Bab 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET
Pada bab ini dibahas secara ringkas mengenai sejarah BPS, tugas dan fungsi, struktur organisasi yang menjabarkan uraian tugas BPS dan
struktur organisasi.
Bab 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai pembahasan dan analisa data untuk mengetahui kesempatan kerja pada tahun yang akan datang.
Bab 5 IMPLEMENTASI SISTEM
Pada bab ini dijelaskan cara penggunaan rumus-rumus yang dipakai dengan menggunakn program aplikasi EXCEL.
Bab 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan berisikan hasil-hasil yang diperoleh dari hasil pengolahan data. Kesimpulan diuraikan dengan ringkas dan jelas, dituliskan dengan
poin-poin yang sesuai dengan perumusan permasalahantopik bahasan.
Universitas Sumatera Utara
6.2 Saran
Saran berisikan gagasan atau pemikiran atas dasar hasil pembahasan dan simpulan. Dapat berupa anjuran atau saran yang dapat digunakan
dikemudian hari untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pelaksanaan kegiatanperusahaan yang sejenis. Dan ditulis sesuai
urutan pembatasan permasalahan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Pengertian-Pengertian
2.1.1 Kesempatan Kerja
Kesempatan kerja identik dengan Sasaran Pembangunan Nasional, khususnya pembangunan ekonomi. Oleh karena kesempatan kerja merupakan sumber pendapatan
bagi mereka yang memperoleh kesempatan kerja. Disamping merupakan sumber dari Peningkatan Pendapatan Nasional, melalui peningkatan Produk Nasional Bruto. Oleh
karena itulah dalam GBHN juga disebutkan, bahwa tujuan Pembangunan Nasional di samping meningkatkan produksi nasional, maka pertumbuhan ekonomi juga harus
mempercepat pertumbuhan lapangan pekerjaan, oleh karena kesempatan kerja bukan memiliki nilai ekonomis, tetapi juga mengandung nilai kemanusiaan dengan
menumbuhkan rasa harga diri, sehingga memberikan isi kepada asas kemanusiaan.
Kesempatan kerja juga diartikan sebagai permintaan tenaga kerja Demand For Labor
yaitu suatu keadaan yang menggambarkan tersedianya lapangan kerja siap diisi para penawar kerja pencari kerja. Pertumbuhan angkatan kerja yang masih
tinggi serta keterbatasan kesempatan kerja akan mengakibatkan semakin meningkatnya tingkat pengangguran. Secara konsisten, pertumbuhan angkatan kerja
Universitas Sumatera Utara
ini masih selalu lebih besar jika dibandingkan dengan pertumbuhan penduduk. Disamping itu, angkatan kerja termasuk setengah pengangguran masih tetap tinggi.
Hal ini menandakan bahwa poduktivitas para tenaga kerja tersebut belum optimal. Dimana kesempatan kerja merupakan angkatan kerja yang bekerja.
Sejak tahun 1979 hingga saat ini, konsep dan definisi perihal ketenagakerjaan yang digunakan Badan Pusat Statistik BPS adalah sama. Konsep dan definisi
tersebut sesuai dengan Labour Force Approach yang diperkenalkan oleh Internasional Labour Organization
ILO. Pendekatan ini juga diterapkan oleh negara-negara berkembang selain Indonesia.
Konsep dan definisi yang digunakan oleh Badan Pusat Statistik dalam penelitian ketenagakerjaan sejak tahun 1976 adalah sebagai berikut :
1. Bekerja adalah mereka yang memperoleh pekerjaan dengan maksud
memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit 1 jam yang secara kontinu dalam seminggu
yang lalu seminggu sebelum pencacahan. Dengan demikian, pekerjaan keluarga yang tanpa upah membantu dalam satu usahakegiatan ekonomi,
dimaksudkan sebagai pekerja.
2. Setengah pengangguran sementara tidak bekerja adalah mereka yang
mempunyai pekerjaan, tetapi selama seminggu yang lalu tidak bekerja karena berbagai alasan seperti sakit, cuti menunggu panen, mogok dan lain
sebagainya. Termasuk mereka yang sudah diterima bekerja tetapi selama seminggu yang lalu belum bekerja. Mereka ini dikategorikan sebagai bekerja.
