Teknik Analisis Data METODE PENELITIAN

47 Sarah Regina Virgiani, 2014 Penggunaan Metode Enam Topi BerpikirSix Thinking Hats dalam Pembelajaran PKN untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan. 2. Data Display Penyajian Data Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisya. Dalam penelitian kualitatif yang paling sering digunakan untuk penyajian data adalah dengan pesan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplay , maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Selain dengan teks naratif dalam penyajian data dapat juga berupa grafik, matrik, network jejaring kerja dan chart. 3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dilakukan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan saat mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Dengan mengacu pada pendapat tersebut, maka proses analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Penyeleksian dan Pengelompokkan Data. Data yang sudah terkumpul diseleksi, dirangkum dan disesuaikan dengan fokus penelitian yang telah ditetapkan. Setelah itu untuk mempermudah dalam mengolah data maka data tersebut dikelompokkan berdasarkan kategori tertentu untuk dicari tema dan polanya berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat. Kategorisasi data didasarkan pada tiga aspek, yakni: a. Latar atau konteks kelas, yaitu berupa informasi umum dan khusus tentang latar fisik kelas dan latar para pelaku guru dan siswa. b. Proses pembelajaran, yaitu berupa informasi umum tentang interaksi sosial guru dengan siswa, interaksi siswa dengan kelompoknya, interaksi antar kelompok siswa di dalam kelas dan suasana kelas selama pembelajaran selama metode Enam Topi Berpikir Six Thinking Hats berlangsung. 48 Sarah Regina Virgiani, 2014 Penggunaan Metode Enam Topi BerpikirSix Thinking Hats dalam Pembelajaran PKN untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Aktivitas, yaitu berupa informasi umum tentang tindakan para pelaku yaitu tindakan guru dan siswa. 2. Validasi data Validasi data dilakukan untuk membuktikan kesesuaian antara yang telah diamati peneliti dengan sesungguhnya ada dalam dunia nyata. Validasi data dilakukan dengan memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari narasumber. Selanjutnya memeriksa analisis yang telah dibuat dan membandingkannya dengan hasil orang lain, misalnya mitra peneliti lain yang hadir dan menyaksikan situasi yang sama. Kemudian memeriksa catatan-catatan yang ditulis oleh peneliti atau pengamat mitra penelitian lainnya. Setelah itu pengecekan terakhir terhadap temuan-temuan penelitian oleh pakar yang profesional dibidang ini, yakni dosen pembimbing. Pada tahapan akhir ini dilakukan perbaikan, modifikasi atau penghalusan berdasarkan arahan atau opini pakar pembimbing. 3. Interpretasi data Setelah data dikumpulkan, diseleksi, dikelompokkan dan diperiksa keabsahannya, tahap berikutnya adalah dilakukan interpretasi terhadap keseluruhan data penelitian untuk memberikan makna terhadap data-data yang telah diperoleh, sehingga masalah penelitian bisa dipecahkan atau dijawab. Interpretasi dilakukan untuk menafsirkan terhadap keseluruhan temuan penelitian berdasarkan acuan normatif praktis dan aturan teoritik yang telah disepakati mengenai proses pembelajaran. Kemudian peneliti menginterpretasikan data yang telah dikumpulkan. Ada beberapa hal yang dilakukan peneliti, yaitu: a. Mendeskripsikan perencanaan pelaksanaan pembelajaran. b. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran pada setiap pertemuan. c. Mengolah dan menganalisis hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa dengan cara menghitung persentase dari keseluruhan aktivitas guru dan siswa: Persentase aktivitas guru = Jumlah perolehan skor X 100 Jumlah item pernyataan X Skor Idela Persentase ativitas siswa = Jumlah perolehan skor X 100 49 Sarah Regina Virgiani, 2014 Penggunaan Metode Enam Topi BerpikirSix Thinking Hats dalam Pembelajaran PKN untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Jumlah item pernyataan X Skor Idela d. Mendeskripsikan hasil observasi aktivitas guru dan siswa berdasarkan analisis di atas. 4. Tringulasi Data Tringulasi menurut Sugiyono 2012: 241 adalah “teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang ada”. Selanjutnya Sugiyono 2012: 241 membagi tringulasi atas dua jenis, yaitu sebagai berikut: Tringulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. Tringulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama. Tujuan digunakannya teknik tringulasi dalam pengumpulan data, yaitu agar data yang diperoleh lebih konsisten, tuntas dan pasti. Agar lebih jelas mengenai teknik tringulasi ini, maka dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 3.1 Teknik Pengumpulan Data Tringulasi Bermacam-Macam Cara pada Sumber yang Sama Sumber: Sugiyono 2012: 242 Observasi partisipatiif Wawancara mendalam Dokumentasi Sumber data yang sama 50 Sarah Regina Virgiani, 2014 Penggunaan Metode Enam Topi BerpikirSix Thinking Hats dalam Pembelajaran PKN untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Untuk lebih mendukung dalam meningkatkan kekuatan data, maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan tringulasi sebagai pengumpul data. Adapun tringulasi yang digunakan adalah tringulasi teknik. 