Pabrik Kelapa Sawit PT. Permata Hijau Sawit

BAB III KETERKAITAN ANTARA PERIZINAN PABRIK KELAPA SAWIT PT.

PERMATA HIJAU SAWIT DENGAN PENGELOLAAN LIMBAH DALAM UPAYA MENCEGAH TERJADINYA PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP

A. Pabrik Kelapa Sawit PT. Permata Hijau Sawit

Sesuai dengan prioritas Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Pembangunan Ekonomi Daerah Tingkat II Kabupaten Tapanuli Selatan dalam Pelita Kelima Daerah dititik beratkan pada sektor industri disamping sektor pertanian dan sektor pariwisata. Peningkatan sektor industri ditujukan agar dapat lebih berperan sebagai penggerak utama laju peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah, terutama sektor industri yang menghasilkan komoditas ekspor, industri yang menyerap banyak tenaga kerja, industri pengolah hasil pertanian dan industri yang dapat menghasilkan barang modal. 108 Menyambut baik Program Pemerintah untuk pembangunan tersebut, PT. Permata Hijau Sawit yang telah memiliki lahan tanaman sawit seluas 8.040 Ha, bermaksud untuk melakukan penanaman modal dengan membangun pabrik pengolahan Tandan Buah Segar Sawit menjadi minyak dan inti sawit. 109 Hal ini tergambar pada tabel dibawah: 108 Laporan Akhir Penyajian Informasi Lingkungan PIL Pabrik Minyak Sawit PT. Permata Hijau Sawit, Medan : PT. Citra Amdal Lestari, 1995, hlm. 2. 109 Ibid. Universitas Sumatera Utara Tabel 1 : Luas Areal Kebun PT. Permata Hijau Sawit. No Jenis Kegiatan LuasHa 1. Kebun Papaso 7050 2. Kebun Mondang 600 3. Areal Pabrik Mananti 40 4. Dan lain-lain 350 Sumber : Rencana Pemantauan Lingkungan RPL Perkebunan Kelapa Sawit Serta Pengolahan Minyak Sawit PT. Permata Hijau Sawit Tahun 1995. Menyadari bahwa pembangunan industri pasti akan memberikan dampak terhadap lingkungan, PT. Permata Hijau Sawit melalui Direkturnya telah membuat pernyataan pada tanggal 3 Mei 1995 yang isinya antara lain, secara teknis akan melakukan upaya penanggulangan pencemaran yang bersumber dari perusahaan PT. Permata Hijau Sawit dan memikul beban serta bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerugian dan pengrusakan kelestarian alam dan pencemaran terhadap lingkungan air, udara, dan suara yang ditimbulkan oleh pembangunan dan operasional pabrik. 110 Studi Penyajian Evaluasi Lingkungan PEL yang telah dilakukan oleh PT. Permata Hijau Sawit terhadap kegiatan kebun kelapa sawit dan Pengolahan Pabrik Minyak Sawit. 111 Pendekatan Studi Evaluasi terhadap Lingkungan Pabrik Minyak Sawit Kebun PT. Permata Hijau Sawit dilakukan dengan memfokuskan studi terhadap aspek yang berhubungan dan akan terkena dampak dari kegiatan pembangunan yaitu menyangkut 110 Ibid., hlm. 3. 111 Ibid., hlm. 1. Universitas Sumatera Utara aspek fisik-kimia, biologi, sosial-ekonomi, dan sosial-budaya. Masing-masing aspek dikaji sesuai dengan pedoman teknis dari Menteri Pertanian tentang Penyusunan PIL untuk Bidang Usaha Perkebunan dengan melibatkan Tim yang terdiri dari tenaga ahli pada bidangnya masing-masing. 112 Penentuan wilayah dampak, pengumpulan, analisis dan interpretasi data dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah yang telah ditetapkan untuk masing- masing objek penelitian. Pendugaan dampak dilakukan berdasarkan operasi dari kegiatan dan limbah yang dihasilkannya dan kemungkinan dampaknya terhadap lingkungan. 113 Sesuai dengan persyaratan yang telah digariskan, maka Penyajian Informasi Lingkungan yang dilakukan terhadap Lingkungan Pabrik Minyak Sawit Kebun PT. Permata Hijau Sawit berdasarkan kepada: 114 a. Identifikasi secara sistematis terhadap kegiatan yang akan dilakukan baik pembangunan maupun operasional pabrik yang diduga akan menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan; b. Penyusunan dilakukan secara antar disiplin ilmu dan dengan metode ilmiah; c. Memberi petunjuk pelaksanaan sehingga dapat dilakukan uji ulang; d. Lingkup pelaksanaan mewakili wilayah yang terkena dampak. 112 Op.cit., hlm. 9. 