DESAIN KOMUNIKASI VISUAL SEBAGAI SARANA PENUNJANG PROMOSI PASAR KLITHIKAN NOTOHARJO SEMANGGI

(1)

commit to user i

DESAIN KOMUNIKASI VISUAL SEBAGAI SARANA PENUNJANG PROMOSI PASAR KLITHIKANNOTOHARJO

SEMANGGI

OLEH:

MUHAMMMAD KHOIRUL SHOLIH NIM: K3203025

TUGAS AKHIR

Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Seni Rupa

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(2)

commit to user ii

DESAIN KOMUNIKASI VISUAL SEBAGAI SARANA PENUNJANG PROMOSI PASAR KLITHIKANNOTOHARJO

SEMANGGI

OLEH :

MUHAMMAD KHOIRUL SHOLIH K3203025

TUGAS AKHIR

Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Seni Rupa

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(3)

commit to user iii

PERSETUJUAN

Tugas Akhir ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Tugas Akhir Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Slamet Subiyantoro, M.Si

NIP. 19650521 199003 1 003 NIP. 19730906 200501 1 001 Adam Wahida, S.Pd, M.Sn


(4)

(5)

commit to user v

ABSTRAK

Muhammad Khoirul Sholih. DESAIN KOMUNIKASI VISUAL SEBAGAI

SARANA PENUNJANG PROMOSI PASAR KLITHIKAN NOTOHARJO

SEMANGGI . Tugas Akhir, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2011.

Tujuan perancangan ini adalah: Merancang komunikasi visual yang berfungsi sebagai media promosi Pasar Klithikan Notoharjo Semanggi yang menarik dan komunikatif beserta pemilihan media promosinya yang efektif.

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data meliputi cuplikan (sampling),

pengamatan langsung (observasi), wawancara dan dokumentasi. Metode anialisis ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif dan analisis SWOT.

Konsep perancangan komunikasi visual dalam promosi perpaduan antara tradisional dan modern, mengutamakan penekanan melalui unsur fotografi yang difungsikan sebagai penarik perhatian audience, serta memakai layout dan desain yang simple.

Berdasarkan segmentasi pasar, identifikasi pesaing, keunggulan produk maka hasil perancangan ini dapat diperoleh media promosi komunikasi visual sebagai berikut: (1) Billboard: difungsikan untuk membangun citra serta memberi petunjuk kepada masyarakat tentang pasar Klithikan Notoharjo Semanggi di Surakarta melalaui gambar dan pesan yang ditempatkan di titik-titik strategis. (2) Iklan surat kabar: sesuai dengan segmentasi geografis promosi dilakukan melalui surat kabar Solopos dan Joglosemar. (3) Stand Banner: berupa media iklan cetak ditempatkan di pinggir-piggir jalan strategis kota Surakarta. (4) Branding mobile: ialah promosi yang merupakan iklan bergerak ditempatkan pada badan bus dan angkuta yang memiliki daya edar luas (5) Papper Bag: sebagai media promosi fungsional pembungkus produk atau barang yang dapat dipakai berulang-ulang dan dibawa kemana-mana (6) karcis Parkir: merupakan media promosi sebagai iklan bergerak dengan tampilan desain yang memberikan citra atau identitas yang jelas. (7) Penunjuk Arah: media luar ruang yang sifatnya memberikan informasi arah atau petunjuk ke pasar Klithikan Notoharjo Semanggi. (8) Papan Informasi: media luar ruang yang memberikan informasi letak kios di dalam pasar berdasarkan jenis barang dagangannya. (9) Papan Nama Pasar: berupa gapura sebagai tanda pengenal yang membangun citra pasar. (11) Papan Nama Kios: tanda pengenal untuk menunjukkan identitas kios-kios pedagang di Klithikan Notoharjo semanggi. (12) Merchandise berupa Stiker: merupakan media promosi yang memiliki penempatan fleksibel dan dapat bertahan dalam jangka waktu yang panjang dan difungsikan sebagai cindera mata. (11)

Stationary: berupa kartu nama, amplop, kop surat berfungsi sebagai identitas yang


(6)

commit to user vi MOTTO

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya (Q.S. Al-Baqarah : 286).


(7)

commit to user vii

PERSEMBAHAN

Tugas Akhir ini dipersembahkan kepada :  Kedua orang tuaku

yang telah membesarkan, membimbing, mendoakan, dan selalu mendukung ananda hingga akhir.

 Adik dan kakak.  Teman-teman.  Almamater.


(8)

commit to user viii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan sesmesta alam penulis panjatkan kehadirat-Nya, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Pembuatan Tugas Akhir ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dan baik spirituil maupun materiil. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Drs. Suparno, M. Pd sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Bapak Drs. Tjahjo Prabowo, M. Sn. selaku Ketua Program Pendidikan Seni Rupa

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Bapak Dr. Slamet Subiyantoro, M.Si. Selaku pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan sampai terselesaikannya tugas akhir ini.

5. Bapak Adam Wahida, S.Pd, M. Sn. Selaku pembimbing II yang dengan sabar memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan.

6. Bapak Drs. Edi Kurniadi, M. Pd. selaku Pembimbing Akademik.

7. Wiwiek Dwi Hesti, S.Sos, selaku Kepala Bagian Tata Usaha Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta yang telah membantu mendapatkan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

8. Jackson Antonius Napitupulu, S.E, M.Si selaku Kepala Humas Badan Informasi dan Komunikasi Surakarta yang telah bersedia menjadi narasumber.

9. Suranto, selaku Lurah pasar Klithikan Notoharjo Semanggi yang telah memberikan ijin dan data-data yang sangat dibutuhkan penulis.


(9)

commit to user ix

10.Bapak Ari Wibowo selaku staf kantor DLLAJ yang telah bersedia menjadi narasumber.

11.Anang, mayas, endah,Indri, Totok, Heru, Ibnu, Salamun, Bagio dan seluruh staff dan karyawan kantor pasar Klithikan Notoharjo Semanggi yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

12.Rudi, Timan, Pak Bos, agung, Solichin, Aan, pedagang klithikan Sepeda motor yang telah memberikan informasi kepada penulis.

13.Joko Widodo, Pak Yatno pengelola parkir pasar Klithikan Notoharjo yang membantu penulis memperoleh data dan sekaligus menjadi narasumber.

14.Seluruh mahasiswa Seni Rupa FKIP UNS.

15.Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu yang telah membantu terlaksananya penciptaan karya Tugas Akhir. Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Allah SWT.

Surakarta, 27 April 2011


(10)

commit to user x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... xiii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Batasan Ruang Lingkup Perancangan ... 8

D. Tujuan Perancangan ... 9

E. Manfaat Perancangan ... 9

F. Metode Perancangan ... 10

G. Prosedur Perancangan ... 13

BAB II. LANDASAN PERANCANGAN ... 14

A. Kajian Teori ... 14

1. Desain Komunikasi Visual ... . 14

2. Media ... . 23

3. Sign System ... . 24

4. Tinjauan Promosi ... . 34


(11)

commit to user xi

6. Pasar Klithikan ... . 47

B. Keadaan Umum Pasar Klithikan Notoharjo ... 51

1. Sejarah Pasar Klithikan Notoharjo ... 51

2. Struktur Organisasi Pasar Klithikan Notoharjo ... 57

3. Letak Geografis dan Kondisi Fisik Pasar Klithikan Notoharjo 58 4. Promosi Yang Pernah Dilakukan ... 60

C. Identifikasi Pesaing / Kompetitor ... 68

D. Analsis SWOT ... 76

E. Konsep Perancangan ... 78

1. Analisis Masalah ... 78

2. Persepsi Konsumen ... 78

3. Keunggulan Produk ... 79

4. Harapan Konsumen ... 79

5. Positioning ... 80

F. Strategi Kreatif ... 82

1. Strategi Konsep ... 83

2. Strategi Visual ... 84

G. Visualisasi ... 84

1. Visual ... 84

2. Copywriting ... 94

BAB III. PROSES PERANCANGAN ... 98

A. Media ... 98

1. Media Cetak ... 98

a. Stationary ... 99

1). Kartu Nama ... 99

2). Kop Surat ... 99

3). Amplop ... 99


(12)

commit to user xii

1). Billboard……… 100

2). Iklan Surat Kabar ... 101

3). Stand Banner ... 101

4). Branding Mobile ... 102

5). Papper Bag ... 102

6). Karcis Parkir ... 103

3. Media promosi penanda (Sign System) ... 103

1). Penunjuk Arah ... 103

2). Papan informasi 3). Papan Nama Pasar ... 104

... 104

4). Papan Nama Kios ... 104

4. Merchandise ... ... 105

1). Stiker ... 105

BAB IV. DESKRIPSI KARYA ... 106

A. Stationary ... 106

1. Kartu Nama ... 106

2. Kop Surat ... 107

3. Amplop ... 108

B. Media Promosi out door ... 109

1. Billboard ... 109

2. Iklan Surat Kabar ... 112

3. Stand Banner ... 113

4. Branding Mobile ... 117

5. Papper Bag ... 118

6. Karcis Parkir ... 120

C. Media promosi penanda (Sign System) ... 121

1. Penunjuk Arah ... 121


(13)

commit to user xiii

3. Papan Nama Pasar ... 125

4. Papan Nama Kios ... 128

D. Merchandise ... 129

1. Stiker ... 129

BAB V. PENUTUP ... 130

A. Simpulan ... 130

B. Saran ... 130

DAFTAR PUSTAKA ... 132


(14)

commit to user xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Jumlah PKL di Kawasan Monumen ’45 Banjarsari ... 2

Tabel 2. Perbandingan Tingkat Pendapatan di Pasar Lama dan di Pasar Baru Dari 55 Pedagang ... 4

Tabel 3. Data Jumlah Pengguna Parkir Pasar Klithikan Notoharjo Tahun 2008 6 Tabel 4. Data Jumlah Pengguna Parkir Pasar Klithikan Notoharjo Tahun 2010 6 Tabel 5. Batasan Ruang Lingkup Perancangan ... 8

Tabel 6.Perbedaan Marketing Mix dan Promotion Mix ... 37

Tabel 7. Kombinasi jenis huruf antara judul dan naskah ... 43

Tabel 8. Jumlah PKL Monumen Banjarsari Berdasarkan Dagangannya ... 53

Tabel 9. Daftar Paguyuban Jumlah PKL Monumen Banjarsari ... 54


(15)

commit to user xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Bagan Prosedur Perancangan ... 13