170 Sarah Regina Virgiani, 2014 Penggunaan Metode Enam Topi BerpikirSix Thinking Hats dalam Pembelajaran PKN untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis, refleksi, diskusi, serta rencana pembelajaran yang telah dilakukan pada setiap pertemuan, mulai dari pertemuan pertama hingga pertemuan ketiga pada pembelajaran PKn yang dilaksanakan di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Margahayu mengenai “Penggunaan Metode Enam Topi Berpikir Six Thinking Hats dalam Pembelajaran PKn untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa”, maka secara garis besar dapat diambil beberapa kesimpulan, diantaranya sebagai berikut: 1. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan di kelas XI IPA 2, kondisi awal pembelajaran di kelas tersebut yaitu siswa kurang tertarik pada pelajaran PKn, karena materi PKn banyak hafalan dan guru hanya menjelaskan dengan ceramah di depan kelas tanpa menggunakan media atau metode yang menarik yang dapat membantu siswa memahami materi. Peneliti melihat bahwa motivasi siswa dalam belajar PKn masih kurang serta kemampuan berpikir kritis siswa pun dinilai masih rendah. Hal tersebut terlihat dalam proses pembelajaran, hanya beberapa siswa yang aktif bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru. 2. Guru PKn SMA Negeri 1 Margahayu menyusun perencanaan pembelajaran sesuai dengan standar kurikulum satuan pendidikan nasional. RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar KD. Guru menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menantang, menyenangkan dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif aktif dalam proses pembelajaran, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan minat, bakat dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Perencanaan yang dilakukan guru untuk mengimplementasikan pembelajaran PKn dengan menggunakan metode 171 Sarah Regina Virgiani, 2014 Penggunaan Metode Enam Topi BerpikirSix Thinking Hats dalam Pembelajaran PKN untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Enam Topi Berpikir Six Thinking Hats dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa yaitu meliputi penyusunan silabus dan Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran RPP sesuai dengan langkah-langkah dalam pembelajaran dengan menggunakan metode Enam Topi Berpikir Six Thinking Hats. 3. Pelaksanaan Pembelajaran PKn dengan menggunakan metode Enam Topi Berpikir Six Thinking Hats ini dilakukan hanya sampai tiga kali pertemuan, karena pada pertemuan ketiga peneliti menganggap bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode ini telah mencapai hasil maksimal yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan. 4. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan penggunaan metode Enam Topi Berpikir Six Thinking Hats, yaitu kurang optimalnya pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode Enam Topi Berpikir Six Thinking Hats, hal ini disebabkan guru belum terbiasa menggunakan metode Enam Topi Berpikir Six Thinking Hats sebagai metode dalam pembelajaran PKn, kurangnya kemampuan guru mengkondisikan kelas ketika siswa mendiskusikan artikel, siswa kurang aktif ketika proses pembelajaran, banyak siswa mengobrol dan mengandalkan temannya dalam diskusi, keterbatasan waktu, siswa kurang kondusif, banyak siswa yang masih bergurau dan tidak serius dalam menganalisis artikel, kurangnya kemampuan guru dalam mengalokasikan waktu secara efektif, sehingga pembelajaran dengan menggunakan metode Enam Topi Berpikir Six Thinking Hats kurang berjalan secara optimal, siswa kurang aktif ketika proses pembelajaran, siswa kurang memahami konsep metode Enam Topi Berpikir Six Thinking Hats dan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pengerjaan tugas yang diberikan oleh guru dinilai masih kurang. 5. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut diantaranya yaitu guru berusaha menguasai materi terlebih dahulu dengan baik agar penyampaian materi kepada siswa pun dapat berjalan dengan baik, sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru, guru berusaha menelaah dan memahami langkah-langkah dalam