113 Ibid. 114 Ibid. Universitas Sumatera Utara Pabrik Minyak Sawit dan potensi sumber daya alam serta perkampungan penduduk yang berdekatan dengan lokasi kegiatan serta daerah pemukiman dan instalasi pengolahan air minum yang berada di bawah aliran limbah operasional pabrik yang meliputi: 115 a. Daerah penyebaran buangan pabrik baik bentuk padat maupun cair serta gas; b. Daerah aktivitas pengembangan dan perbatasan pemukiman penduduk disekitar lokasi pabrik; c. Daerah pendukung dari segi perekonomian, sosial dan sumber daya alam dan manusia, yang erat hubungannya dengan hasil produksi dan operasi pabrik. PEL tersebut menyimpulkan adanya dampak dan dampak potensial yang ditimbulkan oleh kegiatan tersebut. 116 Hasil identifikasi dan prediksi dampak lingkungan yang meliputi: 117 1. Fisik Kimia berdampak penurunan kualitas air dan peningkatan erosi; Air limbah PMS Kebun PT. Permata Hijau Sawit dibuang ke badan air Sungai Sosa yang melewati beberapa dusun kecil di pinggirnya. Penduduk sepanjang sungai sangat tergantung kepada keberadaan air Sungai Sosa yang menopang ketersediaan air bagi kehidupan sehari-hari mereka baik dari segi kebutuhan air rumah tangga maupun penyediaan 115 Ibid., hlm. 10. 116 Op.cit., hlm. 1. 117 Op.cit., hlm. 12. Universitas Sumatera Utara protein hewani seperti ikan, lalu lintas air maupun usaha pengambilan pasir dan kerikil. Dengan adanya limbah cair dari kegiatan pabrik maka pada kondisi limbah tanpa pengelolaan yang baik dapat mengakibatkan turunnya kualitas perairan yang nantinya akan dapat menurunkan kualitas hidup masyarakat yang memanfaatkannya. Proses penyediaan uap yang menggunakan cangkang dan serat sebagai bahan bakar serta pembakaran janjang akan menghasilkan partikulat disamping gas sisa pembakaran yang bertemperatur tinggi. Kegiatan operasi pabrik yang menggunakan peralatan mekanis maupun elektris akan menimbulkan kebisingan dan gangguan terhadap kenyamanan lingkungan. Kegiatan pengelolaan lahan akan mengakibatkan terjadinya perubahan pada sifat fisik tanah baik akibat terbukanya permukaan tanah oleh kegiatan perkebunan maupun kegiatan lain yang mengakibatkan terjadinya suksesi vegetasi maupun akibat adanya rembesan dari limbah cair. 2. Hayati berdampak berkurangnya satwa liar; 118 Pengaruh pencemaran ke dalam suatu perairan dikaitkan pada dua macam prinsip yaitu prinsip batas toleransi dan prinsip kompetisi. Prinsip batas toleransi yaitu kemampuan jasad renik menerima lingkungan yang tercemar, mungkin bersifat asing atau toksik. 118 Ibid., hlm. 20. Universitas Sumatera Utara Secara langsung dilakukan berdasarkan pertemuan dengan satwa liar, sedangkan pengamatan secara tidak langsung dilakukan berdasarkan tanda-tanda yang ditinggalkan satwa liar, seperti jejak, bekas cakaran pada pohon-pohon, tanah, sarang, bau, dan tanda-tanda lainnya. 3. Sosial-Ekonomi berdampak peningkatan kesempatan kerja. 119 Pembangunan Pabrik Minyak Sawit di Desa Mananti yang membangun jalan untuk mencapai pabriknya akan membuka jalan transportasi ke wilayah disekitar pabrik. Wilayah pemukiman yang selama ini tidak pernah mengalami gangguan dari pencemaran industri akan mulai terganggu dengan dimulainya pembangunan pabrik. Perubahan kondisi lingkungan ini akan menyebabkan perubahan persepsi maupun tingkah laku dari penduduk. Demikian juga dengan pola pekerjaan dan pendapatan akan mengalami perubahan akibat adanya kegiatan pabrik. 120 Tujuan PEL tersebut memberikan arahan pengelolaan dan pemantauan lingkungan untuk setiap dampak terhadap komponen lingkungan sebagai berikut: 121 i. Pengelolaan erosi dengan penanaman dan pemeliharaan tanaman penutup tanah dan pembuatan teras; ii. Pengelolaan kualitas air dengan pengolahan limbah UPL pengontrolan penggunaan pupuk dan kegiatan pemberantasan hama; 119 Ibid., hlm. 29. 120 Ibid., hlm. 30. 121 Op.cit., hlm. 2. Universitas Sumatera Utara iii. Pengelolaan terhadap hayati dengan cara pemasangan papan larangan untuk penangkapan dan pemeliharaan satwa langka dan penyuluhan; iv. Pengelolaan terhadap penyerapan tenaga kerja dengan mempertahankan aktivitas kebun. Arahan Rencana Pemantauan Lingkungan terhadap Kegiatan Kebun dan Pengolahan Pabrik Kelapa Sawit dengan jumlah pengolahan 30 ton TBSjam sebagai berikut: 122 i. Pemantauan kondisi pencegahan erosi yang sudah ada; ii. Pemantauan terhadap kondisi perairan; iii. Pemantauan terhadap luas gangguan satwa liar; iv. Pemantauan terhadap jumlah penyerapan tenaga kerja. Tujuan rencana pemantauan lingkungan: 123 1. Menciptakan mekanisme pengendalian pengelolaan lingkungan untuk membantu pengambilan keputusan dalam pengelolaan perkebunan Kelapa Sawit dan Pabrik Kelapa Sawit. 