Perilaku Politik Guru PNS

BAB 3 PERILAKU POLITIK GURU PNS DI DALAM PEMILIHAN

BUPATIDAIRI 2013 Dalam bab ini akan membahas tentang data yang diperoleh selama penelitian berlangsung, yang terdiri dari perilaku politik narasumber dan jawaban narasumber atas pertanyaan yang telah diajukan terlebih dahulu selama penelitian berlangsung. Bentuk penyajian data jawaban yang diperoleh dari narasumber akan disajikan dalam bentuk narasi.

3.1 Perilaku Politik Guru PNS

Pelaksanaan Pilkada terjadi karena adanya pola pergeseran politik lokal yang terjadi pada masa reformasi tahun 1988, yang terdapat pada UU Nomor 22 Tahun 1999 yang kemudian direvisi menjadi UU Nomor 32 Tahun 2004 dan membentuk 3 tiga UU baru yaitu, Pemerintahan Daerah Pemda, Pemilihan Kepala Daerah Pilkada dan UU Desa. Oleh sebab itu, Pilkada menjadi suatu hal yang baru dalam sepuluh tahun belakangan ini di daerah-daerah Indonesia dan hal yang wajib untuk dilaksanakan di daerah sebagai wujud dari nilai demokrasi di Indonesia. Pilkada di Kabupaten Dairi yang telah berlangsung selama dua kali pemilihan kepala daerah yaitu pada tahun 2009 dan pada 10 Oktober 2013, banyak diwarnai berbagai permasalahan, konflik maupun pelanggaran dan Universitas Sumatera Utara kecuranganyang pada umumnya terjadi pada setiap tahapan penyelenggaraan Pilkada. Pilkada Dairi yang berlangsung pada 10 Oktober 2013 tersebut, telah berjalan dengan baik. Meskipun dalam Pilkada Dairi tersebut diwarnai oleh berbagai permasalahan dan pelanggaran, baik dalam hal penggelembungan surat suara, DPT yang bermasalah sehingga menimbulkan kerusuhan dikalangan masyarakat dengan perusakan terhadap kantor DPRD, kantor KPU Dairi dan fasilitas umum lainnya. DPT yang hampir selalu menjadi masalah di dalam pelaksanaan Pilkada di daerah-daerah maupun pada Pilkada Dairi. Adapun terkait DPT yang bermasalah di Kabupaten Dairi yaitu adanya ditemukan DPT pemilih Dairi yang ditetapkan oleh KPU masih ditemukan 50.000 daftar bermasalah dari 203.735 33 “Terkait dengan DPT tersebut, kami KPU Dairi selaku pihak penyelenggara Pilkada Dairi sudah melakukan tugas kami dengan baik selayaknya yang telah diatur dalam Peraturan KPU dalam mendata para pemilih. Penyebab dari ketidakvalidnya DPT Kabupaten Dairi adalah adanya warga yang tidak mendaftarkan dirinya atau tidak memberikan data yang benar dan tidak melaporkan apabila terdapat pemilih yang telah meninggal dunia atau yang belum memiliki cukup umur. Sehingga kami pihak KPU Dairi merasa kesulitan untuk mendata sehingga hal tesebutlah yang menjadi kendala kami di dalam mendata DPT. DPT yang telah ditetapkan KPU adalah data yang telah benar-benar sudah di data dengan baik oleh KPU, oleh sebab itu DPT Kabupaten Dairi yang telah ditetapkan oleh KPU Dairi adalah 194.510 jiwa.” . Akan tetapi, berdasarkan dari hasil wawancara dengan salah satu staff KPU Kabupaten Dairi yaitu Asal Padang menanggapi mengenai permasalahan DPT tersebut, yaitu: 34 33 Dairi Pers, Nomor 297 VII Tanggal 22-28 September 2013 34 Wawancara dengan Staff KPU Dairi Asal Padang. Rabu, 29 Januariri 2013 di KPU Dairi Universitas Sumatera Utara Permasalahan dan pelanggaran yang terjadi pada menjelang Pilkada Dairi yang paling menonjol dan menyita perhatian masyarakat Dairi dan media lokal tersebut, yaitu pada setiap momen Pilkada Dairi adalah peran serta PNS, yaitu dengan melibatkan PNS di dalam kampanye dengan pemakaian seragam dinas PNS serta pembagian sembako dan pengadaan pemeriksaan kesehatan gratis dengan menggunakan seragam dinas maupun disaat pendaftaran terhadap calonkandidat bupati maupun kepada pasangan calonkandidat petahana incumbent 35 a. Hakim pada semua peradilan; . Pemutasian terhadap pejabat struktural dan pejabat fungsional juga turut serta mewarnai menjelang Pilkada Dairi. Sikap PNS tersebut yang turut terlibat dalam Pilkada termasuk kedalam kegiatan politik dan dapat dikatakan sebagai