Gambar 2. Bagan Struktur Organisasi Pasar Klithikan Notoharjo Semanggi ... 62

Gambar 3. Iklan surat kabar ... 64

Gambar 4. Baliho Klithikan Notoharjo ... 65

Gambar 5. Karcis Parkir Klithikan Notoharjo ... 65

Gambar 6. Billboard ... 66

Gambar 7. Spanduk ... 67

Gambar 8. Tanda Pengenal Dinding ... 68

Gambar 9. Papan Nama Kios Klithikan Notoharjo ... 68

Gambar 10. Spanduk Klithikan Pakuncen ... 70

Gambar 11. Brosur / Flyer Kios Klithikan Pakuncen ... 70

Gambar 12. Kupon Berhadiah Klithikan Pakuncen ... 70

Gambar 13. Stand Banner Klithikan Pakuncen ... 71

Gambar 14. Papan Nama Pasar Klithikan Pakuncen ... 71

Gambar 15. Neon Box Papan Nama Blok Klithikan Pakuncen………. 72

Gambar 16. Papan Informasi Klithikan Pakuncen ... 72

Gambar 17. Rambu-Rambu Klithikan Pakuncen ... 72

Gambar 18. Neon Box Matahari Singosaren Plasa ... 73

Gambar 19. Website MCC ... 74

Gambar 20. Banner MCC ... 74

Gambar 21. Iklan Surat Kabar MCC ... 75

Gambar 22. Anatomi Elemen Logo Klithikan Notoharjo ... 90

Gambar 23. Proses Penciptaan Logogram Klithikan Notoharjo ... 91

Gambar 24. Logo Pemkot Solo ... 96


(16)

commit to user xvi

Gambar 26. Kartu Nama ... 106

Gambar 27. Kop Surat ... 107

Gambar 28. Amplop ... 108

Gambar 29. Billboard Vertikal dan Media Placement-nya ... 109

Gambar 30. Billboard Horisontal dan Media Placement-nya ... 110

Gambar 31. Surat Kabar dan Media Placement-nya ... 112

Gambar 32. Stand Banner ... 114

Gambar 33. Konstruksi Stand Banner dan Media Placement-nya ... 115

Gambar 34. Branding Mobile ... 117

Gambar 35. Papper Bag ... 118

Gambar 36. Konstruksi Papper Bag ... 119

Gambar 37. Karcis Parkir ... 120

Gambar 38. Penunjuk Arah dan Konstruksinya ... 121

Gambar 39. Media Placement Penunjuk Arah ... 122

Gambar 40. Papan Informasi ... 123

Gambar 41. Konstruksi Papan Informasi dan Media Placement-nya ... 124

Gambar 42. Papan Nama Pasar Klithikan Notoharjo ... 125

Gambar 43. Konstruksi Papan Nama Pasar Klithikan Notoharjo ... 126

Gambar 44. Media Placement Papan Nama Pasar Klithikan Notoharjo ... 127

Gambar 45. Papan Nama Kios dan Media Placement-nya ... 128


(17)

commit to user

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Runtuhnya Orde Baru ditandai oleh merosotnya kepercayaan rakyat Indonesia terhadap presiden yang berkuasa pada saat itu karena telah memerintah secara otoriter, menyalahgunakan kekuasaan untuk memperkaya diri dan melanggengkan kekuasaan dengan praktek KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme), hingga menyebabkan Bangsa Indonesia jatuh ke dalam situasi krisis moneter.

Krisis moneter membawa dampak buruk bagi perekonomian Indonesia. Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar menyebabkan harga-harga membumbung tinggi. Bahan-bahan pokok keperluan hidup sehari-hari bukan saja mahal harganya tetapi sulit didapatkan di pasar. Rakyat kecil adalah bagian terbesar yang menanggung derita paling parah akibat krisis tersebut. Penderitaan rakyat makin dirasakan dengan maraknya kasus pemutusan hubungan kerja oleh perusahaan dan pabrik-pabrik kepada karyawannya, membuat sebagian penduduk tidak memperoleh mata pencaharian.

Terbatasnya lapangan kerja yang tersedia memaksa sebagiaan besar penduduk harus ikut menciptakan sumber pendapatan mereka sendiri. Upaya sebagian penduduk menghasilkan pertumbuhan cepat yang disebut pedagang kaki lima (PKL). PKL yang tidak menuntut jenjang pendidikan formal yang tinggi dianggap sebagian masyarakat sebagai sektor yang mampu menyerap angkatan kerja pengangguran ditengah krisis dalam waku relatif singkat PKL menjamur di kota-kota Indonesia.

Surakarta sebagai kota perdagangan yang ramai dikunjungi masyarakat bisnis dan konsumen yang berlalu-lalang datang dan pergi dengan kesibukan kegiatan ekonominya, menjadikan PKL tumbuh sangat subur di kota tersebut. Berbagai tempat strategis di kota Surakarta digunakan pedagang kaki lima secara liar untuk berdagang. Tempat-tempat yang dahulu dilarang untuk berjualan seperti pinggir jalan, jalur lambat, trotoar-trotar jalan dan taman-taman kota dijadikan tempat berdagang para PKL, hampir tidak ada ruang publik yang tersedia.


(18)

commit to user

Keberadaan PKL di kota Surakarta yang menempati tempat terlarang menimbulkan dampak negatif, seperti: gangguan lalulintas, gangguan keseimbangan hubungan sosial, penurunan kualitas lingkungan dan gangguan ketertiban umum, sehingga menyebabkan kota Surakarta semakin tampak semrawut, kumuh dan tidak tertib.

Terkait dengan visi pengembangan kota Surakarta yang akomoditif terhadap iklim investasi, keberadaan PKL di kota Surakarta secara liar jelas tidak mendukung visi tersebut, karena untuk menciptakan iklim investasi haruslah didukung dengan tatanan lingkungan yang aman, tertib, rapi, bersih, sehat serta adanya kepastian hukum dalam berusaha, sehingga para investor tidak enggan menanamkan modal usahanya di kota Solo. Maka dari itu Pemerintah Kota Surakarta menempatkan masalah penataan pedagang kaki lima sebagai prioritas paling utama yang harus segera dilaksanakan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Surakarta 2005-2010 (Solopos, 30 Agustus 2006).

Program penataan PKL dimulai Pemerintah Kota Surakarta dari kawasan Monumen ’45 Banjarsari yang merupakan basis hunian PKL terbesar di kota Surakarta. Berdasarkan data dari Kantor PKL Surakarta, jumlah PKL di kawasan Monumen ’45 Banjarsari dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1. Jumlah PKL di Kawasan Monumen ’45 Banjarsari

No Lokasi Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 Jl. Tarakan Jl. Raden Saleh Jl. Samsurizal Jl. Trenggono Jl. Tanibar

Jl. Nias dan Jl Samsurizal Barat Monumen ’45 bagian tengah Stabelan

80 orang 38 orang 41 orang 34 orang 37 orang 92 orang 172 orang 495 orang

Jumlah 989 orang


(19)

commit to user

Pemerintah Kota Surakarta dalam penataan PKL di kawasan Monumen ’45 Banjarsari dilakukan dengan cara yang manusiawi dan bertanggungjawab, yaitu dilakukan dengan menggunakan konsep ekonomi kerakyatan. PKL tidak dilihat sebagai “momok” melainkan sebagai sebuah potensi ekonomi yang perlu diberdayakan. Langkah terbaik yang dilakukan Pemerintah Kota Surakarta untuk memberdayakan PKL adalah dengan cara relokasi (pemindahan) PKL ke wilayah kecamatan Semanggi dan membangunkan pasar sebagai tempat mereka berdagang.

Program Pemerintah Kota Surakarta dalam pembangunan pasar di wilayah Semanggi untuk memberdayakan PKL disambut positif oleh para PKL, sehingga pada tanggal 23 juli 2006 berhasil dilaksanakan relokasi PKL dari kawasan Monumen ‘45 Banjarsari ke pasar baru yang diberi nama ”pasar Klithikan Notoharjo”. Relokasi PKL tersebut dilaksanakan dengan prosesi kirab budaya bernuansa Jawa, melibatkan para pejabat Pemerintah Kota Surakarta diikuti oleh seluruh PKL dan disaksikan oleh warga kota Surakarta.

Para PKL Setelah menempati pasar Klithikan Notoharjo Semanggi sudah tidak lagi menyandang statusnya sebagai pedagang kaki lima namun berubah menjadi pedagang pasar seperti pada umumnya (saudagar pasar), karena Pemerintah Kota Surakarta telah memberikan secara gratis kepada para PKL Surat Hak Penempatan (SHP), Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dan Kartu Tanda Pengenal Pedagang (KTPP) kepada para PKL sebagai legalisasi atau syarat untuk menempati pasar Klithikan Notoharjo yang sah.

Atas keberhasilan Pemerintah Kota Surakarta dalam memindahkan PKL kawasan Monumen ‘45 Banjarsari ke pasar Klithikan Notoharjo Semanggi, Walikota Surakarta Ir. Joko Widodo sebagai pemrakarsa pemindahan tersebut mendapatkan setifikat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan kategori ”perpindahan komunitas PKL dengan jumlah terbanyak tanpa menimbulkan konflik yang dilakukan dengan Kirab Budaya.

Berbagai pujianpun diberikan kepada Walikota Joko Widodo atas keberhasilannya dalam merelokasi PKL di kawasan Monumen ‘45 Banjarsari ke


(20)

commit to user

pasar Klithikan Notoharjo Semanggi. Diantaranya pujian datang dari Gubernur Jawa Tengah Mardiyanto dan Menteri Koperasi Suryadarma Ali yang menyatakan bahwa program penataan dan penertiban PKL di sekitar Monumen Banjarsari dengan cara relokasi ke pasar Klithikan Notoharjo merupakan solusi yang tepat. Apa yang dilakukan Pemerintah Kota Surakarta tersebut dapat menjadi contoh positif dalam penanganan PKL di Indonesia.

Kepopuleran walikota Surakarta Joko Widodo sejak saat itu memang terus meningkat, namun sayangnya hal itu tidak terjadi juga dengan kondisi perkembangan pengoperasian pasar Klithikan Notoharjo. Pada awal pengoperasiannya, pasar Klithikan Notoharjo mengalami masalah sepinya pengunjung yang datang ke pasar tersebut. Keadaan tersebut mengakibatkan para pedagang pasar Klithikan Notoharjo mengalami penurunan pendapatan yang drastis. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hanung Widhieatmaka pada tahun 2007, perpindahan pasar dari kawasan Monumen “45 Banjarsari ke pasar Klithikan Notoharjo Semanggi berpengaruh terhadap hasil pendapatan yang mereka peroleh, yang mana pendapatan mereka rata-rata turun hampir 50 persen seperti yang tertera pada tabel berikut :

Tabel 2. Perbandingan Tingkat Pendapatan di Pasar Lama dan di Pasar Baru Dari 55 Pedagang

Pendapatan Pedagang Pasar Lama Pasar Bru

Rata-rata

pendapatan kotor selama 1 hari

Perpedagang Rp. 170.000,00

Rp. 65.000,00 Keseluruhan Rp.

215.000,00

Rp.

120.000,00 Pendapatan Bersih Rp.

35.000,00

Rp. 17.000,00

Rata-rata

pendapatan kotor selama 1 minggu

Perpedagang Rp. 775.000,00

Rp.

455.000,00 Keseluruhan Rp.

915.000,00

Rp.


(21)

commit to user Pendapatan Bersih Rp.

190.000,00

Rp. 90.000,00 Rata-rata

pendapatan kotor selama 1 Bulan

Perpedagang Rp.

1.850.000,00

Rp.

775.000,00 Keseluruhan Rp.

1.900.000,00

Rp.

815.000,00 Pendapatan Bersih Rp.

420.000,00

Rp.

225.000,00 (Sumber : Hanung Widhieatmaka, 2007 : 43)

Rendahnya pendapatan yang diperoleh sebagian besar pedagang pasar Klithikan Notoharjo membuat mereka sulit bertahan berdagang di pasar tersebut. Berdasarkan data dari Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Surakarta pada tanggal 25 September 2008 atau selama dua tahun lebih sejak pengoperasian pasar Klithikan Notoharjo, dari 1.005 total kios yang ada terdapat sebanyak 98 unit kios tutup, 893 kios rutin dibuka, sementara 50 unit dalam kondisi buka tutup, sedangkan

yang dicabut sebanyak 25 kios

diakses 1 Agustus 2008

Belum membaiknya pengoperasian pasar Klithikan Notoharjo juga ditunjukkan oleh meningkatnya jumlah pedagang yang menunggak pembayaran retribusi pasar. Mereka terpaksa menunggak membayar retribusi karena minimnya pendapatan yang diperoleh. Berdasarkan data yang berasal dari kantor pasar Klithikan Notoharjo pada tanggal 11 Desember 2008 jumlah pedagang yang menunggak membayar retribusi mencapai jumlah 104 pedagang sedangkan di tahun 2010 sampai bulan April yang menunggak berjumlah 50 pedagang. Para pedagang pasar Klithikan Notoharjo mengaku terpaksa menunggak membayar retribusi karena memang hasil pendapatan yang ia peroleh terlalu sedikit atau pas-pasan tidak mencukupi kebutuhan, bahkan ada yang harus rela menombok. Sesuai dengan peraturan, bagi pedagang yang tidak dapat melunasi hingga waktu yang telah ditentukan setelah mendapat surat peringatan kios yang mereka tempati terpaksa disegel.