2. Menguji alternatif penanganan dampak. 3. Menciptakan sistem peringatan dini terhadap perubahan lingkungan yang tidak terduga. 4. Menciptakan mekanisme koordinasi antara pihak-pihak yang terkait melalui pertukaran informasi. 122 Ibid. 123 Ibid. Universitas Sumatera Utara Rencana Pemantauan Lingkungan pada hakekatnya merupakan salah satu fungsi pengelolaan lingkungan termasuk pelaksanaan RKL. Tanpa RPL maka tidak terjamin tersedianya informasi yang tepat bagi pemrakarsa dalam pengendalian lingkungan. Pengelolaan selalu dihadapkan pada ketidakpastian dan kemungkinan tidak tercapainya sasaran dan tujuan. 124 Bagi pihak lain yang berperanserta dalam pengelolaan lingkungan informasi tersbut juga diperlukan untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian apabila memang diperlukan dalam pengelolaan lingkungan pada umumnya dan pelaksanaan RPL pada khususnya. Terlebih-lebih karena pengelolaan lingkungan melibatkan banyak pihak maka ada kemungkinan yang lebih besar untuk terjadinya perubahan terhadap rencana yang sudah disusun bersama. 125 Pembangunan pabrik pengolahan PT. Permata Hijau antara lain sebagai berikut: 126 a. Pabrik Pengolah Buah Kelapa Sawit menjadi minyak dan inti sawit direncanakan dengan kapasitas olah 30 ton Tandan Buah Segar TBS perjam. b. Pemasangan fondasi dan pembangunan gedung. 127 Pemasangan fondasi dilakukan dengan menggunakan tenaga karyawan tak terdidik dengan pengawas tenaga ahli konstruksi sipil. Bahan untuk semen didatangkan dari daerah Sumatera Barat. Bahan bangunan lain seperti pasir 124 Ibid. 125 Ibid., hlm. 3. 126 Op.cit., hlm. 45. 127 Ibid., hlm. 46. Universitas Sumatera Utara dan kerikil berasal dari Sungai Sosa yang juga merupakan hasil sampingan dari sumber daya alam di sekitar lokasi proyek. c. Perakitan Pabrik. 128 Pembangunan pabrik dengan konstruksi baja untuk Pabrik Minyak Sawit umumnya tidak seluruhnya dikerjakan di lapangan. Pabrikasi dilakukan di Medan dan dengan menggunakan transportasi darat dibawa ke lapangan untuk di rakit. Umumnya untuk merakit pabrik diperlukan tenaga terdidik dan terlatih yang didatangkan dari luar daerah Padang Lawas dan merupakan karyawan dari kontraktor pelaksana bangunan. d. Pemasangan mesin dan peralatan. 129 Sebahagian dari peralatan mesin pengolah kelapa telah dapat diproduksi di Indonesia, khususnya di Sumatera Utara. Sebahagian lain mesin-mesin pengolah sawit masih harus diimpor dari luar negeri seperti Decanter, Purifier, dan Sludge Separator. Demikian juga dengan peralatan pendukung seperti gen-set dan turbin uap serta peralatan katup-katup instalasi uap. Mesin-mesin yang diproduksi di Medan maupun diimpor dibawa ke lokasi pabrik dengan menggunakan kendaraan darat. Pemasangan mesin dilakukan oleh tenaga ahli yang merupakan karyawan kontraktor. Pemasangan mesin dilanjutkan dengan uji coba operasi secara satuan dan setelah sistem 128 Ibid. 129 Ibid. Universitas Sumatera Utara pengolahan lengkap terpasang, maka uji coba pabrik dilakukan dibawah pengawasan kontraktor. e. Instalasi pengolah air bersih. 130 Pabrik Minyak Sawit membutuhkan air yang cukup banyak. Untuk satu ton TBS diperlukan air bersih ± 1,5 ton yang termasuk kebutuhan domestik seperti keperluan kantor dan perumahan. Sumber air baku diambil dari Sungai Sosa. Khusus untuk air umpan ketel masih harus ditreatment lagi sehingga kualitasnya memenuhi persyaratan yang diminta oleh ketel dari jenis pipa air. f. Instalasi pengolah air limbah. 131 Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup telah menegaskan bahwa setiap orang berkewajiban memelihara lingkungan hidup dan mencegah serta menanggulangi kerusakan dan pencemaran. Dalam perencanaan pabrik telah dimasukkan pembuatan kolam pengolah limbah dengan ponding system. B. Peraturan-Peraturan Yang Berhubungan Dengan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun Pada Pabrik Kelapa Sawit PT. Permata Hijau Sawit Dalam kaitannya dengan pengelolaan pabrik kelapa sawit dari pengelolaan limbahnya terutama yang berhubungan dengan limbah bahan berbahaya dan beracun pemerintah telah menerbitkan peraturan-peraturan sebagai berikut : 130 Ibid., hlm. 47. 