- Kelainan serum dan kekentalan darah
Klasifikasi
Diabetik retinopati dapat diklasifikasikan dalam 2 jenis:
1. Non Proliferatif Diabetic Retinopathy NPDR
6,7,8,13
Pada retinopati diabetik nonproliferatif, perubahan mikrovaskular retina hanya terbatas pada retina saja, tidak menyebar ke membran limitan
interna. Karakteristik NPDR termasuk, mikroaneurisma, area kapiler nonperfusi, nerve fibre layer infark, intra retinal microvascular
abnormality IRMAs, perdarahan dot and blot intraretina, edema retina, hard eksudat, arteriol abnormalitas, dilatasi dan beading vena
retina. NPDR dapat mengganggu fungsi visual dengan 2 mekanisme: o
Berbagai derajat sumbatan kapiler intraretina menimbulkan makular iskemik.
o Peningkatan permeabilitas vaskularisasi retina menimbulkan edem
makula. Retinopati diabetik non proliferatif dikelompokkan menjadi :
- Mild : hanya ada mikroaneurisma pada satu kuadran
- Moderat : mikroaneurisma pada dua kuadran
- Severe: apabila terdapat salah satu dari perdarahan intraretinal
difus dan mikroaneurisma pada 4 kuadran; venous beading di 2 kuadran; IRMAs pada 1 kuadran
Universitas Sumatera Utara
Diabetik Makular Edema
Diagnostik diabetik makular edema DME sangat baik menggunakan slitlamp biomikroskopis, untuk pemeriksaan segmen
posterior menggunakan kontak lens untuk memperjelas visualisasi. Penemuan penting pada pemeriksaan termasuk:
- Lokasi retina yang menebal relatif terhadap fovea
- Adanya eksudat dan lokasinya
- Adanya cystoid makular edema
Fluoresein angiografi digunakan untuk melihat kebocoran pembuluh darah retina akibat kerusakan barir pembuluh darah retina.
Manifestasi diabetik makular edema berupa penebalan retina secara fokal atau difus dengan atau tanpa eksudat. Karakteristik edem makula
fokal adanya kebocoran fokal dari lesi kapiler spesifik. Edem tersebut berkaitan dengan ring hard exudate. Edem makula difus mempunyai
karakteristik dengan kelainan kapiler retina yang luas berhubungan dengan kebocoran yang luas dari kerusakan ekstensif barir darah-retina, dan sering
dengan cystoid macular edema.
6
• Penanganan diabetik makular edema
6,7,8
Strategi pengobatan untuk diabetik makular edema meliputi modifikasi gaya hidup, olah raga, berhenti merokok, kontrol gula darah, tekanan
darah, kadar lemak darah dan massa indeks tubuh.
6,7
Universitas Sumatera Utara
• Penatalaksanaan laser pada diabetik makular edema
Beberapa paradigma pengobatan yang terbaru berasal dari Early Treatment Diabetic Retinopathy Study ETDRS menetapkan tentang
clinically significant macular edema CSME dan merekomendasi penatalaksanaan dengan laser fotokoagulasi fokal untuk berikut ini:
- Edema retina yang berlokasi pada atau dalam area 500 mikrometer
dari sentral makula.
6,7
- Hard exudates pada atau dalam area 500 mikrometer dari sentral jika
berhubungan dengan penebalan retina yang berdekatan. -
Daerah yang mengalami penebalan lebih besar dari 1 area diskus jika lokasinya dalam 1 diameter diskus dari sentral makula.
• Penatalaksanaan medikal pada diabetik makular edema
- Pada pasien DM yang sulit disembuhkan, injeksi triamsinolon
asetonid sub-tenon posterior dapat memperbaiki penglihatan dalam 1 bulan dan menstabilkan penglihatan sampai satu tahun dalam suatu
penelitian retrospektif.
6,7
- Pada pasien CSME yang sulit disembuhkan, intra vitreal
kortikosteroid dapat memperbaiki penglihatan dalam jangka singkat dan mengurangi ketebalan makula selama 2 tahun folow up. Pada
masa yang akan datang, kortikosteroid dan anti VEGF dapat bermanfaat dalam penanganan diabetik makular edem.
Universitas Sumatera Utara
• Penatalaksanaan bedah pada diabetik makular edema
Vitrektomi pars plana dan detachment posterior hyaloid juga bermanfaat untuk mengatasi diabetik makular edema, khususnya dengan
traksi hialoid posterior dan diabetik makular edema difus.
Diabetik Makular Iskemik
6,7,8
Kapiler retina nonperfusi merupakan gambaran yang berhubungan dengan NPDR yang progresif. Angiografi fluoresein menunjukkan kapiler
nonperfusi yang luas. Mikroaneurisma cendrung berkelompok pada pinggir zona kapiler nonperfusi. Tertutupnya arteriol retina menimbulkan
area nonperfusi yang lebih besar dan iskemik progresif. Meluasnya zona avaskular fovea lebih besar dari 1000 mikrometer diameter umumnya
bermakna untuk terjadi penurunan penglihatan.
Progresifitas menjadi PDR
6,7
NPDR berat ditetapkan oleh ETDRS dalam aturan 4:2:1, dengan karakteristik 1 dari yang berikut:
1. Perdarahan intra retinal difus dan mikroaneurisma pada 4 kuadran
6
2. Venous beading pada 2 kuadran 3. Intra retinal mikrovascular abnormality IRMAs pada 1 kuadran
ETDRS mendapatkan NPDR berat mempunyai peluang 15 progresif menjadi high risk PDR dalam kurun waktu 1 tahun. Very severe
Universitas Sumatera Utara
NPDR mempunyai 2 dari gambaran diatas dengan peluang 45 progresif menjadi hihg-risk PDR dalam waktu 1 tahun.
Pelepasan faktor-faktor vasoproliferatif meningkat sesuai derajat iskemik retina. Satu faktor vasoproliferatif, VEGF, telah diisolasi dari
spesimen vitrektomi pasien PDR. VEGF ini dapat menstimulasi neovaskularisasi pada retina, papil nervus optikus, atau segmen
anterior.
6
2. Proliferatif Diabetic Retinopathy PDR