Sarah Regina Virgiani (1006015). PENGGUNAAN METODE ENAM TOPI BERPIKIR (SIX THINKING HATS) DALAM PEMBELAJARAN PKN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA.

(1)

No. Skripsi : 2093/UN.40.2.2/PL/2014 PENGGUNAAN METODE ENAM TOPI BERPIKIR (SIX THINKING HATS) DALAM PEMBELAJARAN PKN UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

(STUDI KASUS DI KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 1 MARGAHAYU)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

oleh

Sarah Regina Virgiani 1006015

JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014


(2)

PENGGUNAAN METODE ENAM TOPI BERPIKIR

(SIX THINKING HATS) DALAM PEMBELAJARAN

PKN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

BERPIKIR KRITIS SISWA

(STUDI KASUS DI KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 1

MARGAHAYU)

oleh

Sarah Regina Virgiani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Imu Pengetahuan Sosial

© Sarah Regina Virgiani 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

April 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto copy, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

SARAH REGINA VIRGIANI

PENGGUNAAN METODE ENAM TOPI BERPIKIR (SIX THINKING HATS) DALAM PEMBELAJARAN PKN UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

(STUDI KASUS DI KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 1 MARGAHAYU) DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing 1

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed. NIP. 19630820 198803 1 001

Pembimbing 2

Prof. Dr. H. A. Azis Wahab, M.A. NIP. 19430401 196709 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed. NIP. 19630820 198803 1 001


(4)

Skripsi ini telah diuji pada

Hari, Tanggal : Selasa, 08 April 2014

Tempat : Gedung FPIPS UPI Bandung Panitia Ujian terdiri dari:

1. Ketua :

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si. NIP. 19700814 199402 1 001 2. Sekretaris :

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed. NIP. 19630820 198803 1 001 3. Penguji : 3.1

Prof. Dr. Endang Danial AR., M.Pd, M.Si NIP. 19500502 197603 1 002

3.2

Dr. Muhammad Halimi, M.Pd. NIP. 19580605 198803 1 001 3.3


(5)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... 1 DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.

BAB I Error! Bookmark not defined.PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not

defined.

A. Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Identifikasi Masalah ... Error! Bookmark not defined. C. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. D. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Tujuan Umum ... Error! Bookmark not defined. 2. Tujuan Khusus ... Error! Bookmark not defined. E. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Manfaat Teoritis... Error! Bookmark not defined. 2. Manfaat Praktis ... Error! Bookmark not defined. F. Struktur Organisasi Skripsi ... Error! Bookmark not defined.

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

A. Tinjauan Mengenai Pendidikan KewaganegaraanError! Bookmark not defined.

1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan .... Error! Bookmark not defined. 2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ... Error! Bookmark not defined. 3. Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan ... Error! Bookmark not defined. 4. Karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan. Error! Bookmark not defined.


(6)

5. Ruang Lingkup Mata Pelajaran PKn ... Error! Bookmark not defined. B. Tinjauan Mengenai Metode Enam Topi BerpikirError! Bookmark not

defined.

1. Pengertian Metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats) ... Error!

Bookmark not defined.

2. Kelebihan Menggunakan Metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking

Hats) ... Error! Bookmark not defined.

C. Tinjauan Mengenai Berpikir Kritis ... Error! Bookmark not defined. 1. Pengertian Berpikir ... Error! Bookmark not defined. 2. Keterampilan Berpikir ... Error! Bookmark not defined. 3. Pengertian Berpikir Kritis ... Error! Bookmark not defined. 4. Tujuan Berpikir Kritis... Error! Bookmark not defined. 5. Karakteristik Berpikir Kritis ... Error! Bookmark not defined. 6. Strategi Peningkatan Berpikir Kritis daam Pembelajaran PKn ... Error!

Bookmark not defined.

7. Indikator Berpikir Kritis ... Error! Bookmark not defined. D. Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.

BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 2. Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Metode dan Pendekatan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 2. Pendekatan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. C. Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined. D. Prosedur Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Tahap Persiapan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 2. Tahap Perizinan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3. Tahap Pelaksanaan... Error! Bookmark not defined. E. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.


(7)

F. Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN ... Error! Bookmark not

defined.

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Deskripsi Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Kondisi Pra Pembelajaran... Error! Bookmark not defined. 2. Pertemuan Pertama Kegiatan Pembelajaran PKn dengan Menggunakan

Metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats) dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ... Error! Bookmark not defined. 3. Pertemuan Kedua Kegiatan Pembelajaran PKn dengan Menggunakan

Metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats) dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ... Error! Bookmark not defined. 4. Pertemuan Ketiga Kegiatan Pembelajaran PKn dengan Menggunakan

Metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats) dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ... Error! Bookmark not defined. 5. Deskripsi Hasil Kuesioner (Angket) ... Error! Bookmark not defined. C. Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1. Perencanaan Pembelajaran PKn dengan Menggunakan Metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats) ... Error! Bookmark not defined. 2. Pelaksanaan Pembelajaran PKn dengan Menggunakan Metode Enam

Topi Berpikir (Six Thinking Hats) ... Error! Bookmark not defined. 3. Penggunaan Metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats) dalam

Pembelajaran PKn untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ... Error! Bookmark not defined. 4. Kendala dalam Penerapan Metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking

Hats) ... Error! Bookmark not defined.

5. Upaya dalam Mengatasi Kendala Penggunaan Metode Enam Topi

Berpikir (Six Thinking Hats) ... Error! Bookmark not defined.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. B. Saran ... Error! Bookmark not defined.


(8)

DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN


(9)

ABSTRAK

Sarah Regina Virgiani (1006015). PENGGUNAAN METODE ENAM TOPI BERPIKIR (SIX THINKING HATS) DALAM PEMBELAJARAN PKN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil observasi awal di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Margahayu yang memiliki beberapa masalah pada saat proses pembelajaran. Salah satunya yaitu rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran PKn, hal tersebut terlihat dari proses kegiatan belajar mengajar berlangsung siswa cenderung pasif saat pelajaran berlangsung hingga pelajaran selesai. Hal tersebut menuntut guru untuk membuat inovasi baru agar pembelajaran lebih baik lagi. Rumusan masalah dalam penelitian ini mencakup bagaimanakah perencanaan pembelajaran, bagaimanakah pelaksanaan proses pembelajaran, apa saja kendala yang dihadapi dan bagaimana cara yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam pembelajaran dengan menggunakan metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking

Hats). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Tujuan utama adalah untuk mengetahui bagaimana hasil dari penggunaan metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats) dalam pembelajaran PKn terhadap kemampuan berpikir kritis siswa dan memberdayakan guru yang bersangkutan agar mampu melakukan perbaikan dalam menangani permasalahan dalam proses pembelajaran. Sedangkan yang menjadi subjek penelitian adalah guru PKn dan siswa kelas XI IPA 2 di SMA Negeri 1 Margahayu. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats) dilaksanakan melalui tiga kali pertemuan. Hasil pembelajaran PKn dengan menggunakan metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats) pada umumnya meningkat. Hasil observasi pada kegiatan pembelajaran dengan berfokus kepada guru mengalami peningkatan dalam setiap pertemuannya, pertemuan pertama memberikan hasil 40 % (cukup), hasil yang didapat dalam observasi pertemuan kedua yaitu 63 % (baik). Hasil yang optimal diperoleh pada pertemuan ketiga, yaitu diperoleh hasil 96 % (sangat baik). Hasil observasi pada kegiatan pembelajaran dengan berfokus kepada siswa mengalami peningkatan dalam setiap pertemuannya, pertemuan pertama memberikan hasil 38,23 % (cukup), hasil yang didapat dalam observasi pada pertemuan kedua yaitu 68,38 % (baik). Hasil yang optimal diperoleh pada pertemuan ketiga, yaitu diperoleh hasil 92,64 % (sangat baik). Hal tersebut menunjukkan bahwa metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats) berhasil meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa terutama pada mata pelajaran PKn. Sedangkan kendala yang dihadapi ialah kurang optimalnya pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking

Hats). Upaya untuk mengatasi kendala tersebut yaitu guru berusaha memahami


(10)

metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats) dan guru berusaha mengembangkan format RPP dengan baik.