131 Ibid. Universitas Sumatera Utara 1. Peraturan Pemerintah RI No. 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun; 2. Peraturan Pemerintah No. 85 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun; 3. Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun; 4. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 3 Tahun 2007 tentang Fasilitas Pengumpulan dan Penyimpanan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Di Pelabuhan; 5. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 2 Tahun 2008 tentang Pemanfaatan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun; 6. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 3 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pemberian Simbol dan Label Bahan Berbahaya dan Beracun; 7. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 18 Tahun 2009 tentang Tata Cara Perizinan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun; 8. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 30 Tahun 2009 tentang Tata Laksana Perizinan dan Pengawasan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Serta Pengawasan Akibat Pencemaran Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Oleh Pemerintah Daerah; Universitas Sumatera Utara 9. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 33 Tahun 2009 tentang Tata Cara Pemulihan Lahan Terkontaminasi Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun; 10. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 128 Tahun 2003 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah Minyak Bumi dan Tanah Terkontaminasi Oleh Minyak Bumi Secara Biologis; 11. Keputusan Kepala Bapedal No. 1 Tahun 1995 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun; 12. Keputusan Kepala Bapedal No. 2 Tahun 1995 tentang Dokumen Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun; 13. Keputusan Kepala Bapedal No. 3 Tahun 1995 tentang Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun; 14. Keputusan Kepala Bapedal No. 4 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pesyaratan Penimbunan Hasil Pengolahan, Persyaratan, Lokasi Bekas Pengolahan dan Lokasi Bekas Penimbunan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun; 15. Keputusan Kepala Bapedal No. 5 Tahun 1995 tentang Simbol dan Label Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun; 16. Keputusan Kepala Bapedal No. 255 Tahun 1996 tentang Tata Cara dan Persyaratan Penyimpanan dan Pengumpulan Minyak Pelumas Bekas; Universitas Sumatera Utara 17. Keputusan Kepala Bapedal No. 2 Tahun 1998 tentang Tata Laksana Pengawasan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Di Daerah; 18. Keputusan Kepala Bapedal No. 3 Tahun 1998 tentang Program Kemitraan Dalam Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun; 19. Surat Edaran Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 8 Tahun 1997 tentang Penyerahan Minyak Pelumas Bekas. Dari beberapa peraturan diatas bahwasannya bahan berbahaya dan beracun B3 adalah bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya. 132 Sesuai dengan batasan yuridis tentang bahan berbahaya dan beracun B3 ciri- ciri B3 dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 133 a. mudah meledak explosive; b. pengoksidasi oxidizing; c. sangat mudah sekali menyala extremely flammable; d. sangat mudah menyala highly flammable; e. mudah menyala flammable; 132 Pasal 1 butir 1 Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun. 133 Pasal 5 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun. Universitas Sumatera Utara f. amat sangat beracun extremely toxic; g. sangat beracun highly toxic; h. beracun toxic; i. berbahaya harmful; j. korosif corrosive; k. bersifat iritasi irritant; l. berbahaya bagi lingkungan dangerous to the environment; m. karsinogenik carcinogenic; n. teratogenik teratogenic; o. mutagenik mutagenic. Karena B3 ini merupakan bahan berbahaya dan beracun yang akan menimbulkan kerusakan yang lebih serius dibandingkan dengan limbah non B3. Oleh karenanya itu pemerintah mengeluarkan atau menerbitkan izin limbah B3 ini sesuai dengan kewenangannya harus memenuhi prosedur dan pengkajian yang dilakukan oleh perusahaan, sehingga