Perkembangan Transaksi Sistem transasksi di sistem BI-RTGS. Berdasarkan proporsinya,
5.2 Perkembangan Transaksi Sistem transasksi di sistem BI-RTGS. Berdasarkan proporsinya,
Pembayaran porsi terbesar volume transaksi keuangan berasal dari
penggunaan kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Selama semester I 2016, secara keseluruhan transaksi dan ATM/Debet, sementara itu porsi terbesar nilai sistem pembayaran mengalami peningkatan sebesar transaksi keuangan masih didominasi oleh transaksi 16,27% dari sisi volume, namun dari sisi nilai transaksi melalui sistem BI-RTGS. Penyelenggaraan transaksi mengalami penurunan sebesar 2,97%. Kenaikan melalui Sistem BI-RTGS, BI-SSSS dan SKNBI serta volume transaksi dipengaruhi kenaikan transaksi APMK transaksi menggunakan APMK dan Uang Elektronik khususnya ATM & ATM/Debet, sedangkan penurunan dapat dilihat dalam Tabel 5.1. nilai transaksi dipengaruhi oleh penurunan nilai
Table 5.1 Perkembangan Sistem BI-RTGS, BI-SSSS, SKNBI, Transaksi menggunakan APMK dan Uang Elektronik
(TRILIUN RP)
(TRILIUN RP)
(JT TRANK-
(JT TRANK-
14,28% ATM & ATM/DEBET
14,52% KARTU KREDIT
10,35% UANG ELEKTRONIK
40,32% SP BI
6,39% SP Industri
16,51% Total SP
*) Penyelesaian transaksi BI-SSSS dilakukan melalui BI-RTGS sehingga nilai dan volume transaksi BI-SSSS sudah tercakup dalam nilai dan volume transaksi BI-RTGS
Sumber: Statistik Sistem Pembayaran Januari 2016, Bank Indonesia
FINANCIAL STABILITY REVIEW No. 27, September 2016
Transaksi pembayaran melalui Sistem BI-RTGS meliputi Aktivitas transaksi melalui SKNBI selama semester transaksi operasi moneter (OM), pemerintah, transaksi
I-2016 juga mengalami peningkatan baik dari sisi atas perintah nasabah, pasar modal, Pasar Uang Antar
nilai maupun volume transaksi dibandingkan periode
Bank (PUAB), penyelesaian jual beli valas antarbank yang sama tahun sebelumnya. Nilai transaksi SKNBI dalam mata uang rupiah, penyelesaian transaksi valas meningkat sebesar 56,54% menjadi Rp2.309,69 antara bank dengan Bank Indonesia dalam mata uang triliun, sedangkan volumenya meningkat sebesar rupiah dan lain-lain. Dibandingkan periode yang sama 12,10% menjadi 61,64 juta transaksi. Peningkatan
tahun sebelumnya, selama semester I 2016, aktivitas tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan transaksi Sistem BI-RTGS cenderung mengalami volume dan nilai transaksi yang berasal dari kliring
penurunan baik dari sisi volume maupun nilai. Dari kredit yaitu transaksi transfer kredit antar peserta sisi volume, terjadi penurunan sebesar 48,36%, yaitu kliring khususnya untuk kepentingan nasabah. dari 5,73 juta menjadi 2,96 juta transaksi. Sedangkan dari sisi nilai, terjadi penurunan sebesar 5,46% Dalam hal sistem pembayaran yang diselenggarakan yaitu dari Rp56.968,42 triliun menjadi Rp53.857,29 oleh industri, dibandingkan dengan periode yang triliun. Secara umum, penurunan volume dan nilai sama tahun sebelumnya, pada semester I 2016 transaksi tersebut dipengaruhi oleh kebijakan Bank instrumen APMK dan uang elektronik juga mengalami Indonesia menaikkan batas minimal nilai transaksi peningkatan baik dari sisi volume ataupun nilai melalui Sistem BI-RTGS menjadi di atas Rp500 juta transaksi. Volume dan nilai transaksi instrumen paska implementasi Sistem BI-RTGS Generasi II pada APMK masing-masing meningkat sebesar 14,28% kuartal IV 2015. Lebih lanjut, berdasarkan jenis menjadi 2.682,23 juta transaksi dan 18,91% menjadi transaksinya, penurunan nilai transaksi terutama Rp2.876,75 triliun. Sedangkan uang elektronik disebabkan oleh turunnya nilai transaksi OM sebesar mengalami peningkatan volume dan nilai transaksi 18,89% dibandingkan dengan periode yang sama yang lebih tinggi yaitu masing-masing sebesar 40,32% tahun sebelumnya. Sedangkan penurunan volume menjadi 308,10 juta transaksi dan 39,51% menjadi transaksi disebabkan oleh turunnya volume transaksi Rp3,17 triliun. antar nasabah sebesar 57,42% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Peningkatan transaksi APMK dan uang elektronik sejalan dengan terus dilakukannya edukasi terhadap
Sementara itu, transaksi sistem pembayaran masyarakat atas penggunaan instrumen pembayaran yang diselenggarakan melalui BI-SSSS mengalami nontunai. Selain itu, Bank Indonesia juga senantiasa peningkatan baik dari sisi volume maupun nilai melakukan perluasan penggunaan instrumen transaksi. Volume transaksi BI-SSSS tercatat mengalami
pembayaran nontunai dengan berbagai upaya dan
peningkatan sebesar 62,41% dibandingkan periode kebijakan. Pada semester I 2016, Bank Indonesia yang sama tahun sebelumnya menjadi sebesar 0,15 bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juta transaksi. Sedangkan dari sisi nilai, mengalami menyelenggarakan Festival Smart Money Smart peningkatan sebesar 50,54% menjadi Rp24.772,03 City untuk mendukung Gerakan Nasional Nontunai triliun dibandingkan periode yang sama tahun (GNNT) yang berlangsung dari tanggal 2 s.d. 4 Juni sebelumnya.
2016 di Golf Driving Range, Senayan. Dalam kegiatan
Kondisi Stabilitas Respons Kebijakan Bank Sistem Keuangan
Pasar Keuangan
Rumah Tangga dan Korporasi
Perbankan dan IKNB
Penguatan Infrastruktur Sistem Keuangan
Indonesia Dalam Mendukung Stabilitas Sistem Keuangan
tersebut dilakukan launching aplikasi Info Pangan juga senantiasa mendorong penyelenggara jasa sistem Jakarta (IPJ) dan soft launching Kartu Jakarta One yang
pembayaran untuk terus memperhatikan aspek dilakukan oleh Gubernur Bank Indonesia, Agus D.W. perlindungan konsumen dalam rangka meningkatkan Martowardojo dan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja kepercayaan masyarakat atas instrumen pembayaran
Purnama yang sekaligus mengawali dibukanya Festival nontunai. Smart Money Smart City. Selanjutnya Bank Indonesia