ABSTRACT

Sarah Regina Virgiani (1006015). ENAM TOPI BERPIKIR METHOD OF USE (SIX THINKING HATS) PKN IN LEARNING TO IMPROVE STUDENT CRITICAL THINKING SKILLS

This research is motivated by the results of preliminary observations in class XI IPA 2 SMAN 1 Margahayu who have some problems during the learning process. One of them is lack of critical thinking skills of students in Civics subject, it is seen from the process of learning takes place when students tend to be passive learning lessons until completion. It requires teachers to create new innovations for learning better. The problems of this study include how the planning of learning, how the implementation of the learning process, what are the constraints faced and how that is done to overcome the obstacles in learning to use the Enam Topi Berpikir method (Six Thinking Hats). The approach used in this study is a qualitative approach. The method used in this study is the case study method. The main goal is to determine how the results of the use of Enam Topi Berpikir method (Six Thinking Hats) in learning Civics on students' critical thinking skills. Besides other purpose is to empower the teacher to be able to make improvements and updates to the addressing issues in the learning process. While the study subjects are Civics teacher and students in class XI IPA 2 SMAN 1 Margahayu. Civics learning outcomes using the

Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats) generally increased. Implementation of

learning by using the Enam Topi Berpikir method (Six Thinking Hats) implemented through three meetings, the observation of the learning activities with focus on teachers has increased in every meeting, the first meeting gives results 40 % (enough), the results obtained in the observation meeting The second is 63 % (good). Optimal results obtained in the third meeting, the results obtained by 96 % (very good). The results of observations on learning activities with the focus on students has increased in every meeting , the first meeting gives results 38.23 % (enough), the results obtained in the observation of the second meeting is 68.38 % (excellent). Optimal results obtained in the third meeting, the obtained results of 92.64 % (excellent). It shows that the Enam Topi Berpikir method (Six Thinking Hats) managed to improve students' critical thinking skills, especially on the subjects of Civics. While the obstacles encountered is less than optimal implementation of learning using the Enam Topi Berpikir method (Six Thinking Hats). Efforts to overcome the obstacles that teachers try to understand the true meaning and learning steps using the Enam Topi Berpikir method (Six Thinking Hats), teachers develop lesson plans with either format, the material master teachers and teacher reward for


(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang bertujuan untuk mendidik siswanya menjadi warga negara yang baik. Pendidikan Kewarganegaraan sedianya harus mampu membentuk siswa agar memiliki karakter-karakter baik yang sesuai dengan hakikat Pendidikan Kewarganegaraan, yaitu membentuk siswa untuk dapat lebih berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran di kelas dan membentuk siswa agar mampu berpikir cerdas dalam memecahkan masalah. Pembelajaran PKn harus mampu mendorong tumbuhnya keaktifan atau partisipasi dan kreativitas optimal serta kecerdasan berpikir dari setiap siswa. Fungsi mata pelajaran PKn itu sendiri adalah sebagai wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya dalam kebiasaan berpikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD NKRI Tahun 1945. Salah satu tujuannya adalah untuk memberikan kompetensi berpikir cerdas, yaitu berpikir secara kritis dalam menanggapi isu kewarganegaraan.

Mengingat bahwa dalam mata pelajaran PKn tidak hanya sebatas pemahaman konsep-konsep saja, tetapi juga menuntut penguasaan keterampilan-keterampilan tertentu seperti berbicara atau mengeluarkan pendapat secara baik dan benar, berpartisipasi aktif di dalam kelas dan berpikir kritis. Oleh karena itu, diperlukan upaya agar siswa terlibat langsung dan merasa terkesan dalam belajar PKn. Kehadiran secara fisik siswa di dalam kelas belum tentu akan membawa hasil belajar yang optimal bila tidak disertai dengan keterlibatan pikiran, mental, dan emosionalnya secara maksimal. Upaya pelibatan siswa dalam pembelajaran PKn bertujuan agar esensi atau makna materi dalam proses pembelajaran dipahami secara mendalam oleh siswa. Siswa tidak hanya mendapatkan hafalan teori yang mudah dilupakan, akan tetapi lebih dari itu mereka mampu memahami


(12)

maknanya dan memperoleh keterampilan yang sangat dibutuhkan dalam kehidupannya, terutama dalam kehidupan di lingkungan masyarakat.

Untuk membangun masyarakat terdidik, maka harus dilakukan suatu perubahan terhadap paradigma serta sistem pendidikan dalam proses pembelajaran, khususnya pembelajaran PKn. Dengan paradigma baru, praktik pembelajaran akan digeser menjadi pembelajaran yang bertumpu pada teori kognitif dan konstruktif. Pembelajaran akan berfokus pada pengembangan kemampuan intelektual yang berlangsung secara sosial dan kultural. Adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan paradigma pendidikan, menuntut guru untuk lebih inovatif dalam merancang pembelajaran, artinya guru harus melakukan reformasi kelas dalam menyusun maupun melaksanakan pembelajaran. Proses pembelajaran inovatif ini dibutuhkan agar siswa dapat lebih berpartisipasi aktif di dalam kelas.

Guru memegang peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran di dalam kelas, terutama dalam upaya membentuk watak bangsa melalui pembelajaran PKn. Seorang guru dapat dikatakan kompeten apabila ia memiliki kemampuan berinovasi dalam menyampaikan materi pelajaran, memiliki pula kriteria yang dapat dipergunakan untuk memilih cara-cara yang tepat dalam menyajikan pengalaman belajar mengajar sesuai materi yang akan disampaikan. Tugas guru di dalam kelas, khususnya guru PKn, tidak hanya menyampaikan informasi demi pencapaian tujuan pembelajaran, tetapi juga menciptakan pengalaman belajar siswa. Selain itu, guru harus berupaya agar kegiatan di dalam kelas dapat memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Namun, pada kenyataanya selama ini guru kurang kreatif menerapkan inovasi pembelajaran. Hal ini terjadi karena pola pikir belajar diartikan sebagai perolehan pengetahuan saja dan mengajar adalah proses memindahkan pengetahuan kepada siswa. Di samping itu, pembelajaran ditekankan pada hasil, bukan pada proses. Akibatnya, proses belajar mengajar sering dilakukan secara konvensional dengan penggunaan metode


(13)

3

ceramah serta cara siswa belajar lebih dominan dengan menghafal, sehingga siswa kurang berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh penulis selama pembelajaran PKn di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Margahayu, diperoleh hasil temuan sebagai berikut:

1. Guru cenderung menggunakan metode ceramah, sehingga siswa kurang termotivasi untuk mengikuti pelajaran PKn.

2. Dari 38 siswa yang dapat mengerti dan menyerap pelajaran hanya sebagian kecil saja.

3. Sebagian besar siswa kurang aktif di kelas dan kurang fokus dalam mengikuti pelajaran PKn.

4. Kemampuan berpikir kritis siswa masih rendah.

Salah satu strategi yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran PKn adalah strategi pembelajaran dengan menggunakan metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats). Beberapa penelitian yang menggunakan metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats) pernah dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya oleh Eva Dewi Nur Kholifah dengan judul penelitiannya “Peningkatan Pembelajaran Menulis Argumentasi Siswa dengan Metode Topi Pemikiran (Six Thinking Hats) De Bono (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X SMAN 3 Bandung Tahun Ajaran 2008/2009)”. Hasil penelitian

dengan menggunakan metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats) ternyata mampu meningkatkan pembelajaran menulis argumentasi siswa, karena siswa dapat berpikir kreatif dalam menuangkan gagasan mereka terhadap suatu masalah ke dalam bentuk tulisan argumentasi.

Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Ratna Rizky Wulandari dengan judul “Penerapan Metode Six Thinking Hats Edward De Bono dalam Pembelajaran Berdiskusi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 13 Bandung Tahun Ajaran 2009/2010)”. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa metode Six Thinking Hats efektif menanggulangi kesulitan siswa dalam mengemukakan


(14)

Thinking Hats yang diterapkan dalam pembelajaran PKn, maka penulis merasa

tertarik untuk meneliti penerapan metode Six Thinking Hats dalam pembelajaran PKn. Penulis merasa metode ini cocok diterapkan pada pembelajaran PKn, karena metode ini berkaitan dengan alur berpikir pada saat memecahkan suatu masalah sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis memilih judul “Penggunaan Metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats) dalam Pembelajaran PKn untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa (Studi kasus di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Margahayu)”.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengidentifikasi masalah penelitian ini dari beberapa faktor, diantaranya sebagai berikut:

a. Masih kurangnya partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran PKn di dalam kelas.

b. Teknik yang digunakan guru dalam pembelajaran PKn belum variatif.

c. Kurangnya pelatihan untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa dalam pembelajaran PKn.

C.Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana hasil dari penggunaan metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats) dalam pembelajaran PKn sebagai upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa?

Melihat rumusan masalah tersebut begitu luas, maka penulis akan membatasi masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran PKn dengan menggunakan metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats) dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa?


(15)

5

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran PKn dengan menggunakan metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats) dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa?

3. Apa saja kendala dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dengan menggunakan metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats)?

4. Bagaimana cara yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dengan menggunakan metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats)?

D.Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Sesuai dengan rumusan permasalahan, secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil dari penggunaan metode pembelajaran Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats) dalam pembelajaran PKn sebagai upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

a. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran PKn dengan menggunakan metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats) dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

b. Mendeskripsikan proses pelaksanaan PKn dengan menggunakan metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats) dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

c. Mendeskripsikan kendala apa saja yang dihadapi dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dengan menggunakan metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats).

d. Mendeskripsikan bagaimana cara mengatasi kendala yang dihadapi dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dengan menggunakan metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats).


(16)

E.Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini merupakan suatu upaya peningkatan kemampuan berpikir siswa kritis yang dapat dijadikan bahan kajian bagi peningkatan kualitas pembelajaran PKn. Penelitian ini sangat bermanfaat sebagai salah satu acuan para praktisi guru PKn dalam mengembangkan konsep-konsep baru tentang cara dan upaya melakukan pembelajaran inovatif dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagi Guru

1) Guru dapat memakai metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats) sebagai alternatif dalam pembelajaran PKn dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa di sekolah.

2) Metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats) ini akan memudahkan guru dalam proses pembelajaran PKn dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

b. Bagi Siswa

1) Siswa mendapatkan wawasan dan pengalaman baru dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats). 2) Memotivasi siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya. Metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats) dapat memudahkan siswa dalam memecahkan suatu hal atau permasalahan.

c. Bagi Sekolah

1) Meningkatkan mutu pembelajaran pada mata pelajaran PKn.

2) Sekolah dapat mengoptimalkan sumber daya yang tersedia untuk memajukan sekolahnya melalui penggunaan metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats) dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran PKn.


(17)

7

3) Sekolah diharapkan mampu mencermati kebutuhan siswa yang bervariasi, baik itu dari segi harapan masyarakat terhadap sekolah maupun tuntutan dunia kerja untuk memperoleh mutu lulusan yang berguna.

d. Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

1) Menambah referensi kepustakaan jurusan Pendidikan Kewarganegraan khususnya yang berhubungan penelitian mengenai penggunaan metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

2) Diharapkan metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats) menjadi salah satu metode pembelajaran yang dikembangkan dalam kegiatan belajar pembelajaran bagi mahasiswa PKn sebagai persiapan menjadi guru PKn di lapangan nantinya.

3) Membantu mahasiswa PKn apabila akan melakukan penelitian yang topiknya sama.

e. Bagi Penulis

1) Penelitian ini memberikan gambaran secara jelas mengenai pembelajaran PKn dengan menggunakan metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats). 2) Memotivasi penulis untuk terus meneliti dan menemukan metode-metode

baru dalam bidang pendidikan, khususnya PKn.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi ini berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian demi bagian dalam skripsi. Skripsi ini terdiri dari lima bab. Bab I merupakan bagian awal dari skripsi, yang berisi enam bagian yaitu latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian dan struktur organisasi skripsi. Bab II menjelaskan kajian pustaka yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti. Bagian bab II terdiri dari tiga subbab. Subbab utama, yaitu tinjauan mengenai Pendidikan Kewarganegaraan, tinjauan mengenai metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking


(18)

Bab III berisi penjabaran mengenai metode penelitian dan komponen-komponen lainnya seperti lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, pedoman penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. Bab IV merupakan bab yang memaparkan hasil penelitian dan pembahasan., terdiri dari dua hal utama, yakni hasil penelitian dan pembahasan. Bab V merupakan bab terakhir yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian. Bab V terdiri dari dua bagian, yaitu kesimpulan dan saran.


(19)

(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat melakukan penelitian guna memperoleh data penelitian. Sejalan dengan pendapat Sukardi (2003: 53) yang mengemukakan

bahwa “yang dimaksud dengan lokasi penelitian atau tempat penelitian tidak lain adalah tempat di mana proses studi yang digunakan untuk memperoleh

pemecahan masalah penelitian berlangsung”. Penelitian ini berlangsung di SMA Negeri 1 Margahayu. Lokasi sekolah tersebut terletak di Jalan K.H. Wahid Hasyim No. 387 Margahayu Kabupaten Bandung. Alasan pemilihan lokasi penelitian ini adalah:

a. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada observasi awal terlihat bahwa kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran PKn masih rendah. b. Adanya keterbukaan dari pihak sekolah terutama guru mata pelajaran PKn

terhadap penelitian yang akan dilaksanakan.

c. Lokasi SMA Negeri 1 Margahayu yang strategis, sehingga memudahkan peneliti untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ialah sumber penelitian yang memberikan data atau informasi. Nasution (2003: 32) mengemukakan bahwa “subjek penelitian adalah sumber penelitian yang dapat memberikan informasi, dipilih secara purposif dan bertalian dengan purfose atau tujuan tertentu.” Jadi dalam penelitian kualitatif subjek penelitiannya adalah pihak-pihak yang menjadi sasaran penelitian atau sumber yang dapat memberikan informasi yang dipilih sesuai dengan tujuannya.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Margahayu Kabupaten Bandung dengan subjek penelitiannya yaitu sebagai berikut:


(21)

38 a. Guru

Guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang menjadi mitra peneliti dan juga subjek penelitian adalah Ibu Dra. Yuyun Windi Asih, lahir di Majalengka, 3 Desember 1964. Pendidikan dasar beliau tempuh di SD Negeri 1 Jatiwangi dan lulus tahun 1977, kemudian melanjutkan di SMP Negeri 1 Jatiwangi dan lulus tahun 1980. Setelah itu, melanjutkan ke SMA Negeri 1 Jatiwangi dan lulus pada tahun 1983. Setelah lulus SMA beliau melanjutkan pendidikannya ke Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Bandung, yang kini sudah berganti nama menjadi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), beliau mengambil jurusan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Pendidikan di bangku kuliah beliau tempuh dari tahun 1983-1989.

Setelah lulus kuliah, beliau ditempatkan mengajar di SMA Negeri 1 Margahayu. Guru mitra mengajar bidang studi PKn di kelas X MIA 1, X MIA 2, X MIA 3, X MIA 4, X MIA 5, X MIA 6, X MIA 7, X Bahasa, XI IPA 1, XI IPA 2 dan XI Bahasa. Beliau bertempat tinggal di Permata Kopo D9 Kabupaten Bandung.

b. Siswa

Siswa yang dijadikan sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Margahayu. Jumlah siswa ialah 38 orang yang terdiri dari 14 orang siswa laki-laki dan 24 orang siswa perempuan. Pelajaran PKn dilaksanakan setiap hari Sabtu yaitu pukul 07.00-08.30 WIB. Alasan dipilihnya kelas XI IPA 2 sebagai subjek penelitian dikarenakan beberapa faktor diantaranya:

1) Kelas XI IPA 2 merupakan kelas IPA yang menganggap bahwa pelajaran PKn hanyalah pelajaran tambahan dan tidak akan ada di Ujian Nasional (UN).