kajian B3 merupakan persyaratan yang harus dipenuhi dalam rangka memperoleh izin dari pemerintah. Untuk Pabrik Kelapa Sawit PT. Permata Hijau Sawit, pemerintah telah menerbitkan beberapa surat rekomendasi dan surat izin, antara lain: 1. Surat Rekomendasi Nomor: 66024592009 tentang Persetujuan Pengkajian Pemanfaatan Air Limbah Industri Minyak Sawit Pada Tanah Perkebunan PT. Permata Hijau Sawit PHS. Hal tersebut sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 28 Tahun 2003 tentang Pedoman Teknis Universitas Sumatera Utara Pengkajian Pemanfaatan Air Limbah Industri Minyak Sawit pada Tanah Perkebunan Kelapa Sawit, serta memperhatikan Surat Keterangan dari Camat Hutaraja Tinggi Nomor: 6601252009 tanggal 24 Maret 2009 dua surat Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Padang Lawas Nomor: 6601182009 tanggal 01 Mei 2009 Perihal Rekomendasi. 134 Sesuai dengan rekomendasi diatas, Bupati Kabupaten Padang Lawas telah menerbitkan Surat Izin Bupati Padang Lawas Nomor: 503003LA2010 tentang Izin Pemanfaatan Air Limbah Pengolahan Kelapa Sawit Pada Tanah Perkebunan Kelapa Sawit PT. Permata Hijau Sawit PHS. Dengan ketentuan dan syarat sebagai berikut: 135 1. Batas kualitas air limbah yang keluar dari Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL adalah sebagai berikut; untuk BOD ≤ 5.000 mg1 dan pH antara 6-9. 2. Seluruh air limbah yang dihasilkan dengan kualitas sebagaimana pada angka 1 satu harus dimanfaatkan untuk mengairi tanah perkebunan PT. Permata Hijau Sawit di Kebun Bukit Udang Blok 42, 43, 52, 53, 54, 61, 62, 63, 64, 71, 73, 81 dan 91 jumlah total 350 Ha. 134 Surat Rekomendasi Bupati Padang Lawas Nomor: 66024592009 Tentang Persetujuan Pengkajian Pemanfaatan Air Limbah Industri Minyak Sawit Pada Tanah Perkebunan PT. Permata Hijau Sawit PHS, hlm. 1. 135 Surat Izin Bupati Padang Lawas Nomor: 503003LA2010 Tentang Izin Pemanfaatan Air Limbah Pengolahan Kelapa Sawit Pada Tanah Perkebunan Kelapa Sawit PT. Permata Hijau Sawit PHS, hlm 1. Universitas Sumatera Utara 3. Melakukan pemantauan air limbah yang keluar dari pond terakhir untuk land application sebelum air limbah tersebut dibuang ke lahan dengan parameter, frekuensi pemantauan dan metode analisis sebagai berikut: Tabel 2 : Parameter, Frekuensi Pemantauan Air Limbah dan Metode Analisis. No. PARAMETER FREKUENSI METODE 1. Debit Harian - 2. BOD Bulanan Winkler 3. COD Bulanan Titrimetrispektrofotometer 4. Ph Harian pH meter 5. MinyakLemak Bulanan GravimetriSoklet 6. Pb Bulanan ASS 7. Cu Bulanan ASS 8. Cd Bulanan ASS 9. Zn Bulanan ASS Sumber : Surat Izin Bupati Padang Lawas Nomor: 503003LA2010. 4. Air Tanah Melakukan Pemantauan terhadap air tanah pada sumur pantau di lahan aplikasi yang dialiri dengan parameter, frekuensi pemantauan dan metode analisis sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 3 : Parameter, Frekuensi Pemantauan Air Tanah dan Metode Analisis. No. PARAMETER FREKUENSI METODE 1. BOD 6 bulan sekali Winkler 2. DO 6 bulan sekali - 3. pH 6 bulan sekali pH meter 4. NO 3 sebagai N 6 bulan sekali Colorimetri 5. NH 3 -N 6 bulan sekali Colorimetri 6. Pb 6 bulan sekali ASS 7. Cu 6 bulan sekali ASS 8. Cd 6 bulan sekali ASS 9. Zn 6 bulan sekali ASS 10. Cl 6 bulan sekali Titrimetri 11. SO 4¯ ² 6 bulan sekali Colorimetri Sumber : Surat Izin Bupati Padang Lawas Nomor: 503003LA2010. 5. Tanah Melakukan pemeriksaan kualitas tanah pada lahan aplikasi rorak, antar rorak dan lahan control masing-masing pada kedalaman 0-20 cm, 20-40 cm, 40-60 cm, 60-80 cm, 80-100 cm, 100-120 cm, 6 lapisan, dengan parameter, frekuensi dan metode analisis sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 4 : Parameter, Frekuensi Tanah dan Metode Analisis. No. PARAMETER FREKUENSI METODE 1. pH dalam air 1 tahun sekali pH meter 2. C-organik 1 tahun sekali Welklye-Back 3. N total 1 tahun sekali Kjeldhal 4. P-tersedia 1 tahun sekali Bray I 5. Kation dapat ditukar Ka, Na, Ca, Mg 1 tahun sekali Nh 4 Oa c pH:7 6. Kapasitas Tukar Kation CEC 1 tahun sekali AAS 7. Kejenuhan Basah 1 tahun sekali Ca+Mg+NaKTK100 8. Logam-logam berat Pb, Cu, Zn, Cd 1 tahun sekali Distribusi Basah 9. Tekstur Pasir, Debu, Liat 1 tahun sekali Pipet 10. MinyakLemak 1 tahun sekali Soklet Sumber : Surat Izin Bupati Padang Lawas Nomor: 503003LA2010. 