sebuah tindakan yang salah. Akan tetapi PP yang sebagai peraturan pelaksana dari Undang-Undang yaitu PP No. 53 Tahun 2010 dan Undang-Undang 8 Tahun 1974 Pasal 1 a tidak dapat dikaitkan dengan peran serta PNS di dalam Pilkada Dairi. Hal ini disebabkan oleh karena pada Pilkada Dairi yang dimana calonkandidat pasangan bupati Dairi adalah merupakan pasangan petahana incumbent. Sebab di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan pengangkatan, dan pemberhentian kepala daerah dan wakil kepala daerah, bagian ketiga larangan kampanye Pasal 61, yaitu dalam kampanye, pasangan calon atau tim kampanye dilarang melibatkan : 35 Dairi Pers, Nomor 189 Tahun VII Tangggal 14-20 Juli 2013. PNS Dairi “Tabrak” Undang- Undang Netralitas Universitas Sumatera Utara b. Pejabat BUMNBUMD; c. Pejabat struktural dan fungsional dalam jabatan negeri dan d. Kepala desa. Di dalam Pasal 61, memang melarang adanya keterlibatan PNS dalam Pilkada. Namun, bila dilihat pada ayat 2, yaitu larangan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak berlaku apabila pejabat tersebut menjadi calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah 36 . Oleh sebab itu, tuntutan dari berbagai pihak seperti calonkandidat bupati yang mengajukan gugutannya ke MK 37 atau pemberitaan pada koran lokal tidak dapat dibenarkan, karena hal tersebut dapat dikatakan sebagai bentuk perintah dari atasan kepada bawahan ataupun bentuk keloyalitasan antara bawahan dan atasan. Adapun 4 empat pasangan calonkandidat Bupati Dairi adalah sebagai berikut: 36 PP_NO_6_2005_ttg_Pilkada 37 Sengketa Pilkada Dairi: Saksi Pemohon dan Pihak Terkait Saling Bantah, dalam Sumber : mahkamahkonstitusi.go.id, diakses pada hari Sabtu 22 Maret 2014 pukul 11.54 Universitas Sumatera Utara Tabel 3.1 CalonKandidat Bupati Dairi 2013 NO URUT PASANGAN CALON PARTAI PENGUSUNG PERSEORANGAN 1 Kra. Johnny Sitohang Adinegoro dan Irwansyah Pasi, Sh Golongan Karya 2 Passiona M. Sihombing dan Insanuddin Lingga, S.Sos, M.Si Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Partai Pelopor Partai Barisan Nasional 3 Drs. Parlemen Sinaga, Mm dan Dr. H. Reinfil Capah, M.Kes Partai Amanat Nasional Partai Peduli Rakyat Nasional Partai Buruh Partai Damai Sejahtera Partai Karya Peduli Bangsa Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru Partai Persatuan Nasional PPN Partai Republika Nusantara Partai Pemuda Indonesia Partai Gerindra Partai Demokrasi Pembaruan PDP 4 Luhut Matondang dan Maradu Gading Lingga Partai Nasional Benteng Kerakyatan Indonesia Partai Demokrat Partai Demokrasi Kebangsaan Partai Patriot Partai Kasih Demokrasi Indonesia Universitas Sumatera Utara Partai Pengusaha Dan Pekerja Indonesia Partai Indonesia Sejahtera Partai Hati Nurani Rakyat Partai Demokrasi Pembaruan Partai Merdeka Partai Keadilan Dan Persatuan Indonesia Partai Bintang Reformasi Partai Republik Nusantara Pemutasian dalam menjelang Pilkada Dairi terkesan sangat janggal, sebab pemutasian tersebut dilaksanakan pada enam bulan menjelang Pilkada. Sehingga pemutasian tersebut terkesan akan kepentingan kelompok atau pribadi dan bersifat politis. Pemutasian banyak dilakukan pada pejabat struktural dan pejabat fungsional. Hal demikian yang menimpa Ermalina Purba. Pemutasian yang dialami oleh pejabat fungsional yaitu Ermalina Purba selaku guru PNS pada menjelang Pilkada Dairi tersebut, dinilai karena Ermalina Purba tersebut memberikan dukungan kepada salah satu calonkandidat bupati nomor urut 4 yaitu Luhut Matondang dan Maradu Gading Lingga. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya pemasangan baliho di depan pekarangan rumahnya dan adanya pertemuan rutin hampir setiap bulannya yang dilaksanakan dirumahnya pada masa kampanye terkait dengan diketahuinya Ermalina Purba sebagai pendukung karena adanya pemasangan baliho tersebut. Dari hal tersebutlah masyarakat di Kelurahan Batang Beruh dan PNS yang merupakan mayoritas pekerjaan terbanyak di Kelurahan Universitas Sumatera Utara Batang Beruh mengasumsikan bahwa Ermalina Purba tersebut adalah merupakan pendukung dari calonkandidat bupati nomor urut empat tersebut. Sebagaimana yang diketahui bahwa selaku PNS adalah tidak dibenarkan untuk memberikan dukungan ataupun memihak kepada suatu lembaga ataupun perseorangan seperti yang tercantum didalam PP No. 53 Tahun 2010 Pasal 4 ayat 14. Akan tetapi berdasarkan dari hasil penelitian dan wawancara, diketahui bahwa Ermalina Purba memaparkan bahwa dirinya bukanlah pendukung dari calonkandidat bupati nomor urut empat tersebut, melainkan suaminyalah yaitu Stefanus Surbakti yang merupakan pendukung dan TS dari bupati calonkandidat tersebut. Posisi dari Ermalina Purba tersebut pada saat itu adalah hanyalah sebagai istri yang memiliki kewajiban untuk melayani tamu yang hadir dirumahnya dan selaku istri dari Stefanus Surbakti. Ermalina Purba menengarai bahwa visimisi dari calonkandidat bupati nomor urut empat yaitu Luhut Matondang dan Maradu Gading Lingga, sangat bagus dan benar-benar sangat pro atau memihak terhadap masyarakat di Kabupaten Dairi. Hal tersebut tidak dapat dikatakan bahwa Ermalina Purba adalah pendukung oleh karena dirinya memandang bahwa visimisi dari calonkandidat bupati nomor urut empat tersebut bagus dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat Kabupaten Dairi. Adapun pengaruh Ermalina Purba di dalam PilkadaKabupaten Dairi selain dari dirinya yang memiliki status PNS yang dimana PNS tidak diperkenankan untuk mendukung atau memihak kepada satu pihak atau lembaga. Ermalina Purba di lingkungannya dikenal sebagai guru yang profesional baik di dalam mengajar Universitas Sumatera Utara anak didiknya dan ke empat anaknya yang telah menerima penghargaan dari Presiden Indonesia yaitu SBY, memiliki jiwa yang dermawan, memiliki keluarga yang harmonis, merupakan pribadi yang santun dan baik di lingkungannya dan kasus pemutasian yang dialaminya adalah hal yang pertama kalinya terjadi di SMA Negeri 1 Sidikalang pada saat menjelang Pilkada. Oleh sebab itu dalam kasus pemutasian Ermalina Purba tersebut menjadi hangat dibicarakan di kalangan masyarakat dan media lokal, sehingga pemutasian yang telah menjadi sorotan masyarakat dan media pada masa menjelang Pilkada menjadi perhatian utama, terutama mengenai kasus pemutasian Ermalina purba tersebut menjadi sorotan dan menyita perhatian publik serta kesaksian yang diberikan Ermalina Purba di MKterkait sengketa Pilkada Dairi yang menambah perhatian massa terhadap dirinya. Terkait dengan pemutasian terhadap Ermalina Purba yang terjadi pada Pilkada Dairi dikatakan bahwa hal tersebut sebagai suatu bentuk hal biasa dalam dunia PNS. Demikian hal tersebut juga disampaikan oleh Wakil Ketua BKD Badan Kepegawaian Daerah Dairi, yaitu sebagai berikut: Berdasarkan hasil wawancara Wakil Ketua BKD Badan Kepegawaian Daerah Dairi, mengatakan bahwa : “Guru di Kabupaten Dairi sangat ditekankan agar tidak ada satupun guru yang terlibat di dalam politik dan sama sekali tidak diperbolehkan, sebab hal tersebut telah diatur di dalam UU mengenai PNS dan apabila ada PNS yang terlibat di dalamnya maka akan di kenai sanksi atau hukuman. Adapun sanksi atau hukuman yang diberikan ada tiga macam, yaitu sanksi atau hukuman ringan, sanksi atau hukuman sedang, sanksi atau hukuman berat. Sanksi atau hukuman berat ini berlaku apabila Universitas Sumatera Utara tetap ditemukannya kesalahan secara berulang-ulang,dan pernah mendapat sanksi atau hukuman ringan dan sedang, maka akan dilakukan pemberhentian dengan tidak hormat. Dalam PP Nomor 53 Tahun 2010 Pasal 4 ayat 14 memang PNS harus bersifat Netral. Mengenai pemberitaan di dalam situs MK yaitu Ermalina Purba yang menganggap bahwa dirinya dimutasi oleh karena adanya unsur politisasi adalah tidak benar, karena mengingat statusnya adalah guru PNS maka