2) Mempunyai motivasi belajar yang sangat kurang dibandingkan dengan kelas yang lainnya.


(22)

4) Ketika proses pembelajaran siswa terlihat pasif, karena ketika guru bertanya hanya sebagian kecil siswa yang aktif menjawab.

B.Metode dan Pendekatan Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Sugiyono (2011: 3) mengemukakan bahwa “metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

tujuan dan kegunaan tertentu”. Penelitian ini memusatkan diri secara intensif pada satu objek tertentu yang mempelajarinya sebagai suatu kasus. Menurut Creswell (Sugiyono, 2011: 14):

Studi kasus merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif, dimana peneliti melakukan eksplorasi secara mendalam terhadap progam, kejadian, proses, aktivitas, terhadap satu atau lebih orang. Sebagai sebuah studi kasus maka data yang dikumpulkan berasal dari berbagai sumber dan hasil penelitian ini hanya berlaku pada kasus yang diselidiki.

Nasution (2009: 27) mengungkapkan bahwa “studi kasus adalah bentuk

penelitian yang mendalam tentang suatu aspek lingkungan sosial termasuk

manusia di dalamnya”. Selanjutnya Arikunto (2006: 142) mengemukakan bahwa “studi kasus adalah suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu”. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, maka terdapat batasan dalam studi kasus yang meliputi:

a. Memusatkan diri secara intensif pada satu objek tertentu.

b. Data yang dikumpulkan dari berbagai sumber dan hasil penelitian hanya berlaku pada kasus yang diselidiki.

c. Sasaran-sasaran tersebut ditelaah secara terperinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu.


(23)

40

Alasan penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode studi kasus karena peneliti ingin memberikan gambaran yang sebenarnya tentang keefektifan penggunaan metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats) dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa di kelas XI IPA 2 di SMA Negeri 1 Margahayu Kabupaten Bandung.

2. Pendekatan Penelitian

Secara metodologis, pendekatan yang yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pemilihan pendekatan dalam penelitian sangat penting untuk mengarahkan peneliti demi mencapai tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian. Pendekatan kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan hasil penelitian berupa fenomena-fenomena yang dialaminya dalam bentuk kata-kata dan bahasa yang dapat dibuktikan kebenarannya secara keilmuan. Kirk dan Miller (Moleong, 2002: 3) mengemukakan bahwa:

Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasannya dan dalam peristilahannya.

Pada pengertian ini disebutkan tentang peranan penting dari apa yang seharusnya diteliti yaitu konsep, perilaku, persepsi dan persoalan tentang manusia yang diteliti. Penelitian ini merupakan studi deskripstif analitis dengan pendekatan studi kasus, maka data yang diambil di lapangan diperoleh secara mendalam melalui berbagai teknik yang disusun secara sistematis. Kemudian Sugiyono (2010: 5) mengemukakan bahwa:

Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambil sampel sumber data dilakukan secara

purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi

(gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.


(24)

Denzin dan Lincoln (Moleong, 2007: 5) menyatakan bahwa ‘penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan

berbagai metode yang ada’. Bogdan dan Taylor (Moleong, 2002: 3) mengemukakan bahwa ‘data yang dikumpulkan melalui penelitian kualitatif lebih berupa kata-kata daripada angka-angka, namun bukan berarti peneliti mengabaikan data yang bersifat dokumen sepanjang memang menunjang

pencapaian tujuan penelitian’.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskriptif yaitu dinyatakan dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Terdapat dua alasan dipillihnya pendekatan kualitatif dalam penelitian ini. Pertama, permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini membutuhkan sejumlah data lapangan yang sifatnya aktual dan kontekstual. Kedua, pemilihan pendekatan ini didasarkan pada keterkaitan masalah yang dikaji dengan sejumlah data primer dari subjek penelitian yang tidak dapat dipisahkan dari latar alamiahnya.

C.Definisi Operasional

Dalam bagian ini akan dijelaskan istilah-istilah operasional yang digunakan untuk menghindari kekeliruan mengenai maksud tujuan yang ingin dicapai. Istilah-istilah tersebut, yaitu:

1. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang baik, yaitu membentuk warga negara yang merasakan kepemilikan hak dan kewajiban sosial dalam komunitas politik (negara) serta bertujuan untuk menjadikan warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.


(25)

42

2. Kemampuan berpikir kritis siswa yaitu kemampuan berpikir siswa dalam memahami materi pelajaran, dalam hal ini Pendidikan Kewarganegaraan dengan melakukan pertimbangan-pertimbangan atau menganalisis suatu ide secara mendalam dengan didukung oleh kriteria yang dapat dipertanggungjawabkan.

3. Metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats) yaitu suatu metode pembelajaran inovatif yang menitikberatkan pada kreativitas dalam berpikir dengan kemampuan untuk berkonsentrasi menyelesaikan suatu hal dalam sekuens waktu serta kemampuan untuk menerima dan menghargai pendapat orang lain. Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats) merupakan sebuah metode yang melihat bahwa otak manusia memiliki berbagai sudut pandang yang berbeda dalam berpikir. Tujuan dari konsep topi tersebut bukan untuk menempatkan seseorang dalam golongan-golongan yang tertentu, melainkan untuk mendorong seseorang menggunakan semua jenis pikiran itu. Edward De Bono (2007: 95-96) menyatakan bahwa ada enam topi dengan warna yang berbeda-beda. Setiap warna mewakili satu jenis kegiatan berpikir. Keenam warna tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Topi Putih : Fakta, angka-angka, informasi. Informasi apa yang kita punya? Informasi apa yang perlu kita cari?

2) Topi Merah : Emosi, perasaan, intuisi. Bagaimana perasaan saya tentang hal ini sekarang?

3) Topi Hitam : Kehati-hatian. Kebenaran, penilaian, pencocokan data. Apa datanya cocok? Apakah akan berhasil? Apakah aman? Apakah bisa dilaksanakan?

4) Topi kuning : Sisi yang menguntungkan, manfaat, penghematan. Mengapa ini bisa dilaksanakan? Apa keuntungannya? Mengapa ini baik dilaksanakan?

5) Topi Hijau : Eksplorasi, proposal, saran-saran, ide-ide baru. Tindakan-tindakan alternatif. Apa yang bisa kita lakukan di sini? Adakah ide lain?

6) Topi Biru : Berpikir tentang berpikir. Kendalikan kegitan berpikir. Simpulkan posisi kita sekarang. Tetapkan langkah berpikir selanjutnya. Tetapkan program. Pandangan menyeluruh yang mengontrol proses.


(26)

D. Prosedur Penelitian

Untuk memudahkan proses penelitian, maka terdapat beberapa tahap dalam penelitian yang disusun secara sistematis. Tahap tersebut antara lain:

1. Tahap Persiapan Penelitian

Tahap persiapan penelitian diawali dengan melakukan pengamatan awal dengan mendatangi SMA Negeri 1 Margahayu dengan melakukan kegiatan pra penelitian guna memperoleh informasi dari guru PKn di sekolah tersebut untuk menggali mengenai permasalahan dalam proses pembelajaran PKn dan untuk menentukan fokus kajian dalam penelitan dan selanjutnya, peneliti mengajukan judul dan proposal skripsi sesuai dengan apa yang akan diteliti.

