Kata Sapaan Kota Padangsidimpuan dan Angkola.

languange shift menyangkut masalah penggunaan bahasa oleh seorang penutur atau sekelompok penutur yang bisa terjadi sebagai akibat perpindahan dari satu masyarakat tutur ke masyarakat tutur lain. Kemungkinan lain yang lebih jauh adalah terjadinya pergeseran bahasa yakni bahwa kenyataan salah satu kelompok masyarakat tidak lagi memakai bahasa pertamanya dan bergeser atau berpindah ke bahasa kedua yang lebih dominan. Dominasi dari bahasa kedua itu mungkin dapat disebabkan oleh jumlah penuturnya yang jauh lebih besar atau bahasa kedua itu mungkin lebih memberi peluang bagi kemajuan penuturnya ataupun disebabkan oleh bahasa kedua itu lebih memiliki gengsi yang lebih tinggi dibanding bahasa pertama. Jadi pergeseran memiliki makna bahwa adanya peralihan bahasa dari satu komunitas penutur dengan bahasa yang baru yang dapat disebabkan oleh berbagai alasan.

2.1.2 Kata Sapaan

Kajian tentang pergeseran bahasa dalam perspektif sosiolinguistik meliputi kajian tentang identitas sosial penutur yang dapat mendeskripsikan tentang orang yang menyapa dan orang yang disapa dalam lingkungan tempat tutur yang terjadi di dalam pemakaian bahasa di masyarakat. Pengertian kata sapaan yang ada di dalam masyarakat terkait pada hubungan orang yang menyapa dan orang yang disapa. Dalam Kridalaksana 2008 kata sapaan adalah suatu ujaran yang dipergunakan seseorang untuk menegur, menyapa orang lain sebagai lawan bicara. Menurut Fasold 1984:23, Address forms are the speakers use to designate the person they are talking to while they are talking to them. In most language, there are Universitas Sumatera Utara two main kinds of address forms: names and second person pronouns. Kata sapaan merupakan kata yang digunakan penutur untuk menyapa atau menegur lawan bicara yang sedang diajak bicara sewaktu berbincang-bincang. Dalam menyapa ada dua cara yang dapat digunakan kepada lawan bicara yaitu dengan penggunaan nama pertamanya atau gelar maupun nama belakangnya. Jadi kata sapaan yang ada dalam suatu komunitas masyarakat tergantung pada hubungan orang yang menyapa dengan orang yang disapa yang dapat mencerminkan sistem sosial budaya masyarakat yang berlandaskan adat.

2.1.3 Kota Padangsidimpuan dan Angkola.

Dalam Siregar 1984:29 Angkola sebenarnya adalah sebutan untuk sebuah daerah yang sebelumnya berada dalam kawasan Kabupaten Tapanuli Selatan. Namun saat ini, kabupaten tersebut telah dibagi dalam beberapa wilayah tingkat II yaitu Kabupaten Tapanuli Selatan, Kota Padang Sidimpuan, Kabupaten Padang Lawas Utara, dan Kabupaten Padang Lawas. Dengan demikian, secara mudah dapat disebut wilayah-wilayah itu sebagai Tapanuli bagian Selatan. Sebenarnya Angkola dahulu lebih dikenal sebagai Angkola Sipirok, dengan wilayah cakupan yang sangat luas, yang meliputi perbatasan Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, termasuk Batangtoru Simangumban, Hopong, Sipirok, Saipar Dolok Hole, dan Hole, yang berbatasan dengan Kabupaten Labuhan Batu. Wilayah ini juga harus dibedakan dari Mandailing karena Mandailing berbatas di sebelah Selatan dengan Angkola. Pada zaman penjajahan Belanda, Kabupaten Tapanuli Selatan disebut Afdeeling Padangsidimpuan yang dikepalai oleh Residen yang berkedudukan di Universitas Sumatera Utara Padangsidimpuan. Disebut Afdeeling Padangsidimpuan karena pusat pemerintahannya berada di Padangsidimpuan. Afdeeling Padangsidimpuan merupakan bagian dari Keresidenan Tapanuli yang berpusat di Sibolga. Awalnya dalam pembentukan Keresidenan di Sibolga telah terjadi perdebatan mengenai usulan nama. Ada yang mengusulkan nama Keresidenan Batak, tetapi ada yang tidak setuju karena ada beberapa etnis di wilayahnya yang merasa bukan etnis Batak, seperti Nias, Pesisir, dan sebagian Mandailing. Akhirnya, untuk melunakkan hati dan mengajak mereka agar mau bergabung, dipilihlah nama Tapanuli yang berasal dari kata Tapian Na Uli yaitu nama sebuah teluk di pantai Sibolga sebagai kompromi. Tapian artinya tepian atau pinggir sungai, laut atau danau dan bisa juga diartikan sebagai tempat mandi, Na Uli artinya cantik atau bagus. Maka Tapian Nauli maksudnya adalah pinggir laut, berupa teluk di Sibolga yang indah atau bagus tempatnya. Afdeeling Padangsidimpuan dibagi atas tiga onder afdeeling, masing-masing dikepalai oleh seorang Cotreleur dibantu oleh masing-masing Demang. Afdeeling Angkola dan Sipirok, berkedudukan di Padangsidimpuan. wilayah ini dibagi atas tiga, yang biasa dikenal dengan sebutan distrik. Distrik tersebut adalah: a. Distrik Angkola berkedudukan di Padangsidimpuan. b. Distrik Batangtoru berkedudukan di Batangtoru. c. Distrik Sipirok berkedudukan di Sipirok. Masing masing Distrik dikepalai oleh seorang Asisten Demang. Universitas Sumatera Utara 2.2. Landasan Teori 2.2.1 Kata Sapaan Masyarakat Angkola