(22)

commit to user

Rendahnya pendapatan yang diperoleh para pedagang pasar Klithikan Notoharjo menunjukkan minimnya pengunjung yang datang ke pasar tersebut. Minimya pengunjung pasar Klithikan Notoharjo dapat ditunjukkan dari jumlah pengguna parkir di pasar Klithikan Notoharjo sebagaimana data yang penulis ambil dalam dua periode yaitu di tahun 2008 dan tahun 2010 dengan sampel masing-masing selama 7 hari saat beroperasinya pasar Klithikan Notoharjo. Adapun hasil pengambilan data jumlah pengguna parkir tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Data Jumlah Pengguna Parkir Pasar Klithikan Notoharjo Tahun 2008

No Hari Tgl Jumlah Karcis Parkir

1 Minggu 28-12-2008 1200

2 Senis 29-12-2008 1000

3 Selasa 30-12-2008 800

4 Rabu 31-12-2008 800

5 Kamis 01-01-2008 900

6 Jum’at 02-01-2008 900

7 Sabtu 03-01-2008 1000

Jumlah = 6600 Rata-rata perhari adalah 6600 : 7 = 943

(Sumber : Arsip, 2008)

Tabel 4. Data Jumlah Pengguna Parkir Pasar Klithikan Notoharjo Tahun 2010

No Hari Tgl Jumlah Karcis Parkir

1 Rabu 28-05-2010 914

2 Kamis 29-05-2010 891

3 Jum’at 30-05-2010 1200

4 Sabtu 31-05-2010 857

5 Minggu 01-06-2010 915

6 Senis 02-06-2010 1017

7 Selasa 03-06-2010 1028

Jumlah = 6822 Rata-rata perhari adalah 6822 : 7 = 975


(23)

commit to user

Masalah yang sedang terjadi di pasar Klithikan Notoharjo apabila dibiarkan berlangsung terus menerus akan menimbulkan ancaman yang sangat serius bagi pedagang pasar Klithikan Notoharjo Semanggi maupun bagi Pemerintah Kota Solo. Bukan tidak mungkin para pedagang akan meninggalkan tempat tersebut dan memilih kembali berdagang di pinggir jalan sehingga pembangunan pasar Klithikan Notoharjo Semanggi yang mengeluarkan biaya yang sangat besar akan menjadi sia-sia.`Oleh karena itu sebagai salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut salah satunya adalah dengan mempromosikan kembali pasar Klithikan Notoharjo Semanggi.

Atas latar belakang tersebut diatas, penulis bermaksud untuk menyusun suatu perancangan desain komunikasi visual yang dapat digunakan sebagai sarana penunjang promosi untuk pasar Klithikan Notoharjo Semanggi yang selanjutnya penulis angkat sebagai proyek tugas akhir.

B. Rumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang masalah, permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan promosi pasar Klithikan Notoharjo Semanggi dirumuskan sebagai berikut :

a. Bagaimana merancang desain komumikasi visual sebagai sarana penunjang promosi pasar Klithikan Notoharjo Semanggi agar dapat meningkatkan jumlah pengunjung pasar Klithikan Notoharjo Semanggi dan membangun citra pasar Klithikan Notoharjo Semanggi yang lebih baik ?

b. Bagaimana memvisualisasikan desain komunikasi visual ke dalam media promosi ?

c. Bagaimana memilih dan merancang penempatan media komunikasi visual yang efektif dan tepat sasaran ?


(24)

commit to user

C. Batasan Ruang Lingkup Perancangan Tabel 5. Batasan Ruang Lingkup Perancangan

Kategori Spesifikasi Karakteristik

Lambang Logo

Mencerminkan citra atau karakter khas pasar Klithikan Notoharjo.

Sign system

Peunjuk Arah

Berbentuk papan dengan gambar tanda panah arah ke Klithikan Notoharjo.

Papan Informasi

Berupa papan bertiang bertuliskan jenis dagangan sebagai petunjuk lokasi kios.

Papan Nama Pasar

Berbentuk gapura 3D, dengan papan nama satu sisi.

Papan Nama Kios

Berbentuk papan , bertuliskan nama atau identitas kios

Stationary Kop surat, amplop. Bersifat 2D, dibuat dari kertas, Full cour

Media promosi

Iklan surat kabar Full colour, 2D, di surat kabar Solopos, Joglosemar dan Suara Merdeka.

Billboard Full colour, 2D.

Mobile Branding

Sticker, digital printing, full colour , merupakan iklan berjalan.

Stand Banner Full colour, 2D, digital printing Paper bag Full colour, 3D, digital printing Karcis Full colour, 2D, digital printing Merchandise Stiker Sticker, digital printing, full colour


(25)

commit to user D. Tujuan Perancangan

Adapun tujuan dari strategi promosi dan periklanan Pasar Klithikan Notoharjo Semanggi adalah kurang lebih dari jawaban rumusan masalah yang diutarakan diatas, yakni :

a. Merancang desain komumikasi visual sebagai sarana penunjang promosi pasar Klithikan Notoharjo Semanggi yang menarik dan komunikatif.

b. Memvisualisasikan desain komunikasi visual sebagai media promosi.

c. Memilih dan merancang penempatan media komunikasi visual yang efektif dan tepat sasaran.

E. Manfaat Perancangan

Perancangan desain komunkasi visual sebagai promosi pasar Klithikan Notoharjo Surakarta mempunyai manfaat sebagai berikut :

a. Manfaat Praktis

1. Menjadikan pasar Klithikan Notoharjo Semanggi lebih dikenal oleh masyarakat luas dengan citra yang lebih baik.

2. Menjadikan pasar Klithikan Notoharjo Semanggi lebih banyak dikunjungi konsumen.

3. Menjadikan pedagang pasar Klithikan Notoharjo Semanggi memperoleh laba penjualan yang lebih banyak sehingga mereka tetap berdagang di pasar Klithikan Notoharjo Semanggi.

b. Manfaat Teoritis

1. Menambah khasanah ilmu bagi dunia pendidikan yang dapat dipakai sebagai bahan acuan bagi mahasiswa dalam menyusun perancangan tugas akhir yang sejenis.

2. Perancangan ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk mempromosikan pasar lain di Surakarta.


(26)

commit to user F. Metode Perancangan 1. Metode Pengumpulan

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi serta megingat begitu terbatasnya waktu, biaya, tenaga dan begitu besar atau banyaknya sumber data maka penulis memutuskan untuk menggunakan teknik cuplikan (sampling). Adapun penjelasan mengenai metode-metode pengumpulan data tersebut adalah sebagai berikut :

Data

a. Cuplikan (Sampling)

Teknik cuplikan merupakan suatu bentuk khusus proses bagi pemusatan atau pemilihan dalam penelitian yang mengarah pada seleksi. Cuplikan berkaitan dengan pembatasan jumlah dan jenis dari sumber data yang akan digunakan dalam penelitian. ( HB. Sutopo, 2002 : 55-56).

Jenis teknik cuplikan yang dipilih penulis adalah ”purposive sampling”. Pilihan sampel diarahkan pada sumber data yang dipandang penting yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang diteliti (HB. Sutopo, 2002 : 36). b. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau perilaku obyek sasaran (Abdurrahmat Fathoni, 2006 : 104).

Observasi dilakukan penulis dengan pengamatan langsung ke lokasi pasar Klithikan Notoharjo Semanggi untuk memperoleh data tentang kondisi pasar yang meliputi, kondisi bangunan, fasilitas, perilaku pedagang dan pembeli, jenis barang dagangan dan lingkungan pasar Klithikan Notoharjo Semanggi sekitar. Hasil observasi kemudian dicatat penulis untuk memperkaya referensi yang selanjutnya digunakan sebagai dasar penyusunan promosi pasar Klithikan Notoharjo.

Observasi juga dilakukan penulis dengan menggunakan instrumen observasi berupa kamera. Oleh karena itu dalam hal ini jenis observasi yang dilakukan penulis tersebut adalah sejenis observasi sistematis. Observasi yang dilakukan dengan menggunkan kamera menghasilkan gambar foto. Kemudian


(27)

commit to user

gambar foto tersebut sebagian dipilih untuk dijadikan penulis sebagai materi iklan.

Adapun yang menjadi obyek observasi yang dilakukan penulis kurang lebih sebagai berikut: bagian depan atau pintu gerbang pasar, kios atau tempat berdagang pedagang dengan pembatasan minimal satu kios untuk tiap jenis kelompok pedagang, pedagang dan pengunjung pasar dengan pembatasan di satu kios pedagang dan lokasi fasilitas-fasilitas yang dimiliki pasar dan lokasi kantor.

c. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban datang diberikan oleh yang diwawancara (Abdurrahmat Fathoni, 2006 : 105).

Wanwancara dilakukan untuk menggali informasi atau data yang lebih mendalam tentang aspek-aspek yang berkaitan dengan pasar Klithikan Notoharjo, yaitu mengenai segmentasi pasar, target audience pasar dan usaha-usaha yang pernah dilakukan untuk mengembangkan pasar Klithikan Notoharjo Semanggi. Wawancara tersebut dilakukan kepada petugas pengelola pasar, pengurus paguyuban pedagang, para pedagang dan pengunjung pasar Klithikan Notoharjo Semanggi. Wanwancara juga dilakukan untuk mengetahui pendapat masyarakat mengenai pasar Klithikan Notoharjo. d. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Dalam metode dokumentasi peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah-majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2006 : 158).

Dalam pengumpulan data dengan Metode dokumentasi ini penulis mengambil dokumen berupa photo-photo, surat kabar dan media promosi yang pernah dirancang dan arsip-arsip mengenai daftar jumlah pedagang beserta jenis dagangannya, pengurus pasar Klithikan Notoharjo Semanggi dan


(28)

commit to user

inventaris pasar. Data yang diambil dapat digunakan sebagai bahan acuan penyusunan promosi pasar Klithikan Notoharjo Semanggi.

2. Metode a. Metode Analisis Kualitatif

Analisis

Berdasarkan permasalahan yang ada, penulis dalam hal ini menggunakan metode deskriptif kualitatif adalah suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berwujud kata-kata dalam kalimat atau gambar-gambar yang mempunyai arti lebih dari sekedar angka-angka atau jumlah (H.B Sutopo, 1988 : 10). Metode ini dipilih karena lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda, dapat menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dengan responden dan lebih peka serta lebih menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.

b. Metode Analisis SWOT

Metode Analisis SWOT dimaksudkan untuk memeriksan dan mennginventarisasi sebanyak mungkin kekuatan (strength), kelemahan (weakness), kesempatan (oportunities) dan ancaman (threat) yang dimiliki pasar Klithikan Notoharjo Semanggi yang digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk menemukan solusi untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi di pasar Klithikan Notoharjo Semanggi.