2. Tahap Perizinan Penelitian

Perizinan ditempuh untuk melaksanakan prosedur yang semestinya harus dilewati dalam proses penelitian dan perizininan juga diupayakan kepada instansi terkait untuk memudahkan peneliti dalam melaksanakan proses penelitian. Adapun prosedur yang ditempuh peneliti adalah sebagai berikut:

a. Mengajukan surat permohonan izin untuk mengadakan penelitian kepada Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan untuk mendapatkan surat rekomendasi untuk disampaikan kepada Dekan FPIPS UPI.

b. Mengajukan surat permohonan izin untuk mengadakan penelitian kepada Pembantu Dekan I atas nama Dekan FPIPS UPI untuk mendapatkan surat rekomendasinya untuk disampaikan kepada Rektor UPI.

c. Dengan membawa surat rekomendasi dari UPI, penulis meminta izin penelitian kepada Lembaga Kesatuan Bangsa (Dinas Pendidikan) untuk memberikan izin untuk mengadakan penelitian.

d. Setelah mendapatkan izin kemudian penulis melakukan penelitian di tempat yang telah ditentukan yaitu SMA Negeri 1 Margahayu.


(27)

44 3. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini merupakan inti dari penelitian yang dilakukan, dimana peneliti mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah disusun untuk memecahkan fokus masalah. Penelitian ini berupa penelitian studi kasus, jadi pelaksanaan yang dilakukan dalam studi kasus ini mengacu pada penelitian secara mendalam terhadap pelaksanaan penggunaan metode Enam Topi Berpikir (Six

Thinking Hats) berlangsung dalam pembelajaran PKn.

E.Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dan informasi yang akurat dalam suatu penelitian maka dibutuhkan teknik pengumpulan data yang sesuai, dimana peneliti bertindak sebagai instrumen utama (key instrumen) yang menyatu dengan sumber data dalam situasi yang alamiah (natural setting). Data merupakan suatu bahan yang sangat diperlukan untuk selanjutnya dianalisis guna mendapatkan suatu

kesimpulan. Menurut Lofland (Moleong, 2002: 112) ‘sumber data utama dalam

penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan

seperti dokumen, foto dan statistik’.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Studi Dokumen

Studi dokumen ini digunakan untuk mempelajari dokumen-dokumen seperti daftar nama dan jumlah siswa, daftar hadir siswa, daftar nilai siswa dan lain-lain. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Wirartha (2006: 36) yaitu:

Jika data dicari dalam dokumen atau sumber pustaka maka kegiatan pengumpulan data seperti ini disebut studi dokumen atau sumber pustaka. Data ini merupakan data sekunder karena sudah tertulis atau diolah oleh orang lain.

2. Pengamatan atau Observasi

Observasi kelas merupakan pengamatan langsung terhadap aktivitas atau kegiatan guru dan siswa di dalam kelas, mengamati perubahan-perubahan yang terjadi dalam proses pembelajaran dan pengaruhnya terhadap kualitas belajar


(28)

ketika diterapkannya metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats). Wirartha (2006: 37) menyatakan bahwa:

Data dapat diperoleh melalui pengamatan terhadap gejala yang diteliti. Dalam hal ini, panca indera manusia (penglihatan dan pendengaran) diperlukan untuk menangkap gejala yang diamati. Hasil penangkapan tersebut dicatat dan selanjutnya dianalisis oleh peneliti untuk menjawab masalah penelitian. Tujuan pengamatan terutama adalah mencatat atau mendeskripsikan perilaku objek serta memahaminya.

3. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk menggali informasi. Wirartha (2006: 37)

mengungkapkan bahwa “wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan

data dengan jalan komunikasi, yaitu melalui kontak atau hubungan pribadi antara

pengumpul data (pewawancara) dan sumber data (responden)”. Dengan cara ini peneliti menggali informasi atau keterangan dengan cara tanya jawab secara lisan untuk mengetahui apa yang ada dalam pikiran dan hati siswa berkenaan dengan kemampuan berpikir krtitis dan tanggapan mereka terhadap penerapan metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats) dalam pembelajaran PKn. Untuk memperkuat hasil observasi wawancara juga dilakukan dengan guru kelas.

4. Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan memberikan sejumlah pertanyaan atau pernyataan secara tertulis kepada responden. Sebagaimana Sugiyono (2009: 142) mengungkapkan bahwa “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada reponden untuk dijawabnya”. Angket diberikan kepada siswa, diperlukan untuk membantu melengkapi lembar observasi dalam hal mengukur kemampuan berpikir kritis siswa dan masukan untuk perbaikan mengajar guru dalam menggunakan metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats).


(29)

46

Studi literatur yaitu mengkaji teori-teori yang relevan dengan objek penelitian yang akan digunakan sebagai landasan teoritis, bersumber dari buku-buku, jurnal, artikel dan sumber-sumber lainnya.

6. Catatan Lapangan

Catatan lapangan berisi catatan mengenai apa saja yang ditemukan dalam proses penelitian. Menurut Bogdan dan Biklen (Moleong, 2007: 209) ‘catatan lapangan merupakan catatan tertulis mengenai apa yang didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dalam penelitian kualitatif’. Catatan harian ini ditulis peneliti selama proses pengambilan data.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan data ke dalam pola atau kategori yang kemudian dideskripiskan. Bogdan dan Biklen (Moleong, 2007: 248) mengungkapkan bahwa:

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Jadi, dalam proses analisis data harus dilakukan dengan sebaik-baiknya agar data yang terkumpul dapat diolah dan disajikan dengan baik. Seiddel (Moleong, 2007: 248) menyatakan bahwa analisis data kualitatif prosesnya berjalan sebagai berikut:

1. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datany tetap dapat ditelusuri.

2. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklarifikasikan, mensintesiskan, membuat ikhtisiar dan membuat indeksnya.

3. Berpikir, dengan jalan membuat agar ketegori data itu mempunyai makna, mancari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan dan membuat temuan-temuan umum.

Sementara, menurut Miles dan Huberman (Sugiyono, 2009: 92-99), analisis data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:


(30)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.

2. Data Display (Penyajian Data)

Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisya. Dalam penelitian kualitatif yang paling sering digunakan untuk penyajian data adalah dengan pesan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplay , maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Selain dengan teks naratif dalam penyajian data dapat juga berupa grafik, matrik,

network (jejaring kerja) dan chart.

3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dilakukan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan saat mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Dengan mengacu pada pendapat tersebut, maka proses analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Penyeleksian dan Pengelompokkan Data.

Data yang sudah terkumpul diseleksi, dirangkum dan disesuaikan dengan fokus penelitian yang telah ditetapkan. Setelah itu untuk mempermudah dalam mengolah data maka data tersebut dikelompokkan berdasarkan kategori tertentu untuk dicari tema dan polanya berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat. Kategorisasi data didasarkan pada tiga aspek, yakni:

a. Latar atau konteks kelas, yaitu berupa informasi umum dan khusus tentang latar fisik kelas dan latar para pelaku (guru dan siswa).

b. Proses pembelajaran, yaitu berupa informasi umum tentang interaksi sosial guru dengan siswa, interaksi siswa dengan kelompoknya, interaksi antar kelompok siswa di dalam kelas dan suasana kelas selama pembelajaran selama metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats) berlangsung.


(31)

48

c. Aktivitas, yaitu berupa informasi umum tentang tindakan para pelaku yaitu tindakan guru dan siswa.

2. Validasi data

Validasi data dilakukan untuk membuktikan kesesuaian antara yang telah diamati peneliti dengan sesungguhnya ada dalam dunia nyata. Validasi data dilakukan dengan memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari narasumber. Selanjutnya memeriksa analisis yang telah dibuat dan membandingkannya dengan hasil orang lain, misalnya mitra peneliti lain yang hadir dan menyaksikan situasi yang sama. Kemudian memeriksa catatan-catatan yang ditulis oleh peneliti atau pengamat mitra penelitian lainnya. Setelah itu pengecekan terakhir terhadap temuan-temuan penelitian oleh pakar yang profesional dibidang ini, yakni dosen pembimbing. Pada tahapan akhir ini dilakukan perbaikan, modifikasi atau penghalusan berdasarkan arahan atau opini pakar (pembimbing).

