurut Newell Newell 1963 dalam Asngadi 1996
siklopoida memiliki tubuh cenderung bulat atau oval, dan menyempit pada bagian urosoma.
13
Siklopoida betina memiliki sepasang kantung telur dan biasanya dengan jumlah telur yang cenderung sama Steiddinger Walker 1984. Telur siklopoida umumnya
terbungkus selaput sebagai hasil sekskresi saluran telur dan berfungsi sebagai ruang pengeraman Gambar 5.
Gambar 5. Kantung telur kopepoda siklopoida betina http: www.uni- oldenburg.de zoomorphplogybiology 2000, downloaded, 12 Desember 2003.
Mata tunggal Nauplius Antenna ke-1 dan ke-2
Maksilia ke-1 dan ke-2 Maksiliped
Empat pasang kaki renang biromous
Kantung telur
Gambar 4. Anatomi kopepoda siklopoid Newell Newell 1963 dalam Asngadi 1996.
Mandibulata
14 Telur-telur kemudian menetas menjadi nauplii Gambar 6 dan akan melalui 12
tahap dalam siklus kehidupannya Goldman Horne 1983.
Gambar 6. Nauplii kopepoda siklopoida http:www.uni-oldenburg.de zoomorphplogybiology 2000, downloaded, 12 Desember
2003.
2. Kebiasaan makanan kopepoda siklopoida