Metode analisis SWOT dirumuskan menjadi 4 (empat) elemen. Dua elemen pertama, kekuatan (strenght) dan kelemahan (weakness) adalah faktor yang datang secara internal dari pasar Klithikan Notoharjo Semanggi. Faktor-faktor tersebut diantaranya meliputi fasilitas pasar, produk pasar, kondisi lokasi, penggunaan teknologi dan pelayanan terhadap konsumen. Dua elemen yang lain, kesempatan (opportunity) dan ancaman (threats) adalah faktor yang datang dari luar (eksternal) pasar Klithikan Notoharjo Semanggi yang diantaranya meliputi aspek ekonomi, kebijakan politik seputar pembagunan pengembangan pasar, kondisi lingkungan dan masyarakat sosial sekitar pasar, dan situasi ekonomi yang sedang terjadi.


(29)

commit to user

G. PROSEDUR PERANCANGAN Bagan Prosedur Perancangan

Gambar 1. Bagan Prosedur Perancangan Latar Belakang

Perumusan Masalah

Ruang Lingkup Perancangan

Konsep tentang Bentuk/ Karakter

Penyusunan Konsep Perancangan

Konsep Tentang Isi Pesan

Pengembangan Perancangan Visual

Thumbnail

Final Design Pengumpulan dan

Analisis Data

Tujuan Perancangan Metode Perancangan


(30)

commit to user

14 BAB II

LANDASAN PERANCANGAN

A. Kajian Teori 1. Desain Komunikasi

Garis memberikan arah dalam karya desain. Garis dapat memberikan kesan gerak, tenang, tergantung, pemanfaatannya dalam desain. Kesan memanjang atau melebar dapat diberikan melalui penampilan garis, tergantung perletakannya pada desain. Kesan ini berkaitan dengan efek psikologis yang ditimbulkannya. Unsur garis dapat membentuk gambar dua dimensi yang

Visual a. Desain

Secara harfiah kata desain berasal dari bahasa Inggris “design” artinya merencana atau merancang. Sedangkan “design” berasal dari bahasa latin “designare” artinya memberi tanda batas.

Pemikiran tentang merancang atau mendesain telah muncul bersamaan dengan adanya kehidupan di muka bumi, yakni ketika Adam dan Hawa diturunkan di muka bumi. Ketika itu mereka berusaha untuk menciptakan sebuah pakaian untuk menutup bagian yang “berbeda” dalam upaya meningkatkan derajat dan martabat serta meningkatkan taraf hidupnya. Sehingga tidak dapat dipungkiri lagi bahwa desain selalu diawali dengan persoalan keinginan akan pemenuhan suatu kebutuhan.

Seiring berjalannya waktu manusia terus mempelajari dan mengembangkan ilmu desain untuk mendesain sesuatu agar lebih sempurna sesuai dengan kebutuhan dan kepuasan. Akhirnya teori-teori desainpun diperkenalkan oleh para ilmuwan untuk kepentingan pendidikan.

Berikut adalah teori desain menurut Margana (2000 : 12-30) : 1. Unsur-unsur desain

a. Garis


(31)

commit to user

15 disebut bentuk kontur atau shape. Selanjutnya dapat berkembang membentuk tiga dimensi yang disebut bentuk massa.

b. Bidang

Bidang dalam desain terbentuk oleh pemakaian garis, warna, dan lain-lain. Pemanfaatan bidang dapat terdiri atas satu atau lebih kombinasi unsur-unsur desain yang telah disebutkan di atas.

c. Bentuk

Bentuk merupakan penggambaran sesuatu obyek yang dapat terlihat oleh mata kemudian kesannya dipindahkan pada bidang gambar melalui torehan, garis warna dan lain-lain.

d. Warna

Warna dalam desain mempunyai tempat khusus terutama dalam kaitannya dengan efek psikologis yang ditimbulkannya pada makhluk hidup terutama manusia. Warna dapat menimbulkan kesan rasa hangat, dingin, atau merupakan peringatan terhadap. Sesuatu bahaya. Warna bahan dapat dikelompokkan menjadi: Warna pokok (primer), merah, kuning, biru. Warna sekunder: jingga (orange), hijau, violet (ungu) dan warna tertier yaitu campuran antara warna primer dengan warna sekunder.

e. Tekstur

Tekstur yaitu kualitas permukaan dari suatu benda. Kualitasnya tidak semata dirasakan melalui rabaan, tetapi juga kejelasan (visual) memiliki kualitas taktil (tactile quality)

f. Nada gelap terang

Gelap terang (light and shade) merupakan unsur desain yang perlu dipertimbangkan dalam berbagai desain. Hal ini sangat penting terutama dalam desain yang berkaitan dengan lingkungan, baik itu benda dalam lingkungan atau lingkungannya sendiri. Dalam hal ini faktor pencahayaan sangat menentukan baik pencahayaan alamiah maupun pencahayaan buatan.


(32)

commit to user

16 2. Prinsip-prinsip desain

a. Proporsi dan perbandingan (proportion and scale)

Proporsi dan skala menunjukkan hubungan antara ukuran-ukuran bidang dalam layout keseluruhan. Hal ini berkaitan dengan perbandingan satu bagian terhadap keseluruhan atau satu bagian dengan bagian yang lainnya. b. Keseimbangan (balance)

Keseimbangan merupakan kualitas dalam suatu ruang dan member rasa tenang. Hal ini berhubungandengan kesan berat pada penglihatan. Dalam menyusun benda atau menyusun unsur rupa. Faktor keseimbangan sangat menentukan nilai artistic dari sebuah komposisi yang dibuat. Oleh karena itu, penerapan keseimbangan diperlukan kepekaan perasaaan dari seorang perancang.

c. Irama (ritme)

Irama adalah “gerak” atau “getaran” atau “denyut” yang beraturan. Untuk lebih jelasnya irama merupakan untaian kesan gerak yang ditimbulkan oleh unsure-unsur rupa yang dipadukan secara berdampingan dan secara keseluruhan dalam suatu komposisi.

d. Penekanan, penguatan atau aksentuasi (emphasis)

Dalam desai, emphasis merupakan penarik perhatian atau pusat perhatian (focus of interest). Penarik perhatian dapat berupa suatu unsur atau kelompok unsur seperti bentuk, warna, garis dan lain-lain. Agar menjadi pusat perhatian, unsure-unsur rupa tersebut dapat diubah warnanya, ukurannya maupun cara meletakkannya.

e. Kesatuan atau keselarasan (unity/harmony)

Desain yang tidak mempunyai unsur pemersatu akan terlihat kacau, tetapi tanpa keragaman (variety) juga menimbulkan desain menjadi kurang menarik. Oleh karena unsur-unsur harus disusun secara menyatu agar membentuk satu kesatuan yang memiliki nilai-nilai yang lebih dari jumlah


(33)

commit to user

17 elemennya sehingga terjelma sebuah bentuk karya desain yang menarik dan memiliki makna.

b. Komunikasi

Menurut Kismiaji, kata komunikasi berarti menyampaikan suatu pesan dari komunikator (penyampai pesan) kepada komunikan (penerima pesan) melalui suatu media dengan maksud tertentu. Komunikasi sendiri berasal dari bahasa Inggris communication yang diambil dari bahasa Latin “communis” yang berarti “sama” (dalam Bahasa Inggris: common). Kemudian komunikasi dianggap sebagai proses

menciptakan suatau kesamaan (commonness) atau suatau kesatuan pemikiran antara pengirim (komunikator) dan penerima (komunikan)

).

Sedang menurut A Kurnia dan Edi Sudadi (1998 : 3) Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin “communicare” yang artinya memberitahukan, berpartisipasi, menjadikan milik bersama. Sehingga dengan demikian komunikasi mengandung maksud memberitahukan dan menyebar informasi, berita, pesan, ide-ide, nilai-nilai untuk menggugah partisipasi agar hal-hal yang diberitahukan itu menjadi milik bersama (commoness).

Menurut Freddy Adiono Basuki dalam Pujiriyanto (2002 : 13), communication atau komunikasi diartikan sebagai cara penyampaian pesan yang diwujudkan dalam bentuk lambang-lambang sebagai paduan pikiran dan perasaan yang berupa ide, gagasan yang dilakukan seseorang kepada orang lain, baik secara langsung/tatap muka maupun tidak langsung melalui media dengaan tujuan mengubah sikap atau perilaku.

Adapun pengertian komunikasi langsung dan komunikasi tidak langsung menurut Edward Sapir dalam A Kurnia dan Edi Sudadi (1998 : 3-4) yang membagi komunikasi menjadi dua macam jenis komunikasi tersebut adalah sebagai berikut :


(34)

commit to user

18 1. Komunikasi langsung

Adalah komunikasi yang tidak menggunakan alat (media). Disebut pula dengan istilah proses primer. Komunikasi ini berbentuk bahasa, gerakkan-gerakan yang mempunyai arti khusus, aba-aba dan sebagainya.

2. Komunikasi tidak langsung

Adalah komunikasi yang menggunakan alat (media). Disebut juga proses skunder. Dalam kegiatan proses skunder ini orang menggunakan mekanisme untuk melipatgandakan jumlah penerima pesan ataupu untuk menghadapi hambatan-hambatan seperti misalnya hambatan geografis dan sebagainya.

Komunikasi memiliki beberapa unsur, menurut B. Audrey Fisher unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut :

a. Komunikator

Komunikator adalah individu atau kelompok yang mengambil prakarsa dalam mengadakan komunikasi dengan individu atau kelompok lain yang menjadi sasarannya.

b. Komunikan

Komunikan adalah obyek sasaran dari kegiatan komunikasi, yaitu pesan-pesan yang disampaikan oleh komunikator akan diterima oleh sasarannya, yaitu komunikan.

c. Message

Unsur ini merupakan inti/ perumusan tujuan dan maksud dari komunikator kepada komunikan. Unsur ini sangat menentukan dalam tercapainya kondisi sukses suatu komunikasi. Message harus menyarankan sesuatu jalan untuk memperoleh kebutuhan yang layak bagi situasi kelompok di mana kesadaran pada saat ia digerakkan untuk memberikan respon yang dikehendaki.

d. Feedback

Feedback adalah arus umpan balik dalam rangka proses komunikasi. Di mana arus umpan balik ini selalu diharapkan oleh seseorang atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan komunikasi, dalam arti feedback yang menyenangkan.


(35)

commit to user

19 Di dalam proses komunikasi, feedback juga merupakan unsur yang penting, karena memberikan kepada komunikator suatu informasi tentang bagaimana komunikasi menginterpretasikan pesan yang diterimanya.

Menurut Teguh Meinanda feedback terdiri dari 4 jenis, yaitu: 1. Zero feedback

Yaitu feedback yang diterima komunikator dari komunikan, dimana komunikator tidak dapat mengerti tentang apa yang dimaksud komunikan.

2. Positive feedback

Yaitu pesan yang dikembalikan komunikan kepada komunikator dapat dimengerti dan mencapai persetujuan. Komunikan bersedia berpartisipasi memenuhi ajakan seperti yang termuat dalam pesan yang diterimanya.

3. Neutral feedback

Yaitu feedback yang tidak memihak, artinya pesan yang dikembalikan oleh komunikan kepada komunikator tidaklah relevan atau tidak ada hubungannya dengan pesan atau masalah yang disampaikan komunikator kepada komunikan. 4. Negative feedback

Yaitu pesan yang dikembalikan oleh komunikan kepada komunikator tidaklah mendukung (menentang), yang berarti terjadi kritikan dan kemarahan.