selaku dirinya adalah PNS maka dia harus siap ditempatkan dimanapun dia ditempatkan di seluruh wilayah Kabupaten Dairi oleh BKD itu sendiri dengan berdasarkan kepada perintah dari kepala kepegawaian yang tidak lain adalah Bupati. Sebagaimana seharusnya PNS yang juga harus siap ditempatkan di seluruh wilayah Republik Indonesia. Oleh sebab itu Ermalina Purba haruslah siap ditempatkan dimanapun dia berada karena tempat yang dia tempatkan yaitu di SMAN Silalahi, juga merupakan wilayah kesatuan atau bagian dari Kabupaten Dairi yang tidak dapat dipisahkan dan alasan lainnya adalah untuk penyegaran di dalam dunia pendidikan, penyeimbangan pendidikan dikota dan di desa dan dibutuhkannya tenaga ditempat yang baru.” 38 “Guru PNS tidak boleh berpolitik dan hal-hal yang berbaur politik tidak boleh masuk kedalam dunia pendidikan dan PNS harus netral dan harus melaksanakan tupoksi sebagai guru PNS dengan baik dalam pelaksanaannya serta belum ada alat ukur untuk mengukur peran atau perilaku politk seorang guru PNS. Sebab di dalam instansi pemerintahan tidak ada kebijakan yang bersifat politik yang diberikan kepada bawahan karena belum ada alat ukurnya, dan karena tidak adanya tujuan untuk mengukur dalam hal itu pada kegiatan di sekolah ini. Berbicara mengenai sikap terzolimi, guru- guru PNS di SMA Negeri 1 merasa tidak terzolimi seperti pada gaya Era Orde Baru, karena saya sendiri tidak pernah merasakannya. Mengacu kepada PP Nomor 53 Tahun 2010 Pasal 4 ayat 14, seorang PNS tidak boleh berpolitik praktis hal ini dimaksudkan sebab PNS merupakan pelayan masyarakat yang Demikian juga pernyataan dari hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Sidikalang yang tidak jauh berbeda dengan hasil wawancara dengan Wakil Ketua BKD Dairi, mengatakan bahwa: 38 Wawancara dengan Wakil Ketua BKD Kabupaten Dairi. C.C Opungsunggu, SE. Kamis, 08 Mei 2014 Februari di Sidikalang Universitas Sumatera Utara tidak boleh memihak atau mendukung kepada partai politik ataupun terhadap kelompok tertentu. Sebagaimana layaknya tugas, pokok dan fungsi sebagai PNS harus dijalankan oleh PNS itu sendiri. Bila berbicara mengenai pemutasian ada dua faktor pertimbangan PNS dimutasi, yaitu fakta pertama PNS harus siap ditempatkan di manapun dia berada, mengingat bahwa sewaktu menjadi CPNS telah ditanda tangani dan telah disepakati bersama akan siap ditempatkan dimanapun ditempatkan oleh kepala pemerintahan itu sendiri karena kepala daerah itulah yang mengeluarkan surat dan menandatangani surat keputusan mutasi. Faktor yang kedua adalah dibutuhkannya tenaga ataupun jurusan tesebut di tempat lain serta karena kelebihan tenaga di tempat yang lama sehingga dilakukan penyeimbangan ataupun kesetraan pendidikan dikota dan di desa dengan tujuan memajukan pendidikan di desa”. 39 Berdasarkan hasil wawancara dengan Wakil Ketua BKD Kabupaten Dairi yang mewakili Ketua BKD Kabupaten Dairi dan Kepala Sekolah SMA Negeri 1 yang merupakan pemimpin dari Ermalina Purba di tempat sekolah lamanya sebelum dipindahkan ke SMA Negeri Silalahi, memiliki pendapat yang sama. Adapun pendapat mereka adalah bahwa selaku masih menyandang status PNS harus siap ditempat di seluruh wilayah kesatuan Republik Indonesia termasuk kedalam bagian wilayah kesatuan seperti kabupaten, sebab saat masih menyandang status CPNS telah disepakati bersama dan telah ditanda tanganinya kesepakatan untuk siap ditempatkan dimanapun ditempatkan oleh kepala daerah ataupun bupati selaku pemimpin kepala kepegawaian. Sehingga pemutasian merupakan hal yang sudah biasa terjadi di dalam dunia PNS dan sudah sering dilakukan diberbagai daerah Kabupaten Dairi, dan unsur-unsur diluar dari hal tersebut seperti unsur politisasi tidak pernah terjadi. 39 Wawancara dengan Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Sidikalang. Drs. Alben Sianturi. Selasa, 13 Mei 2014 Februari di Sidikalang Universitas Sumatera Utara