Universitas Sumatera Utara
3. Mencari pekerjaan adalah mereka yang tidak bekerja dan mencari pekerjaan
seperti mereka yang belum pernah bekerja atau mereka yang sudah pernah bekerja, karena suatu hal berhenti atau diberhentikan dan sedang berusaha
untuk mendapatkan pekerjaan. Mereka itu dikategorikan sebagai penganggura terbuka. Seseorang mencari pekerjaan tetapi dia sudah mempunyai pekerjaan
atau sedang bekerja, tetapi digolongkan sebagai bekerja.
4. Sekolah adalah mereka yang melakukan kegiatan bersekolah di sekolah formal
mulai dari pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi selama seminggu yang lalu sebelum pencacahan, mereka ini termasuk yang sedang
libur.
5. Mengurus Rumah Tangga adalah mereka yang mengurus rumah tangga tanpa
mendapat upah. Misalkan ibu-ibu rumah tangga atau anaknya yang membantu mengurus rumah tangga. Sebaliknya, pembantu rumah tangga yang mendapat
upah walaupun pekerjaannya rumah tangga dianggap bekerja.
6. Kegiatan lainya adalah kegiatan selain yang disebutkan di atas, yakni mereka
yang sudah pensiun, menerima royalty, penerima deviden dan orang-orang yang cacat jasmani buta,bisu dan sebagainya yang tidak mampu melakukan
suatu pekerjaan.
7. Angkatan kerja adalah penduduk usia kerja 15 tahun dan lebih yang bekerja
atau mempunyai pekerjaan sementara tidak bekerja atau mereka yang mencari pekerjaa. Mereka adalah penduduk usia kerja dengan kegiatan seperti pada
butir 1,2 dan 3 di atas selama seminggu sebelum pencacahan.
Universitas Sumatera Utara
8. Bukan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja dengan kegiatan seperti pada
butir 4, 5 dan 6 di atas selama seminggu sebelum pencacahan.
9. Kesempatan kerja adalah angkatan kerja yang bekerja dan bukan merupakan
lapangan kerja yang masih terbuka.
10. Tingkat kesempatan kerja adalah persentase angkatan kerja yang bekerja
terhadap jumlah angkatan kerja.
2.1.2 Angkatan Kerja
Angkatan kerja dapat didefinisikan sebagai bagian dari jumlah penduduk yang mempunyai pekerjaan atau yang sedang mencari kesempatan untuk melakukan
pekerjaan yang produktif.
Dari pengertian tersebut maka angkatan kerja dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok pekerja employment dan kelompok penganggur
unemployment.
Menurut Sumitro Djoyohadikusumo, faktor-faktor yang menentukan angkatan kerja adalah sebagai berikut :
1. Jumlah dan sebaran usia penduduk, penduduk yang berusia lebih dari batas
tertentu dianggap masuk kedalam usia kerja. Misalnya, seorang anak yang
Universitas Sumatera Utara
berusia diatas 15 tahun aktif bekerja, dapat dikatakan sebagai bagian dari angkatan kerja.
2. Pengaruh keaktifan bersekolah terhadap penduduk di usia muda.
Maksudnya adalah penduduk usia muda yang masih sekolah tidak dianggap sebagai angkatan kerja, walaupun adalah penduduk usia muda itu sebagian
orang yang sudah mulai bekerja.
3. Peranan kaum wanita dalam perekonomian, wanita yang bekerja dalam
urusan rumah tangga tidak dianggap sebagai bagian dari angkatan kerja. Jika seorang wanita mempunyai pekerjaan tertentu di luar rumah, maka
dimasukkan sebagai angkatan kerja.
4. Pertambahan penduduk yang tinggi, setiap pertambahan jumlah penduduk
cenderung akan menambah bagian penduduk yang tergolong angkatan kerja.
5. Meningkatnya jaminan kesehatan, dengan meningkatnya jaminan
kesehatan, umur rata-rata penduduk bertambah. Umur rata-rata akan memperpanjang masa produktif setiap penduduk dalam melakukan
pekerjaannya, sehingga otomatis akan menambah jumlah angkatan kerja.
2.1.2.1 Pekerja employment
Pekerja mencakup orang-orang yang mempunyai pekerjaan dan saat disensus memang sedang bekerja, serta orang-orang yang mempunyai pekerjaan namun sementara
Universitas Sumatera Utara
waktu sedang tidak bekerja, misalnya petani sedang menanti panen atau pegawai yang sedang cuti. Pekerja dapat diartikan pula sebagai orang yang bekerja untuk
mendapatkan penghasilan atau keuntungan minimal satu jam dalam satu minggu sebelum pencacahan.