Dalam dunia Desain Komunikasi Visual juga menggunakan komunikasi untuk menyampaikan pesan kepada khalayak. Dimana merupakan suatu tantangan tersendiri dalam mengkomunikasikan suatu pesan dengan media periklanan yang digunakan. Perancangan komunikasi visual / desain adalah suatu solusi yang tepat dan salah satu sarana komunikasi yang efektif dalam proses dan kegiatan berkomunikasi.

Agar komunikasi berhasil yakni dimengerti dan dapat merubah sikap, pendapat dan tingkah laku orang lain, maka perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut: 1. Bahasa

Merupakan alat menerangkan dan mengungkapkan isi pesan yang akan dikomunikasikan. Tanpa penguasaan bahasa komunikasi tidak akan berhasil.


(36)

commit to user

20 Penguasaan bahasa yang baik akan mampu meningkatkan pemahaman khalayak (kapasitas untuk mengerti dan menerima apa yang diungkapkan) dan mengingat (kemampuan untuk memanggil kembalidan menyusun kembali pikiran, konsep atau informasi setelah periode tertentu) bukan memperhatikan dengan bahasa apa komunikator berkomunikasi. Komunikasi akan berjalan dengan baik jika menggunakan bahasa komunikan atau khalayak.

2. Kerangka referensi (frame reference)

Komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan kepada komunikan cocok atau sesuai dengan kerangka referensinya. Kerangka seseorang terbentuk sebagai hasil dari paduan pengalaman, pendidikan, sikap hidup, kesenangan, cita-cita dan sebagainya.

c. Visual

Pengertian visual dalam kamus bahasa Inggris karya S. Wojowasito dan Tito wasito W, kata visual diartikan sebagai: berdasarkan penglihatan; dapat dilihat; kelihatan. Sedangaka menurut KBBI penerbit Balai Pustaka, kata visual diartikan: dapat dilihat dengan indera penglihatan (mata); berdasarkan penglihatan.

Menurut A Kurnia dan Edi Sudadi (1998 : 3-4), yang dimaksud dengan visual ialah hal-hal yang berhubungan dengan penglihatan (visi). Jadi berhubungan dengan fungsi indera mata.

d. Desain Komunkasi Visual ( Desain Grafis)

Desain komunikasi visual adalah ilmu yang mengembangkan bentuk bahasa komunikasi visual berupa pengolahan pesan pesan untuk tujuan sosial atau komersial, dari individu atau kelompok yang ditujukan kepada individu atau kelompok lainnya. Pesan dapat berupa informasi produk, jasa atau gagasan yang disampaikan kepada target audience, dalam upaya peningkatan usaha penjualan, peningkatan citra dan publikasi program pemerintah.


(37)

commit to user

21 Pada prinsipnya desain komunikasi visual adalah perancangan untuk menyampaikan pola pikir dari penyampaian pesan kepada penerima pesan, berupa bentuk visual yang komunikatif, efektif, efisien dan tepat, terpola dan terpadu serta estetis, melalui media tertentu sehingga dapat mengubah sikap positif sasaran. Elemen desain komunikasi visual adalah gambar/foto, huruf, warna dan tata letak dalam berbagai media. baik media cetak, massa, elektronika maupun audio visual.

Desain Komunikasi Visual, yang awalnya dikenal dengan istilah Desain Grafis, karena berawal dari seni grafis dan cetak. Namun seiring dengan perkembangan media dan teknologi, istilah desain komunikasi visual lebih tepat untuk memperluas cakupan ilmu dan wilayah kerja desainer grafis (A Kurnia dan Edi Sudadi (1998 : 3-4

Di lingkup kerja professional, proses desain diawali dengan mempelajari apa yang masalah klien, untuk kemudian memberikan solusi yang dibutuhkan. Setiap proses dibuat dengan memvisualisasikan solusi-solusi tersebut. Dalam desain komunikasi visual, output yang dihasilkan diharapkan dapat menyampaikan pesan kepada audience tertentu, yang akan merespon pesan tersebut sesuai dengan tujuan desainer

).

Hal yang mempunyai maksud sama seperti diungkapkan Pujiriyanto (2002 : 11), bahwa desain grafis biasa juga disebut dengan istilah desain komunikasi visual, dengan wilayah jelajah sangat luas, mulai dari perencanaan cover buku fiksi dan nonfiksi berikut layout halaman isi, majalah, koran, tabloid, cover kaset, CD, VCD, kalender, brosur, leaflet, katalog pameran, stationary, administration and sales kit, sign system, web design, logo, corporate identity, peta lokasi, brandname, kemasan, poster, chart, pembuatan berbagai ilustrasi hand drawing dan airbrush, serta banyak lagi ragamnya.

e. Proses desain


(38)

commit to user

22 Berikut ini adalah proses perancangan desain komunikasi visual:

1. Merumuskan masalah dan menentukan pemecahan masalah a. Pesan apa yang hendak disampaikan?

b. Kepada siapa pesan disampaikan? c. Bagaimanakah pesan disampaikan? d. Berapa budget yang dibutuhkan? 2. Melakukan riset

a. Riset subyek yang akan didesain, berkaitan dengan atribut subyek, komparator maupun kompetitor.

b. Riset target komunikasi, berkaitan dengan demografis, psikografis, dan geografis.

c. Dengan memahami subyek sebagai komunikator dan target komunikasi, seorang desainer akan menemukan variabel-variabel yang akan digunakan sebagai acuan strategi komunikasi visual.

3. Brainstroming Ide

Pada tahap ini, seorang desainer mengolah data yang didapat pada tahap 2, sebagai materi untuk mendefinisikan keyword, yang kemudian dikembangkan menjadi konsep visual.

Dimulai dengan ide-ide verbal yang kemudian dikembangkan menjadi ide-ide visual dalam bentuk sketsa thumbnail, dan tahap berikutnya menjadi tight tissue (comprehensive).

a. Thumbnail

Adalah gambar dari desainer secara garis besar dan kasar untuk menvisualkan pendekatan layout tanpa detil yang menghabiskan waktu


(39)

commit to user

23 b. Tight tissue (comprehensive)

Tight tissue adalah suatu bentuk visual dari ide pemikiran desainer yang akan dipresentasikan kepada klien. Tight tissue hampir sama persis dengan hasil akhir. Sebuah Tight tissue harus:

1. Jelas arah desainnya

2. Jelas layout dan komposisinya.

3. Mengikutsertakan gambaran image yang akan disertakan. 4. Berdiri sendiri tanpa memerlukan penjelasan dari sang desainer

Tight tissue menawarkan sebuah jawaban atau solusi terhadap masalah desain yang dihadapi. Oleh karena itu sangatlah penting dalam mempersiapkan Tight tissue sebaik mungkin dan se-representatif mungkin sehingga benar-benar dapat dimengerti oleh klien

4. Menganalisa ide, menyesuaikan dengan tujuan desain

).

Proses menganalisa adalah melalui presentasi ide-ide yang telah dikembangkan. Bisa melalui presentasi didalam kelas, atau melalui proses asistensi dengan pembimbing. Dengan ini, akan terseleksi mana ide yang paling mendekati untuk memecahkan masalah.

5. Mengimplementasikan desain

Desain komprehensif terpilih dieksekusi dalam bentuk prototype atau mock-up.

2. Media

Untuk mewujudkan suatu iklan yang dapat disaksikan ataupun didengar oleh masyarakat luas, maka suatu proses periklanan memerlukan adanya suatu media yang dapat menyampaikan “keberadaan” iklan tersebut. Media periklanan sendiri dapat dikelompokkan menjadi dua yakni media lini atas (above the line) dan media lini bawah (below the line) (Rhenald Kasali, 1992 : 23).


(40)

commit to user

24 a. Media lini atas

Merupakan media yang cenderung menjadi media primer, antara lain : iklan-iklan yang dimuat dalam media cetak (koran, majalah, tabloid,dll), media elektronik (televisi, radio, bioskop,dll) serta media luar ruang seperti billboard dan angkutan. b. Media lini bawah

Merupakan media yang cenderung hanya mejadi media sekunder/pelengkap yang antar lain terdiri dari direct mail, pameran, point of sale display material (poster, banner, dll), kalender, agenda, gantungan kunci atau tanda mata.

3. Sign System

Tantangan untuk membuat sistem tanda adalah membuatnya dengan sederhana namun dapat berbicara menyampaikan pesannya. Dapat berbicara lintas budaya dengan kata lain sistem tanda harus mampu dimengerti oleh manusia dari latar budaya yang berbeda.

a. Sejarah Sign System

Sign system muncul sejak ribuan tahun yang lalu, simbol tersebut ada sejak awal abad 20 karena pada saat itu simbol dianggap penting untuk menyamakan persepsi di seluruh dunia agar dapat dimengerti secara universal. Pada tahun 1909, di Paris diadakan konvensi pengguna kendaraan bermotor International yang menghasilkan sistem tanda lalu lintas yang menunjukkan kondisi jalan berbahaya, seperti sistem tanda untuk jalan yang berlubang, persimpangan jalan, jalan berliku-liku, persimpangan jalan rel kereta api. Sistem itu diadopsi oleh beberapa Negara di Eropa dan akhirnya diadopsi oleh beberapa Negara di dunia.

b. Arti Sign System

Sign Communication Design adalah desain komunikasi lingkungan yang mengatur informasi mengenai lingkungan seperti tanda-tanda yang memudahkan orang untuk menguasai lingkungan yang bersangkutan.


(41)

commit to user

25 Kategori Sign Communication Design dapat dibagi menjadi environment (field), function (intention), and factor (media dan materials). Desain komunikasi tanda termasuk di dalam environmental graphic design. Environmental graphic design baru dikenal dan dirasa perlu oleh masyarakat selama kurang lebih dua dekade, walaupun sebenarnya sign design telah menjadi tren lebih dari 80 tahun.

Environmental graphic design atau sign system adalah kumpulan dari tanda-tanda / rambu-rambu (Signage) individual yang telah didesain untuk mengidentifikasikan atau mengarahkan lalu lintas dan atau sebuah bangunan yang kompleks atau berkelompok. Hal-hal yang menyangkut tanda sebagai sebuah sistem harus berdasarkan elemen-elemen desain, seperti: bahan-bahan, bentuk-bentuk, warna dan elemen desain lainnya.

Tanda adalah suatu bentuk dari komunikasi yang di dalam kehidupan modern sangat diperlukan sebagai suatu sarana informasi yang efektif untuk memperlancar kegiatan yang menyangkut masyarakat luas. Tanda-tanda tersebut seperti rambu-rambu lalu lintas mengenai larangan, rambu-rambu peringatan, anjuran dan sebagainya. Walaupun tanda-tanda itu sering dijumpai di jalan-jalan, namun dalam penerapan dan penggunaannya tidak terbatas hanya di jalan-jalan saja, hal tersebut dapat diaplikasikan di dalam gedung, toko-toko, rumah sakit, tempat hiburan, dan sebagainya. Tanda-tanda tersebut pada dasarnya mengungkapkan makna aturan-aturan yang merupakan standar internasional, sehingga akan mudah untuk dipahami maksudnya oleh setiap orang di dunia. (http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/jdkv/

Maret 2010

1. Tanda Petunjuk dan Informasi )

c. Jenis-jenis Tanda (Signage)

Dalam sistem komunikasi visual (Sign System), Signage mengalami perkembangan dan terdapat lima macam dasar dari jenis-jenis Signage dengan kode-kode yang mudah untuk diingat, kelima jenis tanda tersebut adalah:


(42)

commit to user

26 Tanda ini untuk membimbing pemakainya dengan menginformasikan di mana suatu lokasi atau benda tersebut berada, juga disaat kantor-kantor atau toko-toko yang sedang buka atau tutup, dan informasi-informasi lainnya.