3.2 Perilaku Politik Ermalina Purba sebagai Guru PNS dalam Pilkada Dairi

Dokumen yang terkait

Partisipasi Politik Dan Pemilihan Umum (Suatu Studi tentang Perilaku Politik Masyarakat di Kelurahan Dataran Tinggi Kecamatan Binjai Timur Pada Pemilihan Presiden tahun 2009)

1 46 105

Preferensi Politik (Studi Tentang Perilaku Pemilih di Lingkungan IV Kelurahan Perkebunan Sipare-Pare pada Pemilihan Kepala Daerah (Bupati) Tahun 2008)

3 43 89

Perbedaan Kepedulian Orang Tua Pada Kegiatan Belajar Anak Sekolah Dasar Di Desa Dan Di Kota (Studi Komparasi di Kelurahan Batang Beruh dan Kota Sidikalang,Kabupaten Dairi)

2 54 160

Politik Transaksional Antara Calon Bupati Dengan Masyarakat Pemilih Di Kecamatan Kotabumi Selatan Pada Pemilihan Bupati Lampung Utara Tahun 2013

2 23 99

AGAMA SEBAGAI MEDIA KONTESTASI POLITIK : STUDI KAMPANYE POLITIK SAMBARI-QOSIM DALAM PEMILIHAN BUPATI GRESIK TAHUN 2015 DALAM TINJAUAN INTERAKSIONISME SIMBOLIK HERBERT BLUMER DI DESA LOWAYU KECAMATAN DUKUN KABUPATEN GRESIK.

0 2 105

PARTISIPASI POLITIK PADA PENDUDUK SIRKULER DALAM PEMILIHAN GUBERNUR JAWA TENGAH TAHUN 2013 (Studi di Kelurahan Bulukerto Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri)

0 0 13

BAB 2 DESKRIPSI SINGKAT OBJEK PENELITIAN 2.1 Deskripsi Lokasi Penelitian - Perilaku Politik Guru (Studi Kasus: Perilaku Politik Ermalina Purba Sebagai Guru PNS di Kelurahan Batang Beruh, Kecamatan Sidikalang dalam Pemilihan Bupati Dairi Tahun 2013)

0 0 19

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Perilaku Politik Guru (Studi Kasus: Perilaku Politik Ermalina Purba Sebagai Guru PNS di Kelurahan Batang Beruh, Kecamatan Sidikalang dalam Pemilihan Bupati Dairi Tahun 2013)

0 0 29

PERILAKU POLITIK GURU (Studi Kasus : Perilaku Politik Ermalina Purba SebagaiGuru PNS di Kelurahan Batang Beruh, Kecamatan Sidikalang dalam Pemilihan Bupati Dairi Tahun 2013) SKRIPSI JUWITA THEODORA

0 0 13

PERILAKU POLITIK MASYARAKAT: Kajian perilaku Politik pada kasus pemilihan Bupati Sampang Tahun 2000-2005 Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 102