2.1.2.2 Pengangguran unemployment
Pengangguran merupakan masalah pelik dan terjadi bukan hanya di negara-negara berkembang, tetapi juga di negara maju. Namun, tekanan masalah pengangguran
banyak terasa di negara-negara berkembang. Hal ini wajar karena negara-negara berkembang umumnya adalah negara yang tingkat pertumbuhan penduduknya tinggi
dan tingkat pendidikan masyarakatnya rendah.
Pengangguran terjadi karena tidak seimbangnya antara kesempatan kerja dengan angkatan kerja atau antara permintaan tenaga kerja dengan penawaran tenaga
kerja. Pengangguran dapat diartikan sebagai angkatan kerja yang tidak bekerja atau seseorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin mendapat pekerjaan, tetapi belum
dapat memperolehnya.
Seseorang yang tidak bekerja tetapi sedang aktif mencari pekerjaan tidak tergolong sebagai penganggur, contohnya para ibu rumah tangga, mereka tidak mau
bekerja karena ingin mengurus keluarganya, atau para anak orang kaya, mereka tidak ingin bekerja karena gajinya lebih rendah dari yang diinginkannya. Kelompok ibu
rumah tangga dan anak orang kaya tersebut dikategorikan sebagai penganggur sukarela.
Universitas Sumatera Utara
Salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kemakmuran suatu masyarakat adalah tingkat pendapatan. Tingginya tingkat pengangguran akan
mengurangi pendapatan masyarakat sehingga dengan adanya pengangguran, tingkat kemakmuran masyarakat akan berkurang.
Pengangguran akan menimbulkan masalah ekonomi dan sosial bagi individu yang mengalaminya. Pengangguran juga akan berdampak negatif terhadap keadaan
ekonomi, politik, dan sosial bagi negara yang mempunyai tingkat pengangguran yang tinggi. Pengangguran sangat berpengaruh terhadap pencapaian kesejahteraan
masyarakat dan prospek pembangunan di negara yang bersangkutan.
2.1.3 Metode Proyeksi
Dalam analisa psikologi, proyeksi berarti “Mencetuskan inplusi yang tidak sadar dari diri sendiri dengan cara melihat sesuatunya seakan memiliki inplusi agresif secara
tidak sadar sering kali melihat atau memiliki anggapan orang lain juga bersifat agresif Anto dajan.
Dalam hasil kutipan di atas, dapat dikatakan bahwa proyeksi sendiri merupakan suatu pengamatan atau suatu hal yang mana pengamatan itu dikembalikan
kepada jiwa pengamat bagaimana dia menanggapi dan mencetuskan hasil pengamatannya tersebut dengan menggunakan suatu evaluasi ataupun rumusan yang
bersesuaian dengan apa yang diamatinya.
Universitas Sumatera Utara
Proyeksi kesempatan kerja adalah melihat ke depan akan hasil proyeksigambaran terhadap angakatan kerja yang bekerja atau orang-orang yang bekerja.
2.2 Metode Analisa Data
Dengan memperlihatkan data yang sudah diperoleh, dapat dilakukan analisa sementara dengan cara deskriptif. Adapun tahapan-tahapan analisa deskiptif yang
dilakukan adalah sebagai berikut : 1.
Melakukan analisa deskriptif tentang angkatan kerja yang bekerja dan pengangguran terbuka tahun 2004-2009.
2. Melakukan analisa deskriptif tentang jumlah angkatan kerja tahun 2004-2009.
2.2.1 Perumusan Masalah
Dalam negara berkembang seperti Indonesia yang berpenduduk besar, yang menjadi salah satu masalah utama adalah pengangguran struktural yang sangat besar. Masalah
ini disebabkan oleh stuktur ekonomi yang ada belum mampu menciptakan kesempatan kerja yang sesuai dan dalam jumlah yang cukup untuk menyerap angkatan kerja yang
ada.
Dengan permasalahan-permasalahan yang telah dicetuskan pada bab sebelumnya, penulis merumuskan permasalahan tersebut menjadi suatu rumusan
matematika guna mempermudah penulis dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Adapun dalam melakukan perumusan masalah tersebut memiliki beberapa tahapan
sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Perumusan untuk melakukan proyeksi kesempatan kerja di Kota Medan pada
tahun 2011-2015. Selanjutnya, data tersebut digunakan untuk menentukan laju pertumbuhan kesempatan kerja pada tahun yang akan datang.
2. Perumusan untuk proyeksi pengangguran terbuka yang nantinya akan
digunakan untuk menentukan tingkat kesempatan kerja pada tahun 2011-2015.