3. Interpretasi data

Setelah data dikumpulkan, diseleksi, dikelompokkan dan diperiksa keabsahannya, tahap berikutnya adalah dilakukan interpretasi terhadap keseluruhan data penelitian untuk memberikan makna terhadap data-data yang telah diperoleh, sehingga masalah penelitian bisa dipecahkan atau dijawab. Interpretasi dilakukan untuk menafsirkan terhadap keseluruhan temuan penelitian berdasarkan acuan normatif praktis dan aturan teoritik yang telah disepakati mengenai proses pembelajaran. Kemudian peneliti menginterpretasikan data yang telah dikumpulkan. Ada beberapa hal yang dilakukan peneliti, yaitu:

a. Mendeskripsikan perencanaan pelaksanaan pembelajaran.

b. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran pada setiap pertemuan.

c. Mengolah dan menganalisis hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa dengan cara menghitung persentase dari keseluruhan aktivitas guru dan siswa: Persentase aktivitas guru = Jumlah perolehan skor X 100

Jumlah item pernyataan X Skor Idela


(32)

Jumlah item pernyataan X Skor Idela

d. Mendeskripsikan hasil observasi aktivitas guru dan siswa berdasarkan analisis di atas.

4. Tringulasi Data

Tringulasi menurut Sugiyono (2012: 241) adalah “teknik pengumpulan data

yang bersifat menggabungkan berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data

yang ada”. Selanjutnya Sugiyono (2012: 241) membagi tringulasi atas dua jenis,

yaitu sebagai berikut:

Tringulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. Tringulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.

Tujuan digunakannya teknik tringulasi dalam pengumpulan data, yaitu agar data yang diperoleh lebih konsisten, tuntas dan pasti. Agar lebih jelas mengenai teknik tringulasi ini, maka dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.1

Teknik Pengumpulan Data Tringulasi (Bermacam-Macam Cara pada Sumber yang Sama)

Sumber: Sugiyono (2012: 242)

Observasi partisipatiif

Wawancara mendalam Dokumentasi

Sumber data yang


(33)

50

Untuk lebih mendukung dalam meningkatkan kekuatan data, maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan tringulasi sebagai pengumpul data. Adapun tringulasi yang digunakan adalah tringulasi teknik.


(34)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis, refleksi, diskusi, serta rencana pembelajaran yang telah dilakukan pada setiap pertemuan, mulai dari pertemuan pertama hingga pertemuan ketiga pada pembelajaran PKn yang dilaksanakan di kelas XI IPA 2

SMA Negeri 1 Margahayu mengenai “Penggunaan Metode Enam Topi Berpikir

(Six Thinking Hats) dalam Pembelajaran PKn untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa”, maka secara garis besar dapat diambil beberapa kesimpulan, diantaranya sebagai berikut:

1. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan di kelas XI IPA 2, kondisi awal pembelajaran di kelas tersebut yaitu siswa kurang tertarik pada pelajaran PKn, karena materi PKn banyak hafalan dan guru hanya menjelaskan dengan ceramah di depan kelas tanpa menggunakan media atau metode yang menarik yang dapat membantu siswa memahami materi. Peneliti melihat bahwa motivasi siswa dalam belajar PKn masih kurang serta kemampuan berpikir kritis siswa pun dinilai masih rendah. Hal tersebut terlihat dalam proses pembelajaran, hanya beberapa siswa yang aktif bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru.

2. Guru PKn SMA Negeri 1 Margahayu menyusun perencanaan pembelajaran sesuai dengan standar kurikulum satuan pendidikan nasional. RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Guru menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menantang, menyenangkan dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif aktif dalam proses pembelajaran, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan minat, bakat dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Perencanaan yang dilakukan guru untuk mengimplementasikan pembelajaran PKn dengan menggunakan metode


(35)

Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats) dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa yaitu meliputi penyusunan silabus dan Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan langkah-langkah dalam pembelajaran dengan menggunakan metode Enam Topi Berpikir (Six

Thinking Hats).

3. Pelaksanaan Pembelajaran PKn dengan menggunakan metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats) ini dilakukan hanya sampai tiga kali pertemuan, karena pada pertemuan ketiga peneliti menganggap bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode ini telah mencapai hasil maksimal yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

4. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan penggunaan metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats), yaitu kurang optimalnya pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats), hal ini disebabkan guru belum terbiasa menggunakan metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats) sebagai metode dalam pembelajaran PKn, kurangnya kemampuan guru mengkondisikan kelas ketika siswa mendiskusikan artikel, siswa kurang aktif ketika proses pembelajaran, banyak siswa mengobrol dan mengandalkan temannya dalam diskusi, keterbatasan waktu, siswa kurang kondusif, banyak siswa yang masih bergurau dan tidak serius dalam menganalisis artikel, kurangnya kemampuan guru dalam mengalokasikan waktu secara efektif, sehingga pembelajaran dengan menggunakan metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats) kurang berjalan secara optimal, siswa kurang aktif ketika proses pembelajaran, siswa kurang memahami konsep metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats) dan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pengerjaan tugas yang diberikan oleh guru dinilai masih kurang.

5. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut diantaranya yaitu guru berusaha menguasai materi terlebih dahulu dengan baik agar penyampaian materi kepada siswa pun dapat berjalan dengan baik, sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru, guru berusaha menelaah dan memahami langkah-langkah dalam


(36)

menggunakan metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats) dengan baik sebelum diterapkan kepada siswa, agar ketika diterapkan dalam proses pembelajaran guru tidak salah langkah dan dapat menggunakan metode tersebut dengan baik pula, sehingga tercapai apa yang diinginkan dalam kegiatan proses belajar mengajar tersebut, siswa pun dapat lebih memahami penggunaan metode tersebut, guru melakukan refleksi dalam setiap pelaksanaan penggunaan metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats). Hal tersebut dilakukan untuk menginstrospeksi diri dan memperbaikinya dalam pembelajaran selanjutnya, guru senantiasa mengoptimalkan kemampuan dirinya dalam hal mengajar, seperti pembuatan Rancangan Pembelajaran (RPP), penggunaan metode, media dan kemampuan dalam pengelolaan kelas, guru mengembangkan format RPP yang telah dibuat dengan baik, agar kegiatan pembelajaran lebih terencana dan berjalan lebih optimal, guru berusaha mengembangkan manajemen kelas dengan meninjau psikologis anak. Seperti lebih peka terhadap masalah yang dihadapi oleh siswa, karena dalam hal ini guru menjadi orang tua kedua bagi siswa di sekolah, guru harus selalu membangkitkan motivasi, minat belajar, dan kepercayaan diri siswa, agar siswa secara aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Selain itu, dengan memberikan reward atau penghargaan atas keberanian siswa dalam berpartisipasi aktif di dalam kelas seperti pujian atau nilai tambahan akan membuat siswa lebih bersemangat dan merasa dihargai serta guru senantiasa membimbing dan mengarahkan siswa agar selalu berpikir secara kritis dan membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya. Guru senantiasa meningkatkan kemampuan secara optimal dengan menambah wawasan ilmu pengetahuan baik tentang metode pembelajaran maupun media pembelajaran serta guru senantiasa membimbing dan mengarahkan siswa agar selalu berpikir secara kritis.

6. Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dengan menggunakan metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats), melalui pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode ini yang dilaksanakan di kelas XI IPA 2 SMA


(37)

untuk dapat menganalisis suatu permasalahan yang berhubungan dengan materi yang diambil dari contoh dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dilakukan agar siswa lebih memahami materi dan dapat berpikir secara kritis serta siswa dapat mengingat kembali konsep-konsep yang telah dijelaskan oleh guru, dengan demikian siswa mampu menemukan pemahaman yang lebih mendalam.