2. Tanda Petunjuk Arah

Adalah tanda-tanda yang mencakup arah panah yang mampu mengarahkan pemakainya menuju suatu tempat seperti sebuah ruangan, toko, jalan ataupun fasilitas lain.

3. Tanda Pengenal

Tanda ini adalah suatu tanda untuk menunjukkan suatu identitas, seperti: sebuah kantor, toko, suatu fasilitas, atau sebuah gedung.

4. Tanda Larangan dan Peringatan

Tujuan dari tanda ini adalah untuk menginformasikan kepada pemakai mengenai apa yang tidak boleh dikerjakan atau dilarang dan untuk menginformasikan bahwa si pemakai harus hati-hati, biasanya dinyatakan dengan simbol-simbol atau dikombinasikan dengan kata-kata.

5. Tanda Pemberitahuan Resmi

Tanda ini menunjukkan informasi tentang pemberitahuan resmi dan agar tidak dikacaukan dengan tanda-tanda petunjuk (orientation sign).

(http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/j

d. Faktor-faktor Penting Dalam Membuat Tanda-tanda

Tiga elemen dasar dalam membuat tanda, yaitu: informasi, teknologi, dan material. Bagan ini menunjukkan bagaimana cara memikirkan tanda-tanda dan bagaimana tanda-tanda tersebut berhubungan dengan sociological dan environmental factor.

Pertama-tama saat manusia bereaksi dengan kegiatan dan benda, manusia membutuhkan informasi dan teknologi. Informasi digunakan oleh manusia untuk berinteraksi dengan kegiatan. Sedangkan teknologi, sangat dibutuhkan manusia


(43)

commit to user

27 untuk menciptakan benda. Ketika benda digunakan untuk kegiatan, mereka menjadi material dan mengalami perubahan informasi. Simbol mengacu pada gambaran semiotik tentang inti dari tanda-tanda. Tanda-tanda memegang hubungan penting antara manusia, kegiatan dan benda, dengan tiga faktor ini, sign adalah basic entity.

Saat membuat tanda-tanda dari sudut pandang fungsional, elemen-elemen dasar yang membentuk tanda tersebut adalah informasi, material dan teknologi. Masing-masing dari elemen tersebut harus dipertimbangkan dalam hubungan khusus antara manusia, kegiatan dan benda.(http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/jdkv/2006/jiunkpe

e. Fungsi Sign System

Tiga fungsi dasar dari environtental graphic design adalah: untuk membantu para pengguna untuk menguasai suatu tempat dengan cara mengidentifikasikan, mengarahkan, dan menginformasikan tempat yang bersangkutan ke bentuk visual.

Ada tiga macam tanda, yaitu: 1. Identifying signs

menandai area- area dan tempat-tempat khusus seperti parkir, fasilitas-fasilitas rekreasi dan taman.

2. Directional signs

mengarahkan orang ke tempat-tempat dan area-area tadi. 3. Decorative signs

seperti flags dan banner yang tidak mengarahkan atau mengidentifikasikan pesan-pesan, tetapi untuk mempromosikan events, seasons, holidays atau hasil-hasil, misalnya sports victories.

Dalam beberapa jenis bisnis, outdoor sign adalah kunci untuk menarik konsumen. Perusahaan seperti motel, restoran, dan lain-lain harus memiliki sign yang efektif untuk menarik pelanggan yang baru pertama kali melihat. Sementara prinsip-prinsip desain yang umum yang harus diikuti, ada satu hal tambahan yang


(44)

commit to user

28 sangat penting, tanda-tanda tersebut harus terlihat dari jarak jauh. Hal ini termasuk penggunaan tipografi yang terbaca dari jarak jauh.

Sebuah sign system yang baik adalah lebih dari sekedar koleksi tanda yang diletakkan saat dibutuhkan. Tanda terlihat lebih nyata terlihat, legible, akurat dan dapat dipercaya, didesain dengan baik, dan meletakkan informasi di tempat yang tepat, tetap untuk membimbing, menunjukkan dan menginformasikan orang saat mereka melewati bangunan-bangunan dan ruang-ruang. Tujuannya adalah untuk mempresentasikan informasi secara konsisten sehingga orang dapat belajar untuk mencari tempat yang tepat, untuk mengenalnya secara mudah dan untuk mengikutinya dengan percaya diri.

Secara umum, manusia membutuhkan informasi saat mengambil keputusan, dalam pintu masuk dan pintu keluar, sepanjang koridor, dan pada persimpangan, tangga, elevator, dan lain sebagainya. Sebuah tanda yang baik menyampaikan persoalan yang penting dalam informasi. Tanda dapat membantu orang untuk menemukan jalan dan memutuskan dengan mudah dan menyenangkan, untuk bergerak tanpa kebingungan dari keputusan dan keputusan, dan memperhatikan serta mengerti seluruh tanda peraturan dan informasi tentang kondisi tertentu.

-per

f. Persyaratan atau Pedoman Membuat Tanda yang Baik 1. Copy Wording

a) Kata-kata yang digunakan untuk tanda-tanda harus benar-benar jelas, headline dan teks harus konsisten, sesingkat mungkin, positif dan tidak abigu.

b) Sebisa mungkin hindari penggunaan singkatan.

c) Biasanya tidak menggunakan tanda baca, garis bawah, koma, titik dua. 2. Letterform


(45)

commit to user

29 Huruf yang serif atau sanserif yang klasik, seperti Times atau Helvetica adalah pilihan desain yang aman. Penggunaan bentuk huruf yang tidak biasa dan aneh membuatnya sulit untuk dikenali dan dibaca.

3. Legibility

Artinya adalah bahwa bentuk huruf dapat dilihat dan dikenali dengan mudah. Hal ini sangat penting dalam situasi tertentu yang membutuhkan kecepatan untuk menangkap pesan yang ingin disampaikan, seperti petunjuk, tanda yang mengarahkan pergerakan, seperti exit, warning, dan tanda-tanda penyelamat. Mata harus dapat menangkap gambaran secara cepat. Hairline strokes tidak dapat dilihat dari kejauhan dan mengurangi legibility. Bentuk di dalam huruf harus tetap jelas. Huruf condense lebih legible daripada yang lebih lebar. Pemilihan ketebalan-ketipisan, kekontrasan stroke dan proporsi juga penting. Kata-kata dibaca dan dikenali sebagai satu kesatuan bentuk bukan dari bentuk setiap hurufnya. Letterspacing harus dapat menciptakan irama visual yang konsisten dari strokes dan spaces.

4. Colour and material

Warna adalah aspek penting dari lainnya dari desain tanda dan secara alamiah tidak dapat dipisahkan dari material yang dipilih. Fungsi warna dalam penandaan: warna dapat menciptakan suasana, warna dapat memberikan kesan kesatuan atau kesan pembedaan, warna dapat mempersatukan gedung-gedung yang berbeda ukuran, material atau gaya, dan juga dapat dapat digunakan sebagai alat informasi dan alat pengkodean arah dan membedakan satu kategori informasi dengan lainnya. Warna dapat memberikan kesan berat atau ringan. Dan warna mengekspresikan karakter dari materialnya. Selain itu warna-warna mempunyai makna-makna simbolis tertentu yang melekat padanya.

5. Size

Ukuran huruf harus sesuai dengan peran huruf dan tergantung dari lingkungan tempat tanda itu nantinya akan diletakkan. Huruf yang besar harus optically


(46)

commit to user

30 balanced. Ukuran huruf berhubungan dengan unsur-unsur desain lain yang telah ada seperti warna dan bentuk huruf.

6. Positioning

Posisi huruf harus benar dalam hubungannya dengan latar belakang dan juga orang-orang yang akan membacanya. Orang biasanya melihat tanda sebagai bagian dari lingkungan, kecuali jika tanda menyediakan informasi yang dibutuhkan. Tanda-tanda harus diposisikan tanpa halangan dengan menggunakan normal field of vision dari seseorang dan sight lines.

7. Normal Field of Vision

. Area di luar sudut ini cenderung terlihat dengan detail yang sangat kurang. Walaupun sebenarnya orang dapat memperbesar sudut pandang penglihatan mereka dengan menggerakkan kepala, namun kebanyakan orang cenderung menolak melakukan usaha ini.

8. Background

Dalam penandaan, latar belakang sebuah tanda atau sistem tanda adalah tiga dimensi dan dapat memainkan peranan penting dalam desain. Latar belakang bisa berupa sebuah lingkungan bangunan, lingkungan pedesaan, interior atau eksterior. Desainer harus memperhatikan faktor-faktor lingkungan seperti langit, ruangan, cahaya, pergerakan dan sebagainya.

9. Ambient Ligthting

Ambient Ligthting dalam sebuah lingkungan adalah pertimbangan penting lainnya. Jika Ambient Ligthting berkurang maka kekontrasan antara latar belakang dengan copy menjadi bertambah. Hal ini bisa dicapai dengan memberikan warna yang terang pada copy dan warna gelap untuk background. 10.Plans

Plans berskala merupakan perlengkapan penting untuk desainer dan merupakan bantuan bagi desainer. Ini memungkinkan desainer untuk melihat seluruh pola dengan skala dan proporsi yang benar. Ini merupakan yang sangat besar dalam


(47)

commit to user

31 merencanakan perkiraan jarak dan posisi tanda secara akurat. Plans yang dibutuhkan untuk merencanakan penandaan meliputi:

- A street plan,

menunjukkan hubungan antara gedung dengan jalan yang mengelilinginya. - An exterior location plan

menunjukkan sirkulasi lalu lintas daerah luar. - An interior plan

menunjukkan sirkulasi lalu lintas daerah internal. - Floor plans

menunjukkan setiap lantai gedung.(http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/jdkv/2006

1. Merah : untuk tanda larangan dan bahaya

).

g. Dasar-dasar tentang Warna dalam Sign System

Warna merupakan satu faktor penting yang dapat menunjang sebuah tanda. Simbol, logotype, dan warna adalah tiga elemen visual yang diperlukan dalam menyusun sebuah tanda. Pemilihan warna yang tepat dapat membuat sebuah simbol tampak lebih hidup dan lebih menarik untuk diamati, meningkatkan kesadaran, serta memudahkan untuk diingat.

Simbol-tanda memiliki beragam bentuk, dan masing-masing memiliki warna yang khusus. Bentuk dan warna dikombinasikan untuk menguatkan efektivitas komunikasi. Arti dari tiap warna yang digunakan untuk tanda, sebagai berikut:

2. Hijau : untuk tanda gawat darurat, pertolongan pertama, dan proteksi kebakaran. 3. Kuning : untuk tanda perhatian dan hati-hati

4. Biru : untuk tanda perhatian/ hati-hati

5. Hitam : untuk simbol pada tanda yang menggunakan merah, kuning, juga suatu tanda kewajiban.

6. Putih : untuk semua simbol dalam kelompok tanda-tanda lainnya, atau dapat digunakan pada semua tanda di atas.


(48)

commit to user

32 Dalam sebuah logo atau simbol warna dapat tampil sebagai representasi simbolik dan dapat juga secara psikologis. Pada simbol yang bersifat persuasif, warna tampil secara psikologis yang dapat mempengaruhi orang yang melihatnya, sedangkan pada logo yang bersifat informatif warna tampil sebagai representasi simbolik.

a) Karakteristik Arsitektur Ruangan

)

h. Lokasi dan Letak Signage

Menurut lokasi penempatannya sign dibedakan menjadi dua, yaitu di dalam ruangan dan di luar ruangan.

