Lokasi dan Waktu Penelitian Pemilihan Informan

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di wilayah Pemerintahan Kota Langsa, dengan alasan: belum pernah dilakukan penelitian sejenis, banyak penderita gangguan jiwa yang melakukan pemeriksaan dengan menggunakan jasa pengobatan tradisional. Lokasi penelitian ini juga sangat dipahami oleh peneliti, sehingga akan memudahkan bagi peneliti untuk melakukan wawancara mendalam indeph interview dan pengamatan observation pada setiap kasus yang menjadi subjek penelitian. Penelitian telah berlangsung sejak Februari 2009 sampai dengan Januari 2010.

3.3. Pemilihan Informan

Menurut Lincoln dan Guba dalam Moleong, 2002 pada peradigma alamiah, peneliti mulai dengan asumsi bahwa konteks itu kritis sehingga masing-masing konteks itu ditangani dari segi konteksnya sendiri. Oleh karena itu, sampling ini bertujuan untuk merinci kekhususan yang ada ke dalam ramuan konteks yang unik sehingga digunakan teknik snow ball. Informan dipilih berdasarkan kriteria tertentu yang telah ditetapkan sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian. Penelitian ini mengambil objek penelitian sebanyak 3 orang penderita gangguan jiwa yang secara langsung dirawat dan ditangani oleh keluargnya. Pengambilan objek penelitian sebanyak 3 orang berdasarkan suatu pemikiran bahwa dalam penelitian kualitatif menuntut suatu kedalaman penggalian informasi yang berkaitan dengan objek atau permasalahan penelitian, oleh sebab itu tidak memungkinkan untuk mengambil objek penelitian dengan jumlah banyak. Universitas Sumatera Utara Informan awal dalam penelitian ini adalah orangtua atau keluarga yang dapat memberi informasi atau keterangan yang dibutuhkan sesuai dengan tujuan penelitian. Satuan analisisnya adalah keluarga dimana salah satu anggota keluarganya mengalami gangguan jiwa di wilayah Pemerintahan Kota Langsa yang tercatat di lokasi penelitian. Selain orangtua maka informan juga orang-orang terdekat yang turut serta membantu atau mengetahui cara-cara penanganan yang diterima objek penelitian tersebut. Sehingga, selain orangtua penderita gangguan jiwa, informan selanjutnya adalah orang-orang yang dapat menjelaskan dan memberi keterangan atas pertanyaan-pertanyaan yang terus berkembang di lapangan. Informan lanjutan tersebut dapat tetangga, petugas kesehatan, dukun bahkan pemilik warung yang cukup mengenal objek penelitian. Jadi tidak menutup kemungkinan akan terus bertambahnya jumlah informan. Bertambahnya jumlah informan didasarkan hasil analisis yang dilakukan dari setiap wawancara mendalam yang dilakukan dengan orangtua maupun saudara, juga pengamatan terhadap objek penelitian itu sendiri. Hasil wawancara dan pengamatan dituangkan ke dalam bentuk ‘field note’ dan dianalisis. Analisis terus berlangsung sehingga jumlah informan lanjutan terus bertambah sesuai dengan kebutuhan data penelitian. , sesuai kebutuhan-kebutuhan akan informasi lanjutan untuk melengkapi data yang ada juga sebagai suatu proses berlangsungnya trianggulasi terhadap informasi-informasi yang diperoleh. Universitas Sumatera Utara

3.4. Metode Pengumpulan Data