Penyebab Stres Kerja Stressor

Ergonomi 2004, stres kerja dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam melakukan pekerjaan dimana dari segi psikologis manusia stres kerja dapat mengancam seseorang dalam bekerja. Tekanan stres kerja yang tinggi yang dialami oleh karyawan dalam melaksanakan tugasnya berdampak pada peningkatkan perekonomian suatu perusahaan. Hal ini dalam peningkatan perekonomian sedikit mengalami penghambatan dikarenakan stres kerja yang tinggi yang dialami karyawan yang berhubungan langsung dengan tingkah laku yang dimiliki oleh karyawan. 16 Dari pengertian dan keadaan yang terjadi diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa stres kerja adalah suatu keadaan atau kondisi yang muncul akibat ketidaksesuaian antara individu dengan lingkungan pekerjaan yang dirasakan tidak menyenangkan sehingga menyebabkan seseorang merasa tertekan.

2.3.3 Penyebab Stres Kerja Stressor

Untuk dapat mengetahui secara pasti faktor apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya stres sangatlah sulit, oleh karena sangat tergantung dengan sifat dan kepribadian seseorang. Suatu keadaan yang dapat menimbulkan stres pada seseorang tatapi belum tentu akan menimbulkan hal yang sama terhadap orang lain. 1 Hasibuan 2000 dalam Sarwono, 2006 menyebutkan faktor-faktor yang menjadi penyebab stres kerja adalah : 1. Beban kerja yang sulit dan berlebihan. 2. Tekanan dan sikap pimpinan yang kurang adil dan wajar. 3. Waktu dan peralatan kerja yang kurang memadai. 4. Konflik antara pribadi dengan pimpinan atau dengan kelompok kerja. Universitas Sumatera Utara 5. Balas jasa yang terlalu rendah. 6. Masalah-masalah keluarga. 6 Menurut Sutherland dan Cooper 1990 mengemukakan tentang stressor kerja meliputi : 1. Stressor yang ada di dalam pekerjaan itu sendiri, meliputi : beban pekerjaan, fasilitas kerja yang kurang, proses pengambilan keputusan yang lama. 2. Konflik peran : peran di dalam kerja yang tidak jelas, tanggung jawab yang tidak jelas. 3. Masalah hubungan dengan orang lain adalah stressor yang potensial, seperti hubungan dengan atasan, rekan sejawat dan pola hubungan atasan dan bawahan. 4. Perkembangan karir, under over promotion, keselamatan kerja. 5. Iklim dan struktur organisasi, adanya pembatasan-pembatasan perilaku, bagaimana iklim budaya di dalam organisasi. 6. Adanya konflik antara tuntutan kerja dengan tuntutan keluarga. 2 Menurut Seminar Nasional Ergonomi Aplikasi Ergonomi dalam Industri 2004 mengemukakan berbagai penyebab stres kerja stressor sebagai berikut : a. Tekanan lingkungan fisik. Tekanan lingkungan fisik ini meliputi kebisingan, vibrasi, higiene, dan suhu ruangan kerja. Universitas Sumatera Utara b. Tekanan dan peran individual dalam organisasi Kadang-kadang sumber stres itu ada dalam diri seseorang salah satunya melalui kesakitan, tingkat stres yang muncul tergantung pada rasa sakit dan umur individu. Tekanan individual disini meliputi : a. Konflik peran misalnya : a. Tugas yang harus ia kerjakan, menurut pandangannya, tidak merupakan bagian dari pekerjaannya. b. Tuntutan yang bertentangan dari atasan, rekan, bawahannya atau orang lain yang dinilai penting bagi dirinya. c. Pertentangan dengan nilai-nilai dan keyakinan pribadinya sewaktu melakukan tugas pekerjaannya. b. Peran yang kurang jelas a. Ketidakjelasan dari sasaran dan tujuan kerja b. Kesamaran tentang tanggung jawab c. Ketidakjelasan tentang prosedur kerja job description d. Kurang adanya umpan balik atas kinerjanya. c. Hubungan dalam pekerjaan Lingkungan pekerjaan, hubungan kerja yang tidak baik dapat menimbulkan ketegangan psikologis dalam bentuk kepuasan kerja yang rendah, penurunan kondisi kesehatan dan rasa tidak disenangi oleh rekan atau atasan. Keadaan sebaliknya bila pekerja harus melakukan pekerjaan dalam keadaan terisolisasi, Universitas Sumatera Utara sehingga pekerja tidak dapat berkomunikasi dengan pekerja lain, misalnya operator mesin, operator telepon, dapat membangkitkan stres kerja. d. Tekanan struktur dan iklim organisasi Sejauh mana seorang tenaga kerja diikutsertakan untuk berperan dan terlibat dalam suatu organisasi dan ada tidaknya dukungan sosial dalam lingkungan kerja hal itu merupakan sumber stres. 