25 kejengkelan yang menimpa individu. Jika Anda termasuk orang yang cepat
terbakar amarah, maka dapat melampiaskan dengan bermain game online bergenre kekerasan atau perang. Dengan demikian maka perilaku agresi anda
tersalurkan tanpa harus menyakiti orang lain. Setelah memainkannya anda pun akan merasa lega.
2.4.2 Dampak Negatif Game Online
Menurut Tridhonanto 2011, berbagai kecenderungan pengaruh negatif game terhadap penggunaannya antara lain
1. Kecanduan dan Ketergantungan Seperti yang sudah diutarakan sebelumnya, bermain dengan frekuensi yang besar
dapat memberikan efek samping kecanduan dan kebergantungan. Adapun akibat yang dimunculkan individu akan di tentang terus untuk menekuninya. tantang
terus menerus untuk menekuninya. Bila anda memainkan game yang membutuhkan konsentrasi, maka dampak psikologis yang dirasakan adalah anda
akan merasa penasaran sehingga mengabaikan apa saja demi memenangkan permainan itu. Kalau hal ini terjadi pada anak-anak, biasanya mereka menjadi
malas untuk melakukan aktivitas lain seperti mandi, makan, bahkan belajar demi sebuah kemenangan game.
2. Mengganggu Kesehatan Akibat secara tidak langsung dalam jangka panjang yakni masalah kesehatan.
Daya tahan tubuh menjadi lemah karena frekuensi berlebihan di layar terpaku sambil memaikan keybord komputer bahkan melupakan jam makan. Menurut
Erin 2012, game online maupun offline dapat mengganggu kesehatan salah
Universitas Sumatera Utara
26 satunya adalah kesehatan mata. Paparan yang terlalu sering terhadap gadget,
smart phone, computer tablet, layar video game, layar komputer juga akan berakibat mata jarang berkedip. Hal ini akan mengakibatkan mata menjadi kering
dan terkadang kepala pusing. Tak jarang dialami oleh anak-anak menderita rabun jauh pada usia dini akibat paparan computer tablet dan video game masa kini.
3. Perilaku Menyimpang Perilaku menyimpang timbul akibat karena adanya ketidakpuasan terhadap
sebuah harapan. Pada dasarnya setiap aksi membutuhkan tindakan dari si pemain untuk mencapa kemenangan, yang sering kali pula diperlukan alasan tertentu
sebagai reaksinya. Seorang anak yang sangat maniak bermain game dengan intensitas tertentu dapat menimbulkan dampak psikologis sebuah ilusi yakni
tidak dapat membedakan mana perilaku yang benar atau sesuai dengan norma kehidupan nyata. Sebab terbayang akan perilaku tokoh dalam game. Para peneliti
telah memberikan pendapat bahwa dalam bermain game membutuhkan pengulangan dalam mencapai tujuan agar bisa menang serta mendapat nilai
tertentu. Kemudian, game juga akan membentuk pola pikir prilaku menyimpang, baik itu disadari maupuntidak disadari. Dari sisi konten, game yang bergenre
kekerasan dan perang menampilkan adegan pembunuhan, penembakan, dan perkelahian.
4. Isolasi Sosial Anak begitu betahnya ketika sudah bermain game. Sehingga orang lain tidak bisa
menggangunya dan juga menutup diri terhadap apa yang terjadi disekitarnya. Adapun efek yang ditimbulkan dapat menggangu kejiwaannya dalam hubungan
Universitas Sumatera Utara
27 dengan teman sebanyanya dan orang disekitarnya pun merasa terganggu. Karena
game yang dimainkan sangat bersifat individual, hanya dapat dilakukan sendiri tanpa melibatkan orang lain. biasanya jenis game yang dimainkan secara online
dengan internet. 5. Intimidasi Gender
Adapun karakter dalam permainan game kadang bersifat antagonis, sehingga menunjukkan kekerasan dan melontarkan kata-kata kasar. Namun bisa juga
muncul penggabungan dua karakter seperti dalam game tomb raider dengan bentuk kompetisi, peperangan, serta petualangan. Di dalam game tomb raider itu
pula, tokoh wanitanya digambarkan sebagai seorang ahli dalam bela diri dan sering kali berkata kasar. Adanya karakter seperti ini dapat memberikan contoh
yang buruk bagi anak-anak terutama indentifikasinya terhadap wanita. 6. Kekerasan
Karena seringnya individu memainkan game yang bertemakan kekerasan maka akan berpengaruh terhadap pandangan kekerasan dikehidupan nyata. Lambat
laun akan mengikis pandangan norma sehingga memotivasi untuk melakukan tindakan kekerasan di kehidupan nyata. Hal ini sesuai yang diuangkapkan oleh
Anderson, seorang penelitri yang berasal dari lowa State University. Ia menyatakan bahwa tindakan kekerasan yang dilakukan para pelajar SMP dan
SMA terbukti karena bermain game offline maupun online bertemakan kekerasan. Anderson menemukan bahwa jumlah waktu yang dihabiskan untuk
bermain game pada masa masa lalu dapat dihubungakan dengan nilai akademik lebih rendah di tingkat peguruan tinggi.
Universitas Sumatera Utara
28
2.5 Kesehatan Mata