Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Tinjauan Pustaka

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan, maka identifikasi masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh input produksi luas lahan, bibit, pupuk, herbisida, dan tenaga kerja terhadap produksi usahatani ubi kayu di daerah penelitian? 2. Bagaimana pengaruh input produksi luas lahan, bibit, pupuk, herbisida, dan tenaga kerja terhadap total biaya produksi usahatani ubi kayu di daerah penelitian? 3. Bagaimana tingkat pendapatan petani dari usahatani ubi kayu di daerah penelitian?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah, maka tujuan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Untuk mengidentifikasi bagaimana pengaruh input produksi luas lahan, bibit, pupuk, herbisida, dan tenaga kerja terhadap produksi usahatani ubi kayu di daerah penelitian. 2. Untuk mengidentifikasi bagaimana pengaruh input produksi luas lahan, bibit, pupuk, herbisida, dan tenaga kerja terhadap total biaya produksi usahatani ubi kayu di daerah penelitian. 3. Untuk mengidentifikasi bagaimana tingkat pendapatan petani dari usahatani ubi kayu di daerah penelitian. Universitas Sumatera Utara

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Sebagai bahan informasi bagi para pengambil keputusan dalam penggunaan input produksi terhadap pendapatan usahatani ubi kayu. 2. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak – pihak lain yang berhubungan dengan penelitian ini. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

Ubi kayu termasuk tanaman tropis yang berasal dari Brasil Amerika Serikat. Mula-mula disebarkan ke Afrika, kemudian Madagaskar, India, Tiongkok, dan masuk ke Indonesia pada abad ke-18, tepatnya pada tahun 1982. Penyebaran tanaman singkong ke seluruh wilayah Indonesia dilakukan pada tahun 1914-1918. Pada saat itu, Indonesia dilanda krisis kekurangan pangan, dan singkong dijadikan sebagai alternatif pengganti makanan pokok. Pada tahun 1986, Indonesia menjadi negara penghasil ubi kayu terbesar ke-5 di dunia Suprapti, Lies, 2005. Dalam sistematika taksonomi tumbuhan, kedudukan tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Euphorbiales Famili : Euphorbiaceae Genus : Manihot Spesies : Manihot esculenta Crantz sin M. Utilissima Pohl. Tanaman ubi kayu membutuhkan kondisi iklim panas dan lembab. Kondisi iklim yang ideal adalah daerah yang bersuhu minimum 10 C, kelembapan udara rH 60 - 65 dengan curah hujan 700mm–1.500mmtahun, tempatnya terbuka dan mendapat penyinaran matahari 10 jamhari. Keadaan tanah yang Universitas Sumatera Utara paling baik untuk tanaman ubi kayu adalah tanah berstruktur remah, gembur, banyak mengandung bahan organic, aerasi dan draenasi baik, serta mempunyai pH tanah minimum 5. Tanaman ubi kayu toleran pada pH 4,5 – 8,0 tetapi yang paling baik adalah pada pH 5,8 Rukmana, 1997. Waktu panen ubi kayu yang paling tepat adalah saat karbohidrat per satuan luas tanah hektar mencapai kadar maksimal. Ciri-ciri ubi kayu yang sudah saatnya dipanen dan kadar karbohidratpatinya maksimal adalah : 1. Pertumbuhan daun mulai berkurang 2. Warna daun mulai menguning dan banyak rontok 3. Um1ur tanaman telah mencapai 6 – 8 bulan varietas genjah atau 9 – 12 bulan varietas dalam. Penundaan panen ubi kayu sampai umur lebih dari 12 bulan dapat menurunkan kualitas ubi kayu. Makin tua umur tanaman ubi kayu, makin meningkat kadar air, tetapi kadar protein, tepung dan HCN nya turun secara drastic pada umur 13 bulan. Saat panen ubi kayu yang tepat dipengaruhi iklim, varietas, jarak tanam dan kesuburan tanah Rukmana, 1997. Tanaman ubi kayu banyak diperkebunan Indonesia, hampir di setiap daerah dijumpai tanaman ubi kayu. Sebab ubi kayu merupakan tanaman yang menghasilkan bahan makanan bagi kita dan banyak orang yang menyukainya. Lagi pula tidak hanya manusia, tetapi hewan pun sangat gemar akan makanan yang dihasilkan tanaman ubi kayu Nuryani dan Soedjono 1994. Ubi kayu yang berkadar sianida tinggi ditandai dengan rasa pahit, dan bila ubi di potong-potong warnanya berubah menjadi biru. Ubi kayu berkadar racun tinggi sebaiknya dibuat menjadi tepung tapioka. Metoda yang paling ampuh Universitas Sumatera Utara untuk mengurangi kadar HCN sampai 85 adalah menumbuk kemudian mengeringkan ubi kayu tersebut Rukmana, 1997.

2.2 Landasan Teori