commit to user 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pasar merupakan tempat proses transaksi antara permintaan dan penawaran bertemu yang berupa barang maupun jasa. Pasar didalamnya dijumpai
banyak penjual yang menawarkan berbagai macam barang, baik hasil pertanian, maupun hasil industri. Selain itu, banyak dijumpai orang dengan tujuan berbelanja
dengan yang
berbeda. Dari
hanya untuk
memenuhi kebutuhannya
mengkonsumsi, untuk dijual kembali distribusi sampai untuk diolah kembali kemudian dijual produksi. Selanjutnya, diantara pembeli dan penjual tersebut
sering kali terjadi tawar menawar yang diakhiri dengan transaksi jual beli. Surakarta yang terkenal dengan sebutan kota Solo yang memiliki banyak
beragam kebudayaan, mulai dari acara-acara ritual adat sampai pertunjukan kesenian, yang mana menjadi aset besar bagi kota Solo sebagai pedapatan daerah
melalui bidang pariwisata. Di kota ini juga banyak tempat-tempat yang memperjualbelikan hewan peliharaan yang mempunyai beragam penggemar.
Sehingga kegemaran memelihara hewan sebagai salah satu identitas kesempurnaannya dalam masyarakat, seperti halnya norma aturan yang masih
berlaku di masyarakat Jawa, bahwa seorang laki-laki Jawa harus lima unsur di dalam kehidupannya untuk dapat disebut sebagai laki-laki sejati. Dari kelima itu
yaitu harus memiliki wisma rumah, karya pekerjaan, garwa istri, turonggo kuda atau kendaraan, curiga keris atau kelebihan, kukilo burung peliharaan,
dan waranggana penyanyi atau hiburan. Oleh karena itu, memelihara burung merupakan salah satu instrumen dalam memenuhi kebutuhan identitas di
masyarakat, burung yang biasanya disimbolkan memiliki derajat yang paling tinggi ialah burung Perkutut. Menurut masyarakat Jawa Hal ini, disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya kotoran burung Perkutut yang tidak berbau dan apabila sudah matipun bangkai burung Perkutut bahkan juga tidak menimbulkan
bau. Burung
Perkutut juga
dikenal mempunyai
pengaruh terhadap
pemeliharaannya karena dianggap bisa membawa keberuntungan ataupun
commit to user 2
malapetaka. Hal ini biasanya dipengaruhi oleh aura atau yang biasanya disebut yoni.
Dalam perkembangannya memelihara burung dan hewan peliharaan lainnya mengalami perkembangan jaman hal ini dilihat dari berkembangnya
keanekaragaman hewan peliharaan yang diperjualbelikan di pasar. Di samping itu perkembangan hobi memelihara burung juga berkembang karena hobi tersebut
dapat dikembangkan menjadi suatu pekerjaan yang dapat menghasilkan uang, mulai dari jual beli ataupun breding atau menangkarkan hewan peliharaan. Selain
perkembangan jumlah penyuka binatang peliharaan hobby perkembangan lain adalah berkembangnya juga jenis hewan yang dapat menjadi hewan peliharaan.
Bahkan jenis hewan yang dulunya dianggap menakutkan ataupun hama, kini bisa menjadi hewan peliharaan seperti ular, tikus, musang, biawak, bahkan jenis reptil
seperti buaya dan ular berbisa. Di Surakarta terdapat tempat yang memperjualbelikan hewan peliharaan
yaitu pasar “Depok” Surakarta yang beralamatkan di jalan Belekambang Lor,
Depok, Manahan, Banjarsari, Surakarta. Pasar tersebut selama ini dikenal sebagai tempat yang menyediakan hewan peliharaan jenis burung dan unggas sehingga
kesan yang tertanam di masyarakat adalah pasar burung. Hal ini dikarenakan jenis hewan peliharaan yang diperjualbelikan didominasi oleh jenis bangsa burung
yang dalam nama Latinnya disebut bangsa aves. Faktor lain yang lebih dikenalnya pasar Depok Surakarta sebagai pasar burung dikarenakan sejak pertama berdiri di
lokasi pasar Slompretan Surakarta, para pedagang memulai menjual jenis burung sebagai hewan dagangannya. Jenis burung yang diperjualbelikan di Pasar Depok
Surakarta lebih beragam bila dibandingkan dengan pasar hewan lainnya khususnya pasar hewan di Jawa Tengah.
Pasar “Depok” Surakarta dalam perkembangannya tidak hanya memperjualbelikan hewan peliharaan berupa burung tetapi beraneka macam jenis
hewan seperti: anjing, kucing, kelinci, reptil, primata lokal, bahkan jenis hewan air ikan hias dan kura-kura, dan juga menyediakan kebutuhan hewan peliharaan
seperti pakan dan perlengkapan kandang juga asesorisnya. Sehingga,
commit to user 3
menunjang kegiatan ekonomi bagi pedagang dan peternak hewan peliharaan, pengrajin sangkar, masyarakat sekitar, dan penghobi binatang.
Keberadaan pasar “Depok” Surakarta baru dikenal oleh masyarakat Solo
dan sekitarnya. Sedangkan perkembangan jenis dagangan pedagang pasar masih kurang dikenal oleh masyarakat Solo dan sekitarnya. Untuk lebih memperluas
jangkauannya maka penulis merancang desain komunikasi visual sebagai media promosi bagi
pasar “Depok” Surakarta sebagai salah satu tempat tujuan penghobi hewan peliharaan terbesar dan terlengkap sebagai tempat transaksi kepada
masyarakat khususnya kota Surakarta dan sekitarnya.
B. Rumusan Masalah