16 Cartwright, 1995 dalam Tarwaka, 2004 mengelompokkan faktor-faktor penyebab stres kerja ke dalam enam kelompok : 1 1. Faktor intrinsik pekerjaan Ada beberapa faktor intrinsik dalam pekerjaan di mana sangat potensial menjadi penyebab terjadinya stres dan dapat mengakibatkan keadaan yang buruk pada mental. Faktor tersebut meliputi keadaan fisik lingkungan kerja yang tidak nyaman bising, berdebu, bau, suhu panas dan lembab dll, stasiun kerja yang tidak ergonomis, kerja shift, jam kerja yang panjang, perjalanan ke dan dari tempat kerja yang semakin macet, pekerjaan beresiko tinggi dan berbahaya, pemakaian teknologi baru, pembebabanan berlebih, dan adaptasi pada jenis pekerjaan baru. Everly dan Girdano, 1980 dalam Munandar, 2001 membahas mengenai beban kerja dan membaginya ke dalam lima kategori: beban berlebih kuantitatif, beban terlalu sedikit kuantitatif, beban berlebihan kualitatif, beban terlalu sedikit kualitatif, dan beban berlebihan kuantitatif dan kualitatif. 12 2. Faktor peran individu Beban tugas yang bersifat mental dan tanggung jawab dari suatu pekerjaan lebih memberikan stres yang tinggi dibandingkan dengan beban kerja fisik. Karasek Universitas Sumatera Utara et al 1988 dalam suatu penelitian tentang stres akibat kerja menemukan bahwa karyawan yang mempunyai beban psikologis lebih tinggi dan ditambah dengan keterbatasan wewenang untuk mengambil keputusan mempunyai resiko terkena penyakit jantung koroner dan tekanan darah yang lebih tinggi serta mempunyai kecenderungan merokok yang lebih banyak dari karyawan yang lain. Ketaksaan peran juga dapat menimbulkan stres kerja, yaitu jika seorang tenaga kerja tidak memiliki cukup informasi untuk dapat melaksanakan tugasnya, atau tidak mengerti atau merealisasi harapan-harapan yang berkaitan dengan peran tertentu. 3. Faktor hubungan kerja Cooper dan Payne, 1988 dalam Tarwaka, 2004 hubungan yang tidak baik antara karyawan di tempat kerja adalah faktor yang potensial sebagai penyebab terjadinya stres. Kecurigaan antara pekerja, kurangnya komunikasi, ketidaknyamanan dalam melakukan pekerjaan merupakan tanda-tanda adanya stres akibat kerja. Kahn dkk, 1964 dalam Munandar, 2001, hubungan kerja yang tidak baik terungkap dalam gejala-gejala adanya kepercayaan yang rendah, taraf pemberian dukungan yang rendah, minat yang rendah dalam pemecahan masalah dalam organisasi. Ketidakpercayaan secara positif berhubungan dengan kepaksaan peran yang tinggi, yang mengarah ke komunikasi antarpribadi yang tidak sesuai antara para tenaga kerja dan ketegangan psikologikal dalam bentuk kepuasan pekerjaan yang rendah, penurunan dari kondisi kesehatan, dan rasa diancam oleh atasan dan rekan- rekan kerjanya. 12 Universitas Sumatera Utara 4. Faktor pengembangan karir Perasaan tidak aman dalam pekerjaan, posisi dan pengembangan karir mempunyai dampak cukup penting sebagai penyebab terjadinya stres. Menurut Wantoro 1999 faktor pengembangan karir yang dapat menjadi pemicu stres adalah: ketidakpastian pekerjaan seperti adanya reorganisasi dan mutasi kerja, promosi berlebih atau kurang promosi yang terlalu cepat atau tidak sesuai dengan kemampuan individu akan menyebabkan stres bagi yang bersangkutan atau sebaliknya bahwa seseorang merasa tidak pernah dipromosikan sesuai dengan kemampuannya juga menjadi penyebab stres. 5. Faktor struktur organisasi dan suasana kerja Penyebab stres yang berhubungan dengan struktur organisasi dan suasana kerja biasanya berawal dari budaya organisasi dan model manajemen yang dipergunakan. Beberapa faktor penyebabnya antara lain, kurangnya pendekatan partisipatoris, konsultasi yang tidak efektif, kurangnya komunikasi dan kebijaksanaan kantor. Selain itu seringkali pemilihan dan penempatan karyawan pada posisi yang tidak tepat juga dapat menyebabkan stres. Munandar 2001 mengemukakan hasil penelitian bahwa kurangnya peran serta atau partisipasi dalam pengambilan keputusan berhubungan dengan suasana hati dan perilaku yang negatif, misalnya menjadi perokok berat. 12 6. Faktor di luar pekerjaan Perselisihan antar anggota keluarga, lingkungan tetangga dan komunitas juga merupakan faktor penyebab timbulnya stres yang kemungkinan besar masih akan terbawa dalam lingkungan kerja. Universitas Sumatera Utara Munandar 2001 menambahkan bahwa isu-isu tentang keluarga, krisis kehidupan, kesulitan keuangan, keyakinan-keyakinan pribadi dan organisasi yang bertentangan, konflik antara tuntutan keluarga dan tuntutan perusahaan, semuanya dapat merupakan tekanan pada individu dalam pekerjaannya, sebagaimana halnya stres dalam pekerjaan mempunyai dampak yang negatif pada kehidupan keluarga dan pribadi. 12

2.3.4 Gejala Stres Akibat Kerja