2.2.1.1 Perumusan Proyeksi Angkatan Kerja Yang Bekerja Dan Pengangguran Terbuka Pada Tahun 2011-2015
Dengan memperhatikan data dan melakukan analisa deskriptif di atas, maka dapat digunakan suatu formula rumusan untuk melakukan proyeksi angkatan kerja yang
bekerja dan pengangguran terbuka pada tahun 2011-2015. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut:
= a + bX
Dimana :
Atau dapat menggunakan rumus :
Universitas Sumatera Utara
Keterangan : = Nilai Trend yang ditaksir
X = Waktu Tahun
a = Variabel Konstanta
b = Koefisien Variabel X
n = jumlah pasang pengukuran
X = jumlah dari variabel tahun
Y = jumlah dari variabel Y
XY = jumlah perkalian variabel Y dan variabel tahun
2.2.1.2 Perumusan Laju Pertumbuhan Kesempatan Kerja
Dengan memperhatikan data dan melakukan analisa deskriptif di atas, maka dapat digunakan suatu formula rumusan untuk menghitung laju pertumbuhan dan tingkat
kesempatan kerja pada tahun 2011-2015. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung laju pertumbuhan kesempatan kerja adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Dimana : B
t
= jumlah penduduk yang bekerja tahun t B
t-1
= jumlah penduduk yang bekerja tahun t-1
2.2.1.3 Perumusan Tingkat Kesempatan Kerja
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung laju pertumbuhan kesempatan kerja adalah sebagai berikut:
Kegunaan : Indikator ini mengindikasikan besarnya penduduk usia kerja yang bekerja atau
sementara bekerja di suatu negara atau wilayah.
Dengan menggunakan rumus-rumus yang sudah ada, penulis melakukan suatu pendugaanperamalan tingkat kesempatan kerja pada tahun 2011-2015. Adapun alasan
penulis memilih rumusan tersebut adalah dengan melihat selisih pertumbuhan tenaga kerja dari setiap tahunnya dan selisih tersebut melakukan pendugaan bahwa tingkat
kesempatan kerja setiap tahunnya mengalami pertumbuhan yang tidak relatif konstan. Dari pendugaan sementara dan analisa deskriptif, maka penulis menggunakan rumus
yang sesuai dengan permasalahan di atas.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET
3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik BPS adalah Lembaga Negara Non Departemen. BPS melakukan kegiatan yang ditugaskan oleh pemerintah antara bidang pertanian,
agrarian, pertambangan,
kependudukan, sosial,
ketenagakerjaan, keuangan,
pendapatan, dan keagamaan. Selain hal – hal di atas BPS juga bertugas untuk melaksanakan koordinasi di lapangan, kegiatan statistik dari segenap instansi baik
dipusat maupun didaerah dengan tujuan mencegah dilakukannya pekerjaan yang serupa oleh dua atau lebih instansi, memajukan keseragaman dalam penggunaan
defenisi, klasifikasi dan ukuran – ukuran lainnya.
Berikut ini adalah beberapa masa peralihan pada BPS, yaitu:
1. Masa pemerintahan Hindia Belanda
Pada bulan Februari 1920, kantor statistik pertama kali didirikan oleh direktur pertanian, kerajinan dan perdagangan Directeur Van Landbouw Nijverheid en
Hendle dan berkedudukan di Bogor. Kantor ini diserahi tugas untuk mengolah dan
memublikasi data statistik.
Universitas Sumatera Utara
Pada tanggal 24 September 1924 maka lembaga tersebut diganti dengan nama Centraal kantoor Voor de Statistik
CKS atau Kantor Pusat Statistik dan dipindahkan ke Jakarta. Bersamaan dengan itu beralih pula pekerjaan mekanisme statistik
perdagangan yang semula dilakukan oleh Kantor Invoer en Accijinsen IUA yang sekarang disebut Kantor Bea Cukai.
2. Masa Pemerintahan Jepang
Pada bulan Juni 1942 pemerintahan Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan statistik yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perangmiliter. Pada
masa ini CKS diganti namanya menjadi Shomubu Chasasitsu gunseikanbu.
3. Masa Kemerdekaan Republik Indonesia
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 kegiatan statistik diganti oleh lembaga baru sesuai dengan susunan kemerdekaan yaitu
KAPPURI Kantor Penyelidikan Perangkat Umum Republik Indonesia. Tahun 1946 Kantor KAPPURI dipindahkan ke Yogyakarta sebagai konsekuensi dari Perjanjian
Linggarjati. Sementara itu pemerintahan Belanda NICA di Jakarta mengaktifkan kembali CKS.
