17 Tingkat Bunga Keseimbangan Hicks Sumber : Boediono, 1994:85

Gambar 2.17 Tingkat Bunga Keseimbangan Hicks Sumber : Boediono, 1994:85

Pendapatan nasional naik apabila investasi naik, dan investasi cenderung naik apabila tingkat bunga turun. Dari interaksi antara semua ini bisa diturunkan kurva IS (gambar

2.17) yang menunjukkan tingkat bunga keseimbangan di pasar dana investasi (loanable funds) pada setiap tingkat pendapatan nasional (Y). Sedangkan kurva LM menunjukkan tingkat bunga keseimbangan yang terjadi di pasar uang (sebagai aktiva likuid) pada setiap tingkat pendapatan nasional.

menurut sintesis Hicks, adalah tingkat bunga yang merupakan tingkat bunga keseimbangan di pasar dana investasi dan sekaligus merupakan tingkat bunga keseimbangan di pasar uang.

2) Teori Paritas Tingkat Bunga

Kenyataannya tidak ada satupun negara yang benar-benar menggunakan sistem perekonomian tertutup. Tentu ada perbedaan- perbedaan dalam derajat keterbukaan suatu negara. Namun kiranya jelas bahwa adanya hubungan dengan luar negeri mempunyai pengaruh terhadap perkembangan tingkat bunga di dalam negeri (Boediono, 1994 : 101).

Teori Paritas Tingkat Bunga adalah suatu teori yang penting mengenai penentuan tingkat bunga dalam sistem devisa bebas (yaitu apabila penduduk masing-masing negara bebas memperjualbelikan devisa). Teori ini pada pokoknya menyatakan bahwa : “Dalam sistem devisa bebas tingkat bunga di negara satu akan cenderung sama dengan tingkat bunga di negara lain, setelah diperhitungkan perkiraan mengenai laju depresiasi mata uang negara yang satu terhadap mata uang negara yang lain” Atau secara Aljabar,

dimana :

= tingkat bunga (nominal) di luar negeri = laju depresiasi mata uang dalam negeri terhadap mata

uang asing yang diperkirakan akan terjadi

b. Jumlah Uang Beredar (1) Definisi Uang Uang adalah sesuatu yang umum diterima di dalam pembayaran untuk pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta utnuk pembayaran utang-utang. Dan juga sering dipandang sebagai kekayaan yang dimilikinya yang dapat digunakan untuk membayar sejumlah tertentu uang dengan kepastian dan tanpa penundaan.

(2) Konsep Jumlah Uang Beredar Jumlah uang beredar adalah seluruh uang kartal ditambah uang giral. Uang kartal adalah uang tunai yang dikeluarkan oleh Bank Sentral yang dalam penggunaanya langsung dibawah masyarakat. Sementara uang giral adalah seluruh nilai saldo rekening koran (giro) yang dimiliki oleh masyarakat pada bank-bank umum (Boediono, 1993:86).

Jumlah uang beredar pada suatu saat adalah penjumlahan dari uang kartal ditambah uang giral. Dalam kepustakaan ekonomi moneter

Dan dirumuskan sebagai berikut:

M 1 =K+D

dimana : M1 = Uang beredar dalam arti sempit (narrow money) K

= Uang kartal (currency)

D = Uang giral (demand deposit)

Pengertian uang beredar dalam arti luas yang lain adalah uang beredar dalam arti sempit (narrow money) ditambah uang kuasi (quasy money ). Uang kuasi adalah sesuatu yang mendekati ciri uang termasuk deposito dan tabungan. Hal diatas disebut dengan uang beredar dalam arti luas (broad money) dan dapat dirumuskan sebagai berikut :

M 2 =M 1 +T

dimana : M2 = Uang beredar dalam arti luas (broad money) M1 = Uang beredar dalam arti sempit (narrow money) T

= Saldo deposito berjangka dan tabungan milik masyarakat pada bank Narrow money dan broad money berkembang sejalan satu sama lain dalam keadaan normal sehingga salah satu dapat digunakan untuk melakukan analisis moneter. Namun dalam keadaan tertentu narrow money mungkin tidak berkembang sejalan dengan perkembangan broad money seperti yang pernah terjadi di Indonesia pada tahun 1970-an. Pada = Saldo deposito berjangka dan tabungan milik masyarakat pada bank Narrow money dan broad money berkembang sejalan satu sama lain dalam keadaan normal sehingga salah satu dapat digunakan untuk melakukan analisis moneter. Namun dalam keadaan tertentu narrow money mungkin tidak berkembang sejalan dengan perkembangan broad money seperti yang pernah terjadi di Indonesia pada tahun 1970-an. Pada

Salah satu faktor penting yang menentukan jumlah uang kartal dan uang giral adalah uang inti atau reserve money. Uang inti atau base money atau high powered money adalah saldo rekening koran (giro) milik bank-bank umum atau masyarakat pada Bank Indonesia ditambah dengan uang tunai yang dipegang baik bank-bank umum. Uang inti dirumuskan sebagai berikut (Boediono, 1993) :