7. Keunggulan proses pembelajaran PKn dengan menggunakan metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats), yaitu meningkatnya motivasi, minat belajar dan rasa ingin tahu siswa terhadap pembelajaran PKn, meningkatnya kemampuan berpikir kritis siswa, yaitu dilihat dari observasi selama proses pembelajaran, meningkatnya respon siswa dalam belajar PKn, meningkatnya pemahaman konsep siswa, meningkatnya aktivitas siwa dalam proses pembelajaran, guru hanya berperan sebagai fasilitator, dimana guru hanya mengarahkan serta mengkondisikan jalannya diskusi di dalam kelas.

B.Saran

Dari hasil penelitian ini, sebagai bahan rekomendasi dengan mempertimbangkan hasil temuan baik di lapangan maupun secara teoritis, maka beberapa hal yang dapat menjadi bahan rekomendasi adalah sebagai berikut:

1. Bagi Guru

a. Guru adalah pembimbing, guru bukan hanya sebagai pengajar yang menyampaikan materi di depan kelas saja, melainkan membimbing siswanya agar mampu secara nyata mewujudkan konsep dari materi yang dipelajarinya itu dalam kehidupan sehari-hari. Guru diharapkan senantiasa membimbing dan mengarahkan siswa agar selalu berpikir secara kritis dalam segala hal.

b. Guru adalah teladan bagi siswa, guru merupakan panutan, guru bukan hanya sebagai aktor yang memerankan peran strategis dalam menentukan keberhasilan pembelajaran siswa saja, melainkan guru juga dituntut untuk dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep pada materi


(38)

pembelajaran dan menciptakan budaya belajar pada siswa, karena suatu keberhasilan siswa tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan intelektual, tetapi diperlukan juga kecerdasan emosional dan spiritual.

c. Guru adalah orang tua kedua bagi siswa di sekolah, oleh karena itu guru dituntut untuk mampu memahami kondisi psikologis siswa dengan baik.

d. Guru diharapkan mampu mengembangkan materi pembelajran PKn dengan baik dan kreatif agar tercipta suasana kelas yang demokratis. Guru wajib menguasai Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran PKn, karena penguasaan materi sangat diperlukan dalam setiap pembelajaran.

e. Guru senantiasa meningkatkan kemampuan secara optimal dengan menambah wawasan ilmu pengetahuan baik tentang metode pembelajaran maupun media pembelajaran. Guru dituntut untuk lebih kreatif dalam pembuatan serta penggunaan media pembelajaran disesuaikan dengan materi pelajaran, agar siswa tidak jenuh dan termotivasi dalam belajar, khususnya pada mata pelajaran PKn. Hal ini dikarenakan model pembelajaran sangat berpengaruh besar terhadap motivasi belajar siswa.

f. Guru dituntut untuk mampu berinovasi dalam menggunakan metode pembelajaran, agar siswa lebih termotivasi untuk belajar dan mampu memahami materi pelajaran dengan baik.

g. Guru diharapkan dapat memanfaatkan sarana dan prasarana lingkungan sekolah secara optimal sebagai salah satu usaha dalam memberikan suasana baru dalam proses pembelajaran, seperti lapangan sekolah, taman sekolah, lapangan upacara serta ruang sekolah lain yang dapat dijadikan sebagai sarana dalam proses pembelajaran.

2. Bagi siswa

a. Meskipun siswa sudah mendapatkan peningkatan kemampuan berpikir kritis dengan menggunakan metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats), namun alangkah baiknya jika siswa senantiasa terus meningkatkan dan


(39)

kemampuan pemahaman konsep atau materi PKn, yaitu dengan terus menggali informasi baik dari buku paket maupun dari sumber lainnya seperti televisi, surat kabar, internet dan lain sebagainya.

b. Siswa diharapkan dapat ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran, sehingga pada pembelajaran PKn menjadi lebih interaktif.

3. Bagi Sekolah

Agar proses pembelajaran di sekolah menjadi lebih maksimal, maka hendaknya sekolah:

a. Memberikan kebebasan yang bertanggungjawab kepada guru untuk berekspresi secara kreatif dan inovatif dalam menentukan media dan metode pembelajaran yang akan diterapkan di sekolah, sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

b. Kepala sekolah hendaknya dapat memfasilitasi sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam rangka mengoptimalkan proses pembelajaran agar lebih baik dan berkualitas.

4. Bagi Peneliti selanjutnya

Bagi peneliti yang ingin meneliti tentang penggunaan metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats), sebaiknya mengadakan penelitian lebih mendalam mengenai penggunaan metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats) terhadap peningkatan motivasi, partisipasi, minat dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn.

5. Bagi Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

a. Memperbanyak materi mengenai metode pembelajaran yang inovatif yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran PKn.

b. Memperbanyak materi mengenai media pembelajaran terutama media yang menarik dan mudah dibuat oleh guru.

c. Memberikan sarana dan prasarana yang menunjang bagi mahasiswa untuk bisa berkreasi dalam membuat media maupun metode pembelajaran.


(40)

(41)

176

DAFTAR PUSTAKA

A.Sumber Buku

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Rineka Cipta.

De Bono, E. (2007). Revolusi Berpikir. Bandung: PT. Mizan Pustaka.

Djamarah, et al. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Feldman, Daniel A. (2010). Berpikir Kritis. Jakarta: PT. Indeks.

Hamalik, Oemar (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Hassoubah, Z. I. (2008). Mengasah Pikiran Kreatif dan Kritis. Bandung: Nuansa. Komalasari, K. (2010). Pembelajaran Konstekstual Konsep dan Aplikasi.

Bandung: Refika Aditama.

Kuswana, W.S. (2011). Taksonomi Berpikir. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Moleong, L.J. (2002). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

_____________ . (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda. Nasution. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito. _______ . (2009). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara. Nurmalina, K dan Syaifullah. (2008). Memahami Pendidikan Kewarganegaraan.

Bandung: Laboratorium PKn UPI.

Rahmat. et al. (2009). Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium PKn UPI.

Sapriya. (2012). Pendidikan IPS. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


(42)

Somantri, Numan. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. _______ . (2010). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. _______ . (2011). Metode penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

_______ . (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Metode

Penelitian dan Pengembangan). Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2003). Metode Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Bumi aksara

Sumarsono, et al. (2008). Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Suryabrata, S. (2008). Psikologi Pendidikan (Edisi Kelima). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Wijaya, C. (1999). Pendidikan Remedial. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Wirartha, I.M (2006). Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, Skripsi, dan Tesis. Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Wuryan, S dan Syaifullah. (2008). Ilmu Kewarganegaraan (Civics).Bandung: Laboratorium PKn UPI.

B.Sumber Dokumen

Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.

Undang-Undang No.2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

C.Sumber Jurnal

Redhana, I Wayan. (2003). Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Melalui

Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi Pemecahan Masalah. Jurnal

Pendidikan dan Pengajaran. Singaraja: Institut Keguruan dan Ilmu Prodi Negeri Singaraja.


(43)

178

Sapriya dan Bunyamin. (2005). Jurnal Civicus: Implementasi KBK Pendidikan

Kewarganegaraan dalam Berbasis Konteks. Bandung: Jurusan PMPKN

FPIPS.

Nursiti, N. (2013). Keterampilan Berpikir Kritis (Critical Thinking Skill)

dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Dalam LPMP Jawa Barat.

[Online]. Tersedia: http://www.lpmpjabar.go.id/?q=node/910. [24 Januari 2014].

Zafri. (2012). “Berpikir Kritis Pembelajaran Sejarah”. Dalam Jurnal Diakronika

FIS UNP. [Online]. Tersedia:

http://jurnaldiakronikafisunp.blogspot.com/2012/05/berpikir-kritis-pembelajaran-sejarah.html?m=1. [24 Januari 2014].

D.Sumber Skripsi

Kholifah, Eva D.N. (2009). Peningkatan Pembelajaran Menulis Argumentasi

Siswa dengan Metode Topi Pemikiran (Six Thinking Hats) De Bono. Skripsi

Sarjana pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Pahala, Silvia Rani M.D. (2011). “Efektivitas Penggunaan Metode Enam Tahapan Berpikir (Six Thinking Hats) dalam Pembelajaran Menulis Biografi”.

Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Wulandari, Ratna R. (2010). Penerapan Metode Six Thinking Hats Edward De

Bono Dalam Pembelajaran Berdiskusi (Kuasi Eksperimen pada Siswa kelas XI SMK Negeri 13 Bandung Tahun Ajaran 2009/2010). Skripsi Sarjana pada

FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

E.Sumber Internet

Achmad, A. (2007). Memahami Berpikir Kritis. Dalam Artkel Pendidikan Network. [Online]. Tersedia: http://re-searchengines.com/1007arief3.html. [24 Januari 2014].

Dana. (2007). Enam Topi Berpikir Ala Edward De Bono. [Online]. Tersedia: http://komunitaspembelajarindonesia.blogspot.com/2007/12/enam-topi-berpikir-ala-edward-de-bono.html. [17 Februari 2013].

Hidayat, W. (2008). Six Thinking Hats, Enam Topi Pemikir. [Online]. Tersedia:

http://wahyoehidayat.blogspot.com/search?updated-min=2008-01- 01T00:00:00-08:00&uptdated-max=2009-01-01T00:00:00-08:00&max-results=18. [27 Februari 2013].


(44)

Sutrisno, J. (2008). Menggunakan Keterampilan Berpikir untuk Meningkatkan

Mutu Pembelajaran. [Online]. Tersedia:


(1)

175

Sarah Regina Virgiani, 2014

Penggunaan Metode Enam Topi Berpikir(Six Thinking Hats) dalam Pembelajaran PKN untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampuan pemahaman konsep atau materi PKn, yaitu dengan terus menggali informasi baik dari buku paket maupun dari sumber lainnya seperti televisi, surat kabar, internet dan lain sebagainya.

b. Siswa diharapkan dapat ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran, sehingga pada pembelajaran PKn menjadi lebih interaktif.

3. Bagi Sekolah

Agar proses pembelajaran di sekolah menjadi lebih maksimal, maka hendaknya sekolah:

a. Memberikan kebebasan yang bertanggungjawab kepada guru untuk berekspresi secara kreatif dan inovatif dalam menentukan media dan metode pembelajaran yang akan diterapkan di sekolah, sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

b. Kepala sekolah hendaknya dapat memfasilitasi sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam rangka mengoptimalkan proses pembelajaran agar lebih baik dan berkualitas.

4. Bagi Peneliti selanjutnya

Bagi peneliti yang ingin meneliti tentang penggunaan metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats), sebaiknya mengadakan penelitian lebih mendalam mengenai penggunaan metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats) terhadap peningkatan motivasi, partisipasi, minat dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn.

5. Bagi Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

a. Memperbanyak materi mengenai metode pembelajaran yang inovatif yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran PKn.

b. Memperbanyak materi mengenai media pembelajaran terutama media yang menarik dan mudah dibuat oleh guru.

c. Memberikan sarana dan prasarana yang menunjang bagi mahasiswa untuk bisa berkreasi dalam membuat media maupun metode pembelajaran.


(2)

(3)

176 Sarah Regina Virgiani, 2014

Penggunaan Metode Enam Topi Berpikir(Six Thinking Hats) dalam Pembelajaran PKN untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

A.Sumber Buku

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Rineka Cipta.

De Bono, E. (2007). Revolusi Berpikir. Bandung: PT. Mizan Pustaka.

Djamarah, et al. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Feldman, Daniel A. (2010). Berpikir Kritis. Jakarta: PT. Indeks.

Hamalik, Oemar (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Hassoubah, Z. I. (2008). Mengasah Pikiran Kreatif dan Kritis. Bandung: Nuansa. Komalasari, K. (2010). Pembelajaran Konstekstual Konsep dan Aplikasi.

Bandung: Refika Aditama.

Kuswana, W.S. (2011). Taksonomi Berpikir. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Moleong, L.J. (2002). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

_____________ . (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda. Nasution. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito. _______ . (2009). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara. Nurmalina, K dan Syaifullah. (2008). Memahami Pendidikan Kewarganegaraan.

Bandung: Laboratorium PKn UPI.

Rahmat. et al. (2009). Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium PKn UPI.

Sapriya. (2012). Pendidikan IPS. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


(4)

177

Somantri, Numan. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. _______ . (2010). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. _______ . (2011). Metode penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

_______ . (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Metode

Penelitian dan Pengembangan). Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2003). Metode Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Bumi aksara

Sumarsono, et al. (2008). Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Suryabrata, S. (2008). Psikologi Pendidikan (Edisi Kelima). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Wijaya, C. (1999). Pendidikan Remedial. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Wirartha, I.M (2006). Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, Skripsi, dan Tesis. Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Wuryan, S dan Syaifullah. (2008). Ilmu Kewarganegaraan (Civics).Bandung: Laboratorium PKn UPI.

B.Sumber Dokumen

Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.

Undang-Undang No.2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

C.Sumber Jurnal

Redhana, I Wayan. (2003). Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Melalui

Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi Pemecahan Masalah. Jurnal

Pendidikan dan Pengajaran. Singaraja: Institut Keguruan dan Ilmu Prodi Negeri Singaraja.


(5)

178 Sarah Regina Virgiani, 2014

Penggunaan Metode Enam Topi Berpikir(Six Thinking Hats) dalam Pembelajaran PKN untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sapriya dan Bunyamin. (2005). Jurnal Civicus: Implementasi KBK Pendidikan

Kewarganegaraan dalam Berbasis Konteks. Bandung: Jurusan PMPKN

FPIPS.

Nursiti, N. (2013). Keterampilan Berpikir Kritis (Critical Thinking Skill)

dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Dalam LPMP Jawa Barat.

[Online]. Tersedia: http://www.lpmpjabar.go.id/?q=node/910. [24 Januari 2014].

Zafri. (2012). “Berpikir Kritis Pembelajaran Sejarah”. Dalam Jurnal Diakronika

FIS UNP. [Online]. Tersedia:

http://jurnaldiakronikafisunp.blogspot.com/2012/05/berpikir-kritis-pembelajaran-sejarah.html?m=1. [24 Januari 2014].

D.Sumber Skripsi

Kholifah, Eva D.N. (2009). Peningkatan Pembelajaran Menulis Argumentasi

Siswa dengan Metode Topi Pemikiran (Six Thinking Hats) De Bono. Skripsi

Sarjana pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Pahala, Silvia Rani M.D. (2011). “Efektivitas Penggunaan Metode Enam Tahapan

Berpikir (Six Thinking Hats) dalam Pembelajaran Menulis Biografi”.

Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Wulandari, Ratna R. (2010). Penerapan Metode Six Thinking Hats Edward De

Bono Dalam Pembelajaran Berdiskusi (Kuasi Eksperimen pada Siswa kelas XI SMK Negeri 13 Bandung Tahun Ajaran 2009/2010). Skripsi Sarjana pada

FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan. E.Sumber Internet

Achmad, A. (2007). Memahami Berpikir Kritis. Dalam Artkel Pendidikan Network. [Online]. Tersedia: http://re-searchengines.com/1007arief3.html. [24 Januari 2014].

Dana. (2007). Enam Topi Berpikir Ala Edward De Bono. [Online]. Tersedia: http://komunitaspembelajarindonesia.blogspot.com/2007/12/enam-topi-berpikir-ala-edward-de-bono.html. [17 Februari 2013].

Hidayat, W. (2008). Six Thinking Hats, Enam Topi Pemikir. [Online]. Tersedia:

http://wahyoehidayat.blogspot.com/search?updated-min=2008-01- 01T00:00:00-08:00&uptdated-max=2009-01-01T00:00:00-08:00&max-results=18. [27 Februari 2013].


(6)

179

Sutrisno, J. (2008). Menggunakan Keterampilan Berpikir untuk Meningkatkan

Mutu Pembelajaran. [Online]. Tersedia:

http://www.erlangga.co.id/pendidikan/364-example-pages-and-menulinks.html. [19 Februari 2013].