6. Menyampaikan laporan kepada Bupati Padang Lawas Cq. Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah, tentang : Universitas Sumatera Utara a. Hasil Pemantauan sebagaimana dimaksud pada angka 3 setiap 1 satu bulan sekali. b. Hasil Pemantauan sebagaimana dimaksud. c. Hasil Pemantauan sebagaimana dimaksud pada angka 5 setiap 6 Enam bulan sekali. 7. Dalam Pelaksanaan pemanfaatan air limbah di perkebunan kelapa sawit, dilarang adanya air larian run off ke sungai atau lingkungan lainnya. pada tanah diluar wilayah yang telah ditetapkan dalam keputusan ini. 8. Dilarang melakukan pengenceran air limbah pada tanah diluar wilayah yang telah ditetapkan dalam keputusan ini. 9. Dilarang membuang air limbah ke sungai bila kualitas air limbah melebihi mutu air limbah yang berlaku sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor: 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. 10. Perusahaan wajib membayar Retribusi Izin Pemanfaatan Limbah Cair Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan Nomor: 8 Tahun 2004. 11. Izin Land Application LA ini berlaku selama kegiatan pemanfaatan limbah cair masih berlangsung serta dalam rangka Pengendalian dan Pengawasan terhadap lingkungan Hidup, Perusahaan yang memiliki Izin Land Application LA wajib melaksanakan pendaftaran ulang setiap 1 satu tahun sekali terhitung sejak dikeluarkannya surat izin ini. Universitas Sumatera Utara 12. Surat Izin ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan didalamnya akan diperbaiki sebagaimana mestinya. 2. Surat Izin Bupati Padang Lawas Nomor: 503001PAL2009 tentang Izin Pembuangan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Permata Hijau Sawit. Dengan ketentuan dan syarat sebagai berikut: 136 A. Ketentuan Teknik 1. Pembuangan air limbah Pabrik Kelapa Sawit PT. Permata Hijau Sawit harus memenuhi persyaratan dibawah kadar maximum baku mutu sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: Kep-51MENLH101995 sebagai berikut: Tabel 5 : Parameter, Kadar Maximum dan Beban Pencemaran. No. PARAMETER Kadar Max Mgl Beban Pencemaran max Kgton 1. BOD 5 100 0,25 2. COD 350 0,88 3. TTS 250 0,63 4. Minyak dan lemak 25 0,063 5. NH 3_ N 50 0,125 6. pH 6-9 - 136 Surat Izin Bupati Padang Lawas Nomor: 503001PAL2009 Tentang Izin Pembuangan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit PT. Permata Hijau Sawit, hlm. 1. Universitas Sumatera Utara Sumber : Surat Izin Bupati Padang Lawas Nomor: 503001PAL2009. 2. Melaporkan apabila terjadi perubahan kegiatan pada Pabrik Kelapa Sawit PT. Permata Hijau Sawit Desa Mananti Kecamatan Hutaraja Tinggi. 3. Melakukan pemantauan pada titik pantau yang telah ditetapkan pada lokasi sebelum air limbah masuk ke unit Instalasi Pengolahan Air Limbah In Let dan setelah air limbah dilakukan proses pengolahan Out Let minimal 6 bulan sekali dalam bulan Juni dan Desember. B. Kewajiban Pemegang Izin 137 1. Setiap 1 satu tahun sekali diwajibkan melakukan daftar ulang secara tertulis kepada Bupati Padang Lawas cq Kantor Pelayanan Perizinan Daerah Kabupaten Padang Lawas dengan Rekomendasi dari kantor Lingkungan Hidup. 2. Melakukan analisa laboratorium untuk parameter limbah cair yang dibuang ke perairan uumum secara Priodik, yaitu setiap bulan sekali dan dilaporkan persemester 1x3 bulan kepada Bupati Padang Lawas cq Kantor Lingkugan Hidup Kabupaten Padang Lawas. 3. Melakukan Pencatatan debit air limbah yang dibuang setiap hari, dan direkap setiap bulannya serta dilaporkan setiap semester 1x3 bulan kepada Bupati Padang Lawas cq Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Padang Lawas. 137 Ibid., hlm. 2. Universitas Sumatera Utara 4. Dilarang melakukan pembuangan secara sekaligus dalam satu saat atau pelepasan dadakan. 5. Dilarang melakukan pengenceran air limbah dalam upaya penataan batas kadar yang dipersyaratkan. 6. Melakukan swapantau dan kewajiban untuk melaporkan hasil swapantau. 7. Melaksanakan forum dialogcerah pikir bersama antar pihak Perusahaan dengan pihak masyarakat sekitar dan unsur Pemerintah Daerah Kabupaten Padang Lawas dalam upaya pengelolaan lingkungan hidup. 8. Melakukan dan melaksanakan semua ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Padang Lawas dalam kaitannya dengan pembuangan air limbah. 