1. Sign di dalam ruangan (Interior Sign)

Pada area parkir yang jarang terdapat dinding dipergunakan sign yang menggantung di langit-langit atau dapat dicat pada tiang yang rendah.

b)Fungsi Ruangan

Pada gang atau lorong,rak-rak seperti pada perpustakaan penempatan rambu akan berfungsi dengan baik apabila digantung pada langit-langitatau dapat ditempelkan pada sisi kanan dinding dan tingginya di atas kepala.

c) Objek Penghalang

Ada dua tipe penghalang pandangan terhadap rambu, yaitu bersifat permanen dan non permanen. Yang bersifat permanen seperti dinding, tiang, eskalator, dan objek lain yang kemungkinan mengganggu pandangan. Dan yang bersifat non permanen seperti meja, kursi, lemari, tanaman hias, dan cermin.

d)Sudut Pandang

Sign harus sering terpasang pada sudut yang terbaca pada dua sisi atau tiga sisi atau empat sisi sekaligus.

e) Hubungan sign dengan sign lain dalam satu gedung

Letak sign harus dihindarkan dari gangguan sign lain yang bisa menimbulkan kerancuan dalam pemasangan pesan.


(49)

commit to user

33 2. Sign di luar ruangan (Eksterior Sign)

Faktor dasar yang mempengaruhi penempatan sign diluar ruangan adalah: a. Memperhitungkan sirkulasi atau arah lalu lintas operasional.

b. Gerakan lalu lintas dan pejalan kaki menuju lokasi penempatan sign.

c. Sign harus diletakkan pada alur lalu lintas yang mempunyai efektivitas dan legibilitas yang maksimum.

d. Penghalang garis pandang yang bersifat sementara. Biasanya pejalan kaki atau kendaraan yang lewat menghalangi pandangan.

e. Hubungan antara berbagai sign. Diluar ruang, kemungkinan ada banyak sign yang tidak berhubungan dengan sign yang kita pasang.

f. Sign yang terlihat dari berbagai arah seperti pada penempatan jalan.

Sudut pandang normal yang dilihat pengamat. Ukuran sudut pandang pengamat dengan sign harus tidak kurang dari 60° agar sign mudah dibaca. .

Bahan yang dipergunakan untuk sign tergantung pada lokasi penempatan sign dan untuk sign di dalam ruangan tentu saja berbeda dengan sign di luar ruangan. Hal ini disebabkan karena untuk penempatan di dalam suatu ruangan, sign akan mempunyai suatu kelebihan seperti sign di dalam ruangan lebih aman dari coretan, dan lebih terlindungi dari pengrusakan. Terutama dalam ruangan ber-AC, bahan sign tersebut akan awet dan tahan lama jika difinishing dengan bahan yang tepat. Bahan tersebut antara lain: kayu, triplek, laminasi dengan tekanan tinggi (formica, micarta), logam (tembaga dan kuningan, aluminium, baja anti karat, baja), plastik (acrylic, vinyl, fiberglass, polycarbonate), plastik laminasi, kaca, neon.

)

i. Bahan yang Dipergunakan untuk Signage


(50)

commit to user

34 4. Tinjauan

a. Menyediakan informasi : Baik pembeli maupun penjual mendapat mafaat dari fungsi informasional yang sanggup dilakukan oleh promosi

Promosi

Dalam Bukunya Manajemen Periklanan, Rhenald Kasali memberikan batasan pengertian promosi berdasar atas asal kata yaitu promovere (promotion): to move forward or advance, yang secara fungsional sasaran promosi adalah merangsang pembelian di tempat. Jadi promosi dimaksudkan sebagai penjualan berupa display, hadiah, kupon undian, dan lain-lain yang berlangsung dan disediakan di berbagai jalur distribusi (Rhenald Kasali 1992: 10).

Promosi merupakan suatu bagian rangkaian kegiatan pemasaran suatu barang yang dilakukan penjual untuk memperkenalkan produk kepada calon konsumen dan membujuk mereka agar membeli, serta mengingatkan kembali konsumen lama agar melakukan pembelian ulang.

Promosi mutlak dilakukan perusahaan, meskipun perusahaan itu bonafit atau telah membentuk citranya di pasaran, apalagi bagi perusahaan yang baru berkembang belum terbentuk citranya di pasaran, sebab melakukan promosi sangat penting dalam memperkenalkan, menunjang dan mempertahankan kelangsungan usahanya.

Tujuan dari promosi menurut Henry Simamora dapat didefinisikan sebagai berikut:

b. Merangsang permintaan : Para pemasar menginginkan konsumen membeli produk mereka, mereka menggunakan promosi untuk memikirkan seperti itu.

c. Membedakan produk : Hal tersebut khususnya penting bagi produk yang secara inheren tidak banyak berbeda dari kompetitor mereka.

d. Mengingatkan para pelanggan saat ini : Mengingatkan pelanggan akan manfaat-manfaat dari produk perusahaan bisa mencegah dari berpaling kepada pesaing-pesaing pada saat mereka memutuskan untuk mengganti produknya.

e. Membujuk para pengambil keputusan : Iklan di media cetak atau majalah tertentu dapat mempengaruhi pengambil keputusan yang menjadi pelanggan media tersebut


(51)

commit to user

35 f. Menghadang pesaing : promosi dapat digunakan untuk menghadang upaya

pemasaran dari pesaing. Upaya promosional dirancang untuk saling melawan kampanye periklanan satu sama lain. (Henry Simamora, 2000: 754).

Promosi dalam bidang penjualan (sales promotion) telah diterima secara luas sebagai sebutan untuk kegiatan-kegiatan promosi yang bersifat khusus, biasanya yang berjangka pendek, yang dilakukan di berbagai tempat atau titik-titik penjualan (point of sales) atau titik pembelian (point of purchase).

Peran dari promosi adalah untuk mencari dan mendapatkan perhatian, menciptakan dan menumbuhkan interest pada diri calon pembeli serta mengembangkan rasa ingin (desire) calon pembeli untuk memiliki barang yang ditawarkan. Sedangkan tujuannya adalah memberi informasi seluas-luasnya pada calon konsumen tentang barang atau jasa yang ditawarkan (persuasing) atau membujuk konsumen agar mau membeli dan reminding yaitu mengingatkan konsumen tentang adanya barang tertentu.

Dalam penyampaian penawaran barang atau jasa ini ada 4 kegiatan promosi sesuai dengan unsur pemasaran yang dikenal dengan bauran promosi (promotion mix): a. Advertising, menawarkan barang atau jasa dengan memasang iklan melalui

medi-media tertentu yang menjelaskan tawaran secara rinci.

b. Personal Selling, menawarkan barang atau jasa dengan cara menginformasikan secara langsung / lisan pada calon konsumen.

c. Sales Promotion, menawarkan barang atau jasa dalam bentuk peragaan pameran, demonstrasi, dan sebagainya.

d. Publicity, menawarkan barang atau jasa dengan menggunakan informasi komersial secara langsung dan cuma-cuma dalam media massa (Rhenald Kasali 1992 : 10).


(52)

commit to user

36 5. Tinjauan Periklanan

Iklan merupakan media komunikasi grafis paling popular saat ini dan menjadi media pemasaran paling potensial bagi siapapun. Kata iklan memang relatif sama maknanya dengan reklame yang berasal dari bahasa Latin, re clamo. Re adalah berulang-ulang sedangkan clamo berarti berseru. Iklan sendiri berasal dalam bahasa Inggris, advertisement, sehingga di Indonesia sangat popular istilah advertising atau periklanan.

Kata reklame yang selama ini dikenal oleh masyarakat Indonesia adalah berasal dari kata reclame/advertantie (Belanda), Werbung (Jerman), Re-Clamare (Perancis), I’an (Arab) dan iklan (Indonesia) (Pujiriyanto, 2002 : 32).

Iklan adalah bagian dari bauran promosi (promotion mix) dan bauran promosi adalah bagian dari bauran pemasaran (marketing mix). Secara sederhana iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media. Namun demikian, untuk membedakannya dengan pengumuman biasa, iklan lebih diarahkan untuk membujuk orang supaya membeli

Orang masih sering menyamakan pengertian iklan dengan promosi. Pandangan yang salah ini hendaknya jangan ditiru oleh mereka yang telah mempelajari konsep-konsep pemasaran. Iklan adalah bagian dari promosi, Iklan (advertising) berasal dari kata latin yaitu advertere yang sasaran iklan adalah mengubah jalan pikiran konsumen untuk membeli. Sedangkan promosi (promotion) berasal dari kata promovere yang sasarannya adalah merangsang pembelian di tempat (immediately stimulating purcase) (Rhenald Kasali, 1992 : 9 -10).

Sebagai bagian dari bauran pemasaran, bersama-sama dengan komponen lainnya dalam bauran promosi (personal selling, promosi penjualan, dan publisitas) iklan bagaikan salah satu dari empat buah roda mobil. Ketiga roda lainnya adalah produk, harga dan jalur distribusi. Jika salah satu roda tersebut kempis, maka ketiga roda lainnya pun akan kehilangan fungsinya sebagai penggerak strategi pemasaran.


(53)

commit to user

37 Tabel 6.perbedaan Marketing Mix dan Promotion Mix

MARKETING MIX PROMOTION MIX Product

Price Place Promotion

Advertising Personal Selling Sales Promotion Publicity

(Sumber : Rhenald Kasali, 1992 : 9 -10)

a. Hal-hal Yang diperhatikan dalam Pembuatan Iklan

Dalam pembuatan iklan ada beberapa hal yang harus dipahami oleh pengiklan untuk mencapai keberhasilan dalam memperkenalkan produknya :

1. What (positioning).

Apa yang ditawarkan dari produk yang diiklankan, atau ingin dijual sebagai apa. 2. Who (segmen pasar).

Siapa yang cocok dijadikan sasaran pasar dilihat dari segi demografi dan psikografi.

3. How (kreatifitas).

Bagaimana membujuk calon pembeli agar tertarik menyukai, dan loyal. 4. Where (media dan kegiatan).

Dimana saja daerah pasar yang perlu digarap, serta media dan kegiatan apa yang cocok untuk daerah pasar tersebut.

5. When (penjadwalan).

Kapan kegiatan tersebut dilaksanakan akan memerlukan waktu berapa lama. 6. How much (anggaran).

Seberapa jauh identitas kampanye atau berapa banyak dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan tersebut (Rhenald Kasali, 1995: 24).

Iklan yang baik juga harus memperhatikan rumus AIDCA, yang terdiri dari: 1. Attention (perhatian)


(54)

commit to user

38 Sebuah iklan harus menarik perhatian khalayak sasarannya, sebagai tindakan kognitif untuk menanamkan kesadaran.

2. Interest (minat)

setelah perhatian berhasil direbut. Iklan menimbulkan minat ingin mengetahui lebih jauh kepada calon pembeli untuk membaca dan mengikuti pesan-pesan yang disampaikan, setelah perhatian berhasil direbut.

3. Desire (keinginan)

Iklan tersebut berhasil menggerakkan orang untuk memiliki atau menikmati produk tersebut. Iklan harus Tidak ada gunanya menyenangkan calon pembeli dengan rangkaian kata-kata gembira melalui sebuah iklan

4. Conviction (rasa percaya)

Jika timbul perlawanan dalam diri calon pembeli berupa keragu-raguan, benarkah produk atau jasa yang bersangkutan memberikan sesuatu seperti yang dijanjikan iklannya? Pengalaman masa lalu serta kebiasaan iklan yang menipu turut mempengaruhi keragu-raguan ini. Maka anda harus meyakinkan calon pembeli agar tidak goyah lagi, jika anda yakin bahwa produk anda tawarkan benar-benar bermutu, harganya cukup bersaing, dan dibutuhkan oleh orang untuk melakukan sesuatu.