Berdasarkan surat edaran Kementrian Kemakmuran tanggal 12 Juni 1950 No.219S.C;KAPPURI dan CKS dilebur menjadi Kantor Pusat Statistik KPS dan
berada dibawah Kementrian Kemakmuran.
Universitas Sumatera Utara
Dengan surat Mentri perekonomian tanggal 1 Maret 1952 No.P44, lembaga KPS berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Mentri Perekonomian, dan pada
tanggal 24 Desember 1953 dengan surat Mentri Perekonomian No. 18.099M, KPS dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian research yang disebut Afdeling A, dan bagian
penyelenggaraan dan tatausaha yang disebut Afdeling B.
Dengan keputusan Presiden Republik Indonesia No. 131 tahun 1957, Kementrian Perekonomian dipecah menjadi Kementrian perdagangan dan Kementrian
Perindustrian. Untuk selanjutnya dengan keputusan Presiden Republik Indonesia No. 172 tahun 1957 KPS diubah menjadi BPS, dan urusan statistik yang semula menjadi
tanggung jawab dan wewenang Mentri Perekonomian dialihkan menjadi dibawah dan bertanggungjawab kepada Perdana Mentri. Berdasarkan KEPPRES ini pula secara
formal nama BPS dipergunakan.
Memenuhi anjuran PBB agar setiap negara anggota menyelenggarakan sensus penduduk secara serentak, maka pada tanggal 24 September 1960 telah diundangkan
UU No. 6 tahun 1960 tentang Sensus, sebagai pengganti Volk Stelling Ordonnantie 1930.
Dalam rangka memperhatikan kebutuhan data bagi perencanaan pembangunan semesta berencana dan mengingat materi statistiek ordonnantie 1934 dirasakan sudah
tidak sesuai lagi dengan kemajuan–kemajuan yang cepat dicapai oleh negara kita, maka tanggal 26 September 1960 telah diundangkan UU No. 7 tahun 1960 tentang
Statistik.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan keputusan Presidium Kabinet RI No. AaC9 tahun 1965, maka tiap-tiap daerah Tingkat I dan Tingkat 2 dibentuk kantor-kantor cabang BPS dengan
nama Kantor Sensus Statistik Daerah KKS yang mempunyai tugas menjalankan kegiatan-kegiatan statistik di daerah-daerah. Disetiap daerah administrasi kecamatan,
dapat diangkat seorang atau lebih pegawai yang merupakan pegawai KKS ditingkat 2 dan dibawah pengawasan Kepala Kecamatan.
4. Masa Orde Baru sampai sekarang
Pada masa pemerintahan orde baru, khusus untuk memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan, maka untuk mendapatkan statistik yang
handal, lengkap, tepat, akurat dan terpercaya mulai diadakan pembenahan organisasi BPS.
Dalam masa orde baru ini BPS telah mengalami empat kali perubahan struktur organisasi, yaitu:
a. Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1969 tentang organisasi Biro Pusat
Statistik. b.
Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1980 tentang Organisasi Biro Pusat Statistik.
c. Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1992 tentang Organisasi Biro Pusat Statistik
dan keputusan Presiden No. 6 tahun 1992 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan, Reorganisasi dan tata kerja Biro Pusat Statistik.
d. Undang-Undang No. 16 tahun 1997 tentang Statistik.
e. Keputusan Presiden RI No. 86 tahun 1998 tentang Badan Pusat Statistik.
Universitas Sumatera Utara
f. Keputusan Kepala BPS No. 100 tahun 1998 tentang Organisasi dan Tata Kerja
BPS. g.
PP No. tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik.
Tahun 1968, ditetapkan Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1968, yaitu yang mengatur organisasi dan tata kerja di pusat dan di daerah. Tahun 1980, Peraturan
Pemerintah No. 6 tahun 1980 tentang organisasi sebagai pengganti Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1968. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1988
di tiap provinsi terdapat perwakilan BPS dengan nama Kantor Statistik Provinsi dan di KabupatenKota terdapat cabang perwakilan BPS dengan nama Kantor Statistik
KabupatenKota. Pada tanggal 19 Mei 1997 menetapkan tentang statistik sebagai pengganti UU No. 6 dan 7 tentang sensus dan statistik. Pada tanggal 17 Juni 1998
dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 86 tahun 1998 ditetapkan BPS sekaligus mengatur tata kerja dan struktur BPS yang baru.
3.2 Tugas dan Fungsi Badan Pusat Statistik