9. Apabila dikemudian hari Izin Pembuangan Air Limbah Pabrik Kelapa Sawit PT. Permata Hijau Sawit Desa Mananti Kecamatan Hutaraja Tinggi terdapat kekeliruan akan ditinjau ulang kembali sebagaimana mestinya. 3. Surat Izin Bupati Padang Lawas tentang Izin Penyimpanan Limbah B3 Pabrik Kelapa Sawit PT. Permata Hijau Sawit PHS. Dengan ketentuan dan syarat sebagai berikut: 138 138 Surat Izin Bupati Padang Lawas Nomor: 503002LB 32010 Tentang Izin Penyimpanan Limbah B3 Pabrik Kelapa Sawit PT. Permata Hijau Sawit PHS, hlm. 1. Universitas Sumatera Utara 1. Dalam Operasional kegiatan penyimpanan limbah B3 bersedia memenuhi ketentuan: a. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; b. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun; c. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 30 Tahun 2009 tentang Tata Laksana Perizinan dan Pengawasan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun serta Pengawasan Pemulihan akibat Pencemaran Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun oleh Pemerintah Daerah; d. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor: KEP-01BAPEDALDA091995 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. 2. Mematuhi ketentuan tentang Jenis Limbah B3 yang diizinkan untuk disimpan. 3. Lokasi tempat penyimpanan sementara Limbah B3 memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Letak Lokasi TPS berada di area kawasan kegiatan; b. Merupakan daerah bebas banjir; Universitas Sumatera Utara c. Letak Bangunan berjauhan atau pada jarak yang aman dari bahan lain yang mudah terkontaminasi danatau mudah terbakar dan atau mudah bereaksi atau tidak berdekatan dengan fasilitas umum. 4. Bangunan tempat penyimpanan sementara limbah B3 harus memenuhi persyaratan teknis antara lain: 139 a. Memiliki rancang bangun dan luas ruang penyimpanan yang sesuai dengan jenis, karakteristik dan jumlah limbah B3 yang disimpan; b. Terlindung dari masuknya air hujan baik secara langsung maupun tidak langsung; c. Memiliki sistem penerangan lampucahaya matahari yang memadai; d. Lantai harus kedap air, tidak bergelombang, kuat dan tidak retak; e. Mempunyai dinding dari bahan yang tidak mudah terbakar; f. Bangunan dilengkapi dengan symbol. 5. Melaksanakan tata cara Penyimpanan Limbah B3 sebelum dimanfaatkan: 140 a. Mengatur Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun yang disimpan sesuai jenis, karakteristik pada tempat yang sudah ditentukan; b. Menghindari tumpahan, ceceran limbah bahan berbahaya dan beracun yang disimpan dan prosedur housekeeping yang baik harus dilaksanakan; 139 Ibid., hlm. 2. 140 Ibid. Universitas Sumatera Utara c. Mencatat setiap terjadi perpindahan limbah B3 yang keluar dan masuk tempat penyimpanan sesuai jenis dan jumlahnya ke dalam lembar kegiatan Limbah B3; d. Mematuhi jangka waktu penyimpanan danatau pengumpulan limbah bahan berbahaya dan beracun. 6. Menyampaikan Laporan kegiatan Penyimpanan Limbah B3 setiap 3 tiga bulan sekali kepada Bupati Padang Lawas melalui Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Padang Lawas. 7. Bertanggung jawab terhadap kerusakan danatau pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh usaha danatau kegiatan tersebut. 8. Menjaga kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup di lokasi dan disekitar tempat usaha danatau kegiatan. 9. Setiap 1 satu tahun sekali diwajibkan melakukan daftar ulang secara tertulis kepada Bupati Padang Lawas cq Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Daerah Kabupaten Padang Lawas dengan Rekomendasi dari Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Padang Lawas. 10. Apabila dikemudian hari Izin Penyimpanan Limbah B3 Pabrik Kelapa Sawit PT. Permata Hijau Sawit Desa Mananti Kecamatan Hutaraja Tinggi terdapat kekeliruan akan ditinjau ulang kembali sebagaimana mestinya. 