5. Action (tindakan)

Akhirnya untuk membujuk calon pembeli agar sesegera mungkin melakukan suatu tindakan pembelian atau bagian dari itu. Bujukan yang diajukan berupa harapan agar calon pembeli segera pergi ke toko, melihat-lihat di showroom terdekat, mengambil percontoh, menggangkat telepon, mengisi formulir pesanan, atau setidak-tidaknya menyimpan dalam ingatan mereka sebagai catatan untuk membelinya kelak.

b. Manfaat Iklan

Manfaat iklan yang terbesar adalah membawa pesan yang ingin disampaikan oleh produsen kepada khalayak ramai. Iklan menjangkau berbagai daerah yang sulit


(55)

commit to user

39 dijangkau secara fisik oleh produsen melalui berbagai macam media. Sekalipun memerlukan biaya yang secara nominal besar jumlahnya, bagi produsen yang dapat memanfaatkan kreatifitas dalam iklan yang tepat dapat menjadi murah.

Ada beberapa manfaat iklan bagi pembangunan masyarakat dan ekonomi. Manfaat itu antara lain adalah sebagai berikut:

1. Iklan memperluas alternatif bagi konsumen. Dengan adanya iklan, konsumen dapat mengetahui adanya berbagai produk, yang pada gilirannya menimbulkan adanya pilihan.

2. Iklan membantu produsen menimbulkan kepercayaan bagi konsumennya. Sering dikatakan ”tak kenal maka tak sayang”. Iklan-iklan yang secara gagah tampil dihadapan masyarakat dengan ukuran besar dan logo yang cantik menimbulkan kepercayaan yang tinggi bahwa perusahaan yang membuatnya bonafid dan produknya bermutu.

3. Iklan membuat orang kenal, ingat, dan percaya.

c. Jenis Iklan

Iklan memiliki beberapa jenis. Menurut Berkowitz dalam Kustadi Suhandang (2005: 45) pada hakikatnya periklanan dapat dilakukan untuk berbagai tujuan berbeda, namun tetap didasari oleh dua tipe subyeknya: produk dan institusi. Berfokus pada penjualan barng dan jasa, iklan tipe produk ada tiga bentuk:

1. Pionering (perintisan)

Iklan ini biasanya digunakan untuk memperkenalkan produk baru dengan menceritakan tentang produknya, dari apa produk itu biasa dibuat, dan dimana dapat diperoleh. Kunci utama dari sasran pionering adalah memberitahukan target pasar secara informatif. Iklan ini ditemukan untuk menarik perhatian, meyakinkan, dimana efektifnya tergantung pada keputusan konsumen.

2. Competitive (persaingan)

Iklan ini biasanya memprom0osikan ciri-ciri khusus dan keuntungan penggunaannyadari barang atau jasa yang ditawarkan . Sasaran pesannya adalah


(56)

commit to user

40 mengajak atau membujuk konsumen agar memilih jenis barangatastu jasa hasil produksinya dibanding dengan hasil perusahaan saingannya. Perusahaan yang menggunakan iklan kompetitive tersebut harus lebih dulu mengadakan riset pasar dan pengujian yang menghasilkanunsur-unsur resmi yang bisa mendukung tuntutan-tuntutannya.

3. Reminder (pengingatan kembali)

Iklan ini dibuat untuk memperkuat pengetahuan sebelumnyaakan suatu produk.Iklan demikian tepat utuk menawarkan produk-produk atau jasa yang telah mencapai posisi terkenaldan berda dalam tahap pemantapan keberadaannya. Salah satu iklan yang dimaksud adalah penguatan, digunakan untuk menjamin pemakai sehinggadapat menentukan pilihannya dengan benar.

Iklan Produk dilihat dari segi penampilannya diwujudkan dalam macam iklan yang dikenal dengan sebutan sebagai berikut:

1. Price advertising

Adalah iklan yang tampil dengan lebih menonjolkan harga barang atau jasa yang ditawarkan. Biasanya harga yang ditawarkan, selalu diakhiri dengan angka untuk menunjukkan bahwa harga barang tersebut lebih murah. Seperti halnya sebuah barang dihargai Rp. 999.000,- menunjukkan angka tidak mencapai satu juta rupiah, padahal kita akan tetap mengeluarkan uang untuk membeli barang tersebut satu juta rupiah.

2. Quality advertising

Adalah iklan yang tampil dengan menonjolkan mutu dari barang atau jasa yang ditawarkan. Sebagai contoh iklan sebuah mobil tertentu melukiskan mutu mobil tersebut nyaman, irit dan tangguh.

3. Brand advertising

Adalah iklan yang tampil dengan menonjolkan merk atau logo dari barang atau jasa yang ditawarkan. Contoh iklan sandal tertentu yang menionjolkan logo merk sandal yang kualitasnya lebih tinggi ketimbang harganya.


(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

4. Papan Nama Kios

Gambar 45. Papan Nama Kios dan Media Placement-nya

Tanda untuk membimbing pengunjung dengan menginformasikan letak kios berdasarkan jenis barang dagangan pada masing-masing blok di dalam pasar.


(2)

Software graphic : Adobe Photoshop CS 2 & Corel Draw X4 Ukuran : 50 x 100 cm

Page Layout : Vertikal

Bahan : Acrylic, Stiker vinyl Teknik : Digital Printing,

Typografi : Bell MT, CAC Saxon Bold, Benguiat Bk BT Media Placement : Ditempel di dinding di atas kios pasar.

d. Merchandise

Diberikan pada waktu pengunjung usai datang ke pasar bersamaan memberikanh karcis sebagai kenang-kenangan sekaligus berfungsi sebagai promosi secara tidak langsung, jadi konsumen yang baru saja mengunjungi Pasar dapat menceritakan keberadaan Pasar Klitikan Notoharjo setelah habis berkunjung.

1. Stiker

Gambar 46. Stiker

Software graphic : Adobe Photoshop CS 2 & Corel Draw X4 Ukuran : 10 x 20 cm

Page Layout : Vertikal

Bahan : Kertas Kwalite dan Trasign Teknik : Digital printing cutting sticker

Typografi : Bell MT, CAC Saxon Bold, Benguiat Bk BT Headline : Logo Klitikan Notoharjo


(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

BAB V PENUTUP A. Simpulan

Data yang sudah diperoleh dari hasil penelitian mengenai kondisi pasar Klithikan Notoharjo Semanggi dijadikan acuan dalam proses perancangan promosi. Secara mendasar gambaran tentang pasar dapat dirangkum dalam beberapa uraian kalimat sebagai berikut :

1. Tutupnya sebagaian kios pedagang pasar Klithikan Notoharjo Semanggi disebabkan karena kurangnya pengunjung yang datang ke pasar Klithikan Notoharjo Semanggi.

2. Perkembangan pasar Klithikan Notoharjo Semanggi masih kurang dikenal masyarakat luas.

3. Pasar Klithikan Notoharjo Semanggi berpotensi untuk lebih dikembangkan.

4. Kurangnya promosi berkelanjutan dan minimnya informasi yang diberikan kepada masyarakat mengenai pasar Klithikan Notoharjo Semanggi, sehingga masih kurang mendapat apresiasi.

Berdasarkan kondisi dan gambaran umum di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perancangan komunikasi visual sebagai media promosi yang dikerjakan umumnya melalui media cetak diharapkan mampu menjadi salah satu solusi terhadap kurangnya pengunjung pasar Klithikan Notoharjo Semanggi yang berdampak pada tutupnya sebagian kios pasar dan turunnya pendapatan pedagang pasar Klithikan Notoharjo Semanggi.

B. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan kepada seluruh pihak terkait guna meningkatkan perkembangan pasar Klithikan Notoharjo Semanggi, seperti Dinas Pengelolaan Pasar Surakarta, pemda,dan masyarakat di pasar Klithikan Notoharjo Semanggi adalah :

1. Merancang suatu promosi secara sistematis, terarah dan berkelanjutan agar tujuan perancangan tersebut dapat tercapai dengan baik.


(4)

commit to user

2. Pemkot Solo dan Dinas Pengelolaan Pasar Surakarta lebih perhatian terhadap perkembangan pasar di Surakarta supaya bisa lebih dikenal oleh masyarakat luas dan lebih meningkatkan kesejahteraan pedagang di pasar.

3. Pedagang dan masyarakat pasar Klithikan Notoharjo supaya lebih meningkatkan kesadaran untuk menjaga kebersihan lingkungan untuk lebih meningkatkan kenyamanan pengunjung pasar.


(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman Fathoni, 2006. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusuna Skripsi. Jakarta: Rineka Cipta.

Adi Kusrianto. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta : Penerbit Andi

Agus S. Madjadikara. 2004. Bagaimana Biro Iklan Memproduksi Iklan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Ahmad Kurnia dan Edi Sudadi. 1998. Desain Komunikasi Visual II : S1/Semester IV/6 SKS/ BPK – FAK Sastra. Surakarta : UNS Press

Badan Informasi dan Komunikasi. 2007. Memboyong 989 PKL. Surakarta : Pemkot Surakarta

Dendi Sudiana. 1986. Komunikasi Periklanan Cetak. Bandung : Penerbit Remaja Karya

Frank Jefkins. 1996. Periklanan. Jakarta : Erlangga

Hanung Widhiatmoko, 2007. Analisi Pengaruh Perpindahan Pedagang Kaki Lima Di Sekitar Monumen ’45 Bajarsari ke Pasar Notoharjo Semanggi Terhadap Pendapatan Pedagang. Skripsi.

Henry Simamora. 2000. Manajemen Pemasaran Internasional. Jakarta : Salemba Empat

---. 1999. Marketing. Jakarta : Erlangga

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1991 : Jakarta : Balai Pustaka Kustadi Suhandang. 2005. Periklanan. Bandung : Penerbit Nuansa

Lili Hartono. 2006. Materi Ajar Kegiatan Hibah Pengajaran Mata Kuliah Ragam Hias. Surakarta : UNS Press

Margana. 2000, Teori Desain. Surakarta : UNS Press

M. Suyanto. 2004. Aplikasi Desain Grafis Dalam Periklanan. Yogyakarta : Penerbit Andi

Muhammad Hisyam dan Taufik Abdullah, 2003. Krisis Masa Kini dan Orde Baru. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Nuradi. 1996. Kamus Istilah Periklanan Indonesia. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Philip Kotler. 1992. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Intermedia. Philip Kotler. 1999. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga.


(6)

commit to user

Pujiriyanto. 2002. Desain Grafis Komputer. Yogyakarta :Penerbit Andi Renald Kasali. 1992. Managemen Periklanan Konsep dan Aplikasinya di

Indonesia. Jakarta : Pustaka Utama Grafiti

---. 2005. Manajemen Periklanan. Jakarta : Penerbit Pustaka Grafiti

Suharsini Arikunto. 1996. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta

---. 1990. Prosedur Penelitian. Jakarta: Bina Aksara.

Surianto Rustan. 2008. Layout Dasar dan Penerapannya. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Sutopo, H.B. 1998. Pengantar Penelitian Kualitatif. Surakarta : UNS Press ---. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta : UNS Press Wahyu Wibowo. 2003. Sihir Iklan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Surat Kabar

Kompas, 11 juli 2009 Solopos, 8 Agustus 2005 Solopos, 30 Agustus 2006

Website

5 April 2010

produk-barang-dan-jasa-manajemen-pemasaran, diakses 9 April 2010 5 April 2010

1 Agustus 2008