141 Dalam kenyataannya Pabrik Kelapa Sawit PT. Permata Hijau Sawit ini telah diduga melakukan pengelolaan limbah B3 tanpa izin, hal ini sesuai dengan Berita 141 Ibid. Universitas Sumatera Utara Acara Verifikasi Pelaksanaan Sanksi Administrasi pada tanggal 6 Mei 2009, bertempat di lokasi PT. Permata Hijau Sawit, Jl. Lintas Sibuhuan-Sosa, Desa Mananti, Kecamatan Hutaraja Tinggi, Kabupaten Padang Lawas, Provinsi Sumatera Utara. Masing-masing dari instansi tersebut telah melakukan kegiatan verifikasi pelaksanaan sanksi administrasi yang telah dijatuhkan oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup kepada PT. Permata Hijau Sawit, sesuai dengan Surat Perintah Deputi Menteri Negara Lingkungan Hidup Bidang Penataan Lingkungan Hidup Nomor: B-119Dep.V-4LH022009, tanggal 23 Februari 2009. 142 Verifikasi dilaksanakan pada lokasi pabrik PT. Permata Hijau Sawit, melalui kegiatan: 143 1. Pertemuan dalam rangka klarifikasi tindak lanjut pelaksanaan sanksi administrasi oleh PT. Permata Hijau Sawit; 2. Melakukan pengecekanverifikasi terhadap dokumen-dokumen terkait; 3. Melakukan peninjauan lapangan dan pemotretan pada area pabrik PT. Permata Hijau Sawit; 4. Membuat Berita Acara Hasil Verifikasi. Dari verifikasi yang telah dilakukan ditemukan fakta-fakta sebagai berikut: 144 1. PT. Permata Hijau Sawit telah mengurus izin pembuangan air limbah kepada Bupati Padang Lawas. Saat berita acara ini ditandatangani, izin sedang di proses. 142 Berita Acara Verifikasi Pelaksanaan Sanksi Administrasi, 6 Mei 2009, hlm. 1. 143 Ibid. 144 Ibid., hlm. 1-2. Universitas Sumatera Utara 2. Telah ada upaya untuk perbaikan kinerja Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL dalam bentuk pengerukan kolam. 3. PT. Permata Hijau Sawit telah mengurus persetujuan pengkajian pemanfaatan air limbah kepada Bupati Padang Lawas izin masih dalam proses, sedangkan untuk pengkajian Pemanfaatan Air Limbah Ketanah telah dilakukan kerja sama dengan pihak Unversitas Sumatera Utara. 4. PT. Permata Hijau Sawit pada saat dilaksanakan verifikasi lapangan masih memanfaatkan sebagian oli untuk dibakar di high presure boiler refinery, sedangkan izin pemanfaatan oli tersebut belum diajukan ke Kementerian Negara Lingkungan Hidup. Selain dimanfaatkan, sebagian oli telah dijual kepada pihak ketiga yang telah mempunyai izin. Dari verifikasi ini juga didapati informasi tentang komitmen perusahaan untuk tidak lagi memanfaatkan oli bekas untuk dibakar pada high presure boiler refinery, dan akan segera menyiapkan bangunan Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 sesuai dengan peraturan perundangan berlaku serta mengurus izin penyimpanan sementara limbah B3 ke Kementerian Negara Lingkungan Hidup. 5. Telah melakukan pencatatan debit air limbah dan pemeriksaan kadar parameter Baku Mutu Air Limbah secara periodik. 6. Masih ditemukannya tumpukan limbah domestik di bantaran sungai serta pembakaran limbah domestik secara terbuka. Universitas Sumatera Utara Dari fakta-fakta tersebut diatas, tim merekomendasikan: 145 1. Agar Pemerintah Daerah Kabupaten Padang Lawas segera menerbitkan izin pembuangan limbah cair yang telah diajukan oleh PT. Permata Hijau Sawit. 2. Agar meningkatkan upaya perbaikan fasilitas IPAL dan segera menyiapkan perencanaan pengelolaan IPAL yang lebih baik. 3. Agar Pemerintah Daerah Kabupaten Padang Lawas segera menerbitkan persetujuan pengkajian pemanfaatan air limbah yang telah diajukan oleh PT. Permata Hijau Sawit bersama dengan pihak Universitas Sumatera Utara untuk segera merealisasikan hasil kajian pemanfaatan air limbah. 4. Agar segera megurus izin tempat penyimpanan sementara limbah B3 ke Kementerian Negara Lingkungan Hidup dan menyiapkan bangunan untuk tempat penyimpanan sementara limbah B3 sesuai dengan keputusan Kepala Bapedal Nomor KEP-01BAPEDAL091995 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun B3. 5. Agar pencatatan debit air limbah dan pemeriksaan kadar parameter Baku Mutu Air Limbah secara periodik tetap dipertahankan. 6. Tidak ada lagi tumpukan limbah domestik di bantaran sungai dan tidak lagi melakukan pembakaran limbah domestik secara terbuka. Disarankan 145 Ibid., hlm. 2-3. Universitas Sumatera Utara agar PT. Permata Hijau Sawit membangun TPSKontainer limbah domestik. Demikian Berita Acara Verifikasi Lapangan ini dibuat dengan sebenar- benarnya pada lokasi pabrik PT. Permata Hijau Sawit Jl. Lintas Sibuhuan- Sosa, Desa Mananti, Kecamatan Hutaraja Tinggi, Kabupaten Padang Lawas, Provinsi Sumatera Utara.

C. Perizinan Dalam Pengelolaan Pabrik Kelapa Sawit PT. Permata Hijau Sawit